Seledri (Apium graveolens) merupakan tanaman sayuran yang umum digunakan sebagai bumbu masakan dan juga memiliki berbagai manfaat kesehatan. Asal-usul tanaman ini diduga telah dikenal 1.000 tahun yang lalu, yaitu sejenis tumbuhan liar asli di dataran Asia. Ada tiga jenis seledri, seledri daun, seledri gagang, dan seledri umbi.
Di Indonesia seledri yang paling dikenal adalah seledri daun. Hampir setiap penduduk mengenal, terkadang mereka menanam di dalam pot atau volibek disekitar rumah. Seledri memiliki aroma dan rasa yang unik.
Batang sayuran ini memiliki tekstur yang garing dan padat, sedangkan biji dan daunnya memiliki aroma yang khas dan sering digunakan sebagai hiasan pada makanan. Seledri juga biasanya digunakan sebagai campuran aneka hidangan, mulai dari salad, tumisan, sup, hingga lalapan.
![]() |
Budidaya Seledri |
Seledri di Indonesia diperkenalkan oleh penjajah Kolonial Belanda. Memang pemanfaatan seledri sudah sejak ribuan tahun lalu. Di Eropa seledri digunakan dari daunnya, gagang, dan umbi. Daun seledri dijadikan bumbu masakan yang berkuah. Seperti gulai pindang, sup, kuah bakso, kuah model, kuah bubur ayam, soto dan masakan kue asin.
Baca juga : Kailan, Sayuran Sehat Bercita Rasa Lezat yang Sering Dikira Sawi Hijau
Bumbu daun seledri bukan hanya penyedap, tapi juga memberikan aroma wangi. Seledri tanaman serba guna, selain sayuran juga masuk dalam klasifikasi tanaman obat. Karena manfaatnya yang tinggi, seledri pun cukup digandrungi di sejumlah negara. Seperti Jepang, Cina, dan Korea.
![]() |
Bunga Seledri |
Seledri adalah salah satu tanaman herba tegak dengan karakteristik yaitu tinggi tanaman sekitar 50 cm dan berbau khas. Batang seledri berbentuk persegi berwana hijau pucat dan bercabang banyak. Bentuk daun.seledri yaitu majemuk.menyirip ganjil dengan.anak daun 3-7 helai. Anak daun.bertangkai yang.panjangnya 1-2,7 cm. Bunga majemuk berbentuk.payung, 8-12 buah, kecil-kecil, berwarna.putih mekar secara.bertahap. Buahnya buah kotak, berbentuk.kerucut, panjang 1-1,5 mm, dan.berwarna hijau kekuningan.
Tanaman seledri dapat tumbuh baik di daerah dengan iklim subtropis pada ketinggian 1.000-1.200 meter di atas permukaan laut, tetapi dapat mentolerir dataran rendah. Tanaman ini juga membutuhkan suhu udara antara 16-21°C dengan kelembaban udara 80-90%.
Selain itu, seledri membutuhkan curah hujan sekitar 60-100 mm per bulan. Meskipun demikian, seledri juga dapat tumbuh di daerah tropis seperti Indonesia, baik di dataran rendah maupun tinggi, dengan kondisi yang sesuai. Seledri membutuhkan sinar matahari penuh, setidaknya enam jam sehari, dengan sedikit naungan di musim panas.
![]() |
Seledri daun (A. graveolens var. secalinum) |
Tanah yang subur dan mampu menahan kelembaban sangat ideal untuk menanam seledri. Seledri membutuhkan drainase yang baik untuk mencegah akar busuk karena terlalu banyak air. Tingkat keasaman tanah yang disukai adalah pH 5,5-6,5.
Baca juga : Leunca, Lalapan Favorit Kaya Antioksidan yang Bermanfaat untuk Kesehatan Tubuh
Sekarang seledri sudah dibudidayakan petani secara luas. Banyak daun seledri dijual di pasar. Boleh disebut kalau seledri sudah menjadi komoditas sayuran yang tidak dapat dipisahkan lagi dari kehidupan masyarakat banyak. Seledri juga mengandung minyak atsiri. Ada juga orang yang alergi seledri, untuk penderita radang ka’al tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi seledri.
![]() |
Seledri tangkai (A. graveolens var. dulce) |
Ada tiga kelompok tanaman seledri yang telah dibudidayakan dan digunakan untukberbagai kebutuhan, yakni seledri daun atau seledri iris (A. graveolens var. secalinum) yang biasa diambil daunnya dan banyak dipakai di masakan Indonesia.
Seledri tangkai (A. graveolens var. dulce) yang tangkai daunnya membesar dan beraroma segar, biasanya dipakai sebagai komponen salad. Seledri umbi (A. graveolens var. rapaceum), yang membentuk umbi di permukaan tanah. Biasanya digunakan dalam sup, dibuat semur, atau schnitzel. Umbi ini kaya provitamin A dan K.
Seledri adalah tumbuhan serbaguna, terutama sebagai sayuran dan obat-obatan. Sebagai sayuran, daun, tangkai daun, dan umbi sebagai campuran sup. Daun juga dipakai sebagai lalap, atau dipotong kecil-kecil lalu ditaburkan di atas sup bakso, soto, macam-macam sup lainnya, atau juga bubur ayam.
Seledri (terutama buahnya) sebagai bahan obat telah disebut-sebut oleh Dioskurides serta Theoprastus dari masa Yunani Klasik dan Romawi sebagai “penyejuk perut”. Veleslavin (1596) memperingatkan agar tidak mengonsumsi seledri terlalu banyak karena dapat mengurangi air susu.
![]() |
Seledri umbi (A. graveolens var. rapaceum) |
Seledri disebut-sebut sebagai sayuran anti-hipertensi. Fungsi lainnya adalah sebagai peluruh (diuretika), anti reumatik serta pembangkit nafsu makan (karminativa). Umbinya memliki khasiat yang mirip dengan daun tetapi digunakan pula sebagai afrodisiaka (pembangkit gairah seksual). Namun, seledri berpotensi menimbulkan alergi pada sejumlah orang yang peka. Penderita radang ka’al tidak dianjurkan mengonsumsinya.
Baca juga : Buncis, Sayuran Hijau yang Kaya Nutrisi dan Manfaat untuk Kesehatan
Aromanya yang khas berasal dari sejumlah komponen mudah menguap dari minyak asiri yang dikandung, paling tinggi pada buahnya yang dikeringkan. Kandungan utamanya adalah butilftalida dan butilidftalida sebagai pembawa aroma utama.
![]() |
Seledri, sayuran pelengkap penambah cita rasa masakan |
Terdapat juga sejumlah flavonoid seperti graveobiosid A (1–2%) dan B (0,1–0,7%), serta senyawa golongan fenol. Komponen lainnya apiin, isokuersitrin, furanokumarin, serta isoimperatorin. Kandungan asam lemak utama adalah asam petroselin (40-60%). Daun dan tangkai daun mengandung steroid seperti stigmasterol dan sitosterol. Berkat kandungan nutrisi dan antioksidan di dalamnya, ada banyak manfaat seledri yang baik untuk kesehatan tubuh.
Yaitu mengontrol berat badan, menjaga kesehatan saluran cerna, memperlancar menstruasi, menyehatkan mata, menurunkan tekanan darah, memelihara kesehatan jantung, mengontrol gula darah, mencegah pikun, mencegah anemia, dan dapat mengurangi risiko terjadinya kanker. Meski daun seledri baik untuk kesehatan, bukan berarti harus mengonsumsinya dalam jumlah banyak. Makan seledri secara berlebihan meningkatkan risiko hiperkalemia karena terlalu banyak kalium di dalam tubuh. (Ramlee)
Sumber : remen.id
Seledri, Sayuran Pelengkap Penambah Cita Rasa Masakan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar