Blog Hobi dan Informasi

Kamis, 03 Oktober 2024

Leunca, Lalapan Favorit Kaya Antioksidan yang Bermanfaat untuk Kesehatan Tubuh



Leunca (Solanium nigrum L) merupakan jenis sayuran indigenous yang tumbuh di daerah tropis dan subtropis. Leunca berasal dari Amerika Selatan dan menyebar luas di benua Afrika, Asia, Amerika Utara serta Oceania. Di Indonesia sendiri leunca dapat ditemukan di beberapa wilayah, yakni di Pulau Jawa, Sumatera, dan Papua.

Sayuran indijenes (indigenous) merupakan sayuran asli daerah yang telah banyak diusahakan dan dikonsumsi sejak zaman dahulu di berbagai lapisan masyarakat di Indonesia. Sayuran indijenes merupakan salah satu sayuran yang dapat diandalkan bagi pemenuhan kebutuhan gizi.

Ini karena sayuran ini merupakan sumber protein, vitamin, mineral, dan serat yang relatif murah juga mudah didapat. Sayuran indijenes juga memiliki beberapa karakteristik yang cukup menjanjikan, diantaranya beradaptasi baik dalam kondisi lingkungan yang relatif beragam. Namun sayuran indijenes di Indonesia belum diusahakan dalam skala luas.

Tanaman leunca mirip dengan tanaman terong

Tumbuhan leunca atau ranti yang dalam bahasa Inggris lebih dikenal dengan black nightshade, telah banyak dikenal di berbagai daerah, terlebih di daerah Jawa Barat. Bagian yang sering dikonsumsi adalah bagian buah dan daun.

Baca juga : Kailan, Sayuran Sehat Bercita Rasa Lezat yang Sering Dikira Sawi Hijau

Umumnya tanaman ini dimanfaatkan masyarakat sebagai sayuran yang dapat dimakan mentah sebagai lalapan maupun sayur. Buah leunca ini mempunyai rasa yang pahit tetapi memberikan rasa sensasi yang segar apabila memakannya.

Takokak berkerabat dengan leunca/ranti

Leunca berkerabat dengan tanaman takokak, kentang, serta terong yang berasal dari famili Solanaceae. Di samping itu, leunca juga memiliki adaptasi yang tinggi terhadap berbagai kondisi lingkungan. Tanaman leunca termasuk ke dalam golongan semak, tingginya mencapai 1,5 m.

Tanaman ini memiliki akar tunggang yang berwarna putih kecoklatan. Batangnya tegak, lunak, berbentuk bulat dan berwarna hijau. Selain itu, memiliki daun tunggal, berbentuk lonjong dengan panjang 5-7,5 cm dan lebar 2,5-3,5 cm.

Tangkai daunnya mempunyai panjang kurang lebih 1 cm, dan berwarna hijau. Pertulangan daunnya menyirip dengan tepian daun yang rata dan ujung meruncing. Memiliki bunga majemuk, berwarna putih dan berbentuk corong. Bunga leunca tumbuh di percabangan, berbulu, dengan panjang tangkai kurang lebih 1,5 cm, dan berwarna hijau pucat.

Benang sari tanaman leunca berwarna putih kehijauan yang berjumlah 5 buah. Kelopaknya mempunyai panjang sekitar 0,3 cm. Mahkotanya lonjong, bentuk corong, dengan panjang kurang lebih 0,4 cm, dan berwarna putih juga.

Bunga tanaman leunca

Buahnya berbentuk bulat, ketika masih muda akan berwarna hijau, sedangkan ketika sudah masak akan berwarna hitam. Buahnya mempunyai biji, bulat pipih, kecil-kecil, dan berwarna putih. Leunca, menyukai habitat yang lembab pada berbagai jenis tanah.

Baca juga : Kubis, Sayur Kaya Serat dan Antioksidan

Seperti tanah kering, berbatu, dangkal, maupun dalam, dan dapat dibudidayakan di daerah agroklimat tropis dan subtropis. Leunca berasal dari Amerika Selatan, namun telah terdistribusi secara luas di Asia, Australia, dan Eropa.

Buah leunca yang telah matang berwarna hitam

Umumnya tanaman leunca mudah ditanam di dataran tinggi maupun rendah. Tanaman ini menyukai daerah beriklim basah, mendapat sinar matahari penuh, dapat ditanam pada semua jenis tanah dengan pH tanah 6-6,5. Tanaman ini sensitif terhadap kekeringan.

Melansir dari berbagai sumber, tanaman ini merupakan salah satu tanaman yang mengandung senyawa antidisentri, antiinflamasi, dan fitoestrogen. Selain itu, buah, daun, dan kulit batang tanaman ini mengandung saponin dan tanin, di samping itu buahnya juga mengandung alkaloida dan daunnya mengandung flavonoida.

Di samping itu, buah leunca juga memiliki kandungan vitamin A dan vitamin C yang sangat baik untuk tubuh. Buah leunca telah digunakan sebagai obat-obatan lebih dari 2.000 tahun yang lalu. Pada beberapa negara tanaman ini telah bermanfaat sebagai bahan obat herbal.

Seperti di negara India, mereka memanfaatkan leunca sebagai obat demam, diare, penyakit mata, dan penyakit jantung. Selain itu, di Jerman leunca oleh warga setempat gunakan sebagai obat tidur untuk anak-anak dan di Amerika sebagai obat cacing serta mengatasi kecanduan alkohol.

Seorang petanis sedang memanen buah leunca, lalapan favorit masakan Sunda

Manfaat buah leunca untuk kesehatan jantung telah menjadi fokus penelitian dalam beberapa tahun terakhir. Buah leunca mengandung berbagai nutrisi dan senyawa aktif yang dapat membantu menjaga kesehatan jantung dan mencegah penyakit kardiovaskular. Manfaat buah ini telah didukung oleh berbagai bukti ilmiah dan studi kasus.

Baca juga : Kangkung, Tanaman Sayur Panganan Sejuta Umat

Para peneliti telah melakukan penelitian untuk menguji khasiat buah leunca dalam meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit. Salah satu studi yang paling terkenal adalah penelitian yang dilakukan oleh Universitas Indonesia. Yang mengkomsumsi buah ini diketahui mengalami peningkatan aktivitas sel pembunuh alami, dan penurunan kadar gula darah puasa.

Kuliner khas Sunda, sambal leunca

Salah satu manfaat utama buah leunca adalah meningkatkan daya tahan tubuh. Hal ini dikarenakan buah ranti mengandung vitamin C yang tinggi. Vitamin C merupakan antioksidan yang berperan penting dalam menjaga sistem kekebalan tubuh agar tetap kuat.

Dengan mengonsumsi buah leunca secara teratur, tubuh akan lebih mampu melawan infeksi dan penyakit. Sayangnya, dari begitu banyaknya manfaat tanaman ini, Indonesia belum memanfaatkannya secara optimal. Masyarakat Indonesia sampai saat ini kerap kali memanfaatkan leunca hanya sebagai lalapan favorit. (Ramlee)


Sumber : remen.id

Leunca, Sayur Lalapan Khas Sunda dengan Segudang Manfaat


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ayam Hutan Merah, Nenek Moyang Ayam Peliharaan Ternyata sangat Pemalu

Ayam Hutan Merah (Gallus gallus) merupakan sejenis burung berukuran sedang, dengan panjang sekitar 78 cm, dari suku Phasianidae. Suku Phasi...