Blog Hobi dan Informasi

Sabtu, 15 Februari 2025

Arya BF Cup Liga DMS Putaran 2, Pemanasan Jelang LDI 2025 #1, Wayang Tirtonadi, dan Kasmaran di Barisa Depan



Lagi-lagi PPDSI Surakarta meramaikan hobi derkuku lewat gelaran Liga DMS Putaran 2 bertajuk Arya BF Cup. Kegiatan yang dihelat pada Minggu, 9 Februari 2025, benar-benar menjadi informasi penting bahwa Pengcab Surakarta tidak pernah libur dalam memenuhi hobi para penggila lomba.

Lapangan Gawanan Colomadu – Karanganyar yang dipilih sebagai lokasi acara, seakan menjadi saksi bisu betapa luar biasanya antusiasme Dekoe Mania Surakarta dalam mendukung kegiatan tersebut. Hal ini terlihat dari penuhnya tiang kerekan yang tersedia di lokasi.

Dalip memberikan piagam pada H. Sunaryanto pemilik Arya BF yang telah mensuport acara ini


Agenda kali ini tetap sama membuka tiga partai. Adapun kelas yang dibuka adalah kelas Senior, Junior, dan Pemula. Kelas yang dilombakan disesuaikan dengan aturan yang sudah ditetapkan oleh induk organisasi. Hanya saja batasan penilaian untuk kelas Junior dan Pemula masih mengikuti aturan yang lama.

Dalip Kumar selaku Ketua Panitia mengatakan bahwa kegiatan ini sebagai wujud keinginan untuk tetap menyemarakkan hobi derkuku di wilayah Solo Raya. “Hari ini Liga DMS kembali kami hadirkan agar rekan-rekan Dekoe Mania Surakarta bisa tetap menyalurkan hobi derkukunya.” ujar Dalip.

Pak Mien dekoe mania senior dan junior “Alvin” putra Agung HP calon penerus juri

Lebih lanjut disampaikan bahwa dengan kegiatan ini akan lebih memberikan semangat kepada dekoe mania agar tetap eksis menekuni hobinya. Hal senada disampaikan Jatmiko, salah satu anggota panitia. “Alhamdulillah, Liga DMS putaran kedua bisa tergelar hari ini, mudah-mudahan bisa terus terlaksana sampai akhir tanpa ada masalah,” jelas Jatmiko.

Liga DMS tahun ini merupakan format baru yang digagas oleh Pengcab Surakarta, dalam mengadakan kegiatan latber di wilayahnya. “Memasuki tahun 2025 ini, yang semula kegiatan Latber Bird Farm Solo Raya kini diubah menjadi Liga DMS,” ujar pemilik Jat BF Solo ini.

Ali Syahbana juri senior DIY (kiri) diantara juri-juri yang bertugas

“Liga DMS ini rencananya akan diseleggarakan setiap bulan dan tentunya juga tetap disupport oleh beberapa peternak ternama di Solo Raya maupun dari luar Solo,” tambah Jatmiko. Untuk putaran pertamanya sendiri sudah dilangsungkan pada bukan Januari kemarin yang juga luar biasa meriahnya.

Format baru ini disambut dengan antusias oleh para dekoe mania. Apalagi bagi para penghobi yang merasa burungnya masih belum bisa mencapai lima warna akan tetap nyaman mengikuti latber di kelas Pemula, karena di kelas ini maksimal hanya sampai empat warna, demikian juga di kelas Junior hanya sampai lima warna.

Agung Sadewa menerima bendera koncer di kelas Senior

“Kelas yang dibuka Pemula, Junior, dan Senior. Sementara untuk kejuaraan khusus di kelas Pemula, kita buat Pemula A juara 1-10 dan Pemula B juara 1-10. Dengan format seperti itu paling tidak memberi kesempatan peserta pemula untuk bisa masuk kejuaraan.”

Gagasan yang diterapkan oleh Pengcab Surakarta ini pun ditanggapi positif oleh para peserta. Terutama yang baru turun ke lapangan. Salah satunya seperti yang diungkapkan oleh Jito pekatik (perawat burung) handal yang kini menangani gaco Aries BF dan Eko Budi (Wakapolsek).

Para pemenang di kelas Senior

Seperti dalam gelaran-gelaran sebelumnya, juri duduk bareng untuk mendengarkan arahan dan sekaligus memberikan pendapat. Agenda breefing berjalan sesuai harapan. Masukan dan saran menjadi topik yang dibahas. Inti dari obrolan ini adalah keinginan untuk menjadikan penjurian yang fair play.

Ali Syahbana juri nasional dari Jogjakarta dan Siswo juri nasional dari Solo memberikan masukan agar kinerja juri tidak selalu disalahkan. “Ada beberapa masukan dari peserta soal penentuan burung, utamanya di kelas Pemula karena adanya aturan baru yang dirasa bisa membuat ada burung yang tidak sesuai kelasnya.”

Tirtonadi persembahkan bendera koncer di kelas Junior untuk Wawan Soba

Bahwasanya saat ini reputasi juri sudah bagus karena diakui mampu menjalankan tugasnya secara fair play, dan itu perlu kiranya dipertahankan. Untuk batasan penilaian di kelas Pemula dan Junior menggunakan aturan sebelumnya, karena ini bukan event sekelas LDI.

“Selama ini saya selalu menekankan pada juri untuk bisa bekerja sesuai aturan, kalau juri bisa menjalankan tugas dengan baik, kinerja juri sudah bagus. Karena acara ini juga sekelas latberan, maka acara ini juga menjadi sarana untuk menambah jam terbang juri-juri muda,” papar Siswo.

Juara-juara kelas Junior

Lebih lanjut disampaikan bahwa apa yang sudah dicapai tersebut melalui proses yang panjang. “Fair play yang sudah kita hasilkan, jangan sampai hilang, memang kadang ujian dan rintangan yang dihadapi tidak ringan, tetapi harus tetap diupayakan,” ungkap Siswo.

Mendung menghiasi langit ketika babak pertama dimulai. Perjuangan peserta untuk bisa mempersembahkan podium juara, berlangsung seru dan lancar. Jago-jago dari Semarang menambah seru persaingan untuk menjadi yang terbaik. Puluhan burung beradu anggung di atas tiang tertinggi.

Eko LMS terima bendera koncer buah prestasi Kasmaran di kelas Pemula

Kenyataan itulah yang berdampak pada persaingan perebutan posisi kejuaraan di masing-masing kelas berlangsung seru dan menegangkan. Cuaca cerah dan berawan mengawal kegiatan dari babak pertama sampai acara usai, semakin menambah tensi jawara yang berada di atas kerekan untuk mempertontonkan kemerduan suaranya.

Empat babak penjurian, juga berlangsung tanpa hambatan. Sampai akhirnya ditetapkan posisi juara. Untuk kelas Senior, podium pertama berhasil diraih Wayang, burung andalan King Kevin, derkuku ternakan Wayang 063 yang dikerek pada nomor 43, setelah berhasil mendapatkan penilaian bendera lima warna empat kali.

Juara di kelas Pemula

Disusul kemudian oleh Bimo andalan H. Sunaryanto, ternakan JNG 201 yang berada di kerekan nomor 41. Bimo sebenarnya mempunyai nilai yang sama dengan sang juara, namun hasil dari rekapitulasi, Wayang lebih unggulan di tonjolan suara tengahnya.

Dan tempat ketiga diraih oleh Ilusi milik K.P. Solo ring LMS 368 yang dikerek pada nomor 44. Ilusi sempat mengguli dua teratas, sayang sekali pada babak kedua mengalami penurunan setelah hanya mendapatkan empat warna sebelum akhirnya kembali meraih lima warna.

Peserta beruntung mendapat doorprize burung dari Arya BF

Di kelas Junior, podium pertama berhasil menjadi milik Tirtonadi amunisi Wawan Solo Baru, produk ternak B2W 2190 yang menempati nomor kerekan 16. Tempat kedua diraih Lampion besutan Eko LMS, ternakan LMS 778 yang berada di nomor kerekan 22. Dan tempat ketiga dimenangkan Setyaki debutan H. Sunaryanto, ternakan Arya 55 yang berada di nomor kerekan 17.

Podium juara di kelas Pemula dimenangkan oleh Kasmaran, debutan Jose, derkuku ternakan LMS 511 yang menempati nomor gantangan 52. Disusul kemudian Pendowo ring B2W 2680 andalan Maxuz BF Semarang, yang dikerek pada tiang 78 di posisi kedua. Tempat ketiga diraih oleh Setyoko ring Arya 88 orbitan H. Sunaryanto.

Kapolsek Jumantono AKP Eko Budi Hartono dengan bangga menenteng gaconya…mantap

Kapolsek Jumantono AKP Eko Budi Hartono, sempat ketar-ketir dan rada pesimis melihat burungnya tidak bekerja sesuai harapan. Namun setelah matahari muncul dengan rasa sedikit menyengat burungnya pun mampu tampil gacor. “Alhamdulillah, dapat juara 1 dan 4 di kelas Pemula B,” seru Eko Budi dengan raut muka yang sumringah.” (Ramlee/Jat)







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Gadung, Umbi Beracunnya Dapat Menjadi Sumber Pangan Alternatif yang Menyehatkan

Gadung (Dioscorea hispida) adalah sejenis tumbuhan berumbi dari suku uwi-uwian (Dioscoreaceae) yang tumbuh subur di daerah beriklim tropis....