Jumat, 31 Oktober 2025

Musang, Mamalia Menggemaskan yang Memiliki Peran Penting dalam Ekosistem



Musang merupakan kelompok mamalia nokturnal dengan tubuh panjang dan ramping, sebagian besar dari keluarga Viverridae, yang hidup di Asia dan Afrika. Musang cenderung bertubuh kecil dengan kaki gelap dan ekor yang panjang berwarna hitam. Beberapa jenis musang memiliki corak dan bercak putih.

Jenis musang bervariasi, dari yang kecil seperti musang luwak hingga yang lebih besar seperti musang bulan, dan umumnya omnivora (pemakan segala). Memakan buah-buahan, daging, dan serangga. Kebiasaan makan Musang yang fleksibel membuat Musang bisa bertahan hidup di berbagai habitat, mulai dari hutan hingga perkotaan.

Musang termasuk satwa soliter dan tidak hidup dalam koloni. Satwa ini memiliki kebiasaan menandai daerah teritorialnya. Dengan cara mengeluarkan bau-bauan tertentu. Dan respons penciuman terhadap sekresi kelenjar perineum, urine, atau kotoran berbeda antara musang jantan dan betina.

Musang Air (Cynogale bennettii)


Aktivitas menandai daerah teritorial dilakukan oleh musang dengan cara menggosokkan kelenjar perineum di suatu objek dan meninggalkan sekresi berupa aroma khas pada objek tersebut. Musang dikenal karena kemampuannya memanjat, beradaptasi di berbagai habitat, dan bisa mengeluarkan aroma khas saat terancam.

Baca juga : Musang Luwak, Mamalia Liar Penghasil Kopi Termahal di Dunia

Kebanyakan Musang merupakan hewan malam yang juga pemanjat yang ulung. Musang yang paling dikenal dari jenisnya adalah musang luwak (Paradoxurus hermaphrodites) yang biasa hidup di sekitar pemukiman manusia. Di habitat alaminya, musang cenderung menghabiskan waktu di atas pepohonan alias arboreal.

Musang Akar (Arctogalidia trivirgata)


Pola hidup arboreal ini didukung oleh keahlian musang dalam memanjat pepohonan. Aslinya, musang merupakan satwa nokturnal yang aktif mencari makan pada malam hari, sekitar pukul 18.00 hingga 04.00. Sebagai hewan nokturnal, musang memiliki kemampuan pendengaran dan penglihatan yang sangat baik.

Saat malam hari, Musang akan pergi berkeliling untuk mencari makan dan kembali ke tempat tinggalnya atau mencari tempat yang nyaman ketika fajar sudah mulai terbit. Namun, pola hidup musang akan berubah jika telah didomestikasi atau dijinakkan. Musang akan aktif di siang hari dan tidur ketika malam hari.

Musang Galing (Paguma larvata)


Musang adalah hewan pengumpul dan pemburu. Satwa ini mirip dengan kucing yang sering mengintai mangsa dari tempat persembunyian, kemudian jika sudah siap maka musang akan menerkamnya. Musang juga pergi dari pohon ke pohon untuk mencari buah atau menggali tanah untuk mencari cacing.

Pola makan musang sangat bervariasi tergantung pada spesiesnya dan ketersediaan makanan di lingkungannya. Sebagian besar musang adalah omnivora, yang berarti mereka memakan berbagai jenis makanan, termasuk buah-buahan, serangga, hewan pengerat, burung, dan telur.

Beberapa spesies musang juga dikenal sebagai pemakan bangkai, yang membantu membersihkan lingkungan dari sisa-sisa hewan mati. Uniknya, meskipun diletakkan dalam ordo karnivora, musang sesungguhnya merupakan omnivora. Bahkan, musang pandan dikategorikan sebagai herbivora.

Musang adalah satwa pemanjat yang ahli dengan dibantu oleh cakar dan kaki belakang yang dapat menggenggam dengan kuat. Namun, karena ekornya yang tidak dapat memegang atau melingkar pada dahan pohon menjadikannya kurang gesit.

Musang Luwak (Paradoxurus hermaphroditus)


Oleh karena itu, hewan ini bergerak lebih lambat dan perlu memegang dahan untuk berpindah dari pohon ke pohon dibandingkan dengan cara melompat. Pada umumnya, musang melindungi diri dengan menggigit, mencakar, bersembunyi, naik ke pohon atau lubang tanah Jika musuhnya sudah pergi, musang akan pergi ke tempat lain.

Baca juga : Musang Air, Hewan Nokturnal Semi Akuatik yang Lihai Berburu Ikan dan Memanjat Pohon

Musang lebih umum dijumpai di wilayah beriklim tropis dengan tingkat kelembapan tinggi, karena kondisi tersebut mendukung keberlangsungan hidup satwa ini. Musang juga mampu beradaptasi dengan berbagai lingkungan, mulai dari hutan alami hingga lahan pertanian yang lebih terbuka, juga dikota yang masih terdapat vegetasi pohon besar.

Musang Rase (Viverra tangalunga)


Satu hal yang sangat menarik dari berbagai kelebihan musang adalah kemampuan indera penciumannya yang kuat. Indera penciuman yang dimiliki musang seolah menjadi satu hal penting untuk membantu hewan tersebut dalam bertahan hidup, menghindari predator, hingga mencari makanan yang diperlukan.

Indera penciuman yang dimiliki musang bisa membantu mereka untuk mengenali berbagai aroma dari jarak jauh, sehingga menjadi salah satu alasan mengapa mereka sering ditemukan di dekat sumber makanan, seperti ladang atau tempat makan. Selain itu, kemampuan indera penciumannya membantu musang dalam menghindari ancaman.

Musang Tenggalung (Viverra tangalunga)


Indra pendengaran musang juga sangat baik, memungkinkan mereka untuk mendengar suara-suara kecil di lingkungan sekitarnya. Penglihatan musang tidak sebaik indra penciuman dan pendengarannya, tetapi mereka masih dapat melihat dengan cukup baik dalam kondisi cahaya redup.

Musang memiliki perilaku sosial yang bervariasi. Beberapa spesies musang hidup soliter, sementara spesies lain hidup dalam kelompok kecil yang terdiri dari beberapa individu. Kelompok musang biasanya terdiri dari induk betina dan anak-anaknya.

Musang berkomunikasi satu sama lain menggunakan berbagai jenis suara, bau, dan bahasa tubuh. Kemampuan musang dalam berkomunikasi dianggap sengat unik dan menarik, apalagi dengan suaranya yang bervariasi yang memiliki makna berbeda. Musang bisa berkomunikasi dengan cara mendengus, menggeram, hingga mendesis.

Setiap suara memiliki arti berbeda, seperti untuk menunjukkan kewaspadaan, menandai wilayah, hingga berkomunikasi dengan anak-anaknya. Ini merupakan bentuk komunikasi sosial yang sangat penting di antara musang dan kawanannya.

Musang Zebra (Hemigalus Derbyanus)


Salah satu ciri khas musang adalah pola warna bulunya. Banyak spesies musang memiliki pola belang atau bintik-bintik yang membantu mereka berkamuflase di habitat alaminya. Warna bulu musang juga bervariasi, mulai dari coklat, abu-abu, hingga hitam. Beberapa spesies bahkan memiliki warna yang lebih mencolok, seperti kuning atau oranye.

Baca juga : Musang Sulawesi, Mamalia Karnivora Pemalu Hidup Nokturnal Soliter di Hutan Sulawesi

Selain pola warna bulu, bentuk kepala dan moncong musang juga menjadi ciri pembeda. Musang umumnya memiliki kepala yang kecil dengan moncong yang runcing. Gigi musang juga disesuaikan dengan pola makannya yang omnivora, terdiri dari gigi seri, gigi taring, dan gigi geraham yang memungkinkan mereka untuk memakan berbagai jenis makanan.

Binturong (Arctictis binturong)


Musang memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Sebagai pemangsa, musang membantu mengendalikan populasi hewan pengerat dan serangga, yang dapat menjadi hama bagi tanaman pertanian. Musang juga berperan sebagai penyebar biji tanaman, karena mereka memakan buah-buahan dan kemudian mengeluarkan bijinya melalui fesesnya.

Keberadaan musang juga dapat menjadi indikator kesehatan lingkungan. Jika populasi musang menurun di suatu wilayah, hal ini dapat menjadi pertanda bahwa lingkungan tersebut mengalami kerusakan atau pencemaran. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kelestarian habitat musang agar mereka dapat terus menjalankan perannya dalam ekosistem.

Musang galing (Paguma larvata)


Namun, di beberapa wilayah, musang juga dapat dianggap sebagai hama. Musang dapat merusak tanaman pertanian, mencuri ternak, dan menyebarkan penyakit. Oleh karena itu, perlu adanya pengelolaan populasi musang yang bijaksana untuk meminimalkan dampak negatifnya terhadap manusia.

Keberadaan musang di alam liar perlu dijaga kelestariannya agar mereka dapat terus menjalankan perannya dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Upaya konservasi yang komprehensif dan berkelanjutan diperlukan untuk melindungi populasi musang dari berbagai ancaman, terutama akibat aktivitas manusia. (Ramlee)


Sumber : remen.id

Musang, Mamalia Nokturnal yang Adaptif


Minggu, 26 Oktober 2025

Gelatik Timor, Si Cantik dari Nusa Tenggara Timur Berkerabat Dekat dengan Gelatik Jawa



Gelatik Timor (Padda fuscata) merupakan satu-satunya spesies di Indonesia yang memiliki hubungan kekerabatan paling dekat dengan Gelatik Jawa (Padda oryzivora). Burung Gelatik Timor merupakan satwa endemik yang dijumpai hidup terbatas di Nusa Tenggara Timur.

Burung Gelatik Timor merupakan satwa endemik yang hanya ditemukan hidup di wilayah Nusa Tenggara Timur, meliputi Pulau Timor, Pulau Roti, dan Pulau Semau. Di dunia Internasional burung Gelatik Timor ini dikenal sebagai Timor Sparrow.

Gelatik Jawa


Gelatik Timor dikenali sebagai burung hias di seluruh dunia, tetapi terancam punah akibat hilangnya habitat dan perburuan. Burung Gelatik Timor ini ternyata sudah lama dipelihara dan diternakkan di Eropa dan Amerika Serikat.

Baca juga : Gelatik Jawa, Dahulu Dianggap Hama Kini Terancam Punah

Sayangnya, masyarakat di Indonesia selaku pemilik plasma nutfah burung Gelatik Timor ini, malah jarang memikirkan upaya penangkarannya. Untuk memenuhi permintaan penghobi burung hias, para pedagang mengambilnya langsung dari alam.

Gelatik Timor kerabat dekat Gelatik Jawa


Postur tubuh burung Gelatik Timor relatif lebih kecil dibandingkan dengan postur tubuh Gelatik Jawa. Dimana Gelatik Timor mempunyai panjang tubuh sekitar 12-14 cm. Meskipun ukuran tubuhnya lebih kecil, Gelatik Timor memiliki banyak kemiripan dengan Gelatik Jawa.

Burung Gelatik Timor mempunyai ciri khas tudung kepala dan tenggorokan berwarna hitam, serta pipi putih, sehingga terlihat mencolok. Leher dan dada bagian atas cokelat, perut sampai bagian tunggir putih, serta paruh dan kaki abu-abu.

Kawanan Gelatik Timor di alam liar


Burung Gelatik Timor usia remaja mempunyai warna bulu alis kuning tua samar, tenggorokan putih, serta corak wajah lebih sedikit. Selain posturnya yang lebih kecil dibandingkan Gelatik Jawa, burung eksotis ini memiliki paruh kelabu keperakan, sedangkan Gelatik Jawa memiliki paruh merah muda.

Baca juga : Gelatik Wingko, Burung Pemakan Serangga Bertubuh Mungil dengan Suara Memikat Hati

Burung ini biasanya menghuni savana, padang penggembalaan yang pohonnya jarang, semak, dan lahan budidaya di dataran rendah sampai perbukitan dengan ketinggian 720 meter dari permukaan laut (dpl). Burung Gelatik Timor menyukai daerah terbuka dengan banyak rerumputan dan dekat aliran air. Burung ini sangat menghindari hutan lebat.

Seekor Gelatik Timor yang tengah mencari makanan


Umumnya Gelatik Timor terlihat sendirian, atau dalam kelompok kecil sampai 5 individu. Kawanan Gelatik Timor bisa terlihat 30-50 ekor walau kadang-kadang dijumpai rombongan sampai ratusan atau ribuan. Namun, sesekali terlihat pula bergabung dengan burung pemakan biji-bijian lain saat mencari makanan.

Burung Gelatik Timor mencari makanan di permukaan rumput, pepohonan berbiji kecil, sawah padi, vegetasi di tepi sungai, dan hutan ekaliptus. Rangkaian ocehan “chip.. chip.. chip.. chip… – chip.. chip.. chip…” yang cepat atau tidak beraturan ketika bernyanyi dalam kelompoknya.

Gelatik Timor lebih menyukai daerah terbuka


Meski tidak begitu populer di kalangan kicau mania Indonesia, keberadaan burung gelatik timor kini makin terancam punah akibat keterbatasan lahan untuk berkembang biak dan penggunaan pestisida berlebih di persawahan. Akikabtnya, burung ini kesulitan mencari sumber makanan dan persedian air layak minum.

Baca juga : Burung Gereja, Salah Satu Jenis Pipit Kecil yang Tidak Takut Manusia

Di Indonesia, sebagian besar burung Gelatik Timor yang dipelihara berasal dari tangkapan hutan yang masih liar. Sebab belum ada catatan akurat mengenai penghobi yang sukses menangkarkan burung ini. Kalaupun ada, tentu jumlahnya masih bisa dihitung dengan jari.

Gelatik Timor yang kian terancam keberadaannya


Burung Gelatik Timor sudah termasuk dalam daftar merah Badan Konservasi Internasional (IUCN), dengan status Hampir Terancam (NT). Tidak ada cara lain untuk menyelamatkannya, kecuali mengurangi angka perburuan di alam liar, sekaligus berupaya menangkarnya. Dengan demikian, upaya penangkaran harus lebih digiatkan dan menghentikan perburuan liar. (Ramlee)


Sumber : remen.id

Gelatik Timor, Burung Endemik Nusa Tenggara Timur yang Kian Terancam


Sabtu, 25 Oktober 2025

Latber Puter Pelung AG BF Bangkalan, Prabu Sakti Finish Terdepan



Kwok mania Bangkalan Madura sampai saat ini masih menunjukkan eksistensinya di dunia hobi burung puter pelung. Gelaran demi gelaran menjadi agenda yang tidak pernah terlewatkan. Acara paling anyar adalah Latber Puter Pelung AG BF menjadi kegiatan yang dilaksanakan pada Minggu, 19 Oktober 2025 di Gantangan AG BF Bangkalan Jl Pertahanan No. 191 Bancaran – Bangkalan.

“Minggu, tanggal 19 Oktober 2025 kemarin adalah gawe AG BF Bangkalan yang dikomandani oleh H. Alif M. Nur selalu pemilik dari AG BF Bangkalan. Kegiatan ini sudah menjadi agenda rutin tiap bulan untuk,” terang Usriyadi, salah satu penggiat hobi puter pelung di Blega.


Kwok mania Bangkalan tengah menyiapkan gacoannya


Lebih lanjut disampaikan bahwa setiap waktu harus ada latihan walaupun kalibernya kecil. “Kami berusaha untuk terus mengadakan kegiatan sekecil apapun, yang penting hobi puter pelung di Bangkalan tetap tersalurkan dengan baik,” ujar H. Alif M. Nur.

Pria yang juga aktif mengikuti lomba-lomba besar tersebut terus berusaha mengadakan kegiatan di Bangkalan – Madura. Agenda seperti ini dinilai penting karena akan menjadi acuan ke depan untuk memberikan pengertian penilaian pada kwok mania.


Uang pendaftaran tidak terlalu mahal, pemenang mendapatkan piala, piagam, dan sembako


Setidaknya dengan kegiatan seperti ini diharapkan bisa untuk melatih kemampuan burung-burung para penghobi, sehingga bisa menakar sampai sejauh mana kualitas anggung burung yang telah disiapkan dengan lebih baik. Apalagi saat ini agenda serupa dinilai sangat minim terselenggara.

Untuk itulah H. Alif tetap bersemangat mengadakan lomba seperti ini. “Kita harus bisa terus adakan karena dengan kegiatan-kegiatan kecil seperti ini maka semangat masyarakat untuk menekuni hobi puter pelung akan semakin berkembang dan meningkat,” ungkap H. Alif.


Puluhan burung bersiap menjadi yang terbaik


Kondisi inilah yang membuat frekuensi kegiatan kecil semacam latber harus ditingkatkan. Dengan melalui kegiatan seperti Latber atapun kegiatan kecil lain dapat menghasilkan burung-burung berkualitas yang mumpuni dan menumbuhkan semangat puter pelung mania untuk terus eksis.

“Semua yang besar berawal dari hal-hal kecil, makanya kami komitmen untuk menjadikan Bangkalan sebagai daerah yang akan memiliki puter pelung mania lebih banyak lagi,” harap H. Alif. markas Ag BF yang telah dilengkapi gantangan menjadi lokasi yang dipilih untuk kegiatan kali ini.


Suasana penjurian sangat tenang


Peserta yang datang terbilang lumayan banyak meskipun berbarengan dengan kerapan sapi Piala Presiden dan mayoritas yang mengikuti kegiatan adalah para pendatang baru. “Kami memang bertujuan untuk memberikan semangat kepada puter pelung mania pendatang baru agar mau menekuni dan eksis menekuni hobi,” tambah H. Alif.

Seperti pada penyelenggaraan Latber sebelumnya, panitia hanya membuka satu kelas saja yakni kelas Bebas. “Kami memang hanya membua satu kelas. Hal ini menyesuaikan dengan kondisi lapangan yang saat ini,” terang H. Alif.


H. Alif bersama para juara


Setidaknya dengan kegiatan rutin ini akan semakin memberikan tambahan pengetahuan pada kwok mania untuk lebih betul-betul mengerti tentang penjurian lomba puter pelung. Ini penting dilakukan ketika nanti mereka berlomba ke luar wilayah. Meski hanya sebatas dari wilayah sekitar Bangkalan, namun penyelenggaraan berlangsung meriah.

Cuaca cerah dan cenderung panas, mengawal acara dari awal hingga akhir. Empat babak penjurian dengan durasi waktu dua babak 20 menit dan dua babak berikutnya 15 menit juga berlangsung lancar dan sukses. Dari awal babak 1 sampai 4 gantangan no 11,12, dan 23 menampilkan suara terbaiknya disusul gantangan 7 dan 18.



Gantangan 11 dan 23 sempurna mendapatkan bendera 4 warna sepanjang 4 babak sedangkan gantangan 18 dan 7 pada babak terahir hanya mendapatkan 3 warna di babak ke empat. Sampai akhirnya ditentukan posisi kejuaraan. Juara pertama berhasil diraih Prabu Sakti ring Joko Tingkir 25, amunisi Samsul dari Ketapang, yang menempati gantangan nomor 23.

Disusul kemudian oleh Labubu andalan Usriyadi Blega, produk Joko Selor 040 yang berada di nomor gantangan 11 sebagai peraih juara kedua. Dan tempat ketiga dimenangkan Lenyeng orbitan ATM BF Bangkalan, puter pelung ternakan ATM 25 yang menempati nomor gantangan 12. (Ramlee/AG)


Jumat, 24 Oktober 2025

Kopi Hitam Situbondo Gelar Kades Cup 2 Curah Jeru, Podium Juara Milik Fatamorgana Bintang dan Avatar



Minggu, 12 Oktober 2025 bertempat di Gantangan Peshona Block T Ds. Curah Jeru Barat, terlihat beberapa puter pelung mania hadir untuk memenuhi undangan panitia Lomba Seni Suara Alam Burung Puter Pelung bertema Kades Cup 2 Curah Jeru 2025. Kegiatan hasil kerjasama antara Kopi Hitam dan Pengcab PPPPSI Situbondo, yang didukung penuh Kades Curah Jeru Sandi Spd Sd.

Dari data panitia, peserta yang hadir meramaikan berasal dari Madura, Surabaya, dan daerah-daerah di Tapal Kuda, seperti, Lumajang, Jember, Probolinggo, Bondowoso, dan Situbondo sendiri tentunya selaku tuan rumah. Gelaran ini juga dimaksudkan untuk memperingati Hari Kesaktian Pancasila.

Kades Curah Jeru Sandi Spd Sd memberikan dukungan penuh kegiatan positif seperti ini. “Kami akan mendukung setiap kegiatan positif, termasuk juga untuk lomba puter pelung hari ini,” ujar Sandi Spd Sd. Setiap kegiatan yang sifatnya positif akan tentu mendapatkan dukungan.


Ahmad Yani Ketua Panitia memberkan kata sambutan sebelum acara dimulai


“Saya atas nama panitia Kades Cup 2 Curah Jeru dan komunitas puter pelung di Situbondo mengucapkan terima kasih kepada Kades Curah Jeru Bapak Sandi Spd Sd yang telah memberikan support penuh,” jelas Ahmad Yani. Dengan dukungan seperti ini maka diharapkan hobi puter pelung akan tetap mendapatkan tempat untuk terus eksis.

“Saya sampaikan juga terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan perhatian dan support, sehingga kami bisa melaksanakan kegiatan ini,” sambung pria yang lebih dikenal dengan sapaan Yayan, sekaligus ketua Kopi Hitam.


Juri dan segenap panitia berfoto bersama


Pemilik Y2N BF itu juga memberikan apresiasi kepada peserta yang telah hadir. “Saya mengucapkan terima kasih atas kehadiran, perhatian, dan kerjasama yang telah diberikan rekan-rekan peserta. Mudah-mudahan adanya gelaran ini bisa menjadikan hobi puter pelung lebih semarak lagi,” tutur Yayan.

Permintaan ma’af juga disampaikan, jika selama acara, ada hal-hal yang kurang berkenan. “Kami dari panitia sudah melakukan upaya terbaik untuk bisa memberikan suguhan yang baik pula. Apabila ada yang kurang berkenan, maka kami menyampaikan permintaan ma’af,” ungkap Yayan lagi.

Event nasional sekaligus sebagai ajang silaturahmi penghobi dan penggila lomba puter pelung di Jawa Timur tersebut berjalan sukses dan meriah. Apalagi nama-nama yang kerap menghiasi daftar teratas kejuaraan nasional juga ikut hadir, seperti H. Alif AG BF dari Bangkalan dan Abd. Latif dari Surabaya. Hadir juga para pegantang senior Team Gelung (Reng Dheje) dan Gerbong Maut Bondowoso.

Panitia juga menghadirkan dua juri Nasional Jawa Timur yakni Bekti dan Yoga. Kehadiran juri-juri ini diharapkan agar lomba berjalan lebih berkualitas khususnya di penilaian. “Kita berharap juri-juri nasional ini juga bisa memberikan pelajaran secara langsung terkait penjurian di wilayah Tapal Kuda ini,” jelas Yayan.


Suasana penjurian tanpa teriak


Panitia berusaha memberikan suguhan terbaik bagi para mania yang hadir. Setiap peserta disuguhi oleh makan siang, ada petugas yang melayani peserta dengan ramah. Begitu juga dengan aneka doorprize yang menarik telah disiapkan oleh panitia. Doorprize ini diperebutkan bagi peserta yang beruntung dengan cara diundi.

Tempat pelaksanaan event pun terasa begitu representatif dengan lahan parkir luas yang mampu menampung kendaraan para peserta dari luar daerah. Suasananya juga sangat nyaman, sunyi, rindang, dan sejuk, dengan begitu gaco-gaco yang telah disiapkan dengan baik oleh para kwok mania dapat bekerja maksimal.


Penggila lomba menikmati jalannya acara hingga selesai


Sejak pagi cuaca begitu cerah. Para gaco yang turun di tiga kelas yang dibuka diharapkan dapat menunjukkan anggungannya di gantangan. Suasana sangat nyaman serta mendukung semangat pegantang menikmati jalannya acara. Panitia membuka tiga kelas, yakni kelas Pemula, kelas Utama, dan kelas Bintang.

Pada event ini, penilaian hanya selama tiga babak yang dimulai dari kelas Utama, kemudian kelas Pemula, dan terakhir kelas Bintang. Bekti selaku Koordinator Juri, meminta kepada semua peserta untuk tidak berteriak menyebut nomer gantangan. Karena tindakan tersebut justru dapat mengganggu kinerja juri.

Mengingat suara burung puter pelung tidak sekeras burung anggungan yang lain. Apabila ketentuan ini dilanggar akan mengakibatkan burung yang diteriakkan akan dikenai sangsi diskualifikasi. Hal ini juga dimaksudkan agar semua dapat menikmati jalannya lomba.

Perebutan posisi kejuaraan berlangsung seru dan menegangkan. Untuk kelas Utama, podium pertama berhasil menjadi milik Bintang amunisi TW Jakarta, puter pelung produk ternak AG 20 yang dikerek pada nomor 20. Beberapa burung milik TW lainnya mendominasi daftar juara di kelas Utama ini.


Juara di kelas Bintang


Posisi kedua direbut Rahayu andalan Slamet Situbondo, puter pelung bergelang Arjuna 18 yang ada di gantangan 19. Dan tempat ketiga dimenangkan Sendur Madura gaco TW Jakarta lainnya, burung puter pelung bergelang AG 700 yang ada di nomor gantangan 22.

Yang berhak menjadi juara pertama di kelas Pemula adalah Avatar burung debutan Agus Prasaja Probolinggo dengan ring MS Pro 256 yang digantang pada nomor 16. Disusul kemudian di tempat kedua ada Mawar Hitam ring Nyak 54 besutan Riyan JKF Bondowoso yang ada di gantangan 10. Untuk tempat ketiga diraih Pengkor milik H. Ichwanto Bondowoso ring TM 525 di gantangan 22.


Juara di kelas Pemula


Memasuki sesi laga Bintang, atmosfir persaingan terasa memanas. Semua menyiapkan gaco-gaconya sebaik mungkin. Di kelas Bintang ini Fatamorgana milik Fery Sidoarjo mampu tampil gemilang. Sempat kedodoran di sesi pertama dengan hanya menduduki posisi ketujuh. Fatamorgana bergelang FR 08 di gantangan 24 kembali menunjukkan kualitas suara dan kinerjanya dengan menyabet puncak podium.

Posisi kedua direbut Rahayu milik Slamet Situbondo yang ada di gantangan nomer 21 yang sempat menempel ketat sang juara. Sedangkan juara ketiga diraih Raja Tega milik Danu Pesona Situbondo. “Saya atas nama panitia serta mewakili tim juri yang bertugas, mengucapkan banyak terima kasih kepada semua peserta yang sudah hadir ikut mensukseskan gelaran ini. Mohon ma’af, jika di sepanjang acara masih banyak kekurangan,” tutup panitia. (Ramlee/Yan)





Kamis, 23 Oktober 2025

Liga DMS #5 TKL BF, Sentiaki Setyaki dan Kasmaran Sukses Meraih Poin Penuh



Pengcab PPDSI Surakarta kembali menyelengarakan Liga DMS. Kali ini merupakan putaran yang ke-lima, event bertajuk TKL BF Cup masih menempati lokasi yang sama dengan gelaran putaran sebelumnya, yakni di Lapangan Gawanan Colomadu, Karangayar. Acara berlangsung sukses dan lancar.

TKL BF merupakan farm derkuku ternama dari Tulungagung Jawa Timur yang telah lama hadir dalam kegiatan-kegiatan derkuku di tanah air. Hasil kandangnya pun telah menyebar kemana-mana dengan kualitas yang tidak diragukan lagi.

“Puji syukur, kami bisa menggelar jadwal Liga DMS dengan lancar dan sukses,” terang Agung Cahyanto selaku Ketua Pengcab PPDSI Surakarta. “Hari ini adalah kegiatan yang kelima kalinya.” Disampaikan juga bahwa kegiatan ini adalah bentuk eksistensi DMS dalam mendukung semarak hobi derkuku.


Bambang Pemilik TKL BF berfoto bersama juri yang bertugas


“Kami adalah bagian dari hobi derkuku di Solo. Liga DMS ini adalah satu diantara program yang sudah kami laksanakan dengan tujuan agar hobi derkuku di sini semakin semarak,” sambung pemilik Sadewa ini. Meski kegiatan di Solo dan luar kota terbilang padat, namun tidak sampai mengurangi antusias peserta untuk mengikuti kegiatan.

DMS sepertinya memiliki massa sendiri, sehingga setiap kali ada kegiatan, maka peserta akan antusias mengikuti event mereka. “Selama ini kami berusaha menjaga silaturahmi dan kekompakan diantara peserta, pengurus, dan juga peserta,” ujar Jatmiko salah satu panitia.


Fariq, dekoe mania cilik yang menaikkan sendiri burung gacoannya


Semua dilakukan dengan tujuan agar agenda DMS selalu mendapatkan dukungan. Terlebih agenda DMS bukanlah semata-mata hanya milik dekoe mania yang ada di sekitaran Solo Raya. ”Liga DMS yang telah bergulir tidak hanya semata – mata milik anggota DMS saja, tetapi terbuka untuk siapa saja,” lanjut Jatmiko.

“Seperti halnya kegiatan DMS yang sudah berlangsung mendapat dukungan dari Dago BF Bandung, NW BF Bogor, dan kemarin TKL dari Tulungagung,” jelas pemilik Jat BF. Hal ini tentunya perlu diapresiasi. Setiap gelaran latber ataupun putaran liga tentunya butuh suport dari berbagai PengCab daerah.


Liga DMS #5 TKL BF berjalan semarak


Lebih lanjut disampaikan oleh Kumar Dalip bahwa kegiatan ini sebagai wujud kebersamaan yang harus selalu terjaga dengan baik antara pihak Pengcab dan Komunitas. “Liga ini merupakan program yang telah dirancang dengan baik oleh Pengcab Surakarta,” ujar Dalip yang juga seorang juri Nasional.

Dengan cara seperti inilah, diharapkan perkembangan hobi derkuku akan bisa berkembang lebih baik. Liga DMS kali ini dihadiri tiga blok peserta dari Solo Raya dan ditambah dekoe mania dari Tulungagung yang tergabung dalam Tim TGR.


Peserta dengan cermat memantau gacoannya


Totok dari TGR saat ditemui mengungkapkan sebetulnya kemarin belum ada ada rencana mau datang ke Solo tetapi setelah menyadari bahwa dekoe mania yang ada di Solo juga masih saudara sendiri, niatan itu akhirnya timbul.

“Weh iki Solo kan dulor dewe mosok gak teko yak opo rek,” ungkap Totok dengan penuh semangat. Tak ayal kehadiran Tim TGR dari Tulungagung membuat peserta lain merasa tertantang. Karena burung-burung dari Tulungagung mempunyai prestasi bagus dan terbiasa berada di daftar kejuaraan.


Koncer kelas Senior


Juara kelas Senior


Sukses pelaksanaan Liga DMS seakan menjadi pembuktian bahwa dukungan dekoe mania terhadap gelaran ini sangat baik. Konsistensi panitia terhadap penyelenggaraan kegiatan, menjadi salah satu faktor penentu. Kepercayaan dekoe mania terhadap kegiatan ini bisa dikatakan bagus.

Ada tiga blok disiapkan oleh panitia. Peserta datang selain dari Solo Raya juga datang dari Purworejo, Semarang, dan Tulungagung. Yang cukup menarik perhatian adalah hadirnya Fariq penggantang cilik anak Irul Pak Tani BF. Bisa dikatakan Irul adalah peserta paling muda karena masih kelas 2 SD. Ternyata Irul telah menularkan hobi ke anak kandungnya dengan mengajak ke arena lomba.


Koncer kelas Junior


Juara kelas Junior


Bahkan Irul harus mengerek sangkarnya sendiri. Dengan teriakan khas aba-aba komando dari ayahnya Komandan Irul, Irul mengerek gacoannya pelan-pelan. “Ayo le… terus tarik sampe atas …dah stop …talinya ikatkan yang kuat,” teriak Irul.

Cuaca cerah dan cenderung panas, ditambah dengan hembusan angin memberikan fenomena tersendiri. Para jawara yang ada di atas tiang gantangan harus memaksimalkan kondisi yang ada agar bisa mendapatkan penilaian terbaik dari para juri.


Koncer untuk juara di kelas Pemula


Juara Pemula A


Juara Pemula B


Jalannya penilaian berjalan lancar, peserta terlihat lebih tenang. Tidak banyak teriakan yang terdengar. Semua mengikuti proses penjurian dengan lebih banyak diam, meski sesekali terdengar suara, namun itu tidak terlalu berarti.

Empat babak penjurian berlangsung dan akhirnya ditentukan posisi kejuaraan. Untuk podium pertama di kelas Senior berhasil menjadi milik Sentiaki amunisi N3 BF Tulungagung, derkuku ternakan N3 436 yang dikerek pada nomor 150 berkat raihan bendera empat warna pada babak pertama dan lima warna pada tiga babak berikutnya.


Fariq menerima tropy dari Agung cahyanto


Posisi kedua ditempati Oscar andalan NSK Solo, derkuku bergelang TKL 2597 yang menempati nomor kerekan 41. Tempat ketiga dimenangkan Khasantuko gaco Wawan Soba Solo, burung bergelang B2W 3467 yang dikerek pada nomor 45. Kedua burung sejatinya mendapatkan nilai yang sama, namun ada kelebihan yang membuat harus dibedakan posisi juaranya.

Untuk podium pertama kelas Junior, berhasil menjadi milik Setyaki, amunisi H. Sunaryanto Solo, derkuku bergelang Arya 55 yang dikerek pada nomor 19. Tempat kedua dihuni Tirtonadi andalan Wawan Soba Solo Baru, produk ternak B2W 2190 yang menempati nomor kerekan 29. Dan tempat ketiga dimenangkan Garuda, orbitan N3 BF Tulungagung, derkuku ring N3 108 yang berada di nomor kerekan 174.


Hoky tak kemana Jat BF kembali beruntung dapat ring TKL 2630 adik Ferari…mantap


Di kelas Pemula, juara pertama diraih Kasmaran debutan Jose dari Solo, burung ternakan LMS 411 yang berada di nomor kerekan 57 mampu tampil menawan. Menyusul pada urutan dua Putra Wonogiri besutan Supriyanto Kartasura, ternakan Sero 450 yang dikerek pada nomor 101 dan tempat ketiga dimenangkan Caisar 68, orbitan Dorrick Sukoharjo ring Dorrick 68 yang berada di nomor kerekan 80.

Diakhir acara, segenap panitia mengucapkan terima kasih atas dukungan TKL BF dan Tim TGR Tulungagung dan kehadiran semua peserta. Permohonan ma’af juga disampaikan jika ada hal-hal yang kurang berkenan selama acara berlangsung. (Ramlee/Jat)








Kenari Dada Lemon, Mirip Blackthroat namun Beda Jenis

Lemon-breasted Canary (Crithagra citrinipectus) juga dikenal sebagai kenari dada lemon atau kenari dada kuning merupakan spesies burung fin...