Senin, 18 Agustus 2025

Waromo, Kelapa Hutan Papua yang Kaya Nutrisi



Woromo (Pandanus yilunea) merupakan sebutan buah yang berasal dari tanaman endemik Papua yang berasal dari wilayah pegunungan tengah. Buah ini dikenal juga dengan nama kari, hekali, helak, owadak, atau kelapa hutan. Woromo termasuk dalam keluarga pandan (Pandaneceae).

Karena masih masuk dalam jenis pandan, tanaman ini mempunyai bentuk daun yang mirip seperti pandan berduri. Buah Woromo biasa dikonsumsi sebagai makanan tambahan. Bentuk dari buah woromo mirip dengan buah nangka atau durian.

Dr Been Kagoya, peneliti Woromo


Seorang peneliti, bernama Dr Been Kogoya, mengatakan jika ada tiga varietas woromo yang ditemukan, yakni yakni woromo/helai lirungga, kopena, dan endogenep. Setiap varietas ini memiliki ciri penampakan dan cita rasa berbeda.

Baca juga : Buah Merah, Tanaman Prasejarah Endemik Tanah Papua yang Menakjubkan

Buah ini memiliki tampilan fisik sedikit berduri dan berwarna hijau. Jika dilihat dari kulitnya, Woromo hampir mirip dengan beberapa buah yang sudah akrab bagi kita seperti buah nangka, sukun, dan durian. Yang menjadi pembeda antara Woromo adalah daging buah Woromo lebih keras dan juga bijinya.

Woromo, sejenis tanaman pandan yang hanya ada di papua


Biji buah Woromo memiliki cangkang yang keras dan memiliki aroma yang kuat, mengandung air dalam buah segar dan rasa gurih. Biji Woromo ini dapat dikonsumsi dalam bentuk fisik segar maupun dibakar. Jika dibakar, buah ini akan mengeluarkan aroma yang sangat khas.

Daging buah Woromo yang keras, mirip dengan kelapa. Daging buah Woromo bermanfaat sebagai bahan pangan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat asli pegunungan tengah Papua. Daging ini berwarna putih, putih kekuningan sampai orange dengan aroma yang khas.

Dengan tekstur yang halus sampai agak keras, daging Woromo mempunyai rasa yang gurih. Daging buah ini kabarnya sampai sekarang tidak pernah dipasarkan hanya dikonsumsi oleh petani ketika musim panen tiba. Untuk mendapatkan daging buah ini pun biasanya petani masuk ke hutan selama 2-3 bulan.

Untuk mendapatkan buah ini tidak mudah. Karena orang harus melewati dedaunan penuh duri yang tumbuh rimbun. Kelapa hutan ini diketahui tumbuh di kawasan yang terpapar sinar matahari terik dan pada ketinggian 2500-3000 meter mdpl.

Buah Woromo yang unik


Buah ini diketahui hanya menghasilkan buah satu kali dalam setahun. Periode panen kelapa hutan ini berkisar antara bulan Juni dan Juli atau saat memasuki musim penghujan. Tanaman buah ini juga membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk menghasilkan buah.

Baca juga :  Matoa, Buah Khas Papua yang Bermanfaat sebagai Antioksidan 

Ketika tiba masa panen Woromo, di pasar-pasar tradisional akan banyak yang menjajakan buah ini. Satu pohon buah kelapa hutan menghasilkan buah yang tidak banyak. Setidaknya dalam setahun hanya ada 15 buah kelapa hutan yang bisa dipanen.

Seorang penduduk lokal yang akan memanen Woromo


Para pedagang di pasar tradisional di Papua biasa menjadikan kelapa hutan ini sebagai komoditi dagangan. Ketika memasuki musim panen, di pasar – pasar tradisional di pegunungan tengah Papua, buah woromo ini mudah sekali ditemui.

Mama-mama asal Papua ini akan menggelar lapak sejak pagi hari. Mereka menjualnya per tumpuk, atau bisa juga dibeli per karung dengan harga yang terjangkau. Woromo rasanya enak, mirip kuaci, bisa dimakan langsung atau bisa juga diolah. Biasanya diolah dengan cara barapen atau pengasapan.

Kelapa hutan ini memang tidak hanya unik, tetapi juga kaya dengan nutrisi. Dr Been Kogoya, peneliti asal Papua yang telah mengamati sejak 2013 mengatakan ada banyak kandungan nutrisi yang ada dalam kelapa hutan.

Buah Woromo mengandung asam lemak tidak jenuh terdiri dari asam oleat, asam linoleat, palmitat, total omega -9, total omega -6, total omega -3, lemak tak jenuh tunggal (MUFA), lemak tak jenuh ganda (PUFA), DHA dan EPA.

Buah Woromo sekilas seperti nangka


Buah Woromo memiliki kandungan karbohidrat, sama halnya dengan beras. Menurut Dr Been Kogoya, kandungan bioaktif dari buah woromo untuk meningkatkan potensi ekonominya. Ternyata, buah woromo ini bisa diolah menjadi minyak woromo, kapsul dan sabun.

Baca juga : Sali, Buah Langka Asli Indonesia Kaya Nutrisi

Minyak kelapa hutan bisa diekstrak menjadi obat yang berkhasiat mengobati berbagai penyakit. Mulai dari penyakit jantung, kolesterol, asam urat, osteoporosis, kanker, tumor, meningkatkan stamina pria, hipertensi, maag, dll.

Suasana di pasar tradisional Papua ketika masa panen Woromo tiba


Dr Been juga telah mempersiapkan produk massal yang diolah menggunakan kelapa hutan. Buah woromo yang diekstrak menjadi minyak. Minyak dari buah yang satu ini bisa digunakan untuk minyak urut, dan bisa juga kapsulnya diminum secara rutin seperti obat biasa dan bermanfaat menyembuhkan penyakit lumpuh secara berkala. (Ramlee)


Sumber : remen.id

Waromo, Kelapa Hutan Khas Papua dengan Segudang Manfaat


Minggu, 17 Agustus 2025

Nuri Raja Maluku, Burung Khas Maluku yang Memiliki Bulu Indah



Nuri Raja Maluku (Alisterus amboinensis) merupakan burung paruh bengkok yang sangat eksotis endemik yang ada di Pulau Paleng, Maluku dan Papua Barat di Indonesia. Sesuai namanya, burung ini banyak ditemukan di Maluku dan ditetapkan sebagai burung identitas Provinsi Maluku.

Dalam literatur perburungan internasional, nuri raja maluku disebut moluccan king-parrot. Sesuai dengan nama spesiesnya, nuri raja maluku termasuk dalam genus Alisterus. Genus ini memiliki tiga spesies. Selain Nuri Raja Maluku, dua spesies lainnya adalah Nuri Raja Papua (Alisterus chloropterus) dan Nuri Raja Australia (Alisterus scapularis).

Nuri Raja Maluku terdiri atas tiga subspesies atau ras, dengan wilayah persebaran masing-masing, yaitu Alisterus amboinensis hypophonius di Halmahera, Maluku Utara, Alisterus amboinensis sulaensis di Kepulauan Sula, juga Alisterus amboinensis versicolor di Pulau Peleng Kepulauan Banggai. Kemudian ada Alisterus amboinensis buruensis di Pulau Buru Maluku Selatan, Alisterus amboinensis amboinensis di Ambon dan Seram di Maluku Selatan. Serta Alisterus amboinensis dorsalis di Papua Barat dan pulau-pulau satelitnya.

Nuri Raja Maluku semakin susah dijumpai di alam liar


Nuri Raja Maluku, atau sering juga disebut Nuri Raja Ambon, termasuk salah satu burung populer di kalangan pecinta burung paruh bengkok (parrots) selain Nuri Bayan dan Nuri Kepala Hitam dari Papua. Namun, berbeda dari dua kerabatnya yang termasuk burung dilindungi, status burung nuri raja maluku berdasarkan IUCN Red List belum terlalu mengkhawatirkan.

Baca juga : Nuri Talaud, Legenda Sang Biduan dari Bumi Porodisa

Burung cantik ini, memiliki tubuh berukuran cukup panjang sekitar 35 – 40 cm pada saat sudah dewasa. Bobotnya bisa mencapai 145 hingga 165 gram. Bagian kepala hingga leher burung ini didominasi warna merah. Kemudian paruhnya berwarna hitam. Bagian sayapnya berwarna hijau, dan bagian punggung serta ekor warna biru terang dan biru dongker.

Sepasang Nuri Raja Maluku di habitatnya


Burung Nuri Raja Ambon mendiami hutan-hutan hujan dataran rendah dan perkebunan hingga ketinggian 1.400 meter dpl. Seringkali burung ini ditemukan di hutan sekunder atau dipinggir-pinggir hutan dan di perkebunan. Di Kepulauan Maluku, burung Nuri Raja Ambon seringkali ditemukan di pulau-pulau seperti Ambon, Seram, dan Buru. Sedangkan di Papua, mereka sering terlihat di daerah pegunungan seperti Jayapura, Wamena, dan sekitar Taman Nasional Lorentz.

Burung Nuri Raja Ambon termasuk dalam keluarga burung pemakan biji-bijian. Burung Nuri Raja Ambon biasanya mencari makanan di pohon-pohon tinggi, dan menggunakan paruhnya yang kuat untuk menghancurkan biji-bijian. Dengan paruhnya yang kokoh dan melengkung memungkinkan burung ini untuk menghancurkan biji-bijian yang keras, seperti biji kelapa atau biji pinang.

Selain itu, burung Nuri Raja Ambon juga memiliki lidah yang panjang dan bercabang. Lidah ini berguna untuk mengeluarkan biji-bijian dari mulut setelah dihancurkan. Nuri Raja Ambon dapat dengan mudah memanen dan mengonsumsi berbagai jenis biji-bijian yang tersedia di lingkungan sekitarnya. Burung ini juga menyukai beberapa jenis buah-buahan yang lezat.

Buah-buahan seperti mangga, pepaya, dan pisang menjadi favoritnya. Ketika musim buah tiba, burung Nuri Raja Ambon akan menyambangi pohon-pohon buah tersebut dan dengan cerdik memakan buah-buahan yang matang dengan cara mengupas kulitnya atau merobeknya dengan paruhnya yang kuat.

Alisterus amboinensis hypophonius


Nuri Raja Ambon selain mendapatkan nutrisi dari biji-bijian juga berbagai vitamin dan mineral yang terkandung dalam buah-buahan yang dikonsumsinya. Ternyata burung Nuri Raja Ambon ini juga menyukai nektar bunga.

Baca juga : Nuri Bayan, Burung Paruh Bengkok Cantik Berperilaku Unik

Di alam liar, burung Nuri Raja Ambon biasanya kawin pada bulan Februari hingga bulan April. Burung ini berkembang biak dengan cara bertelur (ovipar). Burung Nuri Raja Ambon mencapai kematangan seksual pada umur 1 tahun. Ritual kawin burung Nuri Raja Ambon adalah sebuah tarian yang indah dan penuh warna.

Alisterus amboinensis versicolor


Burung jantan akan menari-nari dengan gerakan yang mengagumkan, sambil mengeluarkan suara kicauan yang khas. Gerakan tariannya mencerminkan kekuatan dan keindahan burung ini, serta menjadi cara untuk menarik perhatian betina. Selama ritual kawin, jantan juga akan menampilkan keindahan bulu dan warna kepalanya.

Warna merah atau biru yang mencolok pada kepala burung Nuri Raja Ambon akan menjadi daya tarik tersendiri bagi betina. Si Betina akan memilih jantan yang memiliki penampilan yang paling menarik dan memenuhi kriteria-kriteria tertentu.

Setelah kawin, betina burung nuri raja Ambon akan membuat sarang di dalam lubang pohon atau batang kayu yang sudah lapuk. Sarang ini dibuat dengan menggunakan bahan-bahan seperti serat kayu, rumput, dan daun-daun kering. Betina akan membentuk sarang yang nyaman dan aman untuk menetaskan telur-telurnya.

Pemilihan lubang pohon atau batang kayu sebagai tempat sarang memberikan perlindungan dan keamanan bagi telur-telurnya. Lubang pohon dan batang kayu yang sudah lapuk memiliki tekstur yang lembut dan melindungi telur-telur dari gangguan dan predator.

Nuri Raja Papua (Alisterus chloropterus)


Dalam sekali kawin, Nuri Raja Ambon menghasilkan menghasilkan 2 butir telur dan biasanya dierami selama kurang lebih 26-28 hari. Setelah menetas, anak Nuri Raja Ambon akan dewasa pada usia 9 minggu. Anak Nuri Raja Ambon biasanya akan dijaga dan diberikan makan oleh induknya selama kurang lebih enam minggu.

Baca juga : Nuri Kabare, Drakula Asli Tanah Papua yang Bernasib Malang

Burung Nuri Raja Ambon ini hidup secara berpasangan atau dalam kelompok-kelompok kecil dengan suara kicauan yang agak ricuh. Burung Nuri Raja Ambon mengkonsumsi buah, biji, madu, dan pucuk tanaman. Burung ini tinggal di lubang-lubang pada pohon.

Nuri Raja Australi (Alisterus scapularis)


Meskipun burung nuri raja ambon tidak termasuk dalam kategori burung yang terancam punah, namun populasi Nuri Raja Ambon terus mengalami penurunan. Ancaman utama terhadap populasi burung maskot Maluku ini adalah berkurangnya habitat akibat menyempitnya luas hutan dan kerusakan hutan. Selain itu juga diakibatkan oleh perburuan liar untuk diperdagangkan.

Upaya penangkaran nuri raja maluku harus dimulai dari sekarang. Apalagi saat ini transaksi jual-beli nuri raja maluku mengalami peningkatan. Burung ini memang sangat disukai karena warna bulunya yang ekstotik, berwarna-warni, serta memiliki penampilan sangat tenang. Ini jauh berbeda dari perangai spesies nuri lainnya yang cenderung berisik dan agresif. (Ramlee)


Sumber : remen.id

Nuri Raja Maluku, Burung Paruh Bengkok dengan Warna Bulunya Ekstotik dan Berpenampilan Tenang


Sabtu, 16 Agustus 2025

Pengcab Sukoharjo Gelar Latbernil Seri III, Kusumastuti dan Adinda Rebut Podium Juara



Setelah sempat tidak lagi mengadakan kegiatan, akhirnya Lapangan Sukoharjo, Kelurahan Kwarasan, kembali dipakai untuk kegiatan dekoe mania. Lapangan milik Pengcab PPDSI Sukoharjo, didatangi para penggila lomba pada Minggu, 10 Agustus 2025.

Mereka hadir dalam rangka memenuhi undangan dari Penggemar Derkuku Sukoharjo (Pedes) yang menggelar Latbernil Suara Alam Burung Derkuku seri III. “Hari ini lapangan Pengcab Sukoharjo kembali kita pakai untuk kegiatan Latbernill, karena banyak permintaan dari teman-teman yang masih semangat untuk ngerek burung,” terang Dorrick, Ketua Panitia.

Dorick jenderal lapangan PEDES penuh semangat membangun kembali Latberan di Sukoharjo


Meski kegiatan ini hanya Latbernil, namun dukungan yang diberikan dekoe mania begitu besar. Hadir dalam kegiatan ini, tokoh-tokoh DMS. Mereka memberikan dukungan penuh, bahkan mereka yang ikut mendorong agar Pengcab Sukoharjo kembali aktif membuat kegiatan.

“Hari ini kami mengundang dekoe mania untuk hadir dalam rangka acara Latbernil Suara Alam Burung Derkuku seri III,” terang Dorrick penuh semangat. Lebih lanjut disampaikan bahwa kegiatan ini dilakukan untuk mengisi waktu kosong dan agar dekoe mania bisa tetap menyalurkan hobi derkukunya.

Pendaftaran peserta


Gelaran kali ini merupakan yang ketiga kalinya yang digelar oleh Pengcab PPDSI Sukoharjo. “Agenda ini memang atas usulan rekan-rekan agar Sukoharjo segera aktif membuat kegiatan, mengingat lapangan sudah ada, meskipun harus dilakukan perbaikan terlebih dahulu,” sambung Dorrick.

Kegiatan ini membuka dua kelas yakni kelas Bebas dan Pemula, masing-masing berjumlah 1 blok, dengan total ada 51 tiang kerekan. “Syukurlah, meski kegiatan ini disiapkan secara mendadak, namun respon yang diberikan peserta luar biasa,” kata Dorrick lagi.

Suasana penjurian


“Untuk awal kami hanya membuka dua kelas dulu sambil mengevaluasi kegiatan lanjutan,” sambung Dorrick. Lapangan milik Pengcab Sukoharjo tersebut masih bisa dikembangkan lagi, memang untuk sementara hanya tersedia 51 tiang, namun nantinya akan segera ditambah kapasitasnya.

Disampaikan oleh panitia jika bahwa kegiatan ini terbilang dadakan, karena perlunya perbaikan terhadap kondisi tiang-tiang yang ada sebelumnya, hingga bisa dikatakan layak untuk lomba. Perbaikan dan penambahan tiang dilakukan mepet dengan acara.

Kapolsek Eko penuh semangat memantau gacoannya


Dari data yang masuk peserta yang masuk daftar peserta, masing-masing kelas terisi penuh. “Syukurlah, meski acaranya disiapkan secara singkat, namun ternyata peserta penuh di masing-masing kelas,” kata Dorrick lagi.

“Peserta hari ini semakin bertambah banyak, mudah-mudahan ini bisa terus dipertahankan dan kalau bisa lebih ramai lagi,” harap Dorrick. Membludaknya peserta disebabkan oleh peserta yang hadir membawa derkuku lebih banyak, acara pun berlangsung meriah.

Wawan Soba meraih prestasi tertinggi di kelas Bebas


Tiket yang dibandrol juga sangat terjangkau. Hanya dengan membayar Rp 35 ribu, dekoe mania bisa mendapatkan kesempatan untuk menurunkan derkuku orbitannya untuk dinilai oleh juri. “Tiket yang kami buka, langsung diserbu peserta,” terang Eko LMS yang melayani pemesanan tiket.

Meski tidak ada dekoe mania yang sampai kehabisan tiket, namun setidaknya respon yang diberikan mereka besar sekali. Yang pasti panitia merasa bahwa kegiatan tersebut sudah sesuai harapan. Dekoe mania Sukoharjo berharap Pengcab Sukoharjo bisa terus eksis menyemarakkan hobi derkuku di Sukoharjo dan sekitarnya.

Baris para juara di kelas Bebas


Apalagi saat ini lokasi lapangan bisa dipakai setiap saat tanpa harus bingung untuk menentukan dimana kegiatan hobi derkuku di Sukoharjo akan digelar. “Saya bersyukur karena Pak Kades Kwarasan memberikan lahan milik desa untuk dimanfaatkan sebagai kegiatan derkuku. Jadi kami tidak terlalu bingung dalam menentukan lokasi even yang akan kami gelar,” lanjut Dorrick.

Sementara itu dari dalam arena diinformasikan bahwa terjadi perang perebutan posisi kejuaraan. Empat babak penjurian berlangsung tanpa ada hambatan. Sampai akhirnya ditetapkan posisi sang juara di masing-masing kelas.

Jat dengan bangga mengantarkan gacoannya “Adinda” juara di kelas Pemula


Untuk kelas Bebas, podium juara pertama dimenangkan Kusumastuti amunisi Wawan Soba yang merupakan produk ternak B2W yang ada di tiang 56. Kusumastuti tampil moncer pada babak kedua setelah berhasil mendapatkan bendera lima warna dengan nilai 43 ¾. Sayang pada babak lainnya hanya mampu mendapatkan bendera empat warna saja.

Berikutnya ada Casanova debutan Eko LMS bergelang LMS 500 yang ada di tiang 48 sebagai peraih podium kedua. Sedangkan Pioner ring WA 1 besutan Wawan Soba berikutnya yang berada di tiang kerekan nomor 54 sebagai peraih juara ketiga.

Juara-juara di kelas Pemula


Casanova dan Pioner bersaing ketat hingga babak akhir untuk memperebutkan podium dua dan tiga. Keduanya berhasil meraih bendera empat warna empat kali berturut. Hingga penentuan juara ditentukan di meja juri perekap setelah nilai keduanya sama.

Untuk kelas Pemula, juara pertama menjadi milik Adinda amunisi Jat BF Solo dengan ring Adinda 17 yang menempati nomor gantangan 23. Kemudian di posisi kedua diisi oleh Gajah Mada milik Bambang HW, produk ternak PSG 158 yang menempati nomor gantangan 03. Dan tempat ketiga dimenangkan oleh Lambada orbitan NSK BF, ternakan LMS 542 yang berada di nomor gantangan 15.

Meski burungnya kurang moncer, Agung masih ada hoky dapat doorprize burung


Diakhir acara panitia mengucapkan banyak terima kasih kepda semua yang telah mendunkung suksesnya gelaran Pengcab PPDSI Sukoharjo. Permintaan ma’af juga tidak lupa disampaikan jika ada hal-hal yang kurang berkenan selama acara berlangsung. (Ramlee/Jat)






Jumat, 15 Agustus 2025

Margo Trophy Cup, Penjurian Berjalan Ketat, Everest Rebut Juara Kelas Utama, Dua Produk Boss Boy Borong Podium Pertama



Untuk yang kesekian kalinya Bantul kembali diramaikan oleh gelaran milik puter pelung mania. Kali ini agenda yang mereka adakan adalah Lomba Puter Pelung Margo Trophy Cup, pada Minggu 10 Agustus 2025. Menempati lokasi di Gantangan Jawara Arena Pringgolayan, Banguntapan – Bantul. Acara berhasil terselenggara dengan lancar dan sukses.

Tiga partai yang dilombakan yakni kelas Pemula, Madya, dan kelas Utama, berlangsung tanpa ada masalah. Kabul, selaku Ketua Pelaksana mengaku memang sengaja membuka semua kelas yang ada di anggungan puter pelung. “Kegiatan hari ini memang hanya lomba untuk penghobi seputaran Yogyakarta saja tetapi mempersilahkan peserta luar kota untuk hadir.

“Dengan tujuan agar dhulur-dhulur tetap semangat menekuni hobi puter pelung. Yang penting bagi kami bisa tetap kumpul dan silaturrahmi,” terang pemilik Gantangan Jawara Arena Pringgolayan. Mereka bersama-sama menggantang puter pelung orbitannya.

Piala dari kuningan mewah siap diperebutkan


“Hari ini kami ingin ada kegiatan gantang bareng bersama-sama, makanya kami gelar kegiatan Margo Trophy Cup,” terang kKabul. Dengan ada acara ini diharapkan puter pelung mania yang ada disana, masih memiliki semangat untuk tetap menekuni hobinya.

Disampaikan juga bahwa dengan kegiatan ini bisa memastikan bahwa hobi puter pelung di Yogyakarta tetap eksis. “Kegiatan yang kami laksanakan hari ini adalah untuk memastikan bahwa hobi puter pelung masih tetep eksis,” sambung Kabul.

Peserta antusias mengikuti gelaran Margo Trophy

Margo Trophy Cup itupun berlangsung meriah. Kemeriahan tidak saja tampak dari jumlah peserta yang hampir full gantangan, dihadiri puter pelung mania Yogyakarta, ada undian doorprize yang menambah gairah berlomba.

Pada kesempatan itu, Lucky Prasetyo mewakili segenap Panitia mengucapkan terima kasih kepada seluruh puter pelung mania yang sudah hadir berpartisipasi di Lomba Puter Pelung Margo Trophy Cup, sebagai ajang melatih gaco-gaco yang ada.

Seperti yang terlihat dari pengakuan Bos Boy yang hari itu membawa sejumlah burung orbitan dari kandang Boss Boy BF. “Hari ini Boss Boy BF menampilkan 6 ekor anakan dari Boss 1945 semua,” ujar Bos Boy bangga. “Boss 1945 untuk sementara diternak dulu tidak dilombakan,” lanjutnya.

Margo Trophy Cup ternyata tidak hanya dihadiri oleh penggila lomba dari Yogyakarta saja. Berdasarkan data dari meja panitia, peserta dari Semarang, Purwokerto, Wonosobo, Banyumas, Purworejo, Magelang, Nganjuk, dan Surabaya ikut hadir meramaikan.

Para sesepuh puter pelung


“Terus terang kami ingin di Bantul bisa tambah ramai dengan kegiatan hobi puter pelung, seperti dulu waktu Yogyakarta jadi barometer perkembangan burung puter pelung,” jelas pria yang akrab disapa Lukek. “Makanya salah satu program yang kami lakukan adalah memperbanyak agenda seperti ini.”

“Sebab dengan begitu, penghobi anggungan puter pelung akan tetap semangat karena hobinya dapat tersalurkan dan program kami pun membuahkan hasil.” Yang penting menurut Lukek, adalah bahwa para mania bisa tetap mendapatkan wadah untuk menyalurkan kesenangannya melombakan burung gacoannya.

Sigit B2W BF rebut juara 1 kelas Utama


Hadirnya beberapa peserta dari luar kota, selain menambah ramai suasana di Gantangan Jawara Arena Pringgolayan. Juga menambah seru dan ketat persaingan antar jago-jago puter pelung yang turun di ajang ini. Cuaca pada saat itu juga ikut mendukung gelaran.

Dengan cuaca yang cukup mendukung itu, para gaco yang bertarung tampak manggung dengan maksimal dihadapan para juri yang bertugas. Adu kualitas anggung merdu antar jawara puter pelung, benar-benar terjadi di sepanjang waktu penilaian 4 babak penuh.

Kejar mengejar nilai untuk saling mengungguli di setiap babaknya, juga betul-betul ketat. Dan akhirnya setelah melaui persaingan seru dan ketat selama 4 babak penuh, burung-buurng dengan ring Boss merajai kelas Pemula. Pedrosa bergelang Boss 1945 Hijau di gantangan 33 milik Bos Boy Yogyakarta rebut gelar juara.

Di tempat kedua Olivera debutan Daldiri Yogyakarta, ternakan Boss 1945 Merah pada gantangan nomor 21. Dan ditempat ketiga dimenangkan Pangeran besutan Daldiri lainnya, hasil ternakan Boss 500 yang menempati nomor gantangan 22.

Boss Boy BF borong trophy di gelaran Margo Trophy Cup


Untuk kelas Madya, juara pertama berhasil menjadi milik Cleopatra amunisi Bos Boy, ternakan Boss 300 yang digantang pada nomor 33. Cleopatra sempat mendapat usulan untuk mendapatkan bendera enam warna di babak pertama. “Untung waktunya habis jadi gak jadi didiskualifikasi,” tutur Bos Boy.

Disusul burung bernama Acosta debutan Bos Boy ring Boss 777777 yang digantang pada nomor 34 rebut posisi kedua. Di tempat ketiga ada Impresa milik B2W BF Godean, produk ternak B2W 732 yang menempati nomor gantangan 28.

Daldiri pemain pemula yang langsung moncer dengan produk BOSS BF


Di kelas Utama, pertarungan perebutan podium juara berlangsung sengit dan sangat ketat. Bagaimana tidak, tidak tangung-tanggung, ada tiga burung yang mampu meraih bendera enam warna di empat babak. Penentuan juara pun harus dilanjutkan di meja juri perekap.

Hingga akhirnya podium pertama berhasil diraih Everest amunisi B2W BF, puter pelung ternakan B2W 516 yang digantang pada nomor 402. Sementara Marquez andalan Bos Boy bergelang Boss 100 yang berada di nomor gantangan 33 raih juara kedua. Dan Gatoloco ring Bondorukem 666 milik Bondorukem Semarang yang berada di nomor gantangan 11 di posisi ketiga.

GBPH Prabukusumo meminang anak Boss 1945


Secara keseluruhan gaco-gaco Bos Boy tampil memukau. Dengan mengandalkan burung-burung muda berhasil boyong 10 trophy di Lomba Puter pelung Margo Tropy Cup 2025. “Amunisi Bos Boy BF, 100 persen burung muda, anak Boss 1945,” jelas Bos Boy. “Burung-burung yang sering juara diternak semua dan tidak dilombakan lagi, seperti Boss 1945 lebih difokuskan untuk diternak.” ungkap Bos Boy.

Diakhir acara, panitia mengucapkan terima kasih atas kehadiran dan dukungan peserta sehingga pelaksanaan bisa berjalan sesuai harapan. Terima kasih juga disampaikan kepada para sponsor, demikian juga dengan para dewan juri yang sudah bertugas secara maksimal sehingga lomba berjalan sebagaimana mestinya. (Ramlee)






Rabu, 13 Agustus 2025

Hanjuang, Tanaman Hias Bermanfaat Obat dan Tolak Bala



Hanjuang (Cordyline) merupakan tanaman hias yang populer di kawasan tropis. Tumbuhan ini disebut Ti Plant atau Cabbage Palm di luar negeri dan terkenal karena daunnya yang panjang, berwarna hijau tua, merah, atau ungu, dengan pola yang menarik. Selain digunakan sebagai tanaman hias, hanjuang juga memiliki nilai budaya dan sejarah yang kaya di beberapa daerah di Indonesia.

Hanjuang atau andong berasal dari Asia Tenggara, Australia, Selandia Baru, dan Hawaii. Tanaman hanjuang banyak dan sering melimpah di berbagai jenis hutan (kering, lebat, tepian), di pegunungan berhutan, di semak-semak, dan kadang-kadang di dekat pantai pada ketinggian dari permukaan laut hingga 1.100 meter di Fiji.

Hanjuang Lebih menyukai tanah yang subur dan memiliki drainase yang baik dalam posisi cerah atau sedikit teduh. Kultivar dengan daun berwarna perlu ditanam di bawah sinar matahari penuh agar bisa menonjolkan warna sepenuhnya.

Tanaman Hanjuang jadi pemanis taman


Tanaman hanjuang tumbuh subur di daerah tropis dengan curah hujan yang tinggi, seperti Indonesia, Filipina, dan beberapa wilayah Pasifik. Hanjuang lebih menyukai tempat yang terkena sinar matahari tidak langsung dan tanah yang lembap.

Baca juga : Alocasia, Tanaman Cantik dari Hutan yang Sering Dikira Keladi 

Tetapi bisa beradaptasi dengan baik di berbagai kondisi tanah. Karena kemampuannya bertahan di lingkungan yang bervariasi, tanaman ini mudah dirawat, baik di luar ruangan maupun di dalam pot sebagai tanaman hias dalam ruangan.

Bunga tanaman Hanjuang


Hanjuang mempunyai akar serabut yang menjalar di bawah tanah dengan warna akar putih kecokelatan. Akar sekunder tanaman ini lebih banyak bercabang. Hal ini disebabkan akar primernya telah hilang dan digantikan dengan akar sekunder.

Tekstur batang dari tanaman ini memiliki tekstur keras hal ini karena batang memiliki kambium yang berfungsi sebagai penebalan batang kayu. Tanaman ini mempunyai corak warna batang berwarna kecoklatan dan permukaanya bergaris dengan diameter batang sekitar 7 cm.

Daun hanjuang memiliki pola daun yang tersebar dan berselang-seling, dan juga memilik panjang daun sekitar 20 sampai dengan 60cm dengan lebar 10 sd 13 cm. Ciri khusus lainya yang dapat ditemukan adalah daun ini termasuk dalam golongan daun tunggal, yaitu satu tangkai hanya terdapat satu helai daun.

Tanaman ini memiliki daun berbentuk lanset lebar memiliki variasi warna merah tua, merah kecoklatan atau hijau. Ujung daunnya berbentuk runcing, pangkalnya runcing, tepinya berombak, susunan tulangnya menyirip, dagingnya seperti kertas, dan batang arah pertumbuhannya secara monopodial.

Hanjuang Kemoceng hijau


Warna ungu kemerah-merahan disebabkan karena warna yang diserap dari cahaya matahari untuk fotosintesis, yaitu warna merah dan biru atau ungu. Hal ini karena warna lain dari cahaya matahari di refleksikan atau diserap lalu direfleksikan.

Baca juga : Suplir, si Cantik Klasik yang Menyejukkan Mata

Warna ungu dapat diserap oleh tanaman karena nilai intensitasnya lebih rendah dari warna lainnya, yaitu 10−14 . Warna biru yang memiliki nilai intensitas 10−12 akan menginduksi pertumbuhan daun dan warna merah yang memiliki nilai intensitas 104 dikombinasikan dengan warna biru akan merangsang perbungaan.

Cordyline fruticosa


Tanaman ini memiliki bagian kuncup apikal yang akan terus tumbuh. Kuncup yang terus tumbuh dapat menyebabkan bagian kuncup lateral mengalami dormansi. Bila kuncup apikal di potong maka kuncup lateral akan hilang masa dormansinya dan mengakibatkan arah perumbuhannya menjadi simpodial.

Salah satu hal terindah dan menjadi pemikat bagi siapapun yang melihatnya adalah keindahaan bunga pada tanaman hanjuang. Memiliki bentuk bunga yang besar dan muncul dari kumpulan daun, bunga memiliki panjang dari 30 sampai dengan 90 cm. Bunga ini memiliki berbagai warna seperti ungu atau kuning muda dan terdiri dari 6 daun mahkota, kepala putik, dan tangkai putik.

Tanaman hanjuang tidak hanya populer karena keindahan daunnya yang memukau, tetapi juga karena perannya dalam budaya lokal dan manfaat kesehatan. Mudah dirawat dan serbaguna, hanjuang cocok dijadikan tanaman hias untuk mempercantik pekarangan atau sebagai bagian dari ritual budaya.

Hanjuang tidak hanya dijadikan sebagai tanaman pembatas kebun dan tanaman hias di pekerangan rumah. Namuni dulu, hanjuang dijadikan sebagai tanaman pada kuburan atau makam. Tanaman ini seolah wajib ada di kuburan sebagai penanda.

Cordyline australis


Selain pembatas kebun dan tanaman makam. Hanjuang juga biasanya dipakai dalam ritual—khususnya saat ada pesta perkawanian. Biasanya mempelai pria atau wanita sebelum masuk ke rumah mempelai pasangannya akan disediakan air dalam satu wadah. Salah satu isi air itu adalah tanaman hanjuang.

Baca juga : Philodendron, Tanaman Hias Populer dengan Daunnya yang Ornamental

Daun dari tanaman hanjuang juga memiliki beberapa kesehatan yang baik untuk tubuh. Beberapa masyarakat menggunakan daun hanjuang untuk pengobatan tradisional. Diantaranya digunakan sebagai obat disentri, ambeien, radang gusi, melancarkan haid, obat batuk berdarah, obat TBC, obat maag, liver, dan mengatasi keputihan.

Cordyline terminalis


Ada beberapa jenis tanaman hanjuang yang populer, diantaranya Cordyline fruticosa, varietas paling umum yang dikenal karena daunnya yang berwarna-warni, mulai dari hijau hingga merah, bahkan ada juga yang berpola dengan garis-garis ungu dan pink.

Cordyline australis, jenis yang lebih besar dengan daun lebih sempit yang biasanya berwarna hijau, meskipun beberapa kultivar menunjukkan nuansa merah atau ungu. Dan Cordyline terminalis, Dikenal dengan daunnya yang lebih lebar dan menampilkan berbagai macam warna, varietas ini diyakini membawa keberuntungan dan energi positif bagi sekitarnya. (Ramlee)


Sumber : remen.id

Hanjuang, Tanaman Tropis yang Mudah Dirawat dan Mempunyai Khasiat Obat


Waromo, Kelapa Hutan Papua yang Kaya Nutrisi

Woromo (Pandanus yilunea) merupakan sebutan buah yang berasal dari tanaman endemik Papua yang berasal dari wilayah pegunungan tengah. Buah ...