Blog Hobi dan Informasi

Jumat, 21 Juni 2024

Selada, Sayuran dengan Kandungan Gizi Tinggi Baik untuk Kesehatan dan Cegah Penyakit



Selada (Lactuca sativa L.) adalah salah satu jenis sayuran yang umum dimakan mentah dengan kandungan gizi yang cukup tinggi. Selada lebih sering digunakan dalam berbagai masakan dan salad. Orang Mesir memperkenalkan tanaman ini pada bangsa Romawi dan Yunani pertama kalinya pada tahun 2680 SM. Mereka mengambil minyak biji dan daun selada.

Tanaman ini memiliki beragam variasi bentuk, warna, dan tekstur daun yang membuatnya menjadi pilihan menarik bagi para penikmat makanan sehat. Selada termasuk dalam famili Compositae. Selada termasuk tanaman semusim/setahun yang banyak mengandung air.

Selada dapat di budidayakan di daerah lembab, dingin, dataran rendah maupun dataran tinggi. Pada dataran tinggi yang beriklim lembab produktivitas selada cukup baik. Tanaman selada dapat tumbuh baik pada daerah yang beriklim sejuk yaitu di dataran tinggi.

Budidaya selada dengan sistem hidroponik
 

Selada cocok ditanam pada daerah dengan suhu udara 15 sampai 20 derajat Celcius. Namun demikian, tanaman selada juga dapat ditanam pada dataran rendah dengan hasil baik jika dilakukan pemeliharaan yang intensif. Di daerah pegunungan tanaman selada dapat membentuk bulatan krop yang besar.

Baca juga : Pakis Sayur, Tumbuhan Paku-Pakuan Hutan yang Sangat Nikmat Dibuat Masakan

Sedangkan pada daerah dataran rendah, daun selada berbentuk krop kecil dan cepat berbunga. Selada akan tumbuh dengan baik di lahan yang subur, gembur, banyak mengandung humus. Dengan keasaman tanah pH 6,0 – 6,8.

Biji selada untuk pembibitan
 

Selada ditanam dengan bijinya dan dikonsumsi daunnya. Waktu tanam selada yang baik ialah pada akhir musim hujan (Maret/April). Akan tetapi, selada dapat pula di tanam pada musim kemarau, asalkan cukup diberi air. Jenis selada andewi tidak baik ditanam pada musim hujan karena tidak tahan air hujan.

Tanaman selada memiliki sistem perakaran tunggang dan serabut. Akar serabut menempel pada batang dan tumbuh menyebar ke semua arah pada kedalaman 20-50 cm atau lebih. Ada hubungan antara perkembangan sistem perakaran dengan struktur tanah. Pada tanah yang padat perkembangan akarnya kurang baik dan pendek.

Daun selada memiliki bentuk, ukuran dan warna yang beragam tergantung varietasnya. Daunnya tidak memiliki tangkai, berbentuk bulat telur hingga lonjong, berukuran rata-rata 6-20 cm, dengan perbungaanya yang berwarna kuning.

Umumnya selada akan berbunga dari bulan Juli hingga Agustus, dan bijinya akan matang dari Agustus hingga September. Tanaman ini juga memiliki organ jantan dan betina dalam satu individu, atau disebut juga hermaprodit dan penyerbukanya mendapat bantuan dari serangga.

Selada asparagus
 

Tinggi tanaman sayur selada daun berkisar antara 30-40 cm dan tinggi tanaman selada kepala berkisar antara 20-30 cm. Umur panen selada berbeda-beda menurut kultivar dan musim, umurnya berkisar 30-85 hari setelah pindah tanam.

Baca juga : Bayam, Sayuran Paling Menyehatkan dari Persia Kuno

Bobot tanaman sangat beragam, mulai dari 100 g sampai 400 g. Panen Selada sudah dapat dilakukan 35 – 90 hst (hari setelah tanam). Pemanenan dapat dilakukan dengan cara mencabut tanaman beserta akarnya atau memotong bagian batang antara daun terbawah dengan bagian yang di atas tanah.

Selada keriting
 

Untuk konsumsi daun, sayuran selada ini bisa dipanen ketika sudah membentuk krop. Akan tetapi apabila sudah terbentuk krop dibiarkan terus tumbuh, maka satu bulan kemudian akan muncul batang dan membentuk bunga.

Panen yang terlalu dini memberikan hasil panen yang rendah dan panen yang terlambat dapat menurunkan kualitas. Secara umum selada yang berkualitas bagus memiliki rasa yang tidak pahit, aromanya menyegarkan, renyah, tampilan fisik menarik serta kandungan seratnya rendah.

Ada empat varietas budidaya tanaman ini, yakni selada asparagus (varietas augustana) memiliki daun yang sempit dan batang yang segar dan tebal. Selada kubis (varietas capitata) memiliki daun yang terlipat dan padat. Cos atau selada biasa (varietas longifolia) berdaun halus dan lonjong. Terakhir selada keriting (varietas crispa) berdaun melengkung, halus, dan bentuknya seperti daun ek.

Karena memiliki banyak varietas, warna daunnya juga bervariasi tergantung pada varietasnya, mulai dari warna hijau hingga merah tua dan ungu. Panen selada biasanya sebelum berbunga, karena munculnya bunga bisa mempengaruhi ukuran daun selada dan membuat daunnya terasa pahit.

Selada kubis

 

Selada meskipun belum membudaya perkembangannya, tetapi prospeknya cukup cerah. Sebagai tanaman sayuran, selada memiliki cita rasa yang khas, memiliki kandungan gizi cukup tinggi. Selain itu, selada bermanfaat bagi kesehatan manusia.

Baca juga : Okra, Sayuran Berserat Kaya Nutrisi dengan Segudang Manfaat

Ini karena selada mengandung banyak mengandung vitamin A, K, C, dan zat besi. Selain itu, tanaman ini juga rendah kalori dan mengandung air hingga 95%. Oleh sebab itu, kebanyakan orang yang sedang diet gemar mengonsumsi daun selada.

Selada butterhead
 

Ekstrak selada atau “lactucarium” ini memiliki komponen narkotika. Bahkan, tanaman ini bisa menjadi obat penenang sejak zaman Kekaisaran Romawi. Di Prancis, lactucarium ini menjadi campuran obat batuk sebagai pengganti opium.

Dalam buku Handbook of 200 Medicinal Plants, bubuk biji bermanfaat untuk meredakan demam, batuk, bronkitis, hingga asma. Dalam pengobatan Unani (Yunani-Islam), bijinya bermanfaat sebagai analgesik, obat penenang, menurunkan tekanan darah, menghilangkan dahaga, dan meredakan sakit kepala. (Ramlee)




Sumber : remen.id


Selada, Sayuran Hijau Daun dengan Beragam Manfaat Tidak Hanya Baik untuk Diet

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ayam Hutan Merah, Nenek Moyang Ayam Peliharaan Ternyata sangat Pemalu

Ayam Hutan Merah (Gallus gallus) merupakan sejenis burung berukuran sedang, dengan panjang sekitar 78 cm, dari suku Phasianidae. Suku Phasi...