Jumat, 11 Juli 2025

Tarantula, Laba-Laba Besar Berbulu yang Bisa Memangsa Berbagai Jenis Hewan



Tarantula merupakan sejenis laba-laba berukuran besar dan berbulu yang termasuk dalam famili Theraphosidae. Theraphosidae adalah keluarga laba-laba terbesar, dengan lebih dari 400 genus dan lebih dari 4000 spesies yang tersebar luas di seluruh dunia. Banyak yang salah menyebut tarantula adalah juga laba-laba.

Perbedaan utama antara tarantula dan laba-laba biasa terletak pada ukuran, morfologi, dan perilaku. Tarantula dikenal karena tubuhnya yang besar, rambut-rambut halus yang menutupi tubuhnya yang berfungsi sebagai sensor dan pertahanan. Juga memiliki taring yang besar dan mengarah ke bawah.

Taring ini digunakan untuk menusuk dan melumpuhkan mangsanya. Tarantula juga memiliki kemampuan bertahan hidup di berbagai habitat, mulai dari hutan tropis hingga gurun. Tarantula sendiri dianggap sebagai laba-laba yang lebih primitif dan tidak banyak berubah selama jutaan tahun lalu.

Lycosa tarantula


Sementara itu laba-laba biasa memiliki ukuran lebih kecil dan dikenal dengan kemampuan memintal jaring yang rumit untuk menangkap mangsanya. Laba-laba memiliki taring yang lebih kecil dan bervariasi dalam arahnya dan tidak memiliki rambut sebanyak tarantula. Umumnya laba-laba memiliki umur yang pendek. Sebagai pertahanannya, laba-laba umumnya mengandalkan gigitan berbisa. Laba-laba telah mengalami evolusi yang lebih signifikan dan memiliki beragam adaptasi.

Baca juga : Kalajengking, Hewan dengan Sengatan Beracun yang Telah Ada di Bumi Sebelum Dinosaurus

Nama tarantula ternyata berasal dari nama sejenis laba-laba serigala (Lycosa tarantula) yang hidup di Eropa Selatan. Lycosa tarantula sendiri sebenarnya tidak termasuk ke dalam famili Theraphosidae. Jadi, Lycosa tarantula tidak sejenis dengan tarantula yang dikenal sekarang. Namun, Lycosa tarantula cukup populer dan ditakuti pada masa itu.

Tarantula merupakan laba-laba besar yang dipenuhi bulu di seluruh tubuhnya


Popularitas Lycosa tarantula akhirnya membuat nama tarantula tersebut turut disematkan untuk semua jenis laba-laba yang berukuran besar dan berbulu hingga kini. Salah satu ketakutan terbesar orang pada umumnya saat melihat tarantula ialah takut digigit. Dengan ukurannya yang besar, gigitan tarantula memang bisa menyakitkan. Selain itu, tarantula memang umumnya beracun.

Live Science melaporkan bahwa gigitan tarantula tidak lebih berbahaya daripada sengatan lebah madu. Saat menggigit, tarantula hanya akan menyuntikkan sedikit racun, malah kadang tidak menyuntikkan racun sama sekali. Lagi pula, tarantula bukan hewan yang agresif dan hanya akan menyerang kalau merasa terganggu. Cara utama tarantula mempertahankan diri ialah kabur ketika ada predator.

Hal yang sesungguhnya perlu diwaspadai dari tarantula yaitu rambut-rambut halus pada tubuhnya. Saat terdesak, tarantula mempertahankan dirinya dengan cara merontokkan bulu-bulu halus tersebut. Jika terkena mata atau membran mukosa lain, iritasi bisa terjadi, bahkan kebutaan. Dengan demikian tarantula relatif tidak berbahaya bagi manusia, tarantula tentu adalah salah satu jenis laba-laba yang paling ditakuti di dunia hewan.

Tarantula dapat ditemukan pada hampir seluruh bagian dunia, mulai dari kawasan: tropis, subtropis, hingga gurun, terkecuali di kawasan Antartika. Habitat tarantula pada umumnya berada di kawasan hutan hujan, gurun, dan semak belukar. Pada setiap iklim dan wilayah, tarantula memiliki variasi dalam warna dan perilaku yang disesuaikan dengan habitatnya untuk keperluan beradaptasi dan pertahanan diri.

Seekor Tarantula di depan lubang sarangnya



Tarantula dikenal karena ukurannya yang mencolok, bulu halus yang menutupi tubuhnya, dan kakinya yang kuat. Pembeda utama dari tarantula dengan kelompok laba-laba lainnya adalah bulu yang hanya dimiliki oleh kelompok Theraposidae. Seluruh bagian tubuh tarantula, termasuk kedelapan kakinya ditutupi dengan bulu-bulu kecil.

Baca juga : Tawon, Serangga Mirip Lebah yang Mempunyai Sengatan Mematikan

Tubuh tarantula terbagi menjadi dua segmen tubuh, yaitu Cephalothorax (kepala dan dada yang menyatu) dan Abdomen (perut). Pada bagian cephalothorax, terdapat rahang yang sangat kuat dengan taring berbisa. Taring ini dapat bergerak ke depan dan ke bawah (seperti sekop) yang dapat digunakan untuk menyedot makanannya.

Tarantula ketika sedang memakan serangga


Tarantula termasuk hewan yang memiliki rangka luar, sama seperti serangga. Namun berbeda dari kebanyakan serangga, tarantula secara berkala mengganti rangka luarnya. Istimewanya, dalam proses tersebut mereka juga memperbarui organ-organ dalamnya yang dikenal sebagai molting. Uniknya, sebelum melakukan proses molting, tarantula akan membuat semacam kasur dari jaring – jaring untuk memudahkan proses pergantian.

Ketika proses molting berlangsung, tarantula akan membalikan tubuhnya (mirip dengan proses molting pada kepiting). Setelah prosesnya selesai, tarantula akan beristirahat agar kerangka luar yang baru mengeras, baru kemudian tarantula akan membalikkan tubuhnya kembali. National Geographic menyebut organ yang mereka perbarui, di antaranya lapisan perut dan kelamin betina. Tarantula bahkan juga bisa menumbuhkan organ luar yang hilang seperti kaki dan pedipalps alias alat sensor yang terletak di bagian depan tubuhnya.

Tarantula merupakan hewan soliter (hidup sendiri) yang dapat membuat “sarang” baik di dalam tanah maupun di celah bebatuan dan kayu. Sarang ini menjadi tempat bagi tarantula untuk beristirahat dan bersembunyi. Bentuk sarang tarantula bervariasi, ada yang merupakan lorong dengan fondasi jaring atau hanya berupa lubang pada bebatuan dan kayu yang ditutup dengan kayu, atau kerikil yang menempel pada “pintu” yang terbuat dari jaring.

Tarantula juga merupakan hewan predator, yang aktif pada malam hari (nocturnal). Makanan kesukaan tarantula merupakan hewan kecil seperti serangga, katak, kodok, kadal dan tikus hingga burung kecil. Sebagian besar tarantula merupakan predator aktif, artinya hewan ini tidak menjebak atau menangkap makanannya dengan jaring, namun tarantula akan berburu atau mencari makanannya secara aktif.

Ketika Tarantula molting


Pada beberapa spesies, tarantula akan memasang perangkap untuk menyergap makanannya dari dalam sarangnya. Setelah tarantula menangkap makanannya dengan kakinya, hewan ini kemudian akan menyuntikkan racun yang berfungsi untuk melumpuhkan mangsanya tersebut.

Setelah mangsanya dapat dilumpuhkan kemudian tarantula akan menggigit mangsanya dengan taringnya sambil mengeluarkan enzim pencernaan untuk mencairkan tubuh korbannya. Cairan ini dapat melunakkan mangsanya tersebut sehingga dapat menyedot melalui mulutnya.

Aphonopelma hentzi, Tarantula yang mempunyai umur panjang


Ketika memasuki musim berkembang biak, tarantula betina akan membuat kepompong sutra di dalam sarangnya, kempompong yang bentuknya mirip dengan bantal ini berfungsi untuk menaruh telur sekaligus mengerami telurnya hingga menetas. Setelah telur diletakkan, tarantula betina akan menutup kepompongnya kembali dengan sutra dan kemudian menjaganya selama 6 hingga 9 minggu hingga anakan menetas. Anakan tarantula akan keluar dengan sendirinya saat sudah berusia dua hingga tiga minggu.

Baca juga : Undur Undur, Larva Serangga Pemakan Semut Diyakini Ampuh Obati Diabetes

Spesies tarantula terbesar di dunia, dapat ditemukan di Benua Amerika Selatan. Jenis tarantula ini termasuk kedalam genus Theraphosa, dan dapat ditemukan di kawasan hutan hujan Amazon. Tarantula ini dikenal sebagai tarantula goliath/Gloath Birdeater (Theraphosa blondi) pemakan burung. Jenis tarantula ini memiliki panjang tubuh hingga 7,5 cm dengan rentang kaki mencapai 30 cm. Dalam beberapa kasus, jenis tarantula ini akan menangkap dan memakan burung yang berukuran kecil.

Theraphosa blondi, Tarantula raksasa


Tarantula adalah salah satu jenis laba-laba dengan masa hidup terlama. Namun, itu hanya berlaku untuk si betina yang rata-rata bisa hidup hingga 30 tahun. Tarantula cokelat oklahoma (Aphonopelma hentzi) betina malah bisa hidup hingga 40 tahun. Sementara, masa hidup tarantula jantan jauh lebih singkat, maksimal hanya sekitar 7 tahun saja.

Meski tampak mengerikan, tarantula sebenarnya adalah jenis laba-laba yang rapuh. Rangka luar tarantula mudah hancur jika terjatuh, bahkan dari tempat yang tidak terlalu tinggi sekalipun. Jika rangka abdomennya rusak, tarantula hampir pasti akan mati. Itulah sebabnya mengangkat tarantula hanya boleh dilakukan kalau memang diperlukan dan harus hati-hati. Bukan karena berbahaya bagi manusia, tapi justru berbahaya bagi si tarantula. Karena bisa tiba-tiba melompat dari tangan dan terjatuh lalu mati.

Budidaya Tarantula


Tarantula ternyata bisa menjadi hewan peliharaan yang menarik, terutama bagi mereka yang menyukai makhluk eksotis dan tidak membutuhkan interaksi fisik yang tinggi. Tarantula umumnya mudah dipelihara dan tidak memerlukan perawatan yang kompleks, tetapi penting untuk memahami kebutuhannya dan memastikan habitat yang sesuai. (Ramlee)


Sumber : remen.id

Tarantula, Laba-Laba Besar Berbulu Menyeramkan yang Kini Menjadi Hewan Peliharaan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tarantula, Laba-Laba Besar Berbulu yang Bisa Memangsa Berbagai Jenis Hewan

Tarantula merupakan sejenis laba-laba berukuran besar dan berbulu yang termasuk dalam famili Theraphosidae. Theraphosidae adalah keluarga l...