Bondol Hijau merupakan sejenis burung kecil yang termasuk dalam keluarga Estrildidae, dikenal juga dengan nama burung finch. Bondol hijau memiliki ciri khas warna hijau pada sebagian besar tubuhnya, dengan beberapa spesies memiliki tanda biru atau merah di kepala dan pantat, serta ekor merah.
Bondol hijau juga dikenal sebagai emprit hijau atau Pin-tailed Parrotfinch. Bondol hijau banyak ditemukan di Asia Tenggara hingga New Guinea dan beberapa Kepulauan Pasifik. Menghuni berbagai habitat seperti hutan, semak bambu, padang rumput, dan juga habitat buatan seperti perkebunan.
Indonesia memiliki 31 spesies burung finch aneka warna, meski tidak semuanya bisa ditemukan dengan mudah akibat maraknya perburuan liar, kerusakan habitat, dan alih fungsi lahan. Bahkan sebagian jenis burung finch ini dianggap sebagai hama lantaran sering merusak lahan pertanian.
![]() |
Bondol Hijau/Emprit Hijau, si cantik yang kurang populer di negerinya sendiri |
Dari sekian banyak jenis finch tersebut, hanya beberapa saja yang banyak dicari para penghobi burung untuk dipelihara. Salah satunya adalah burung dari kelompok bondol hijau/parrot finch yang menarik untuk ditangkar.
Baca juga : Pipit, si Mungil yang Berparuh Pendek dengan Variasi Warna Menawan yang Kerap Dianggap Hama
Burung emprit hijau termasuk dalam genus Erythrura dalam keluarga Estrildidae. Genus Erythrura, terdapat sedikitnya 13 spesies, termasuk Gouldian Finch (Erythrura gouldiae). Lima spesies di antaranya memiliki wilayah persebaran di Indonesia.
![]() |
Bondol Hijau Dada Merah (Erythrura hyperythra) |
Diantaranya yaitu Bondol hijau Dada Merah/Tawny-breasted Parrot-finch (Erythrura hyperythra). Tercatat ada lima subspesies/ras burung bondol hijau dada-merah ini, dan empat di antaranya merupakan burung endemik Indonesia.
Kemudian ada Bondol hijau Binglis/Pin-tailed Parrot-finch (Erythrura prasina). Bondol hijau Binglis cukup dikenal di kalangan penangkar finch. Di Jawa Barat, burung berukuran 15 cm ini dikenal dengan sebutan gelatik ngunguk. Ada dua subspesies / ras bondol hijau binglis yang tersebar mulai dari Thailand, Malaysia, Filipina, dan Indonesia.
Bondol hijau Triwarna/Tricoloured Parrot-finch (Erythrura tricolor). Bondol hijau Triwarna merupakan burung endemik di Nusa Tenggara Timur, terutama Timor, Wetar, Babar, Romang, Damar, dan Kepulauan Tanimbar. Spesies ini masih mudah dijumpai di sekitar hutan-hutan terbuka, pertanian, dan daerah berpohon rindang hingga ketinggiana 1.200 meter dari permukaan laut (dpl).
Perilaku kawin dari burung ini cukup unik, di mana burung jantan berusaha mengejar betina sebagai bagian dari ritual perkawinannya. Kalau si jantan bisa meraih betina, maka usahanya itu tidak akan sia-sia, dan berhak mengawini pasangannya.
![]() |
Bondol Hijau Binglis (Erythrura prasina) |
Jika usahanya itu mengalami kegagalan, burung jantan tak akan mudah menyerah begitu saja. Mereka akan terus mencobanya lagi. Setelah ritual perkawinan yang cukup melelahkan, pasangan burung mulai membangun sarang.
Baca juga : Finch, Burung Kecil Eksotis yang Populer di Seluruh Dunia
Burung jantan biasanya mencari bahan sarang, lalu diberikan kepada betina yang segera membangun sarang di antara dahan-dahan pohon atau dalam semak belukar. Pembangunan sarang bisa memakan waktu 1 – 3 hari. Setelah itu, burung akan bertelur tak lama setelah sarang selesai dibangun.
![]() |
Bondol Hijau Triwarna (Erythrura tricolor) |
Bondol Hijau Muka Biru/Blue-Faced parrot-finch (Erythrura trichroa). Bondol hijau muka-biru cukup dikenal di kalangan penggemar finch sebagai piaraan atau untuk ditangkar. Bahkan burung ini kerap dijadikan bahan untuk disilangkan dengan subspesies/ras yang berbeda.
kawin silang ini akan menghasilkan mutasi warna batu. Sebab ada 10 ras bondol hijau muka-biru dengan penyebaran yang meliputi beberapa kawasan di Indonesia dan Australia. Sebagaimana bondol hijau triwarna, ritual perkawinan burung bondol muka-biru juga unik.
Burung jantan akan mengejar betina terus-menerus di dalam kandang penangkaran. Ketika betina berhenti karena kelelahan, si jantan langsung mengawininya tanpa ampun. Ritual pengejaran biasanya dilakukan setelah burung jantan memberi tanda dengan menggelengkan kepala ke kiri dan kanan, kemudian menari di tenggeran sambil menggigit potongan rumput atau bahan sarang.
Bondol Hijau Papua/Papuan Parrot-finch (Erythrura papuana). Saat ini bondol hijau Papua cukup sulit ditemukan daripada bondol hijau muka-biru. Apalagi burung ini lebih sering sendirian, atau berpasangan saja, dan tidak pernah bergabung dengan kelompok lain seperti halnya burung dari jenis finch lainnya.
![]() |
Bondol Hijau Muka Biru (Erythrura trichroa) |
Habitatnya yang beragam membuat burung bondol hijau cukup kuat bertahan dalam segala kondisi alam. Satu-satunya hal yang dapat memicu kepunahannya hanyalah tingkah laku manusia di sekitarnya, yang melakukan perburuan liar, melakukan aktivitas yang menyebabkan kerusakan habitat, dan alih fungsi lahan. Alih fungsi lahan yang dimaksud adalah perubahan lahan pertanian menjadi pemukiman, kawasan industri, atau area wisata.
Baca juga : Gould Amadin, Burung Pipit Warna-Warni Asal Benua Australia
Secara umum, bondol hijau memiliki ukuran tubuh kecil, sekitar 9 hingga 15 cm, termasuk panjang ekor. Ekornya runcing dan seringkali panjang, terutama pada burung jantan. Burung jantan dan betina dapat dibedakan dari warna bulu dan ukuran ekor.
![]() |
Bondol Hijau Papua (Erythrura papuana) |
Emprit hijau umumnya mencari makan dalam kelompok kecil. Makanan utamanya adalah biji-bijian, terutama biji rumput, tetapi bondol hijau juga bisa memakan buah-buahan dan serangga kecil. Beberapa jenis emprit hijau, seperti bondol hijau binglis (Erythrura prasina), dapat menjadi hama pertanian karena suka memakan biji-bijian padi. Meskipun beberapa jenis bondol hijau dianggap sebagai hama pertanian, secara umum, status konservasi burung ini tidak dianggap terancam dan populasinya relatif stabil.
Namun, perubahan habitat dan penangkapan berlebihan dapat menjadi ancaman bagi beberapa populasi burung bondol hijau. Ada sebuah ironi di negeri ini. Burung bernama bondol hijau Binglis (Erythrura prasina) merupakan salah satu burung asli Indonesia, tetapi justru kurang populer di negerinya sendiri.
![]() |
Anakan Bondol Hijau |
Burung cantik ini justru digemari bahkan ditangkar di Eropa. Penangkaran burung bondol hijau biasanya dilakukan dalam kandang aviary. Burung bondol hijau ini memasuki musim kawin setelah berumur 8 bulan atau setelah mabung kedua.
Setelah melakukan perkawinan, tidak lama kemudian burung betina akan bertelur sebanyak 2 – 6 butir telur. Telur-telur ini selanjutnya akan dierami secara bergantian oleh induk betina dan induk jantan selama 13 – 15 hari. Setelah berusia 21 – 23 hari, anakan masih dilayani induknya dalam hal makanan. Tetapi beberapa hari kemudian, sekitar umur 1 bulan, anakan sudah bisa mandiri. (Ramlee)
Sumber : remen.id
Bondol Hijau, si Cantik yang Kurang Populer di Negerinya Sendiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar