Selasa, 02 Desember 2025

Kenari Dada Lemon, Mirip Blackthroat namun Beda Jenis



Lemon-breasted Canary (Crithagra citrinipectus) juga dikenal sebagai kenari dada lemon atau kenari dada kuning merupakan spesies burung finch dalam famili Fringillidae. Burung ini ditemukan di Malawi, Mozambik, Afrika Selatan, Zambia, dan Zimbabwe. Habitat alaminya adalah sabana kering, semak belukar kering subtropis atau tropis, dan kebun pedesaan.

Kenari dada lemon diidentifikasi sebagai spesies pada tahun 1960 oleh Clancey dan Lawson di dekat Panda, Provinsi Inhambane, Mozambik Selatan. Sebelumnya para Ornitholog, menganggap lemon-breasted canary atau burung kenari dada kuning merupakan spesies tersendiri. Mereka pun bersepakat memberinya nama Serinus citrinipectus.

Namun sebagian ahli, terutama dari kalangan penangkar burung finch, meyakini kalau spesies ini merupakan hasil persilangan (crossing) alami antara Blackthroat/yellow-rumped seedeater (Serinus atrogularis) dan Mozambik/yellow-fronted canary (Serinus mozambicus). Faktanya, kicauan kenari dada kuning memang sangat merdu, dan terdengar seperti perpaduan suara Blackthroat dan Mozambik.


Kenari dada lemon burung berkicau asal Benua Afrika


Penelitian yang melibatkan analisis DNA mitokondria menunjukkan bahwa spesies ini, bersama dengan S. leucopygia, S. mozambicus, dan S. dorsostriatus, termasuk dalam genus terpisah. Lemon-breasted Canary telah diketahui hanya berkerabat jauh dengan anggota Afrika lainnya dari genus Serinus saat ini.

Baca juga : Blackthroat, Burung Berkicau Kecil dengan Suara dan Nyanyian yang Mempesona

Analisis filogenetik menggunakan sekuens DNA mitokondria dan nuklir menunjukkan bahwa genus tersebut polifiletik. Oleh karena itu, genus tersebut dipecah dan sejumlah spesies, termasuk kenari dada lemon, dipindahkan ke genus Crithagra.


Kenari dada lemon di habitat alaminya, sabana kering


Meskipun nama umum Lemon-breasted Canary menunjukkan bahwa setiap kenari dada lemon memang memiliki tenggorokan/dada kuning, hal ini tidak berlaku antara jantan dan betina, sehingga mudah dibedakan. Hanya jantan yang memiliki bulu kuning khas di bagian dada.

Lemon-breasted Canary betina sebagian besar memiliki bulu berwarna krem dan cokelat, dengan tanda kepala yang kurang jelas. Selain itu, burung betina memiliki warna bulu yang cenderung lebih kusam daripada burung jantan. Warna bulu di bagian kepala burung jantan juga lebih tegas, abu-abu, dengan dua garis kuning pada kedua sisi dahinya, serta pada bulu yang menutupi cuping telinga.

Warna punggung burung jantan cokelat keabu-abuan, dengan goresan hitam. Bulu sayap kehitaman, dengan garis-garis putih yang tipis. Corak sayap ini juga dimiliki burung betina. Baik burung jantan maupun betina memiliki ekor pendek, dan bagian pantat yang berwarna kuning cerah. Dan paruh Lemon-breasted Canary mempunyai dua warna, bagian atas berwarna cokelat tua/hitam daripada bagian bawah.

Selain itu, burung jantan juga memiliki bercak putih dan kuning di pipi serta dua titik kuning dan putih di atas paruhnya. Anak burung dari spesies ini menunjukkan tepi paruh kuning. Tidak ada subspesies yang diketahui, namun ada sedikit perbedaan antara kenari dari berbagai daerah.


Kenari dada lemon sedang mencari makanan


Kenari dada lemon hidup di Afrika bagian tenggara, jauh di selatan khatulistiwa, dan terkadang di wilayah yang sama dengan tempat Serinus mozambicus (umumnya dikenal sebagai green singer) juga ditemukan. Kenari dada lemon hidup di wilayah yang sebagian besar kering seperti padang rumput dengan vegetasi rendah yang sporadis dan di perbatasan kawasan hutan.

Baca juga : Mozambik, Burung Kenari Kuning dari Afrika Bersuara Merdu

Burung ini membangun sarangnya sebagian besar (dan lebih disukai) di spesies palem (Hyphaene coriacea). Menggunakan serat cokelat palem untuk membangun bagian luar sarang, sementara bagian dalamnya dilapisi dengan bahan yang lebih lembut. Sarangnya terbuat dari ijuk, kelopak bunga, dan jaring laba-laba yang berjajar rapi sepanjang sulur dari daun palem.


Kenari dada lemon hidup monogami


Di alam liar, sebagian besar burung finch membuat sarang pada tanaman yang dekat dengan permukiman penduduk. Tetapi kenari dada kuning justru selalu membuat sarang yang jauh dari permukiman penduduk, atau jauh dari aktivitas manusia. Bahkan Lemon-breasted Canary tidak mau membuat sarang di semak-semak atau tanaman/pohon yang secara umum. Perilaku ini diduga untuk menghindari serangan predator seperti kucing liar dan kera/monyet.

Selama musim kawin, burung jantan adalah penyanyi yang sibuk. Lagunya singkat, cepat, dan relatif tidak bernada dan terjadi dalam serangkaian kicauan pendek naik dan turun. Musim kawin Kenari dada lemon terjadi antara Desember dan Mei, tetapi aktivitas utama adalah pada bulan Januari dan Februari.

Burung-burung ini monogami dan cukup menyendiri dan teritorial. Proses pendekatannya secara umum kurang kompleks daripada kebanyakan finch lainnya, sebagian besar melibatkan nyanyian dan postur tubuh jantan yang terangkat dengan sayap yang sedikit terbentang untuk menarik betina.

Induk betina rata-rata akan bertelur sebanya 3 butir, dan lama pengeraman 12 – 14 hari. Anakan sudah bisa meninggalkan sarangnya pada umur 14 – 16 hari, dan mulai belajar hidup mandiri beberapa minggu kemudian. Bagi penggemar burung finch (keluarga Fringillidae) di Indonesia, Lemon-breasted Canary memang belum sepopuler Blackthroat maupun Mozambik.


Kenari dada lemon sedang meloloh anak-anaknya


Burung ini sesekali masuk ke Indonesia bersama burung impor lainnya. Tidak sedikit pula sobat kicaumania yang sengaja memesan burung jenis ini dari importir. Ini karena suara yang dimilikinya memang lebih ngerol, dengan volume yang keras. Di beberapa negara penghasil kenari dan finch, lemon-breasted canary kerap dijadikan burung media untuk melatih burung lainnya, atau bahasa popular di Indonesia adalah sebagai burung masteran.

Baca juga : Edel Sanger, Kerabat Dekat Blackthroat Bersuara Lantang dan Ngerol

Populasi kenari dada lemon secara keseluruhan mengalami penurunan, meskipun relatif ringan. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh tekanan terhadap pohon palem tempat kenari dada lemon biasa tinggal (yang digunakan untuk pembuatan furnitur) serta penangkapan untuk perdagangan burung.


Kenari dada lemon kerap dijadikan burung masteran


Meskipun demikian, di beberapa lokasi seperti Lembah Shire yang gundul di Malawi, populasi kenari dada lemon tampaknya meningkat. Khususnya di Lembah Shire, hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh kemampuan adaptasinya terhadap beragam habitat padang rumput.

Meskipun jangkauan geografisnya terbatas dan populasinya secara keseluruhan menurun, burung ini masih dianggap sebagai spesies “beresiko rendah” dalam kategori Daftar Merah IUCN saat ini. Jumlah populasi totalnya tidak diketahui, tetapi jauh di atas kisaran “rentan” yaitu <10.000 individu dewasa. Spesies burung ini hidup dan berkembang biak di area seluas 49.800 km². (Ramlee)


Sumber : remen.id

Kenari Dada Lemon, Kicauan Merdunya Terdengar seperti Perpaduan Suara Blackthroat dan Mozambik


Sabtu, 29 November 2025

Kadaka, Tanaman Paku-pakuan Berdaun Lebar Menyerupai Sarang Burung



Kadaka (Asplenium scolopendrium) merupakan tanaman hias populer dari keluarga paku-pakuan yang dicirikan oleh daunnya yang menyerupai sarang burung. Tanaman Kadaka juga dikenal sebagai paku sarang burung. Tanaman ini menyukai tempat teduh dan kelembaban sedang, dan dapat ditanam di dalam pot atau ditempel pada batang pohon atau dinding.

Tanaman ini dikenal dengan daunnya yang panjang, kaku, dan keriting, memberikan kesan seolah-olah berada di daerah pegunungan yang sejuk dan lembab. Masyarakat Sunda menyebut tanaman ini dengan naman kadaka sedangkan dalam bahasa Jawa tanaman ini dikenal dengan nama kedakah.


Kadaka lebih sering terlihat tumbuh di dataran tinggi


Kadaka sering terlihat tumbuh menempel pada batang pohon (epifit) di daerah berketinggian 1.100 sampai dengan 1.500 m di atas permukaan laut. Lokasi pertumbuhan paku sarang burung biasanya ternaungi banyak atau sedikit pohon. Kadaka menyukai habitat yang lembap, meski cenderung akan mati jika tergenang air.

Baca juga : Paku Tanduk Rusa, Tanaman Hias Unik Penghias Rumah

Kadaka memiliki akar yang kecil dan berambut, berfungsi untuk menyerap air dan nutrisi dari substrat tempat ia menempel. Akar rimpang paku sarang burung terbilang kokoh. Bagian ujungnya bertugas mendukung pertumbuhan daun, sedang bawahnya merupakan tempat berkumpulnya akar-akar besar.


Kadaka hidup di permukaan batu


Daun Kadaka memiliki bentuk elips atau lanset dengan tepi yang bergerigi. Daunnya tumbuh dalam pola spiral dari rimpang dan memiliki tekstur daun yang mengkilap. Permukaan daunnya berwarna hijau gelap dengan pola garis-garis cokelat, mirip seperti sisik buaya, yang memberikan nama lain “crocodile fern” pada tanaman ini.

Daunnya tunggal memiliki panjang 7 -150 cm dan lebar 5-30 cm. Tepi daun terlihat rata dengan permukaan bergelombang, berwarna hijau pucat dengan tangkai yang pendek. Saking kecilnya, bagian tangkai paku sarang burung kerap kali tidak terlihat.


Kadaka Victoria (Asplenium nidus Victoria)


Tangkai ini berwarna cokelat kehitaman, dengan sorus yang terletak di pertulangan rusuk daun bagian bawah. Sorus atau tempat berkumpulnya sporangium ini menguasai setidaknya 3/4 panjang daun. Tersedia pula pelindung berupa indusium, tampak lebar yang berguna melindungi sorus.

Baca juga : Suplir, si Cantik Klasik yang Menyejukkan Mata

Jika dilihat dari samping, gelungan daun A. nidus pada batang pohon memang seperti sarang burung. Atas dasar itu pulalah, mungkin spesies paku ini publik namai demikian. Tanaman Kadaka memiliki rimpang yang berwarna cokelat atau hitam, yang berfungsi untuk menahan air dan nutrisi.


Kadaka Osaka (Asplenium nidus Osaka)


Rimpang ini menempel pada substrat tempat tanaman hidup, baik itu pada batang pohon atau batu. Akar rimpang paku sarang burung terbilang kokoh. Bagian ujungnya bertugas mendukung pertumbuhan daun, sedang bawahnya merupakan tempat berkumpulnya akar-akar besar.

Kadaka juga memiliki nilai magis di Malaysia, di mana tanaman ini dipercayai masyarakat sebagai rumah hantu wanita yang meninggal saat melahirkan. Kadaka juga dapat dimanfaatkan sebagai sayuran dan bahan kerajinan.


Kadaka juga bisa dibiakkan di dalam pot


Dimana daun muda keritingnya dapat dikonsumsi sebagai sayuran. Masyarakat Taiwan mengkonsumsi kecambah kadaka sebagai sayuran dan pelepahnya digunakan di Hawaii untuk menghias tikar anyaman.

Baca juga : Azolla, Paku Air yang Bermanfaat sebagai Pupuk dan Pakan Alternatif Menyehatkan

Tanaman kadaka memiliki beragam manfaat, termasuk sebagai tanaman hias yang dapat membuat rumah terlihat lebih asri. Tanaman ini juga mudah beradaptasi dengan berbagai jenis lingkungan dan memerlukan perawatan yang cukup mudah, seperti menyiram dan memberikan pupuk secara rutin.


Tanaman kadaka kini banyak menghiasi hunian di perkotaan


Selain manfaat estetika, tanaman kadaka juga dipercaya memiliki manfaat untuk pengobatan, seperti menghilangkan memar atau bengkak di bagian tubuh.Tanaman ini juga telah digunakan secara tradisional untuk meningkatkan pertumbuhan rambut dan sebagai bahan kontrasepsi di beberapa daerah. Dengan demikian tanaman kadaka merupakan pilihan yang menarik untuk ditanam baik sebagai hiasan maupun untuk kesehatan. (Ramlee)


Sumber : remen.id

Kadaka, Si Pakis Sarang Burung yang Hidup secara Epifit


Jumat, 28 November 2025

WA – 1 BF Liga DMS #6, Kasantuka Setyaki dan Roro Inten Rebut Trophy Putaran Terakhir



WA – 1 BF Cup menjadi ajang penutup Liga DMS tahun 2025. Sebanyak enam putaran telah berlangsung dan Minggu, 23 November 2025 kemarin menjadi gelaran terakhir bagi peserta Liga DMS untuk mengumpulkan poin agar bisa masuk kategori 10 burung terbaik di kelas Senior, Junior, dan Pemula Liga DMS 2025.

Itu artinya tuntas sudah tugas panitia liga menjadi penanggungjawab pelaksanaan agenda milik para penggila lomba. Putaran 6 yang merupakan akhir dari even tersebut dihelat di Lapangan Gawanan Colomadu, Karangayar.

“Syukurlah hari ini kami menyelesaikan tugas sebagai panitia Liga DMS sampai putaran 6 yang merupakan putaran terakhir. Seluruh rangkaian acara berjalan lancar tanpa hambatan mulai putaran pertama sampai selesai,” terang Agung Cahyanto Ketua PPDSI Surakarta.


Tradisi penghargaan yang mensupport Liga DMS pada WA-1 BF diwakili Eko LMS


“Semua ini berkat dukungan dan kerjasama yang baik dari peserta dan panitia.” Sukses ini diapresiasi sebagai wujud kekompakan semua pihak dalam memberikan support pada kegiatan tersebut. “Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh peserta dan pihak yang telah mendukung acara dari awal hingga akhir,” sambung Agung.

Pengcab PPDSI Surakarta benar-benar gak pernah kendor dalam meramaikan dunia derkuku. Bagaimana tidak, dalam satu bulan ada tiga even derkuku mulai 8 November 2025 The Battle of Derkuku all Stars di Balekambang, lanjut 16 November 2025 Latber Sukoharjo, dan Liga DMS putaran 6. “Hal ini tentunya tidak lepas dari dukungan semua pihak, ya peserta ya pengurus,” ungkap Jatmiko.


Juri-juri yang bertugas


Seperti halnya putaran-putaran sebelumnya, Liga DMS juga disupport oleh para peternak Solo Raya. Kali ini, gelaran terakhir didukung penuh oleh Wawan Solo Baru pemilik WA-1 BF. “Ini lah yang menjadi kekutan DMS di setiap even lomba yang dilaksanakan selalu disuport oleh peternak Solo dan sekitarnya,” jelas Jatmiko, salah satu panitia.

“Bahkan bentuk dukungan ini sampai merambah dari luar Solo seperti Nyunggi Wakul BF Bogor milik Cak Hari, Dago BF Bandung, dan TKL BF milik Bambang Tulungagung,” tambah Jatmiko. Para dekoe mania juga menilai gelaran lomba milik Pengcab PPDSI Surakarta ini menjadi salah satu pelaksanaan lomba terbaik di tanah air.


Burung mulai dinaikkan pertanda lomba segera dimulai


Liga kali ini adalah ajang penghitungan poin terakhir. Artinya peserta yang sudah masuk klasemen sementara masih memiliki peluang untuk menambah poin hanya pada liga terakhir tersebut. Ini karena Liga DMS akan memberikan penghargaan terhadap burung-buurng yang masuk 10 besar.

Selanjutnya akan digelar Laga Bintang Bengawan Solo Cup dengan agenda penyerahan penghargaan bagi peraih juara tanpa ada lagi penambahan dan menghitungan poin. Untuk itulah kesempatan hanya datang hari itu saja untuk mengejar ketertinggalan.

“Alhamdulillah kegiatan hari ini lancar dan sukses. Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh peserta yang hadir dan memberikan dukungan, ” terang pemilik Jat BF Solo ini. Lebih lanjut disampaikan dukungan yang besar ini memang menjadi harapan panitia.

“Kami sadar bahwa tanpa dukungan, maka kegiatan ini tidak akan berjalan sesuai harapan.” Hal senada disampaikan Kumar Dalip. “Dukungan luar biasa dari peserta menjadi sesuatu yang berharga bagi kami. Terima kasih kami sampaikan kepada seluruh peserta yang telah hadir,” kata Dalip.


Dekoe mania Solo bersemangat setiap gelaran PPDSI Surakarta


Brefing juri sebelum acara dimulai, menjadi rangkaian acara. Untuk juri yang bertugas selain dari Solo kemarin terlihat ada Ali Syahbana dan Tatok dari Jogjakarta. “Alhamdulillah Liga DMS sudah bisa kita laksanakan sampai putaran 6 dengan lancar dan sukses tanpa kendala,” jelas Siswo Ketua Bidang kejurian PPDSI Surakarta.

“Kenyataan ini harus kita syukuri,” tambah Siswo. Juga disampaikan bahwa semua ini berkat dukungan semua pihak. Siswo juga berpesan agar juri tetap berada pada koridor yang sudah ditentukan. “Untuk yang kesekian kalinya, saya mohon juri agar bisa tetap menjalankan aturan dan jangan sampai melenceng agar pelaksanaan acara bisa berjalan sesuai harapan,” harap Siswo.


Tim Lansia


Siswo juga berharap banyak, juri-juri nasional dari Yogyakarta dapat memberikan contoh dan bimbingannya kepada juri lokal Solo, agar bisa semakin baik. “Saya berharap apa yang sudah kita lakukan bisa ditingkatkan lagi,” kata Siswo.

“Kerja sama yang baik antara juri dan peserta juga harus jadi perhatian. Juri tanpa peserta, maka tidak akan ada lomba. Begitu pun sebaliknya dengan peserta kalau tidak ada juri, burung-burung yang dimilikinya tidak bisa dinilai,” imbuh Siswo lagi.


Dekoe mania Super Lansia


Cuaca cerah dan cenderung panas, mengawal kegiatan dari awal hingga akhir. Bahkan cuaca terasa sangat menyengat pada Minggu pagi itu. Meskipun setiap hari lokasi lomba selalu diguyur hujan deras, namun udara sejuk seakan tidak pernah hadir.

Perburuan poin penuh di liga terakhir ini, benar-benar terlihat sangat ketat. Bahkan panasnya cuaca di arena lokasi lomba hari itu, seakan ikut menambah panas persaingan antar jago-jago derkuku. Baik di kelas Senior, Junior, maupun di kelas Pemula.

Dan meskipun cuaca saat itu sangat panas, serasa membakar kulit. Tapi ternyata itu tak menyurutkan semangat para joki maupun pemilik, untuk terus mensupport jagonya dari bibir arena. Agar gaco mau kerja maksimal dan mendapat nilai tertinggi.

Diawali di kelas Senior dimana lima kontestan di babak pembuka langsung menyodok lima warna melalui Kanjeng Mami milik Sword, Oscar dan Bimo milik Hery, Kasantuka milik Wawan Soba serta Wayang milik King Kevin. Memasuki babak kedua, tinggal menyisakan tiga kontestan saja yang mendapatkan lima warna.


Koncer untuk kelas Senior


Juara di kelas Senior


Persaingan ketat pun terjadi. Di babak ketiga, para gaco sedikit mengendor. Namun Kanjeng Mami, Kasantuka, dan Wayang tetap konsisten mendapatkan lima warna. Penentuan juara pun harus lewat juri perekap untuk melihat nilai aduan masing-masing kontestan.

Untuk podium pertama kelas Senior, berhasil diraih Kasantuka, amunisi Wawan Soba, derkuku bergelang B2W yang menempati nomor kerekan 42. Kemudian Kanjeng Mami andalan Sword, produk ternak Sword yang berada di nomor kerekan 32 sebagai peraih podium kedua. Tempat ketiga dimenangkan Wayang milik King Kevin, burung dengan ring Wayang 063 yang dikerek pada nomor 150.


Koncer kelas Junior


Juara kelas Junior


Di kelas Junior, juara pertama berhasil menjadi milik Setyaki, amunisi Sunaryanto. Derkuku bergelang Arya 55 yang dikerek pada nomor 162 berkat raihan bendera lima warna pada babak pertama, kedua, dan ketiga serta bendera empat di babak terakhir.

Posisi kedua diraih Tirtonadi andalan Wawan Soba. Keberhasilan derkuku bergelang B2W 2190 yang dikerek pada nomor 17 berkat raihan bendera lima warna pada babak pertama dan ketiga serta bendera empat warna pada babak kedua dan keempat. Dan ditempat ketiga dimenangkan Kuda Hitam orbitan Wagiman.


Koncer kelas Pemula


Para juara kelas Pemula


Untuk kelas Pemula, podium pertama berhasil menjadi milik Roro Inten besutan Lilik Purworejo, ring LKTQ 222 yang dikerek pada nomor 67. Posisi kedua direbut Putra Wonogiri bergelang Sero 450 debutan Suprityanto. Dan tempat ketiga diduduki Caesar ring Dorrick 060 milik Dorrick.

Juara Liga DMS di Tahun 2025 menempatkan Wayang sebagai yang terbaik di kelas Senior, Tirtonadi di kelas Junior dan Kasmaran di kelas Pemula. Agenda kegiatan PPDSI Surakarta tidak berhenti sampai disini. Nantinya ada Laga Bintang “Bengawan Solo Cup” pada 14 Desember 2025. Gelaran bertiket 80 ribu ini diharapkan dapat mempertemukan para juara di Liga DMS 2025. (Ramlee/Jat)





Rabu, 26 November 2025

Kadal, Kelompok Reptil Bersisik yang Hidup di Berbagai Habitat di Dunia



Kadal merupakan kelompok reptil bersisik yang tersebar luas di dunia. Kadal umumnya memiliki empat kaki, ekor panjang, dan lidah yang panjang. Ciri-ciri khasnya termasuk tubuh yang tertutup sisik kering, lubang telinga luar, dan kelopak mata yang bisa digerakkan, meskipun beberapa spesies memiliki perbedaan seperti tidak berkaki atau tanpa kelopak mata.

Hewan ini merupakan kelompok besar dalam subordo Lacertilia atau Sauria yang tersebar di berbagai habitat di seluruh dunia, terutama di daerah hangat. Kadal beradaptasi dengan lingkungannya melalui berbagai cara, termasuk kamuflase, kemampuan memanjat, dan ada yang memiliki kemampuan melepaskan ekor untuk menghindari predator.

Saat ini, bangsa kadal terdiri dari sekitar 40 suku, dengan bentuk tubuh, warna, dan ukuran tubuh setiap jenisnya yang sangat bervariasi. Sebagian jenis mempunyai sisik-sisik yang halus dan mengkilap seolah-olah dilapisi minyak, tetapi sebenarnya sisik-sisik itu kering karena kadal tidak memiliki pori di kulitnya untuk mengeluarkan keringat atau minyak.


Kadal bakau (Emoia atrocostata)


Beberapa jenis kadal seperti cecak dan tokek memiliki setae khusus di telapak kaki yang berfungsi sebagai perekat saat memanjat pohon atau dinding. Sebagian besar spesies kadal memiliki tungkai namun ada beberapa golongan kadal yang tidak memiliki tungkai dan bentuk tubuhnya menyerupai ular.

Baca juga : Tuatara, ReptilTertua Sejak Era Dinosaurus

Kadal-kadal ini disebut kadal tanpa kaki. Contohnya Anguis fragilis, yang memiliki tubuh yang panjang dan tanpa tungkai. Terlepas dari itu semua, kadal-kadal tanpa tungkai masih bisa dibedakan dari ular, dari bentuk lidah yang bercabang dua namun setiap cabang berukuran pendek dan gepeng (sedangkan pada ular, kedua cabang lidah berukuran panjang, dan dapat dijulurkan dalam keadaan mulut tertutup).


Kadal pohon zaitun (Dasia olivacea)


Lubang telinga (ular tidak memiliki lubang telinga dan tidak bisa mendengar sama sekali), kelopak mata (ular tidak memiliki kelopak mata), ekor yang lebih panjang daripada tubuh (pada ular, tubuh lebih panjang dan ekor lebih pendek), sisik yang lunak (sementara pada ular, sisik cenderung lebih menonjol).

Kadal termasuk reptilia yang paling sukses berkembang di dunia dan dapat (bahkan sering) dijumpai di semua habitat, mulai dari hutan, gurun pasir, padang rumput, kebun, sawah, daerah berawa, bahkan di pemukiman dan kota-kota. Serta daerah dimanapun selama kadal bisa menemukan makanan kesukaannya.

Beberapa spesies seperti Iguana laut bahkan hidup di pantai dan memakan rumput laut sebagai makanan utamanya. Kadal juga dapat hidup di wilayah sejuk seperti pegunungan. Namun, sebagai binatang berdarah dingin (poikiloterm), kadal tidak dapat bertahan terlalu lama di tempat yang bersuhu rendah dan memerlukan sinar matahari sebagai salah satu sumber energi mereka untuk beraktivitas.

Sehingga kadal tidak akan bisa dijumpai di puncak-puncak gunung serta di daerah salju dan kutub. Kadal juga tidak bisa dijumpai di pulau-pulau terisolasi seperti kepulauan di Pasifik (kecuali Melanesia dan Selandia Baru, serta Kepulauan Galapagos yang masing-masing daerah tersebut memiliki spesies kadal endemik).


Kadal bowring (Lygosoma bowringii)


Sebagian besar kadal aktif pada siang hari, sebagian lainnya aktif pada malam hari. Ada juga beberapa spesies yang aktif pada pagi hingga sore hari. Sebagian besar kadal memerlukan sinar matahari untuk menghangatkan badannya sebelum beraktivitas.

Baca juga : Iguana, MonsterReptil yang Banyak Pencintanya

Biasanya, kadal berkelana sendirian, kadang-kadang juga hidup berkelompok, misalnya Komodo yang memakan mangsanya bersama-sama dengan komodo lainnya. Interaksi yang paling sering dilakukan oleh kadal adalah ketika musim kawin.


Kadal hutan bergaris kuning (Sphenomorphus sanctus)


Kadal saling berkomunikasi menggunakan isyarat tertentu seperti enggerakkan bagian tubuh tertentu (semisal ekor), menjulurkan lidahnya, mengubah-ubah warna kulit (contohnya bunglon) atau menaik-turunkan badannya. Pada keadaan tertentu, kadal-kadal jantan sering kali berkelahi dengan sadis untuk memperebutkan wilayah kekuasaan atau kadal betina, seperti saling menggigit atau mencakar, sampai salah satu mengalah dan pergi.

Jika ada hewan atau manusia yang mengganggu, kadal biasanya memilih pergi menjauh. Namun, jika sudah tidak mampu melarikan diri, kadal akan membela diri dengan berbagai cara. Misalnya, mengeluarkan suara yang nyaring atau menggigit bagian tubuh pengganggunya.

Beberapa jenis kadal seperti cecak dapat memutuskan ekornya (autotomi) sebagai alat pengalih perhatian pengganggu, selanjutnya kadal tersebut akan melarikan diri secepat mungkin dan bersembunyi. Meskipun ekornya putus, tetapi tubuhnya bisa menumbuhkan ekor yang baru.

Kadal merupakan satwa omnivora (pemakan segala), tetapi bisa dipastikan bahwa hampir semua jenis kadal pasti lebih menyukai zat hewani. Makanan kadal meliputi serangga (yang merupakan makanan utama sebagian besar spesies kadal, biasanya nyamuk, belalang, atau larva), cacing, amfibia, reptil yang lain (terkadang jenisnya sendiri/kanibal), dan mamalia kecil.


Kadal ular (Lygosoma quadrupes)


Beberapa spesies lebih menyukai zat nabati seperti tanaman, buah-buahan dan bahan nabati lain, misalnya Iguana laut yang memakan rumput laut. Sebagian kelompok kadal juga menyukai bangkai, bahkan kadal besar seperti komodo juga memangsa hewan besar lainnya, misalnya unggas, rusa atau babi hutan. Bahkan ada beberapa kasus serangan komodo terhadap manusia.

Baca juga : Bearded Dragon, siKadal Gurun Australia

Sebagian besar kadal berkembangbiak dengan bertelur (ovipar). Telur kadal terdiri dari lapisan luar berupa cangkang lunak yang kedap air (biasanya berwarna putih), kemudian ada dinding dalam berupa selaput, serta zat puti-kuning telur, yang akan berubah menjadi individu kadal baru apabila diinkubasi.


Kadal zamrud Iberia (Lacerta schreiberi)


Jenis kelamin pada kadal yang akan menetas sangat dipengaruhi suhu udara di sekitarnya. Apabila suhu udara tinggi, telur tersebut akan berisi kadal jantan, sedangkan jika sebaliknya (suhu udara rendah) akan menghasilkan kadal betina. Namun, batas suhu pasti akan menghasilkan jantan atau betina, sampai saat ini masih diperdebatkan.

Beberapa jenis kadal, sekitar 20% spesies, berkembangbiak dengan melahirkan (ovovivipar). Biasanya, saat melahirkan, bagian tubuh yang keluar terlebih dahulu adalah ekor. Jenis kelamin bayi kadal yang lahir dipengaruhi oleh suhu tempat ia akan dilahirkan. Beberapa jenis kadal bahkan dapat berkembangbiak tanpa perkawinan samasekali (partenogenesis).


Savannah monitor (Varanus exanthematicus)


Kadal bisa dianggap berguna bagi manusia karena mengendalikan hama yang mengganggu, sebagai hewan peliharaan (pet), atau menghasilkan kulit untuk dijadikan karya seni kerajinan, dan ada pula yang diburu dan diambil dagingnya untuk dimakan. Kadal juga berperan sebagai bioindikator, terutama di lingkungan air, karena sensitivitasnya terhadap perubahan lingkungan. (Ramlee)

 

Sumber : remen.id

Kadal, Reptilia Bersisik yang Tersebar Luas diDunia


Sabtu, 22 November 2025

PPDSI Sukoharjo Gelar Latber Nasa Bird Farm, Tuan Muda dan Rumput Laut Rebut Tropy Juara



Pengcab PPDSI Sukoharjo kembali menggelar Lomba Seni Suara Alam Burung Derkuku bertajuk Latber Nasa Bird Farm. Lomba yang digelar pada Minggu, 16 November 2025 di Lapangan Sukoharjo Kel. Kwarasan. ini berlangsung ramai dan sukses. Latber kali ini tidak saja dihadiri dekoe mania Sukoharjo, juga hadir dekoe mania dari Solo Raya.

Andang selaku ketua Panitia menuturkan bahwa kegiatan ini sebagai wujud eksistensi hobi derkuku yang ada di wilayah Sukoharjo. “Saya memang berusaha untuk terus mengadakan kegiatan lomba derkuku, biar dekoe mania semakin semangat dan hobi bisa semakin semarak,” terang Andang.


Panitia berfoto bersama juri yang bertugas


Lebih lanjut disampaikan bahwa acara seperti ini penting dilakukan agar dekoe mania bisa terus menikmati hobinya. Sebab jika tidak ada kegiatan, maka hobi juga akan mengalami penurunan dan hal tersebut tentu tidak diharapkan terjadi oleh seluruh dekoe mania yang ada di Sukoharjo.

“Pokoknya Pengcab Sukoharjo selalu berusaha untuk mengadakan acara. Khususnya di Sukoharjo ini biar dekoe mania bisa terus mengasah kemampuan gaco-gaconya dan pemahaman terhadap burung derkuku. Apalagi jika ada pihak sponsor yang memberikan dukungan, maka tidak ada alasan untuk menolak menggelar kegiatan,” jelas Andang.


Latber Nasa BF Sukoharjo


Acara latber kali ini kembali didukung oleh peternak derkuku mapan yang ada di sekitaran Sukoharjo. Kali ini kegiatan Pengcab Sukoharjo mendapat suport penuh dari Nasa Bird Farm. “Saya sengaja mengadakan kegaitan ini agar teman-teman bisa menyalurkan hobinya dan hobi derkuku ini juga semakin ramai,” ungkap H. Nur Ali sang pemilik Nasa Bird Farm.

Panitia membuka dua kelas yakni kelas Bebas dan kelas Pemula. Masing-masing kelas hanya menyediakan 1 blok kerekan dengan rincian, untuk kelas Pemula ada 35 tiang dan kelas Bebas ada 20 tiang kerekan yang akan diambil 10 besar.


Supriyanto, Irul, Agus, dan Sarno


Jumlah peserta yang hadir begitu tinggi nyaris full, walaupun hampir setiap hari turun hujan dengan intensitas tinggi. Panitia juga memanjakan dekoe mania dengan menyediakan undian doorprize yang jumlahnya bejibun. Diantaranya ada burung bergelang Nasa BF dan beberapa amplop angpao.

Ketua Panitia Andang menyampaikan terima kasihnya kepada seluruh dekoe mania yang sudah berkenan hadir di acara Latber Nasa Bird Farm ini. Terima kasih juga disampaikan kepada H. Nur Ali selaku pemilik Nasa BF yang sudah berpartisipasi mensupport gelaran lomba sehingga acara berlangsung meriah.


Juara di kelas Bebas


“Kami juga menyampaikan permohonan maaf jika selama penyelenggaraan Latber Nasa Bird Farm ini ada hal-hal yang kurang berkenan,” ujarnya. Sementara cuaca cerah dan cenderung panas mengawal kegiatan dari awal sampai akhir. Persaingan perebutan posisi kejuaraan berlangsung seru dan menegangkan.

Di kelas Bebas, persaingan tampak begitu ketat. Memasuki babak pertama empat gaco tampil apik dengan nilai lima warna di antaranya Werkudoro, Cakrawala, Tuan Muda, dan Moses. Memasuki babak kedua, tinggal Tuan Muda yang kembali tampil ciamik dengan meraih nilai lima warna. Sementara yang lain hanya mampu raih empat warna.


Juara kelas Pemula


Setelah jeda istirahat, suasana berubah. Dua gaco meraih nilai lima warna sedangkan yang lainnya hanya meraih empat warna. Di babak keempat Tuan Muda masih tetap konsisten dengan raihan lima warnanya. Sedangkan dua lawannya hanya meraih nilai empat warna bahkan satunya hanya mampu raih tiga warna saja.

Raihan bendera lima warna empat kali yang diperoleh Tuan Muda milik Musa Jakarta dengan ring LMS 44 di tiang 14 membawanya ke posisi puncak. Disusul Cakrawala ring PN 873 besutan Dorrick Sukoharjo tiang 13 berada di tempat kedua. Dan Werkudoro ring PN 921 debutan BS 2 BF Karanganyar di tangga ketiga.


Budi Anugrah dan Dorick merasa senang mendapatkan angpao dari Nasa BF


Di kelas Pemula, terjadi saling kejar nilai untuk berebut menduduki posisi puncak. Empat burung berhasil menjaga asa hingga penilaian berakhir selama empat babak penuh dengan raihan bendera empat warnanya. Sampai akhirnya juri perekap menentukan urutan kejuaraan.

Untuk kelas Pemula, urutan pertama diraih Rumput Laut amunisi Eko LMS Solo, ternakan D3W 40 yang dikerek pada nomor 44. Menyusul pada tempat kedua, Terajana andalan Pak Tani Solo produk ternak Pak Tani 257 yang menempati nomor kerekan 49. Sementara urutan ketiga ada Pelita Jr milik Budi Santoso Sukoharjo ring BS 62 yang ada di nomor kerekan 19. (Ramlee/Jat)





Jumat, 21 November 2025

Nyilet, Kondisi Kesehatan Burung yang Berisiko Kematian



Nyilet pada burung merupakan kondisi serius di mana tubuh burung mengalami dehidrasi parah dan kekurangan gizi, sehingga otot dadanya menipis dan tulangnya menonjol tajam seperti silet. Kondisi ini membuat otot dada burung semakin menipis sehingga tulang dada burung terlihat menonjol tajam seperti pisau silet yang tajam dan seakan-akan merobek dada burung.

Karena itulah penyakit ini disebut penyakit Kurus Dada Nyilet atau penyakit Kurus Nyilet. Apa itu penyakit nyilet pada burung? Banyak pencinta burung yang mempertanyakan mengenai penyakit nyilet ini. Hal tersebut karena burung peliharaan dapat mengalami penyakit yang membahayakan kesehatannya, bahkan mengancam kehidupannya.

Penyakit burung Kurus Dada Nyilet atau Kurus Nyilet bukanlah penyakit baru. Penyakit yang sangat mematikan ini sudah ada sejak lama dan sering menyerang semua jenis burung. Dari fakta di lapangan, penyakit ini lebih sering ditemui burung-burung pemakan bijian seperti burung Lovebird, Kenari, Blackthroat, Herda Sanger, Parkit, dan masih banyak lagi burung pemakan biji lainnya yang juga berpotensi mengalami penyakit nyilet.


Burung pemakan biji-bijian


Burung pemakan buah dan burung pemakan serangga seperti Murai Batu, Kacer, Cendet, Cucak Ijo, Cucak Rawa, Pleci, Anis Merah, Anis Kembang dan burung lainnya juga sering terserang penyakit Kurus Nyilet. Tapi persentasenya lebih kecil dibandingkan pada burung pemakan bijian.

Baca juga : Memahami Kasus Radang Mata pada Burung Berkicau

Penyakit nyilet ini dikenal sebagai penyakit yang relatif sulit untuk disembuhkan. Terlebih jika penanganannya terlambat dan tidak dilakukan dengan langkah yang tepat, maka burung yang terkena penyakit nyilet akan memiliki risiko kematian yang cukup tinggi dalam waktu yang relatif singkat.


Burung yang mengalami kurus nyilet, tulang dadanya terasa tajam


Burung yang terkena penyakit nyilet biasanya ditandai dengan beberapa ciri. Contohnya seperti tubuh burung yang terlihat lebih lemas dan cenderung tidak aktif bergerak, bahkan ketika bergerak burung terlihat tidak stabil dan tidak seimbang.

Warna bulu yang terlihat lebih kusam, kaki yang terlihat lebih pucat, hingga nafsu makan burung yang relatif menurun secara signifikan juga menjadi tanda bahwa burung mengalami penyakit nyilet. Selain itu, burung yang nyilet umumnya akan lebih banyak minum. Hal terjadi karena tubuh burung mengalami dehidrasi yang cukup parah.

“Mas, burung peliharaanku ku kok tiba-tiba saja mati. Padahal tidak pernah telat kasih makan, apa karena air minumnya keruh ya?” Demikan chat pribadi masuk melalui salah satu platform sosial media yang paling banyak digunakan saat ini. Banyak sebenarnya keluhan sejenis yang sering dilontarkan oleh para penggemar burung.

Sebagian besar burung memang memiliki perilaku unik, yaitu seringkali memperlihatkan dirinya dalam kondisi sehat. Meski sebenarnya dalam keadaan sakit. Sebagaimana terungkap dalam berbagai hasil penelitian di dalam dan luar negeri.


Burung yang tidak dalam kondisi sehat, bulunya terlihat kusam dan mengembang


Hal ini dimaksudkan untuk mengelabuhi burung lain, baik sejenis maupun berbeda jenis, agar tidak diganggu, diserang, atau dimangsa. Karena itu, kita sering terlena melihat burung yang sepertinya sehat, dan menganggapnya sehat, sehingga tahu-tahu sudah parah, bahkan malah mati.

Baca juga : Tetelo, Penyakit yang Menyerang Hewan Jenis Unggas saat Pancaroba

Namun, dalam batas-batas tertentu, ketika kondisinya makin memburuk, burung tidak sanggup lagi menyembunyikan penyakitnya. Pada titik ini, burung sudah dalam kondisi parah kesehatannya, bahkan ditemui dalam kondisi mati di dasar sangkar. Padahal sebelumnya terlihat baik-baik saja.


Burung dalam kondisi sakit terlihat enggan makan


Sebenarnya sebagian besar penyebab kematian burung, langsung maupun tidak langsung disebabkan oleh malnutrisi (kekuranglengkapan asupan gizi) dan stres. Banyak pemelihara memberi makan burungnya cukup banyak kadang malah berlebihan, tetapi mutunya rendah dan monoton sehingga dapat terjadi defisiensi (kekurangan sesuatu zat nutrisi).

Stres pada burung dapat disebabkan oleh buruknya higiene, perubahan-perubahan suhu yang cepat, atau trauma baik fisik maupun psikis. Baik penyakit karena defisiensi zat nutrisi ataupun karena stres berjalan lama dan menyebabkan burung merana. Pada suatu saat sampai kepada ambang batas kemampuan daya tahan tubuh, yang menurut kita ditemukan “sekonyong-konyong mati” atau “mati mendadak”!

Pada saat musim peralihan dari musim panas ke musim hujan serta pada puncak musim hujan yang biasanya jatuh pada bulan Januari sampai Pebruari. Pada saat-saat seperti itu harus lebih mewasdai kondisi burung peliharaan.

Perubahan cuaca panas siang dan dingin pada malam hari, kondisi sangkar yang kurang sehat (kotor dan lembab), pemberian menu makanan yang kurang baik, semuanya dapat menyebabkan munculnya gangguan kesehatan pada burung.


Ciri burung yang mengalami kurus nyilet


Itu sebabnya, sangat penting bagi pemilik dan penangkar untuk selalu memantau kesehatan burung, minimal dua kali sehari, agar bisa melihat kemungkinan adanya tanda-tanda sakit pada burung peliharaan. Maka yang sering tampak pada burung adalah kondisi baik-baik saja, tetapi saat dipegang ternyata sangat kurus sekali. Ada yang menyebut kondisi seperti ini dengan nyilet.

Baca juga : Menjaga Kenari Tetap Sehat saat Cuaca Tidak Menentu

Ciri-ciri burung yang terserang penyakit kurus nyilet diantaranya adalah tubuh burung lemas dan lemah, kaki berwarna pucat, sayap turun, warna bulu kusam, bulu burung mengembang. Nafsu makan burung menurun drastis, makan sering milih-milih.


Burung yang mengalami kurus nyilet 80% tidak akan tertolong


Burung yang mengalami kurus nyilet lebih banyak minum karena tubuhnya mengalami dehidrasi. Bulu di sekitar kloaka sering basah dan banyak kotoran menempel. Kotoran burung encer berwarna putih atau hijau berbau menyengat. Tubuh burung kurus, tulang dada menonjol, dan gerak gerik burung tidak lincah, koordinasi tubuh burung terganggu, burung bergerak sempoyongan.

Berdasarkan data penelitian selama ini, penyakit burung kurus nyilet disebabkan oleh kualitas nutrisi pakan harian yang buruk. Adanya cacing yang bersarang di sistem pencernaan. Infeksi bakteri di sistem pencernaan. Infeksi jamur di sistem pencernaan, dan infeksi kompleks dari bakteri, jamur dan gizi buruk. Penanganannya disesuaikan dengan penyebab kurus nyilet itu sendiri. (Ramlee)


Sumber : remen.id

Burung Nyilet, Kondisi Kesehatan Burung yang Memiliki Risiko Kematian Cukup Tinggi



Kenari Dada Lemon, Mirip Blackthroat namun Beda Jenis

Lemon-breasted Canary (Crithagra citrinipectus) juga dikenal sebagai kenari dada lemon atau kenari dada kuning merupakan spesies burung fin...