Blog Hobi dan Informasi

Sabtu, 08 April 2023

Murai Batu Rajanya Burung Ocehan, Favorit Kicau Mania


Penggemar burung berkicau atau yang biasa disebut dengan kicau mania pasti mengenal burung murai batu. Salah satu jenis burung berkicau yang sering dilombakan di berbagai daerah di Indonesia. Popularitasnya yang begitu tinggi membuat harga jualnya ikut melambung.

Murai batu disebut sebagai rajanya burung ocehan. Selain kemampuannya menirukan suara burung lainnya, penampilan murai batu dengan ekor panjangnya sangat memukau. Murai batu memainkan ekornya dengan cara naik-turun ketika berkicau, menjadikan burung dengan nama lain kucica hutan ini banyak penggemarnya.

Murai Batu burung favorit kicau mania

Burung murai adalah burung yang berasal dari Asia. Di Indonesia, kelompok habitatnya ditemukan di berbagai hutan sekunder yang memiliki pepohonan hijau dan lebat. Jenis hutan dengan ciri demikian banyak terdapat di Pulau Jawa, Kepulauan Sumatera, hingga Kalimantan.


Di Pulau Jawa, habitat murai sudah sangat jarang ditemukan. Sebab penyebarannya menjadi tidak merata serta sangat terbatas karena kondisi hutan Jawa yang semakin memprihatinkan. Habitat murai di Jawa hanya ditemukan di beberapa kawasan konservasi dan cagar alam, seperti di Taman Nasional Meru Betiri dan Taman Nasional Ujung Kulon.

Baca juga : Kroto sebagai Pakan Andalan Burung Kicau

Satwa yang dikenal menguasi teritorial daerah habitatnya ini memiliki perilaku yang begitu khas, yakni akan menjadi lebih aktif serta protektif dalam mempertahankan wilayahnya jika disusupi oleh individu lain. Di Indonesia, murai batu merupakan salah satu jenis murai yang paling digemari dibanding jenis lainnya.

Kicaunya yang nyaring membuat burung murai dijadikan burung peliharaan. Selain itu, burung dengan harga relatif mahal ini banyak yang diikutkan pada lomba kicau. Perilaku yang protektif inilah yang disukai oleh penghobinya untuk dilombakan.

Penangkaran Murai Batu menjadi bisnis yang menjanjikan

Burung ini hidup dan berkembang biak di berbagai wilayah hunian, terutama di sepanjang Pulau Sumatera dan Kalimantan dengan tanah gambutnya. Di Pulau Jawa, murai batu berada di daerah yang memiliki gunung berapi aktif.

Namun, ras yang ada di Pulau Jawa berbeda dengan ras yang ada di Pulau Sumatera. Murai batu terkenal cukup mudah beradaptasi dengan lingkungan barunya. Habitat murai berada di hutan primer sampai hutan terbuka yang penuh semak belukar. Tak jarang, perkebunan sawit dan karet juga dijadikan hunian oleh murai.

Baca juga : Burung Kenari, Burung Berbulu Cantik Bersuara Sangat Merdu

Sering terlihat mulai dari dataran rendah hingga lereng pegunungan atau kaki bukit. Bahkan, tak jarang, ada beberapa murai yang menghuni daerah tebing terjal. Burung kicau ini terkadang terlihat berpasangan, tetapi tak jarang pula ditemukan hidup sendirian. Murai batu memiliki karakter yang galak, terutama dengan sejenisnya.

Di alam bebas, dalam satu wilayah hanya ada satu jantan yang menjadi pemimpin. Saat pejantan mati atau kalah bersaing dengan jantan pendatang baru, posisi tersebut akan digantikan oleh jantan lain.

Anakan Murai Batu

Burung murai batu asal Sumatera lebih diminati untuk diikutkan kontes. Dahulu, murai batu asal Medan menjadi unggulan para kicau mania. Namun, saat ini posisi tersebut digantikan oleh murai batu asal Aceh, Pasaman, serta wilayah Bukit 12 dan Gunung Masurai.


Semua daerah tersebut terkadang tidak memiliki kualitas murai batu yang sama, mulai dari fisik, penampilan, hingga suaranya. Kerabat dekat kacer ini sering diburu oleh penggemar burung sehingga keberadaannya di habitatnya semakin langka.

Baca juga : Asal Usul Perkutut Bangkok di Indonesia

Murai batu yang akan dikonteskan perlu dirawat dengan benar. Kunci keberhasilan merawat burung murai batu adalah pemberian pakan yang teratur, jumlah porsi yang diberikan tepat, dan pakan yang diberikan bervariasi.

Burung ini meskipun sudah dirawat dengan baik tidak serta-merta bisa langsung siap ikut kontes, burung perlu dilatih setelah 3–4 tahun dirawat. Masa rawat tersebut sangat penting untuk membuat fisik dan mental tempur burung stabil. Begitu pun dengan kematangan suara kicau yang terus menyambung.

Murai Batu seringkali dikonteskan keindahan kicauannya

Karena keberadaannya yang kian langkah para pemerhati kini mulai banyak yang menangkarkannya. Dengan harga yang relatif stabil dari wakatu ke waktu membuat burung murai mempunyai prospek yang bagus untuk ditangkarkan. Selain tentunya sebagai langkah nyata mengurangi perburuan burung ini di alam liar hanya untuk memenuhi kebutuhan para penggemarnya. (Ramlee)



Sumber : remen.id

Burung Murai Burung Favorit Kicau Mania yang Kian Langkah


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ayam Hutan Merah, Nenek Moyang Ayam Peliharaan Ternyata sangat Pemalu

Ayam Hutan Merah (Gallus gallus) merupakan sejenis burung berukuran sedang, dengan panjang sekitar 78 cm, dari suku Phasianidae. Suku Phasi...