Blog Hobi dan Informasi

Jumat, 31 Januari 2025

Zebra Finch, Burung Aussie yang Cantik dan Mudah Perawatannya



Zebra Finch atau Pipit Zebra (Taenopygia guttata) merupakan salah satu burung yang masih tergolong kedalam jenis burung finch dengan postur kecil tapi lincah dengan warna memukau, sehingga banyak peminatnya. Daya tarik burung ini terdapat pada bagian warna bulunya yang belang-belang menyerupai motif zebra. Tampilan seperti zebra itulah yang membuat burung ini dinamakan zebra finch.

Burung pipit zebra merupakan salah satu dari dua spesies yang ada dalam genus Taenopygia dari keluarga Estrildidae. Satu spesies lagi adalah double-barred finch (Taenopygia bichenovii). Keluarga Estrildidae terdiri atas 29 genus, termasuk Taenopygia dan Padda yang mempunyai spesies gelatik jawa (Padda oryzivora).

Burung zebra finch banyak dijumpai di Pulau Timor, baik itu masih masuk dalam wilayah Indonesia atau pun yang sudah memasuki wilayah Timor Leste, dan juga kawasan Australia. Saat ini burung yang lebih dikenal dengan sebutan Pipit Zebra ini sudah dikembangbiakan di Brazil, Portugal, Puerto Rico, hingga Amerika Serikat.

Koloni zebra finch di alam liar

Burung pipit zebra atau zebra finch ternyata memiliki sifat sangat setia terhadap pasangannya di alam liar. Bahkan dalam penelitian yang dilakukan Dr Simon Griffith, ahli perburungan Universitas Macquire Australia, terungkap kalau burung ini memiliki sifat sangat monogami ketimbang jenis burung lain.

Baca juga : Gould Amadin, Burung Pipit Warna-Warni Asal Benua Australia 

Selain sangat populer sebagai burung peliharaan, ternyata burung pipit zebra juga kerap dijadikan objek penelitian sejumlah ornitholog. Dimulai dari penelitian perihal reproduksi, komunikasi antar burung, dan yang paling sering adalah perilaku burung itu sendiri.

Di habitat alaminya, zebra finch selalu berada tidak jauh dari sumber air

Zebra finch tergolong burung kecil dengan panjang sekitar 10 cm dan beratnya sekitar 10-20 gram. Ciri khasnya itu ada garis hitam yang mirip zebra di bagian sayap dan ekor. Burung jantan biasanya punya warna abu-abu dengan pipi jingga dan bintik jingga di perut, sedangkan betina lebih polos dan kalem.

Zebra finch di alam liar biasanya bisa ditemui di berbagai tempat, sepertik padang rumput, semak-semak, dan daerah berpohon dekat air. Spesies burung ini menetap sepanjang tahun dan cenderung lebih aktif saat siang hari. Zebra finch hidup dalam kawanan besar yang jumlahnya bisa mencapai 100 individu.

Akan tetapi, saat sedang mencari makan, burung ini akan membentuk kelompok yang lebih kecil yang jumlahnya kisaran 50 individu. Zebra finch mengenali anggota kelompoknya melalui nyanyian. Burung ini sering melakukan perjalanan jarak jauh untuk mencari makanan, wilayah pertahanannya tidak terlalu besar dan biasanya hanya terbatas pada area yang mengelilingi lokasi sarangnya.

Menu makan utama dari zebra finch adalah biji-bijian, khususnya biji rumput. Mereka biasanya mengambil biji-bijian berukuran antara 1–2,6 milimeter panjangnya. Zebra finch lebih suka benih yang lebih besar dan mudah dikupas. Burung ini juga melengkapi asupan nutrisinya dengan memangsa serangga seperti semut dan rayap. Sementara anak-anaknya memakan biji setengah matang.

Sepasang zebra finch

Zebra finch menggunakan sinyal akustik untuk berkomunikasi dengan embrio. Mereka melakukan panggilan inkubasi pada telurnya saat cuaca panas, kisaran di atas 26 derajat celcius dan pada saat akhir masa inkubasi. Menariknya, panggilan tersebut mengubah pertumbuhan dan perilaku anak burung.

Baca juga : Blackthroat, Burung Berkicau Kecil dengan Suara dan Nyanyian yang Mempesona

Anak burung zebra finch yang diberi panggilan inkubasi mempunyai berat lebih kecil di akhir fase bersarang saat anakan ini merasakan suhu sarang yang lebih tinggi. Selain itu, anak burung tersebut kemungkinan besar akan bersuara ketika suhu sarang tinggi.

Induk zebra finch mengerami bersama telur-telurnya

Burung zebra finch jantan dan betina yang sudah dewasa memiliki perbedaan nyata dari penampilan fisiknya. Burung jantan memiliki bulu-bulu yang cerah dan berwarna-warni, dengan garis hitam pada bagian dadanya, bintik-bintik putih pada sayap, pipi berwarna oranye, serta paruh merah gelap. Pada bagian dagunya juga terlihat pola garis-garis.

Burung betina tidak memiliki bintik-bintik putih pada sayapnya. Pipinya juga tidak oranye, tetapi sama seperti warna bulu tubuhnya, atau terkadang abu-abu muda. Selain itu, warna paruhnya lebih terang daripada jantan. Jika paruh jantan merah-gelap, maka paruh betina lebih terlihat oranye.

Tidak hanya panggilan bersarangnya yang unik, zebra finch jantan punya kemampuan bernyanyi luar biasa. Zebra finch jantan bisa menyuarakan nyanyian indah untuk memikat pasangannya. Jantan belajar bernyanyi dari induk jantanya. Zebra finch jantan mulai berlatih bernyanyi selama beberapa minggu pertama kehidupannya.

Salah satu studi mengatakan bahwa jantan bahkan masih lypsinc saat sedang tidur, mungkin dilakukannya untuk menyimpan informasi berjangka panjang tentang lagu tersebut. Walaupun mereka belajar bernyanyi, anak burung akan menambahkan versinya sendiri sehingga tidak ada dua lagu yang sama persis.

Zebra finch remaja

Musim kawin zebra finch sangat beragam, burung ini bisa kawin kapan pun sepanjang tahun. Sistem perkawinannya adalah monogami, membentuk hubungan yang berlangsung seumur hidupnya. Pada saat memasuki musim kawin burung zebra finch jantan menari-nari dan pamer corak bulunya agar mendapatkan perhatian dari burung betina.

Baca juga : Red Siskin, Burung Pipit dengan Warna Menawan Bersuara Khas

Setelah berjodoh, pasangan ini bakal segera mencari tempat untuk membuat sarang. Biasanya sarangnya dibuat diantara semak-semak, dahan pohon, atau bahkan di dalam lubang pohon. Induk betina akan bertelur sebanyak 5-8 butir telur berwarna putih.

Kini telah banyak breeder zebra finch

Pada peneluran yang terakhir, induk betina langsung mengerami telur-telurnya. Ia akan menghabiskan sebagian waktu untuk mengerami telur-telurnya, tetapi biasanya bergiliran dengan induk jantan. Saat pejantan mengerami telur, betina keluar dari sarang untuk makan dan minum. Telur akan menetas setelah 14 hari pengeraman.

Anak burung bakal dirawat sama dua orang tua mereka selama 18-21 hari sebelum akhirnya bisa terbang dan hidup mandiri. Dalam beberapa minggu, anak burung itu bakal tumbuh jadi burung dewasa dan siap cari jodoh sendiri. Anak-anak zebra finch bisa terbang 17 – 18 hari setelah menetas dan bisa mencari makan sendiri sekitar 35 hari kemudian. Anak-anak zebra finch mencapai usia dewasa setelah berumur 36 – 50 hari. Siap kawin saat berusia 80 hari.

Zebra finch hasil budidaya

Burung kecil ini tentu saja kerap menjadi incaran pemangsa, dijadikan sebagai santapan lezat untuk memenuhi rasa lapar. Bagaimana cara zebra finch melarikan diri? Karena ancaman pemangsa, zebra finch memilih berkumpul dalam kawanan di semak-semak atau pepohonan di dekat sumber air.

Zebra finch akan memanfaatkan kondisi itu dengan baik, berkumpul sambil meminum air.Zebra finch diketahui meminum sekitar 3 milimeter air per harinya. Saat suhu lebih panas atau mencapai 40 derajat celcius, bisa minum sebanyak 6 – 12 milimeter. Zebra finch hanya minum selama beberapa detik, setelahnya mandi selama semenit. Burung ini juga pandai bersolek, zebra finch akan mengeringkan dan meminyaki bulunya. (Ramlee)


Sumber : remen.id

Zebra Finch, Burung Berpostur Kecil Lincah dengan Warna Bulu Memukau Bermotif Mirip Zebra


Kamis, 30 Januari 2025

Kelabau, Ikan Air Tawar Lokal yang Mulai Sulit Ditemukan Bernilai Ekonomi Tinggi



Kelabau (Osteochilus melanopleuora) merupakan spesies ikan air tawar dari kelompok Cyprinidae (satu keluarga dengan ikan mas) endemik Kalimantan. Cyprinidae adalah familia besar ikan air tawar yang terdiri atas golongan ikan ikan mas atau ikan karper, ikan mas hias, minnow, dan kerabatnya.

Secara umum disebut keluarga ikan mas, anggotanya kadang disebut juga siprinid. Ikan hara atau kelabau termasuk hewan herbivora yang memakan daun-daunan makrofita akuatik, tumbuhan darat yang terendam banjir, alga, dan fitoplankton. Bentuk dan sifatnya juga mirip ikan mas dengan pertumbuhan optimal di air deras.

Kelabau memerlukan habitat dengan pH normal 6,5 – 8, salinitas 11 ppm, dan oksigen terlarut 5 – 8 ppm. Ikan ini mampu hidup pada suhu air 15 – 29 oC dengan kisaran optimal 23 – 28,5 oC. Ikan kelabau mudah dikenali dari bagian mulutnya, batas bibir, dan sirip punggung yang panjang. Tubuh ikan kelabau berwarna hijau keabu-abuan dengan bercak keperakan dan bercak kehitaman yang melintang besar pada anterior tubuh ikan.

Ikan kelabau jadi maskot kota Banjarmasin

Bentuk tubuh ikan ini agak bulat pipih dan memanjang serta termasuk ke dalam bagian ikan perenang cepat. Bentuk kepala bagian atasnya agak mendatar dengan mulut berukuran kecil, garis linear literalis tidak terputus dan bagian punggung berwarna kehijauan dengan bagian perut berwarna putih.

Baca juga : Ikan Mas, Ikan Konsumsi Paling Populer Mengandung Gizi dan Nutrisi Penting bagi Tubuh

Ikan ini memiliki sirip dorsal agak panjang, gurat sisi melengkung kebawah dan berakhir pada ekor bagian bawah. Selain itu Ikan Kelabau mempunyai dua pasang sungut, panjang tubuh maksimal 30 – 50 cm. Kelabau jantan memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dan melebar. Selain itu, warna tubuh ikan juga lebih terang. Sementara itu, kelabau jantan memiliki bentuk tubuh lebih cenderung ramping dan memanjang serta memiliki warna tubuh lebih gelap.

Ikan karper (Cyprinus carpio)

Ikan kelabau betina akan mengalami pematangan gonad pertama kali saat tubuhnya sudah berukuran 28 – 30 cm dengan berat sekitar 0,6 – 2,5 kg/ekor. Ikan jantan sudah mengalami pematangan gonad ketika panjang total tubuhnya lebih dari 26 cm dengan berat sekitar 0,5 – 1 kg/ekor. Ikan jantan tersebut sangat mudah mengeluarkan sperma saat bagian perutnya ditekan dengan lembut.

Siklus matang gonad akan terjadi pada Desember hingga April, sedangkan puncak reproduksinya terjadi di Februari. Siklus pematangan gonad tersebut terjadi pada musim hujan. Induk betina yang sudah siap dipijah biasanya akan memiliki bentuk perut yang buncit, lembek, dan lubang kelaminnya berwarna kemerah-merahan.

Sementara itu, induk jantan ditandai dengan bentuk perut langsing dan jika perutnya diurut ke arah kelaminnya akan keluar cairan berwarna putih, cairan tersebut merupakan sperma ikan. Proses pemijahan bisa berlangsung secara alami ataupun buatan. Proses pemijahan buatan dilakukan dengan menggunakan hormon ovaprim dengan dosis 0,5 – 0,6 ml/kg.

Ikan ini, diketahui menyebar di Asia Tenggara hingga Sumatera dan Kalimantan. Ikan kelabu termasuk salah satu jenis ikan air tawar yang mempunyai nilai ekonomis penting karena harganya relatif cukup mahal di pasaran dan mulai jarang ditemukan.

Ikan nilem (Osteochilus vittatus)

Nilai ekonominya cukup tinggi, mencapai Rp 35.000 – Rp 40.000 per kg, jauh mengungguli ikan mas yang hanya Rp 22.000 – Rp 24.000 per kg. Ikan ini dijual dalam keadaan segar, atau diasinkan. Sayangnya, populasi ikan endemik Kalimantan dan Sumatera itu semakin menurun akibat pencemaran dan penangkapan tidak terkendali.

Baca juga : Jelawat, Ikan Konsumsi Air Tawar Lokal Khas Sumatera dan Kalimantan

Ikan kelabau dapat mencapai bobot 1 – 4 kg per ekor. Ikan kelabau ini biasa ditemukan di setengah kedalaman hingga dasar sungai-sungai kecil dan besar. Juga didapati di wilayah yang mengalami banjir. Habitat ikan kelabau adalah perairan sungai, anak sungai maupun danau bekas aliran sungai di antara rimbunnya tanaman air yang tumbuh di perairan tersebut.

Seekor ikan kelabau berukuran besar tertangkap di sungai Matan Kalbar

Seperti jenis ikan dari kelompok Cyprinidae lainnya, reproduksi ikan kelabau, baik di alam maupun di penangkaran, memerlukan tempat khusus yang terlindung. Sayang, penurunan kualitas lingkungan akibat aktivitas manusia membuat lingkungan terlindung yang mendukung reproduksi kelabau langka dijumpai.

Efeknya populasi ikan kerabat ikan mas itu merosot. Dampaknya ikan kelabau pun langka. Itu sebabnya peneliti berusaha mempelajari teknik budidaya kelabau. Salah satunya dengan domestikasi ikan yang berasal dari alam sekaligus penguasaan teknologi pembenihannya.

Teknologi pembenihan itu vital bagi pembudidaya agar budidaya dapat simultan dan menjadi usaha yang menguntungkan. Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Mandiangin, Kecamatan Karangintan, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, mempersiapkan indukan sejak 2011 dari tangkapan alam berbobot 250 – 300 gram.

Selama pemeliharaan dan pembibitan, para periset memperkenalkan ikan dengan pakan pelet, sehingga mulai beradaptasi dengan pakan buatan. Satu tahun kemudian, ketika ikan berbobot 1 kg, periset berupaya memijahkannya. Satu induk jantan membuahi 2 – 3 induk betina.

Pemijahan induk ikan kelabau sebuah upaya budidaya untuk menjaga populasi ikan kelabau

Ikan ini tahan penyakit virus herpes koi (KHV) dan aeromonas, penyebabnya diduga karena ikan liar atau hasil tangkapan liar yang melalui domestikasi sehingga masih memiliki kekebalan tubuh yang tinggi. Masyarakat mengonsumsi ikan kelabau ketika bobotnya mencapai 1 kg. Saat itu tekstur daging tebal dan lembut dengan rasa mirip ikan bawal dan sedikit sensasi gurih.

Baca juga : Wader, Si Mungil yang Gurih dan Bergizi Tinggi Berpotensi Terancam Punah

Sayangnya ikan kelabau membutuhkan waktu budidaya yang cukup panjang. Untuk mencapai bobot itu perlu waktu 8 – 12 bulan, jauh lebih lama dibandingkan dengan ikan konsumsi lain. Ikan mas, misalnya, hanya membutuhkan 3 – 4 bulan hingga siap panen. Hal itu mungkin karena sifat asli ikan lokal yang tingkat pertumbuhannya lambat. Domestikasinya juga baru mulai, ikan belum terbiasa mengonsumsi pakan buatan atau pelet.

Kuliner pindang asam ikan kelabau

Kendala lain adalah ketersediaan air dengan kualitas bagus di Kalimantan hanya 3 – 5 bulan, sedangkan waktu budidaya kelabau mencapai satu tahun. Pertimbangan itulah yang membuat pembudidaya ikan berpikir 2 kali untuk membudidayakan kelabau. Pembudidaya lokal yang mencoba membesarkan tersebar di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan. Minimnya pembudidaya membuat pasokan kelabau baru mencapai rumah makan dan pasar modern. (Ramlee)


Sumber : remen.id

Kelabau, Ikan Air Tawar Ikon Kota Banjarmasin yang Mempunyai Nilai Ekonomi Tinggi


Selasa, 28 Januari 2025

Bacang, Mangga Hutan Beraroma Kuat dan Menyengat dengan Kandungan Nutrisi yang Menyehatkan Tubuh



Bacang (Mangifera foetida), merupakan sejenis pohon buah yang masih sekerabat dengan mangga. Bacang ditemukan tumbuh liar di hutan-hutan di Semenanjung Malaya, Sumatera, dan Kalimantan. Sejak dahulu, pohon bacang telah dibudidayakan secara luas di wilayah tersebut dan kemudian menyebar ke daerah-daerah sekitarnya seperti Indocina, Tenasserim Selatan di Burma, dan Filipina.

Di Indonesia, buah bacang di beberapa daerah dikenal dengan banyak sebutan lain, seperti mangga pakel, limus, ambacang, mbawang, atau buah asem. Buah ini memiliki kulit berwarna hijau dan daging buah yang garing, padat, dan berserat.

Buah mangga, kerabat dekat buah bacang

Bacang dikenal juga sebagai “mangga hutan” atau “mangga kweni” dan tumbuh subur di daerah tropis, terutama di dataran rendah, hutan hujan, dan lahan basah. Tumbuh di hutan-hutan primer dataran rendah di kawasan tropika basah.

Baca juga : Mangga Kasturi, si Manis Legit Kalimantan Selatan yang Telah Punah di Alam Liar

Pohon bacang ini telah beradaptasi di daerah yang curah hujannya tinggi dan dapat tumbuh pada ketinggian di atas 1000 mdpl. Pohon bacang dapat tumbuh hingga ketinggian 30-35 meter dengan batang yang lurus. Bertajuk padat dengan percabangan yang rapat.

Pohon bacang

Kulit kayunya berwarna cokelat hingga cokelat kelabu tua, dan memiliki alur dangkal. Kulit pohon bacang mengandung getah keputihan yang dapat menyebabkan iritasi. Daunnya berbentuk jorong melonjong sampai jorong melebar dan kadang-kadang lanset terbalik, panjang 15 – 40 cm dan lebar 9 – 15 cm.

Daunnya agak kaku dengan panjang tangkai 1,5-8 cm. Lembar daun berbentuk jorong memanjang, berukuran 9-15 × 15-40 cm, berwarna hijau tua. Perbungaan dalam bentuk malai, berwarna merah tua hingga merah tembaga, dan berbau harum.

Bakal buah bacang berbentuk agak bulat dan kuning. Memang, buah bacang bervariasi dalam bentuk dan ukuran, buah pelok berbentuk bulat telur lonjong atau hampir bulat, panjang 9 – 16 cm dan lebar 7 – 12 cm, hijau kekuningan dengan lentisel kecoklatan.

Kulit buah bacang tebal, gundul, berwarna hijau hingga kekuning-kuningan dengan bintik-bintik lentisel kecokelatan. Daging buah bacang berwarna kuning, berserat, dan berair serta berbau terpentin. Biji dibungkus oleh serabut yang kasar.

Pohon buah bacang tengah berbunga

Daging buahnya berwarna kuning-jingga pucat, hingga kuning, berserat, dan memiliki rasa asam manis. Buah bacang memiliki beberapa keunikan yang membedakannya dari mangga biasa. Salah satunya adalah getah yang dihasilkan oleh buah ini, yang dapat menyebabkan iritasi kulit dan mengeluarkan bau khas.

Baca juga : Kedondong, Buah Tropis yang Rasanya Manis dan Asam Mempunyai berbagai Khasiat Menyehatkan

Oleh karena itu, biasanya buah bacang ini sebelum mengkonsumsi harus dikupas terlebih dahulu. Lalu kemudian dibiarkan selama beberapa waktu sebelum dimakan. Buah bacang juga memiliki aroma yang kuat dan menyengat, mirip dengan terpentin.

Buah bacang yang masih muda

Buah yang masih termasuk keluarga buah mangga dan kedondong ini mengandung serat, antioksidan, dan aneka nutrisi, seperti karbohidrat, protein, vitamin C, kalium, fosfor, kalsium, natrium, dan zat besi. Karena kandungan gizinya yang beragam, tidak heran jika buah bacang termasuk ke dalam makanan yang menyehatkan tubuh.

Bacang adalah buah yang memiliki rasa manis dan segar. Ini membuatnya menjadi camilan yang sempurna pada hari-hari panas. Buah ini dapat membantu melepas dahaga dan memberikan rasa kesejukan.

Meskipun baunya menyengat, buah ini tetap digemari oleh beberapa orang sebagai bahan pembuatan rujak, sambal, atau jus, terutama di Sumatera dan Kalimantan. Daging buah bacang yang masam-manis menjadi kombinasi sempurna untuk makanan pedas atau olahan asam lainnya.

Dalam pengobatan tradisional, bacang juga memiliki manfaat kesehatan. Getah dari pohon bacang terkadang digunakan oleh masyarakat untuk mengobati masalah kulit seperti gatal-gatal atau infeksi ringan. Konsumsi bacang secara teratur dipercaya dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mendukung kesehatan kulit, serta melindungi tubuh dari radikal bebas.

Masyarakat setempat tengah memanen buah bacang

Bacang diperbanyak dengan bijinya. Jenis ini dapat pula menggunakan batang bawah untuk memperbanyak tanamanmangga. Musim berbunga bacang pada bulan Mei-Juni, buahnya masak pada September-November.

Baca juga : Gandaria, Buah Langka Mirip Mangga yang Mempunyai Banyak Manfaat 

Meskipun bentuknya terlihat mirip dengan buah mangga, buah bacang tidak disarankan untuk dimakan langsung seperti halnya dengan buah mangga karena rasanya yang asam. Buah bacang yang sudah matang biasanya diolah menjadi minuman rasa buah yang menyegarkan dan memiliki aroma yang khas.

Olahan buah bacang yang menyegarkan

Buah bacang yang belum matang dapat dicuci menggunakan air garam, kemudian diiris dan diolah menjadi rujak atau asinan. Ada juga yang menjadikannya sebagai campuran dalam sambal mangga. Meskipun begitu, sebaiknya tidak mengkonsumsi buah bacang secara berlebihan karena dapat memiliki efek samping salah satunya peningkatan kadar gula darah. Oleh karena itu konsumsi dengan bijak buah bacang untuk mendapatkan hasil yang maksimal. (Ramlee)


Sumber : remen.id

Bacang, Buah Kerabat Mangga yang Kaya Nutrisi dan Manfaat


Minggu, 26 Januari 2025

Berak Kapur, Gejala dan Cara Pencegahan serta Penanganannya pada Burung



Pada musim penghujan banyak penghobi burung yang mengeluhkan hewan peliharaannya sakit dan bingung bagaimana pengobatannya. Burung memang termasuk binatang yang rentan terhadap penyakir karena masalah perawatan yang tidak bagus dan kondisi lingkungan yang tidak bersahabat.

Perubahan cuaca panas dingin pada siang dan malam hari, kondisi sangkar yang kurang sehat, pemberian menu makanan yang kurang baik, semuanya dapat menyebabkan munculnya gangguan kesehatan pada burung. Burung yang sudah terserang penyakit umumnya sangat sulit untuk disembuhkan.

Kalaupun dapat disembuhkan, burung tersebut tetap harus mendapatkan perhatian khusus dalam waktu yang relatif lama. Jika mengetahui ada burung yang terserang suatu penyakit sebaiknya segera dipisahkan dari burung yang lain yang sehat agar tidak menular.

Peternakan burung secara koloni

Salah satu penyakit yang sering dijumpai adalah penyakit berak kapur. Penyakit ini banyak menyerang beberapa jenis unggas. Penyakit ini dikenal juga dengan nama penyakit Salmonellosis atau Pullorum. Penyebab penyakit ini adalah bakteri Salmonella pullorum yang menyerang saluran pencernakan.

Baca juga : Memahami Beberapa Hal Mengapa Burung Murai Batu Mencabuti Bulunya Sendiri

Berak kapur sering dianggap “penyakit sepele” namun dalam heberapa hari jika tak tertangani akan mengakibatkan burung sekarat. Penyakit berak kapur bersifat menular. Tanda-tanda atau gejala serangan yang dapat dilihat adalah kotoran burung berbentuk cair dan berwarna putih seperti kapur.

Penyakit burung bisa dilihat dari kotorannya

Serangan penyakit ini akan mengakibatkan nafsu makan menurun. Pada stadium tertentu burung mengalami kesulitan membuang kotoran. Jika diperhatikan, banyak kotoran berwarna putih melekat pada bulu di sekitar anus. Tanda lain pada burung yang terserang berak kapur adalah muka pucat dan bulu tidak teratur.

Sayap menggantung dan burung terlihat tidak bergairah. Biasanya penyakit ini muncul ketika terjadi pergantian musim, baik itu dari hujan ke panas atau sebaliknya. Apalagi saat ini, musim hujan dan panas tidak menentu. Terkadang siang panas menyengat, malan hari turun hujan.

Meskipun berak kapur pada burung mungkin dikarenakan oleh beberapa sebab. Tetapi penyakit salmonellosis mempunyai gejala khas, yaitu tinja atau kotoran burung berwarna putih dan sisanya banyak menempel di sekitar kloaka burung. Untuk burung-burung yang dipelihara secara koloni, gejala penyakit ini yang dapat diamati dengan jelas.

Yakni ketika burung suka bergerombol di tempat yang hangat, tidak mau makan, dehidrasi (kehilangan cairan tubuh), kelihatan mengantuk, dan beraknya berwarna putih seperti kapur. Sementara untuk burung yang berada dalam sangkar sendirian, juga menunjukkan tanda-tanda serupa. Yakni buruug berusaha mencari tempat di pojok tidak mau makan, dehidrasi (kehilangan cairan tubuh), kelihatan mengantuk dan beraknya berwarna putih seperti kapur.

Berak kapur ditandai dengan kotoran yang berwarna putih dan menempel di kloaka burung

Salmonellosis yang disebabkan oleh bakteri dapat menyerang burung atau satwa lainnya dengan angka kematian cukup tinggi dan merupakan penyakit zoonosis (menular kepada manusia). Burung yang telah dewasa lebih dapat bertahan, tetapi dapat menjadi pembawa (life carrier) salmonellosis tersebut.

Baca juga : Memahami Kasus Radang Mata pada Burung Berkicau

Pada burung di penangkaran dapat menyebabkan penurunan produksi telur. Selama ini dikenal ada dua spesies salmonellosis yang utama, yaitu Salmonella pullorum dan Salmonella gallinarum. Kedua spesies ini mirip sekali, bahkan beberapa ahli menganggapnya sama. Salmonellosis adalah penyakit menular baik secara langsung maupun tidak langsung.

Sistem pencernaan burung

Induk burung penderita atau pembawa salmonellosis menghasilkan telur yang mengandung kuman salmonella. Apabila telur tersebut menetas anaknya pun akan membawa salmonella. Itulah sebabnya penangkaran burung perlu selalu melakukan tes salmonella.

Apabila hasil tes positif, penangkat dilarang menyebarkan atau menjual anak burung hasil produksinya. Dalam kasus ayam, telur yang dicurigai berasal dari induk carrier salmonellosis tidak diperbolehkan untuk dimakan setengah matang, apalagi mentah, melainkan harus dimasak dahulu sampai benar-benar matang (hard boiled eggs)

Proses persebaran atau penularan berak berwarna putih dapat melalui berbagai media terutama dari udara dan kontak secara langsung dengan hewan yang terinfeksi. Penggunaan wadah pakan dan minum secara bergantian juga dapat meningkatkan resiko penularan.

Penyakit berak kapur bisa dibilang kelainan khusus yang hanya menyerang organ pencernaan pada unggas. Biasanya jenis burung berikut sangat mudah terinfeksi antara lain kacer, cendet, kenari, trucukan dan murai batu. Sebelum mengetahui cara mengobati kotoran berwarna putih ada baiknya mengetahui ciri-cirinya terlebih dahulu.

Bakteri Salmonella pullorum

Jika menemukan gejala ini, sebaiknya untuk hentikan penjemuran terlebih dahulu, kemudian burung segera diberikan multivitamin atau nutrisi tambahan. Jika gejala semakin parah, segera hubungi dokter hewan untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif.

Baca juga : Menjaga Kenari Tetap Sehat saat Cuaca Tidak Menentu

Untuk pencegahannya, dengan menjaga kebersihan sangkar, makanan, dan minuman. Setiap hari sangkar dibersihkan dari segala kotoran, termasuk kotoran burung itu sendiri. Gunakan desinfektan atau antiseptik untuk mencuci sangkar. Setiap dua hari sekali, tempat makan dan minum dibersihkan.

Seekor burung murai batu yang tengah sakit

Sisa-sisa makanan dibersihkan, dibuang agar tidak berjamur dan setiap hari air diganti dengan air baru yang sudah direbus atau matang, bersih, dan sehat. Jika burung sudah terinfeksi berak kapur, maka burung tersebut harus segera dipisahkan dari burung lainnya agar tidak menular.

Burung yang sudah terinfeksi diberi obat antibiotik secara intensif sesuai dengan petunjuk yang ada. Penggunaan antibiotik tidak boleh sembarangan, sebab jika tidak tahu secàra passi justru berakibat fatal. Antibiotik apa yang tepat? Ada beberapa jenis antibiotik di pasaran yang disebutkan bisa mengobati berak kapur.

Obat untuk mengatasi penyakit berak kapur

Hanya saja kadang kandungannya adalah antibiotik spektrum luas. Antibiotik seperti ini sering disubutkan sebagai “mengobati segala macam penyakit”. Padahal kalau jelas itu adalah berak kapur, bisa diberikan antibiotik khusus untuk saluran pencernaan. Pada saat yang sama, harus pula diberikan asupan vitamin dan mineral yang cukup karena diperlukan untuk peningakatan daya tahan tubuh burung.

Usahakan pula kandang karantina burung diletakkan di tempat yang hangat dan pastikan tidak terkena terpaan angin. Jika memungkinkan, pada sangkar karantina diberi lampu penghangat. Agar burung terhindar dari silau cahaya lampu, bisa menutup lampu penghangat dengan kardus atau bahan lain tetapi usahakan bukan barang yang mudah terbakar. (Ramlee)


Sumber : remen.id

Berak Kapur, Penyakit yang Sangat Menular dan Berbahaya pada Burung


Jumat, 24 Januari 2025

Lomba Derkuku Tapal Kuda, Usaha untuk Terus Semarakkan Hobi, Sakri dan Adi Pati yang Terbaik



Membuka perjalanan tahun 2025, komunitas penggemar derkuku yang ada di Bondowoso kembali disibukkan dengan agenda lomba. Kali ini Pengcab PPDSI Bondowoso bekerjasama dengan Team Pujer Bersatu menggelar agenda kegiatan Lomba Derkuku se Tapal Kuda.

Event yang menempati lokasi di Gantangan Pujer Bersatu Ds. Maskuning Kulon Kec. Pujer Bondowoso, mampu menghadirkan peserta dalam jumlah menyenangkan. Dua kelas yang dibuka untuk para dekoe mania yakni kelas Bebas dan kelas Pemula dihadiri puluhan penghobi burung derkuku di wilayah Tapal Kuda.

Sudarsono Kepada Desa Kemuning Kulon tengah memberikan sambutan

“Hari ini kami menggelar kegiatan Lomba Derkuku untuk menyemarakkan hobi di Tapal Kuda, utamanya di Bondowoso sendiri,” terang H. Ichwanto selaku Ketua Pelaksana. “Kami sengaja membatasi kelas dan blok karena ini hanya sekelas latberan saja, selain itu tempatnya juga terbatas, dengan harapan agar rekan-rekan yang ingin tetap lomba, bisa menyalurkan hobinya,” sambung pemilik Tape Manis Bird Farm ini.

“Kami tidak mempersoalkan jumlah kelas dan banyaknya blok, yang penting kami bisa kumpul dan ngerek bareng,” ungkap H. Ichwanto lagi. Setidaknya dengan kegiatan ini, diharapkan muncul pendatang baru yang akan semakin melengkapi jumlah keberadaan dekoe mania di Bondowoso.

Kades Sudarsono kerek burung dan mengikuti kegiatan hingga usai

“Alhamdulillah hari ini ada beberapa peserta pendatang baru. Jumlahnya memang belum banyak. Mudah-mudahan akan terus bertambah dan semakin membuat hobi derkuku di Bondowoso semakin semarak dan mencapai tujuan yang selama ini kami harapkan bersama,” harap H. Ichwanto yang juga Ketua Pengcab PPDSI Bondowoso.

“Saya mengucapkan sangat berterima kasih karena yang datang banyak dan cukup untuk blok yang ada,” ungkap H. Ichwanto lagi. Disampaikan pula bahwa agenda ini dilakukan untuk memberikan wadah bagi dekoe mania setempat agar bisa tetap menyalurkan hobi derkuku.

Penjurian berjalan lancar

Seperti di kota-kota lainnya, Bondowoso merupakan daerah yang memiliki semangat berlomba yang luar biasa. Untuk itulah maka Latber ini menjadi salah satu alternatif bagi mereka untuk bisa terus berada di lapangan, membawa derkuku orbitannya untuk dilombakan. Cuaca cerah sepertinya juga memberikan dukungan penuh.

Ada yang istimewa pada penyelenggaraan lomba derkuku di Bondowoso pagi itu karena Sudarsono Kepala Desa Maskuning Kulon Kec. Pajer berkenan hadir untuk membuka gelaran. “Ternyata semangat rekan-rekan penghobi burung derkuku ini memang luar biasa,” ujar Kades Sudarsono.

Heru, Ketua Pengda PPDSI Jawa Timur sedang mengamati performa jagoannya

“Para penghobi ini sepertinya selalu bersemangat mendukung kegiatan yang diadakan. Dan benar-benar ingin menyemarakkan hobi derkuku,” jelas Kades Sudarsono. Kades pun tampaknya juga bersemangat untuk mengadakan gelaran event derkuku yang jauh lebih semarak lagi nanti di Ds. Kemuning Kulon.

Bahkan, menurut H. Ichwanto jika Kades Sudarsono pun siap jika nantinya ada gelaran memperebutkan Piala Kepala Desa Kemuning Kulon. “Kita persiapkan segala sesuatunya terlebih dahulu. Yang jelas tidak akan berbenturan dengan agenda lomba yang sudah terjadwal dari PPDSI Pusat.”

Dekoe Mania sedang santai menikmati jalannya acara

Menurut H. Ichwanto bahwa agenda ini merupakan lanjutan rutinitas latber di wilayah Tapal Kuda. Menurut H. Ichwanto, yang selama ini aktif menggelar acara, lapangan milik Team Pujer Bersatu menjadi lokasi yang dipilih untuk setiap kegiatan, karena kapasitas kerekan dan gantangan yang memadai.

Selain itu, di lokasi tersebut menjadi titik pilihan dekoe mania Pujer dan sekitarnya untuk berkumpul. Sekaligus menjadi pertanda baik bahwa Pujer kini siap meramaikan aktifitas yang sudah direncanakan bersama. Sepertinya bagi mereka, perlunya wadah untuk menyalurkan hobi derkuku.

Sakri persembahkan juara pertama untuk Anyer di kelas Bebas

Meski pun digelar pada saat kondisi cuaca yang dikuatirkan turun hujan, namun antusias peserta untuk mengikuti gelaran ini terbilang luar biasa. Informasi dari meja panitia, peserta datang dari Situbondo, Jember, dan Lumajang. Serta tentunya dari Bondowoso sendiri.

Cuaca cerah menjadi salah satu hal yang membuat proses penjurian berlangsung sukses dan lancar. Empat babak penjurian juga tidak mengalami kendala. Burung-burung yang ada di atas tiang kerekan mampu menunjukkan performa terbaiknya.

H. Ichwanto tersenyum bangga, Adi Pati jagoannya tampil juara di kelas Pemula

Sampai akhirnya penentuan posisi kejuaraan dihasilkan. Untuk podium pertama di kelas Bebas berhasil menjadi milik Sakri amunisi Anyer Situbondo, derkuku ternakan B2W 2996 yang dikerek pada tiang nomor 52.

Disusul kemudian Tripel 3 andalan Heru Jember, produk ternak RJJ yang menempati nomor kerekan 50 sebagai peraih podium kedua. Sedang tempat ketiga menjadi milik Cazzanova rawatan Jhony Susilo Situbondo, ternakan FLA 622 yang berada di nomor kerekan 58.

Saiful Bahri dari Situbondo tertawa bahagia menerima doorprize utama seekor kambing

Sementara perebutan juara berlangsung seru di kelas Pemula yang pesertanya relatif berimbang karena meratanya materi milik dekoe mania yang hadir pagi itu. Podium pertama berhasil menjadi milik Adi Pati, debutan H. Ichwanto Bondowoso, dengan ring TM 514 yang dikerek pada nomor 10.

Diurutan kedua ada Cakra Ningrat besutan Ibatha Bondowoso, produk ternak B2W yang menempati nomor kerekan 22. Sedang tempat ketiga berhasil direbut oleh Sonar Bulen orbitan Tobing Situbondo, yang dikerek pada nomor 5.

Dekoe Mania Tapal Kuda

Diakhir acara, panitia mengucapkan banyak terima kasih atas kehadiran dan dukungan peserta. “Saya atas nama panitia mengucapkan banyak terima kasih atas dukungan, kehadiran, dan kerjasama yang sudah diberikan peserta. Terima kasih banyak atas dukungan Toko Gemini atas pemberian doorprize pakan. Permintaan ma’af juga kami sampaikan, jika selama acara, ada hal-hal yang kurang berkenan,” tutup H. Ichwanto. (Ramlee)


Doorprize dari Toko Gemini










Kamis, 23 Januari 2025

Kelubi, Buah yang Sekilas Mirip Buah Salak Kaya Manfaat untuk Kesehatan

 



Kelubi (Eleiodoxa conferta) merupakan salah satu tanaman buah yang termasuk ke dalam family Arecaceae. Kelubi hidup liar di hutan serta rawa-rawa. Buah ini mirip dengan salak. Tumbuhan kelubi tersebar di Lampung, Riau, Sumatera Selatan, dan Kalimantan Timur.

Tanaman kelubi menyerupai tanaman nipah dengan ketinggian maksimal hingga 5 meter. Daun pelepah keluar dari batang perdu dan mempunyai daun berwarna hijau yang lurus dengan susunan saling berhadapan sepanjang 1.5 meter dan lebar 3-5 cm.

Panjang pelepah daun sekitar 3-4 meter dan pelepah ini akan mati apabila ketika pelepah telah mengeluarkan bunga dan buah. Pelepah daun ditutupi oleh duri dengan panjang antara 5-7 cm. Akar tanaman ini berupa akar serabut, dan antar batang tanaman ini tumbuh rapat.

Buah salak


Tanaman ini terdapat banyak di kawasan lembab hutan berpayau di tepi sungai atau rawa. Di kawasan Asia Tenggara seperti Malaysia, Indonesia (khususnya Sumatera), Thailand, dan Borneo di kawasan payau air tawar serta tumbuh dalam bentuk berkelompok.

Baca juga : Sali, Buah Langka Asli Indonesia Kaya Nutrisi

Buah kelubi disebut juga dengan asam paya, asam kelubi atau salak hutan. Pohon dan buahnya memang sekilas mirip sekali dengan salak tetapi kelubi berbeda dengan salak. Meskipun mirip dengan salak, buah kelubi lebih kecil daripada buah salak.

Tanaman kelubi tumbuh subur di daerah hutan yang basah


Diameter buah kelubi 3-5 cm dengan satu tandan besar berisi 300 sampai 400 buah. Tandan besar tersusun dari tandan-¬tandan kecil yang berisi sekitar 25 sampai 40 buah. Kulitnya bersisik seperti salak dan berwarna kuning gading saat masih muda dan berubah cokelat saat matang.

Tekstur kulit buah kelubi keras dan lebih tebal dari pada salak. Kulit kelubi bersisik dengan warna kuning gading dan berubah cokelat saat sudah matang. Buah asam kelubi memiliki rasa yang sangat asam dan menyegarkan. Biasanya, buah ini dikonsumsi saat masih mentah dan memiliki daging buah yang lembut, berbeda dengan salak yang rasanya manis.

Buah salak memiliki tekstur yang unik dengan kulit yang kasar dan berduri, sementara daging buahnya renyah dan sering digambarkan sebagai kombinasi antara apel dan pir. Salak memiliki bentuk yang lebih oval atau bulat dengan kulit berwarna cokelat atau kecokelatan yang dilapisi sisik-sisik yang khas.

Kandungan nutrisi juga sedikit berbeda antara asam kelubi dan salak. Asam kelubi mengandung vitamin C, serat, dan antioksidan yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Sementara itu, salak mengandung vitamin C, serat, zat besi, dan kalium.

Tanaman kelubi juga mempunyai duri yang tajam


Saking miripnya dengan salak, kelubi sempat masuk genus Salacca, kemudian direvisi ke genus Eleiodoxa karena mempunyai bunga yang berbeda dengan salak. Dalam pertumbuhannya, pohon kelubi memiliki cara pertumbuhan yang cukup unik.

Baca juga : Mundu, Tanaman Buah Langka Berkerabat dengan Manggis dan Asam Kandis Asli Indonesia

Yaitu, setelah buah kelubi dipetik, maka pohon kelubi harus ditebang. Tujuannya agar pohon kelubi bisa tumbuh (tumbuh tunas baru) yang kemudian dapat berbuah lagi. Hal ini terjadi dikarenakan apabila tanaman kelubi tidak ditebang, maka tunas pohon kelubi tidak akan tumbuh lagi.

Bakal buah kelubi

Tanaman ini seluruh bagiannya dapat digunakan. Kambiumnya dapat dimakan, buahnya juga dapat juga dimakan meskipun rasanya masam dan buah yang digunakan sebagai pengganti asam atau dibuat manisan, daunnya dapat dijadikan atap rumah.

Buah kelubi memiliki manfaat kesehatan yang beragam. Buah ini kaya akan vitamin C, yang membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh, melindungi dari penyakit dan infeksi, serta mempercepat penyembuhan luka.

Selain itu, buah kelubi juga mengandung serat yang tinggi, yang dapat membantu menjaga pencernaan yang sehat, mengurangi risiko sembelit, dan mempertahankan berat badan yang seimbang. Buah kelubi juga mempunyai kandungan antioksidan.

Antioksidan adalah zat yang melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan oksidatif dan dapat membantu melawan radikal bebas yang berpotensi merusak. Selain manfaat tersebut, beberapa penelitian juga mengindikasikan bahwa buah kelubi memiliki sifat antimikroba dan antiinflamasi.

Buah kelubi banyak terdapat di daerah Sumatera

Olahan kelubi memiliki variasi yang menarik di berbagai daerah. Di Malaysia, buah kelubi sering digunakan dalam hidangan seperti rujak, yaitu salad buah-buahan dengan campuran saus asam yang segar. Selain itu, buah kelubi juga digunakan dalam minuman tradisional seperti air buah kelubi, yang merupakan minuman asam yang menyegarkan.

Baca juga : Carica, Buah Pepaya Khas Wonosobo Pendukung Ekonomi Negeri di Atas Awan

Di Indonesia, terutama di daerah Sumatera dan Kalimantan, kelubi digunakan dalam masakan khas seperti sayur asam kelubi. Sayur asam kelubi adalah sup pedas dengan campuran berbagai bahan seperti ikan, sayuran, dan rempah-rempah, dengan tambahan rasa asam yang khas dari buah kelubi.

Produk olahan buah kelubi

Belum ada upaya serius dari masyarakat setempat atau pihak lain untuk mengelola buah ini sebagai salah satu potensi ekonomi lokal. Masyarakat sekitar sebenarnya dapat mengolah kembali buah kelubi ini, tidak hanya sebagai sumber pangan tetapi juga sebagai potensi ekonomi yang dapat memberikan manfaat dalam meningkatkan perekonomian daerah. (Ramlee)


Sumber : remen.id

Kelubi, Buah Khas Tanah Melayu yang Mirip Buah Salak


Selasa, 21 Januari 2025

Cica-kopi melayu, Burung Lokal yang Rajin Bunyi

 



Cica-kopi melayu (Pomatorhinus montanus) merupakan burung endemik di Indonesia. Cucak kopi memang tidak sepopuler dengan jenis burung cucak lainnya. Persebarannya hanya berada di sekitaran Pulau Bangka, Kalimantan, Pulau Jawa, Bali, dan Sumatera.

Kicauan burung Cica-kopi Melayu mempunyai volume yang cukup besar dan tidak terlalu melengking. Suara yang dikeluarkannya sebenarnya bervariasi atau terdiri dari beberapa ragam kicauan. Hanya saja burung Cica-kopi Melayu lebih suka mengeluarkan satu atau dua jenis kicauan yang dibunyikan secara berulang-ulang.

Cica-kopi melayu di habita alaminya

Nada kicauannya terdengar seperti: “tur..du…du…wiittt..wiittt” atau “puu….puu…riuuww” atau “piow… pu… pu”. Mungkin kicauannya yang sering dianggap monoton tetapi bila dilatih dengan serius dapat memperkaya warna kicauannya agar mampu membunyikan lebih dari satu suara.

Baca juga : Burung-madu, Mempunyai Suara Panggilan Unik Itu Termasuk Burung Dilindungi

Namun cucak kopi melayu juga memiliki kelebihan yakni suara siulannya, sehingga sering digunakan untuk suara masteran. Meski monoton, tetapi jika burung cucak kopi melayu dilatih bisa berkicau dengan kicauan yang bervariasi dari tekanan lagunya.

Cica-kopi melayu di depan sarangnya

Suaranya bisa dibilang mirip-mirip burung dari jenis poksai. Mungkin karena kemiripan suaranya itulah, cica-kopi melayu di alam liar sering terlihat bersama-sama dengan burung dari jenis poksai. Cica-kopi melayu terdiri atas empat subspesies (ras).

Sebagian di antaranya memiliki habitat di luar Sumatera. Keempat ras itu adalah Pomatorhinus montanus occidentalis, yang tersebar di Semenanjung Malaysia dan Sumatera, Pomatorhinus montanus bornensis, yang tersebar di Kalimantan dan Kepulauan Bangka.

Pomatorhinus montanus montanus, yang tersebar di Jawa Barat dan Jawa Tengah dan Pomatorhinus montanus ottolanderi, yang tersebar di Jawa Timur dan Bali. Pomatorhinus montanus bornensis dan Pomatorhinus montanus occidentalis memiliki tubuh yang lebih kecil dan warnanya lebih terang dari ras lainnya.

Bahkan, sebagian ahli perburungan menemukan sejumlah bukti bahwa perilaku dan kemungkinan juga suara panggilan dari masing-masing ras ini berbeda secara signifikan. Burung cica-kopi melayu berukuran sedang (20 cm) sering ditemukan di daerah bersemak dan rerumputan di perbukitan lembab, juga hutan dataran rendah.

Pomatorhinus montanus occidentalis

Ada juga yang dijumpai di dalam pembukaan hutan sekunder dan hutan bambu rimbun, untuk mencari makanan berupa siput, laba-laba, serangga, biji-bijian, dan buah-buahan. Kebiasaannya hidup sendirian, berpasangan atau dalam kelompok kecil, sering berbaur dengan jenis lain. Mencari makanan didekat permukaan tanah.

Baca juga : Manyar, Burung Pemakan Biji-bijian yang Memiliki Sarang Unik dan Rumit

Cica-kopi melayu biasanya berbaur dengan jenis lain, terutama burung Poksai kuda (rufous-fronted laughingthrush), dan tinggal di lapisan bawah dan tengah hutan. Hidup dalam kelompok ini memberikan keuntungan bagi burung ini dalam mencari makanan dan melindungi diri dari predator.

Pomatorhinus montanus bornensis

Mereka saling berinteraksi dalam kelompok, berbagi informasi tentang sumber makanan dan memberikan peringatan jika ada bahaya yang mendekat. Sehingga ada yang mengatakan, dimana ada cica-kopi, disitu pasti ada poksai kuda.

Tidak heran memang, karena kedua jenis burung ini sama-sama dari keluarga Timaliidae. Cica-kopi Melayu termasuk burung penetap, sehingga tidak akan terbang terlalu jauh dari habitatnya. Meskipun burung ini sering berpindah dari satu lokasi ke lokasi lainnya, namun perpindahannya tidak akan jauh.

Penampilannya Cica kopi Melayu cantik, dengan ekor panjang, alis putih mencolok, iris mata kuning , dan paruhnya panjang melengkung ke bawah. warna kuning atau warna tanduk. Dagu, tengorokan, dada dan perut atas putih, mahkota berwarna hitam keabuan, punggung coklat berangan, sayap dan ekor berwarna coklat.

Sisi lambung dan penutup ekor bawah merah karat dan kaki abu-abu. Soal suara, burung ini juga bisa dijadikan alternatif sebagai burung kicauan di rumah. Suaranya keras. Habitat burung ini adalah hutan dataran rendah, perbukitan, tersebar sampai ketinggian 1.200 m dpl (Jawa di atas 1.200 m).

Pomatorhinus montanus montanus

Burung cica kopi Melayu biasa mencari makan diatas atau dekat permukaan tanah, merupakan jenis burung pemakan buah-buahan, kumbang, laba-laba, belalang, ulat kupu, tempayak, dan tonggere, Jadi burung ini termasuk spesies omnivora.

Baca juga : Ciblek, Jenis Burung Pengicau Bersuara Nyaring

Pada saat musim berbiak tiba yang terjadi hampir setiap bulan sepanjang tahun biasanya burung Cica-kopi Melayu membangun sarangnya di atas pohon. Biasanya memanfaatkan rumput kering, ranting, dan lumut sebagai bahan baku utamanya.

Pomatorhinus montanus ottolanderi

Telurnya berwarna putih dan berjumlah 3 – 5 butir setiap kali bertelur. Sarangnya berbentuk bola besar terbuat dari rumput, daun pakis, ranting, berhiaskan lumut, pada pohon atau semak. Sebagai burung endemik yang daerah persebarannya terbatas biasanya sewaktu terbang tidak akan pergi terlalu jauh dan akan kembali lagi ke sarangnya saat sore tiba. (Ramlee)


Sumber : remen.id

Cica-kopi melayu, Burung Endemik Indonesia dengan Kicauan Mirip Burung Poksay


Nuri Kabare, Drakula Asli Tanah Papua yang Bernasib Malang

Nuri Kabare (Psittrichas fulgidus) merupakan spesies burung paruh bengkok (parrot) endemik tanah Papua, karena tidak ditemukan di wilayah l...