Blog Hobi dan Informasi

Sabtu, 27 Januari 2024

Mangga Kasturi, si Manis Legit Kalimantan Selatan yang Telah Punah di Alam Liar



Mangga kasturi (Mangifera casturi) merupakan flora identitas Kalimantan Selatan. Mangga ini telah ditetapkan oleh tim penilai dari World Conservation Monitoring Centre pada tahun 1998 dalam kategori extinct in the wild atau punah in situ yang artinya punah di habitat aslinya yaitu alam liar.

Buah ini pertama kali dideskripsikan oleh Kostermans pada tahun 1993. Kostermans saat itu meneliti spesimen mangga kasturi di Herbarium Bogor Rience, Pusat Penelitian Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Kabupaten Bogor.

Mengutip laman Lipi.go.id, saat ini mangga kasturi sudah tidak ditemukan lagi di habitat aslinya, juga di hutan-hutan wilayah lain. Bahkan, mangga ini tidak ada di negara lain sehingga dapat dikatakan sebagai jenis mangga asli Indonesia.

Mangga kasturi sudah tidak ditemukan tumbuh di habitat aslinya
 

Penyebaran mangga kasturi memang terbatas hanya di kebun campuran di Desa Mataraman, Kecamatan Mataraman, Kabupaten Banjar. Umumnya, kebun campuran ditumbuhi tanaman padi dan diselingi pohon mangga kasturi yang usianya sudah lebih dari 50 tahun, itupun sebenarnya tidak sengaja ditanam warga.

Baca juga : Srikaya, Buah Kaya Manfaat

Buah ini juga banyak ditemukan di Kabupaten Banjar dan hulu Sungai Selatan, serta dapat tumbuh di lahan kering dan lahan rawa pasang-surut. Mangga kasturi biasanya panen pada awal musim hujan dan melimpah pada bulan Januari. Namun, karena banyak pohonnya sudah tua maka produktivitas pun semakin menurun.

Rata-rata mangga kasturi yang ada di Kalimantan Selatan sudah berusia lebih dari 50 tahun

 

Marga mangifera yang ditemukan di Kalimantan sebanyak 31 jenis dan tiga di antaranya adalah flora endemik. Dalam keputusan Menteri Dalam Negeri No. 48 tahun 1989 tentang identitas flora masing-masing provinsi, mangga kasturi ditetapkan sebagai identitas flora Kalimantan Selatan.

Buah ini penampakannya mirip dengan buah mangga biasa, tetapi berukuran kecil. Berbentuk bulat sampai elips dengan ukuran panjang 5 – 6 cm, lebar 4 – 5 cm dan berat sekitar 65,6 gram. Kulit buah tipis dengan warna hijau terang dengan bintik-bintik berwarna gelap dan apabila masak maka kulit buah berubah menjadi kehitaman.

Daging buah berwarna oranye gelap, kandungan serat 1,06% dan memiliki rasa yang manis dan lezat. Sifat yang menonjol dari buah ini adalah aroma buah yang harum sehingga banyak disukai masyarakat Kalimantan Selatan.

Pohon mangga kasturi dapat berumur hingga berpuluh-puluh tahun, tumbuh di pekarangan atau di hutan. Pohon ini bisa mencapai tinggi 25 m dengan diameter batang sekitar 40–115 cm. Kulit kayunya berwarna putih keabu-abuan sampai cokelat terang, kadangkala terdapat retakan atau celah kecil sekitar 1 cm berupa kulit kayu mati.

Mangga kasturi mulai berbuah pada awal musim penghujan

 

Daun bertangkai, berbentuk lanset memanjang dengan ujung runcing. Pada kedua belah sisi tulang daun tengah terdapat 12 – 25 tulang daun samping. Daun muda menggantung lemas dan berwarna ungu tua.

Baca juga : Manggis, The Queen of Tropical Fruit dengan Segudang Manfaat bagi Kesehatan

Bunga mangga kasturi berkelamin ganda dengan kuntum bunga yang terangkai pada satu ibu tangkai bunga (bunga majemuk). Panjang tangkai bunga sekitar 28 cm dengan anak tangkai sepanjang dua sampai empat mm.

Mangga kasturi yang telah masak warnanya berubah kehitaman
 

Daun kelopaknya bulat telur memanjang dengan panjang 2 – 3 mm. Daun mahkotanya bulat telur memanjang. Benang sari sama panjang dengan mahkota, sedangkan staminodia sangat pendek, seperti benang sari yang tertancap pada tonjolan dasar bunga. Bunganya berbau harum.

Pohon mangga kasturi bisa ditemukan di Kabupaten Banjar dan hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan. Tanaman ini dapat tumbuh di lahan kering dan lahan rawa pasang-surut yang memang banyak terdapat di daerah kalimantan. Mangga ini berbuah pada awal musim hujan.

Ketika memasuki musim panen (sekitar November-Januari), buah kasturi akan terlihat sangat lebat. Hanya saja, masa panen mangga kasturi yang cukup singkat dan daging buahnya yang relatif sedikit dibanding bijinya, membuat tanaman ini kurang menarik untuk dibudidayakan sebagai mangga komersial.

Mangga kasturi umumnya dikonsumsi langsung dalam kondisi segar sebagai buah meja. Mangga kasturi juga dijadikan salah satu pelengkap dalam minuman es buah, maupun diolah menjadi sirup pada industri kecil rumah tangga.

Akhir tahun merupakan masa panen mangga kasturi

 

Mangga kasturi mengandung nutrisi yang berguna bagi tubuh manusia, misalnya terpenoid dan polifenol yang dapat bertindak sebagai zat antioksidan. Polifenol dikenal sebagai zat yang dapat menghadirkan berbagai manfaat bagi kesehatan manusia, seperti anti peradangan, mencegah penggumpalan darah, menyehatkan pencernaan, dan meningkatkan fungsi otak.

Baca juga :  Buah Kecapi, Buah Langka yang Punya Khasiat Alami

Akar dan batang dari tumbuhan kasturi mempunyai kandungan senyawa fitokimia, yakni mengandung saponin dan tanin. Saponin merupakan senyawa aktif yang menghambat penyerapan glukosa dan mencegah naiknya glukosa dalam darah sehingga dapat digunakan untuk mengobati diabetes.

Sari buah mangga kasturi

 

Saat ini mangga kasturi sebenarnya masih bisa ditemukan di perkebunan warga bahkan ditanam di pekarangan rumah karena masyarakat membudidayakan buah ini. Dan berharap ada banyak orang atau lembaga yang melestarikan mangga ini. Sebab, dengan rasanya yang sangat manis dan harum, mangga kasturi bisa dijadikan komoditi buah unggulan Indonesia dan agar jenis buah asli Indonesia tidak tinggal nama. (Ramlee)




Sumber : remen.id

Mangga Kasturi, si Manis Legit Flora Identitas Kalimantan Selatan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ayam Hutan Merah, Nenek Moyang Ayam Peliharaan Ternyata sangat Pemalu

Ayam Hutan Merah (Gallus gallus) merupakan sejenis burung berukuran sedang, dengan panjang sekitar 78 cm, dari suku Phasianidae. Suku Phasi...