Blog Hobi dan Informasi

Jumat, 22 Maret 2024

Memahami Beberapa Hal Mengapa Burung Murai Batu Mencabuti Bulunya Sendiri



Seorang kicau mania mengeluhkan burung murai batunya suka mencabuti bulunya sendiri. Keadaan tersebut memaksanya untuk mengistirahatkan burung gacoannya untuk tampil di kontes burung berkicau. Kondisi burung makan bulu sendiri semakin hari semakin banyak dikeluhkan.

Secara umum, burung mematuki bulu sendiri merupakan perilaku normal tetapi ada juga sebagai perilaku tidak normal. Digolongkan perilaku normal jika itu dilakukan sehabis mandi atau ketika burung ingin mandi dalam rangka berhias diri dan merapikan bulu-bulunya.

Bulu yang tidak sehat atau patah-patah biasanya secara naluriah akan dibuang oleh si burung dengan cara mencabutnya. Sedangkan perilaku yang tidak normal akan menyebabkan burung botak-botak karena berlebihan dalam mematuki bulu sendiri.

Murai Batu burung favorit kicau mania
 

Perilaku burung burung mencabuti bulu sendiri ini acapkali terjadi pada burung-burung peliharaan, terutama burung-burung lapangan alias burung lomba sejenis Murai Batu, Kacer, Pentet (Cendet), Kenari, Cucak Hijau dan lain sebagainya.

Baca juga : Murai Batu Rajanya Burung Ocehan, Favorit Kicau Mania

Kebiasaan burung seperti itu kerap membuat pemilik burung maupun para perawat (joki) dibuat pusing, untuk mengatasi masalah tersebut. Karena bukan persoalan bulu saja yang rusak yang menjadikannya berkurang penampilannya, tapi burung juga burung jadi tidak maksimal dikondisikan ke lapangan lomba.

Kontes Murai Batu


Perilaku burung yang mencabuti bulu-bulunya sendiri sebagian besar berhubungan langsung dengan kondisi mental dan kesehatan burung tersebut. Ini berlaku untuk semua jenis burung, termasuk burung berkicau dan burung paruh bengkok (parrot).

Ada anggapan umum tentang kebiasaan buruk ini menyangkut masalah burung yang disebabkan faktor birahi. Sebenarrnya, ada beragam faktor yang membuat burung berperilaku kanibal dengan mencabuti bulunya sendiri.

Sedikitnya ada lima penyebab burung mencabuti bulu-bulunya sendiri. Diantaranya terjadinya iritasi pada kulit atau bulu, kekurangan asupan gizi, sedang ada masalah mental dan fisik, masalah hormonal, dan akibat penyakit dalam.

Iritasi pada kulit atau bulu, merupakan penyebab terbesar dari kasus burung mencabuti bulu-bulunya. Hal ini berkaitan erat dengan infeksi tungau, bakteri, jamur, atau virus. Beberapa spesies tungau memang dikenal hidup dan berkembang biak di dalam lapisan kulit dan bulu.

Terkadang burung suka mencabuti bulunya sendiri
 

Serangan tungau, bakteri, dan jamur seringkali menimbulkan gatal-gatal pada bagian yang terserang. Tidak heran jika burung yang terinfeksi sering mengarahkan paruhnya ke pangkal bulu, atau bahkan ke permukaan kulitnya, untuk mengurangi rasa gatal. Tetapi tungau, jamur, dan bakteri tidak akan pernah hilang dengan sendirinya, jika tidak ada perlakuan khusus.

Baca juga :  Wambi, Burung Berkicau yang Menawan dan Sangat Gacor Saat Berkicau

Kekurangan asupan gizi, dalam beberapa kasus, burung sebenarnya tidak mengalami masalah dengan bulu dan kulitnya, namun ia sering mencabuti bulu-bulunya. Jika dalam pengecekan tidak terdapat tungau, berarti kebiasaan mencabut bulu-bulu itu disebabkan faktor lain, salah satunya kekurangan gizi.

Ada beberapa penyebab burung suka mencabuti bulunya sendiri
 

Pakan bergizi minimal harus mengandung energi metabolisme (sering juga ditafsirkan sebagai karbohidrat), protein, lemak, serat kasar, serta beberapa vitamin dan mineral penting lainnya. Pakan serasi adalah pakan yang kadar lemaknya tidak terlalu tinggi, sedangkan kadar protein disesuaikan dengan masa pertumbuhan dan masa reproduksi (bagi penangkar).

Adapun energi metabolisme cukup untuk mendukung aktivitas burung sehari-hari. Kadar lemak jangan terlalu tinggi, karena bisa menimbulkan obesitas, serta pastikan kecukupan vitamin dan mineral. Sebaiknya pilih multivitamin yang lengkap. Selama burung memperoleh asupan vitamin dan mineral lengkap, dan tidak memberikan pakan berkadar lemak tinggi, maka pakan yang diberikan selama ini (termasuk voer pabrikan) sudah termasuk bergizi dan serasi.

Khusus burung berkicau, jangan lupakan ekstra fooding (seperti kroto dan jangkrik) dan buah-buahan. Ketika pakan yang dikonsumsinya tidak memenuhi standar gizi, pertumbuhan dan penampilan bulu-bulu pun menjadi jelek, kulit terlihat kering dan mudah mengelupas. Hal ini memudahkan terjadinya infeksi sekunder yang memunculkan rasa gatal, namun bukan disebabkan oleh tungau atau parasit lainnya, melainkan karena gizi buruk.

Permasalahan mental dan fisik, burung juga bisa mengalami masalah terkait kondisi mentalnya. Burung yang kerap dilombakan kerap mengalami jatuh mental atau mentalnya drop. Itu terjadi ketika burung berhadapan dengan burung sejenis, dan merasa kalah sebelum bertanding.

Biasanya para pelomba memberi perlakuan khusus terhadap burung-burungnya usai mengikuti lomba, itu semua dilakukan dalam rangka memulihkan kondisi fisik dan mentalnya. Ketika mentalnya drop, burung mudah sekali mengalami stres. Jika kondisi ini dibiarkan tanpa penanganan, burung biasanya mudah sakit.

Burung yang senang mencabuti bulunya sendiri tampilannya terlihat kusam
 

Masalah hormonal, ada kalanya burung mencabuti bulu-bulunya sendiri, dan langsung rontok tanpa gerakan paruh yang kuat. Hal ini biasanya disebabkan gangguan hormonal, terutama hormon hipertiroid yang berfungsi menaikan kadar kelenjar tiroid. Bisa juga karena terserang penyakit addison, yang mengakibatkan penurunan kadar hormon kortikosteron dalam kelenjar adrenalin.

Baca juga :  Cililin, Burung yang Memiliki Suara Berdencing Tajam dengan Speed Sangat Rapat

Meskipun kedua gangguan hormonal itu memang bukan merupakan penyebab langsung dari mengapa burung mencabuti bulunya. Tetapi ketika gangguan hormonal itu terjadi, biasanya burung merasakan gatal-gatal pada tubuhnya, yang disangkanya berasal dari permukaan kulit atau bulu-bulunya. Untuk memastikan ada dan tidak gangguan hormonal, maka disarankan untuk datang ke klinik hewan atau memeriksakan burung di dokter hewan.

Burung yang sehat akan tampak bercahaya dan rajin berkicau
 

Akibat penyakit dalam, kemungkinan lain dari kebiasaan burung yang mencabuti bulu-bulunya, meski bulu dan kulitnya tidak gatal, adalah munculnya penyakit dari dalam tubuhnya. Misalnya infeksi giardia (giardiasis) yang disebabkan oleh mikroorganisme di dalam usus, dan menimbulkan gatal-gatal yang disangka burung berasal dari kulit atau bulunya.

Bisa juga karena infeksi yang disebabkan bakteri Chlamydophila pneumoniae. Bahkan beberapa penyakit hati pun bisa menyebabkan pengendapan garam empedu, yang berimbas pada iritasi kulit. Sama seperti gangguan hormonal, diagnosis paling tepat hanya bisa dilakukan dokter hewan atau membawa burung ke klinik hewan.

Itulah beberapa penyebab burung mencabuti bulu-bulunya sendiri. Sebagian bisa diatasi di rumah, namun sebagian lagi memerlukan diagnosis dari dokter hewan. Dengan perawatan yang benar dan teratur, pemberian pakan bergizi dan serasi, serta menjaga kebersihan sangkar / kandang dengan membiasakan menggunakan desinfektan minimal seminggu sekal. (Ramlee)




Sumber : remen.id

Beberapa Penyebab Burung Murai Batu Mencabuti Bulunya Sendiri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ayam Hutan Merah, Nenek Moyang Ayam Peliharaan Ternyata sangat Pemalu

Ayam Hutan Merah (Gallus gallus) merupakan sejenis burung berukuran sedang, dengan panjang sekitar 78 cm, dari suku Phasianidae. Suku Phasi...