Kedondong (Spondias dulcis) merupakan tanaman buah yang masuk ke dalam suku mangga-manggaan (Anacardiaceae) yang berasal dari Asia Selatan dan Asia Tenggara. Buah kedondong, adalah salah satu buah tropis yang dikenal karena rasa asam segarnya yang khas, serta tekstur daging buahnya yang renyah.
Tanaman ini telah tersebar ke seluruh daerah beriklim tropis. Tanaman kedondong banyak ditanam di Asia Tenggara, negara yang menjadi sentra penanaman kedondong ialah Filipina yang memiliki satu jenis kedondong unggul yaitu Spondias Purpurea L. Di Indonesia sendiri, daerah yang termasuk penghasil kedondong adalah Karimunjawa, Jepara – Jawa Tengah.
Kedondong Karimunjawa merupakan kedondong yang buahnya berukuran raksasa/super, jauh lebih besar dari buah kedondong yang ada. Produksi buah kedondong ini dapat terjadi sepanjang tahun. Bentuk buah kedondong Karimunjawa ini lonjong dengan berat mencapai 0.7 – 1 kg/buah.
Pohon kedondong di Karimunjawa yang tumbuh sangat besar dan tinggi |
Kedondong tumbuh dengan baik di daerah tropis hingga ketinggian 700 m dpl, pH 5,5 – 6,5 dengan suhu 22 – 27 °C, dan curah hujan 900 – 1.800 mm/th. Tanaman ini membutuhkan cahaya matahari penuh. Perbanyakan dilakukan secara generatif (biji) dan vegetatif (stek, cangkok, dan okulasi sambungan).
Baca juga : Buah Naga, Buah Tanaman Kaktus dari Benua Amerika yang Kaya Manfaat
Akar tanaman kedondong ini termasuk akar tunggang yang kokoh dan tegak lurus. Bentuk akarnya silindris dengan tudungnya berbentuk bulat tumpul serta memiliki warna coklat tua. Tanaman kedondong memiliki batang berkayu yang tumbuh tegak lurus keatas.
Bunga kedondong |
Pohon kedondong umumnya tumbuh tinggi berkisar antara 9 – 15 meter. Jika menanam kedondong di dalam pot, maka pohon ini dapat tumbuh setinggi 2 m. Batang tanaman kedondong mempunyai sifat yang kuat dan keras. Ini dikarenakan memiliki dinding sel yang tersusun rapat.
Batang tanaman kedondong ini memiliki permukaan yang halus dengan warna putih kehijauan. Daunnya berwarna hijau dengan permukaan yang mengkilap dengan panjang 5 – 8 cm dan lebarnya 3 – 6 cm. Daun pada tanaman kedondong termasuk berdaun majemuk dan memiliki bentuk oval dengan pertulangan daun yang menyirip.
Struktur tepi daunnya rata dengan pangkal daunnya runcing dan ujung daun meruncing. Setiap daun memilki anak daun yang berjunlah gasal dan berpasangan dengan tata letak tersebar di seluruh ranting. Pupus daun dan kedondong muda mempunyai rasa asam sehingga sering dijadikan sayuran atau penyedap masakan bagi orang Jawa.
Tanaman Kedondong memiliki bunga majemuk dengan mahkota bunga sejumlah 4 – 5 yang memiliki warna bunga putih kekuningan. Bunganya memiliki dua jenis kelamin yaitu jantan dan betina dengan benang sari berjumlah 8 helai yang berwarna kuning.
Ayam Lempah Kuning dengan pucuk daun kedondong |
Dan putiknya berjumlah 1. Bunga kedondong memiliki tangkai bercabang secara monopodial dengan panjang sekitar 24 – 40 cm. Sedangkan panjang bunganya sendiri kira-kira 2 cm dengan panjang kelopak bunganya mencapai 5 cm.
Baca juga : Kalangkala, Buah khas Kalimantan Selatan Berasa Alpukat
Buahnya berbentuk oval dengan panjang sekitar 6 – 9 cm. Buah-buah ini terdapat dalam tandan yang terdiri dari 12 buah atau lebih, dihubungkan oleh tangkai yang cukup panjang. Selama beberapa minggu, buah tersebut jatuh ke tanah dalam keadaan hijau dan keras, kemudian berubah warna menjadi kuning keemasan saat matang.
Buah kedondong tumbuh di tandan buah bertangkai panjang |
Lapisan luar buah ini memiliki tekstur kaku dan tipis. Sementara tekstur lapisan dalamnya tebal, renyah dan berair. Biji buah kedondong memiliki bentuk yang bulat dan dikelilingi oleh serat-serat kasar. Biji kedondong memiliki struktur seperti gabus dan berongga ketika dibelah. Warna biji kedondong adalah putih kekuningan.
Daging buah kedondong berasa manis, sedikit asam, tekstur renyah, dan mengandung cukup cairan. Secara sepintas, aroma buah kedondong mirip buah nanas, yaitu kombinasi antara asam dan manis. Dan jika sudah masak dan lunak, aromanya menjadi berkurang dan kulitnya sulit dikupas.
Akibat dari rasanya yang asam, buah ini memang perlu pendamping untuk menikmatinya. Biasanya saat memakan kedondong terdapat cocolan yang membantu mengurangi rasa asamnya, seperti garam ataupun sambal gula jawa.
Dalam kurun waktu 4 tahun, tanaman yang ditanam dari biji dapat mulai berbuah. Ciri buah Kedondong yang siap panen adalah buah berukuran bulat melonjong, padat, serta kulitnya berwarna hijau kekuningan. Buah umumnya matang setelah 6-8 bulan sejak bunga mekar.
Buah kedondong yang telah tua |
Kedondong dimakan dalam keadaan segar, tetapi sebagian buah matang diolah menjadi selai, jeli, dan sari buah. Buah yang direbus dan dikeringkan dapat disimpan untuk beberapa bulan. Buah mentahnya banyak digunakan dalam rujak dan sayur, serta untuk dibuat acar (sambal kedondong).
Baca juga : Lahung, Durian Langka Khas Dayak Kalimantan
Kedondong terkenal akan rasanya yang asam, namun jangan salah dibalik rasa yang asam tersebut, buah ini menyimpan banyak sekali kandungan gizi dan senyawa yang berguna bagi tubuh. Vitamin A, C, B1, serat, air, protein, sukrosa, fosfor, kalsium, pectin dan zat besi lengkap ada dalam buah ini.
Asinan buah kedondong yang menyegarkan |
Kandungan nutrisi tersebut membuat buah ini layak menjadi buah konsumsi sehat sehari-hari. Beberapa manfaat kedondong yaitu memelihara saluran pencernaan, disentri, mengobati luka bakar, batuk, menurunkan demam, meningkatkan kekebalan tubuh, menyehatkan kulit, menjaga kesehatan tulang, mengobati sakit tenggorokan, tekanan darah tinggi, dan infeksi mulut. (Ramlee)
Sumber : remen.id
Kedondong, Buah dengan Rasa Asam yang Mampu Meningkatkan Kekebalan Tubuh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar