Blog Hobi dan Informasi

Minggu, 01 Januari 2023

Kelinci Belang Sumatera Spesies Endemik Sumatera

Tidak banyak yang tahu perihal ras kelinci asli Indonesia. Adalah kelinci belang Sumatera (Nesolagus netscheri) atau kelinci Sumatera atau kelinci Sumatera telinga pendek adalah salah satu jenis kelinci liar yang merupakan satwa endemik Sumatera. Binatang ini diyakini sebagai satu-satunya ras kelinci yang asli Indonesia. 

Kelinci belang Sumatera ini sangat langka dan hanya ditemukan di beberapa kawasan di pulau Sumatera. Saking langkanya, sejak teramati secara langsung pada tahun 1972, kelinci belang Sumatera baru dua kali teramati kembali yakni pada tahun 2000 dan 2007 itupun melalui hasil rekaman camera trap. 

Sehingga praktis selama lebih dari 40 tahun terakhir, kelinci asli Indonesia ini belum sekalipun dapat ditemui secara langsung. Dalam bahasa Inggris, binatang asli Indoneia ini disebut sebagai Sumatran Striped Rabbit, Sumatran Rabbit, dan Sumatran Short-eared Rabbit. 

Satu-satunya kerabat terdekat Kelinci belang Sumatera adalah Annamite Striped Rabbit (Nesolagus timminsi) yang ditemukan di Pegunungan Annamite (perbatasan Laos dan Vietnam) pada tahun 1999. Kelinci Belang Sumatera mempunyai ukuran panjang tubuh sekitar 40 cm dan berat sekitar 1,5 kg.

Kelinci belang Sumatera hewan langkah yang berhasil diselamatkan sebelum diperjualbelikan

Bulu Nesolagus netscheri berwarna coklat kekuningan dengan garis warna hitam yang membujur sepanjang tubuhnya. Sedangkan bulu di bagian perutnya berwarna putih. Di sekitar mata dan sisi kepala di bagian belakang mata hingga pangkal telinga berwarna hitam. 

 Ciri khusus Kelinci Belang Sumatera adalah ukuran telinganya yang lebih pendek dari pada ukuran telinga kelinci lainnya. Ekor kelinci asli Indonesia ini juga berukuran lebih pendek dengan warna bulu coklat kemerahanan.

Kamera trap berhasil menangkap keberadaan kelinci belang Sumatera

Kelinci Sumatera merupakan binatang nokturnal yang lebih sering beraktifitas di malam hari. Yang unik dari satwa asli Indonesia ini adalah kebiasaan bersembunyi di dalam lubang atau liang bekas binatang lain bukannya lubang yang digalinya sendiri. Seperti kelinci lainnya, kelinci liar satu ini merupakan hewan herbivora yang menyukai pucuk daun muda dan tangkai tanaman yang rendah. 

 Sejak tahun 2008, Kelinci belang Sumatera oleh IUCN Redlist, dimasukkan dalam status konservasi “Vulnerable” (Rentan) meskipun pernah didaftarkan sebagai “Critically Endangered” (Kritis) pada tahun 1996 dan “Endangered” (Terancam) (1994). 

Ancaman terbesar kepunahan ras kelinci asli Indonesia ini berasal dari rusaknya hutan sebagai habitat alami yang banyak dibuka menjadi lahan pertanian, terutama teh, kopi, dan kakao. Selain itu juga deforestasi hutan akibat kebakaran hutan. 

Pada Juni 2021, petugas Taman Nasional Kerinci Seblat, Sumatera, berhasil menyelamatkan seekor kelinci belang Sumatera yang merupakan spesies paling langka di dunia. Sang petugas tidak sengaja menemukan keberadaan kelinci tersebut dari Facebook dalam kondisi hendak dijual.

Kelinci belang Sumatera di habitat aslinya diketahui sebagai hewan yang aktif di malam hari

Meski namanya kurang terkenal, populasi kelinci belang Sumatera berada di bawah ancaman sekaligus menjadi sangat berharga di mata kolektor. Bahkan, saking langkanya, saat gambar kelinci tersebut muncul di Facebook, komunitas konservasi dan petugas dari Taman Nasional Kerinci Seblat pun langsung bergerak. 

Petugas tersebut dengan cepat melacak penjual kelinci belang Sumatera itu dan kemudian menyelamatkan si kelinci. Saat itu petugas bertemu dengan si penjual kelinci yang merupakan seorang petani. Si petani secara kebetulan menangkap kelinci itu di tepi taman nasional, tepatnya di sebelah sungai yang baru saja banjir deras. Di tubuhnya, terdapat luka-luka yang kemungkinan didapat saat banjir.

Seekor kelinci belang Sumatera sedang berlindung di lubang persembunyiannya

Status konservasi kelinci belang Sumatera 

Saat mendengar spesies hewan langka atau terancam punah dari Sumatera, mungkin orang akan membayangkan orang utan, harimau, gajah, atau badak. Empat nama hewan tersebut memang lebih dikenal publik dengan berbagai upaya penyelamatannya dari kelangkaan. Sementara itu, nama kelinci belang memang kurang populer. 

 Perlu diketahui bahwa sejak tahun 2009, kelinci belang Sumatera telah masuk dalam daftar IUCN Redlist dengan status konservasi vulnerable atau rentan. Sebelumnya, kelinci tersebut juga pernah terdaftar pada tahun 1996 dengan status critically endangered atau kritis dan memiliki status endangered atau terancam pada tahun 1994. 

Ras kelinci asli Indonesia ini memiliki ancaman terbesar akan kepunahannya akibat dari rusaknya hutan sebagai habitat alami. Nyatanya, banyak hutan dibuka menjadi lahan pertanian, terutama teh, kopi, dan kakao. Alih fungsi hutan untuk perkebunan, pemukiman, tentu mengancam habitat dan populasi satwa dalam hutan. 

 Jennifer McCarthy, mahasiswa doktoral Universitas Massachusetts-Amherst, mengatakan kalau sebagian besar orang lokal bahkan tidak tahu bahwa spesies ini ada. “Beberapa penduduk lokal pernah mendengar soal kelinci belang ini, tetapi sangat sedikit yang pernah melihatnya,” ujarnya, seperti dilansir Mongabay.co.id.

Taman Nasional Bukit Barisan, salah satu habitat utama kelinci belang Sumatera

Kelinci belang hidup di hutan yang padat dan berhasil membuat dirinya nyaris tidak terlihat. Bahkan, foto-fotonya pun nyaris tidak ada dan sebagian besar hanya berasal dari kamera jebakan. 

Minimnya penelitian dan publikasi juga bukan berarti tidak ada aksi konservasi di Sumatera yang fokus melindungi kelinci belang ini. Hal ini membuat nasib kelinci ini bergantung pada keberadaan hutan Sumatera, yang seperti sudah sama-sama kita ketahui, masa depan hutan ini tidak menjanjikan.

Kepedulian kita yang akan melestarikan kelinci belang Sumatera langka ini

Sumatera sudah kehilangan setengah dari hutannya sejak 1985, sementara hutan primer di pulau ini sudah ditebang sejak 1975. Pulau ini menjadi pusat pertempuran melawan deforestasi dengan target utama yang diincar pekerja konservasi adalah perusahaan pulp dan paper serta kelapasawit yang terus menekan ekologi di pulau ini. 

Pemerintah Indonesia melindungi kelinci sumatera sebagai satwa dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa Dilindungi, tercantum pada nomor 72. (Ramlee

 

Sumber remen.id Kelinci Belang Sumatera, Spesies Endemik Sumatera Paling Langka di Dunia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ayam Hutan Merah, Nenek Moyang Ayam Peliharaan Ternyata sangat Pemalu

Ayam Hutan Merah (Gallus gallus) merupakan sejenis burung berukuran sedang, dengan panjang sekitar 78 cm, dari suku Phasianidae. Suku Phasi...