Blog Hobi dan Informasi

Rabu, 03 Juli 2024

Liga Derkuku Jogja Istimewa #2 Berjalan Seru, Udowo Wisang Geni dan Yudistiro Jadi yang Terbaik



Untuk yang kedua kalinya, dekoe mania Jogjakarta menjajal kemampuan sang orbitan dalam Liga Derkuku Jogja Istimewa #2, pada 23 Juni 2024. Kali ini PPDSI Jogjakarta menempatkan gelaran event di Gantangan “Sendang Bagusan” Senuko, Sleman – Jogjakarta.

Gelaran berlangsung lancar dan sukses. Panitia berhasil menghadirkan 3 blok peserta di kelas Bebas, kelas Pemula, dan kelas Standart. “Alhamdulillah Liga Derkuku Jogja Istimewa Putaran 2 berhasil kami laksanakan. Dan semua berjalan lancar dan sukses, terima kasih untuk semua yang ikut mendukung,” ungkap Prashadi Ketua Pengda PPDSI DIY.

Gantangan sendang Bagusan terasa asri
 

“Dari putaran pertama lalu berlanjut ke putaran kedua hari ini. Peserta yang hadir cukup luar biasa dan gantanganya full. Terus terang saya bersama seluruh pengurus merasa senang dengan kondisi ini. Karena, dunia derkuku di Jogjakarta tetap semarak,” tutur Prashadi.

Event ini diselenggarakan untuk memberikan ruang kepada dekoe mania Jogjakarta buat menampilkan gacoannya. Namun untuk gelaran Liga Derkuku Jogja Istimewa #2 ini panitia tidak membatasi peserta hanya dari Jogjakarta, semua dekoe mania dipersilahkan hadir dengan gacoannya masing-masing.

Breefing dan doa bersama team juri
 

Dekoe mania pemula juga kerap mewarnai daftar peserta. Dengan adanya liga ini, para peternak juga makin bersemangat, untuk menata kembali materi kadangnya, agar bisa mencetak jago-jago muda sesuai dengan kualitas liga/lomba.

Persaingan di putaran liga kedua kali ini, begitu ramai, seru, dan ketat, baik di kelas Bebas, Pemula, dan Standart. Semua terlihat saling berusaha, menampilkan burung-burungnya untuk bisa moncer untuk meraih poin penuh.

Bambang B2W (topi hitam) foto bersama peserta untuk memberi semangat
 

Yang berbeda adalah lokasi yang dipakai, karena Lapangan Sendang Bagusan merupakan tempat baru milik Pengda PPDSI DIY. Jadi gelaran kemarin sekaligus merupakan pembukaan lapangan baru Gantangan Sendang Bagusan. Pendirian gantangan tersebut bermula dari keinginan para pengurus PPDSI DIY untuk memiliki gantang sendiri.

Meskipun ada beberapa pilihan tempat lokasi tapi kendala utamanya adalah keamanan. Sigit Irianto yang memilih tempat gantangan baru, sempat ditanya perihal kenapa memilih lokasi yang sekarang diberi nama Gantangan Sendang Bagusan. “Sebenarnya ada beberapa lokasi yang bisa dipakai, tetapi terus siapa yang njaga?” ungkap Sigit.

Sigit Irianto (tengah) sempatkan diri foto bersama Team DMS yang boyong banyak trophy ke Solo
 

Secara singkat kemudian Sigit menceritakan tentang adanya tanah desa yang terbengkelai dan tidak terurus yang kebetulan berada tepat di belakang rumahnya. Dan akhirnya lokasi tersebut jadi pilihan untuk dijadikan tempat gantangan derkuku.

Keuntungannya, dari sisi keamanan tentunya lebih terjamin karena di sekitar gantangan tersebut ada tempat makam religius Kiai Bagus Khasantuko yang selalu dikunjungi pesiarah selama 24 jam. Tentunya warga sekitarnya juga sangat mendukung keberadaan gantangan milik PPDSI DIY tersebut.

Prashadi acungkan jempol untuk pelaksanaan Liga Derkuku Jogja Istimewa #2
 

Dari situlah juga nama Gantangan “Sendang Bagusan” di Dsn Senuko Godean Sleman Jogjakarta, yang diberikan oleh Sigit Irianto pemilik B2W BF bermula. Lokasi Gantangan Sendang Bagusan juga asri serta masih memungkinkan dilakukan penambahan blok gantangan yang saat ini masih terpasang 3 blok.

Seperti dalam gelaran-gelaran sebelumnya, sebelum bertugas juri berdiri bareng untuk mendengarkan arahan dan sekaligus memberikan pendapat. Agenda breefing berjalan sesuai harapan. Karena sukses tidaknya event lomba terletak di pundak para juri yang bertugas. Setiap penjurian diharapkan selalu berlangsung fair play.

Gusti Prabu bersama Bambang B2Wmenikmati sajian bakso yang disediakan panitia
 

Selama ini penjurian dinilai sudah bagus. “Fair play yang sudah kita hasilkan, jangan sampai hilang, memang kadang ujian dan rintangan yang dihadapi tidak ringan, tapi harus tetap diupayakan,” ungkap Lek Sodiq, salah satu juri yang bertugas. Ditambahkan bahwa apa yang sudah didapat adalah hasil dari perjuangan yang tidak sebentar.

Liga Derkuku Jogja Istimewa #2 mampu menyuguhkan sebuah gelaran yang luar biasa. Meski kemasannya hanya berupa liga lokal, namun rasa yang dipertontonkan oleh peserta seperti berada dalam sebuah gelaran se-level Liga Derkuku Indonesia.

Boss Rudi Jogja (kiri) menikmati jalannya acara
 

Even yang juga dihadiri oleh Gusti Prabu tersebut mampu menjadi tontonan yang luar biasa, bukan saja kemasan yang diberikan panitia, tetapi aksi heroik yang dihadirkan oleh beberapa peserta yang berada di atas kerekan. Semua ngotot memperlihatkan performa terbaiknya.

Cuaca cerah dan cenderung panas, semakin menambah tensi jawara yang berada di atas kerekan untuk mempertontonkan kemerduan suaranya. Ada beberapa kejadian menarik saat berlangsungnya penjurian, seperti tindakan juri yang memukul tiang kerekan berharap burung diatasnya segera bangun dan bertarung kembali.

Para juara di kelas bebas
 

Semua menikmati sajian lomba dengan nyaman. Empat babak penjurian berlangsung tanpa ada masalah, sampai akhirnya ditetapkan posisi kejuaraan. Di kelas Bebas, persaingan seru terjadi antara Udowo, debutan Imam Hariadi dari Bali yang meladeni gempuran Kresna milik B2W BF Godean.

Dan setelah melalui persaingan ketat akhirnya Udowo di tiang 23 sukses dengan menjadi yang terbaik pertama setelah tampil cantik sepanjang empat babak. Sedang Kresna di tiang 11 harus puas menjadi runner up. Di tempat ketiga ada Pandu burung milik B2W lainnya yang menempati nomor kerekan 32.

Juara-juara di kelas Pemula
 

“Alhamdulillah, Udowo mau kerja. Ini burung baru yang sengaja dipersiapkan untuk materi kandang Elha BF. Dengan materi berkualitas bagus, diharapkan akan menghasilkan anakan yang bagus juga. Udowo juga dipersipakan untuk mengikuti di ajang lomba LDI maupun gelaran event lokal,” kata Imam Hariadi. “Dengan membiasakan burung berkompetisi akan ikut melatih dan mengasah mental juaranya,” tambah Imam Hariadi.

Di kelas Pemula, podium pertama berhasil diraih Wisang Geni, andalan Eko SMD, ternakan SMD 522 yang berada di nomor kerekan 45. Urutan kedua dimenangkan Mars orbitan Puji Kinanthi BF, derkuku bergelang Kinanthi 734 di tiang 68. Dan di tempat ketiga ada Colohok, gaco milik Sargondo Sleman yang berada di nomor kerekan 73.

Juara di kelas Standart
 

Untuk kelas Standart, juara pertama berhasil diboyong Yudistiro ring DA 140 milik H. Nur Ali Sukoharjo yang berada di tiang 107, setelah berhasil menaklukkan perlawanan Adinda pesaing terdekatnya. Adinda memimpin dari babak pertama dengan raihan 4 warna, namun ketikung Yudistiro

Urutan kedua dimenangkan Adinda ring Dinda 17, debutan Jat BF Solo yang berada di nomor kerekan 105. “Jane aku sudah optimis, Adinda bakalan juara, tapi apa hendak dikata karena gantangan 107 yang semula gak bunyi alias didis akhirnya mau bunyi ngotot,” ujar Jatmiko.

 

“Tadi Pak Ali tak kurang akal nyuruh Pak Guntur Juri untuk memukul tiang 107,” cerita Jatmiko. “Pak Guntur, coba gantangan 107 dikentengi.” Dan benar, tidak disangka-sangka setelah dikentengi burung langsung bunyi gacor ngotot. “Inilah yang namanya nikung babak terakhir kayak kebiasaan pembalap Moto GP, Rossi,” kata Jatmiko.

“Yo wislah, kalah tipis kalah aduan irama gak papa sing penting udah mau kerja maksimal,” tutur Jatmiko si pemilik Adinda, yang baru diperolehnya seminggu sebelum event dari hibahan Dinda BF Semarang. Tempat ketiga diraih Galang andalan Ars 2772 Solo ternakan PSG 260 yang berada pada tiang nomor 79. (Ramlee/Jat)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ayam Hutan Merah, Nenek Moyang Ayam Peliharaan Ternyata sangat Pemalu

Ayam Hutan Merah (Gallus gallus) merupakan sejenis burung berukuran sedang, dengan panjang sekitar 78 cm, dari suku Phasianidae. Suku Phasi...