Blog Hobi dan Informasi

Senin, 22 Juli 2024

Kambing Gembrong, Jenis Kambing Lokal Bali yang Unik Kini Mulai Langka



Kambing Gembrong merupakan salah satu jenis kambing yang memiliki penampilan spesifik, dan di Indonesia hanya terdapat di Bali terutama di Kabupaten Karangasem. Dikenal dengan ciri khas bulunya yang panjang dan lebat, kambing ini tidak hanya unik, tetapi juga memiliki sejarah dan nilai budaya yang tinggi.

Kambing berbulu lebat ini dikenal sebagai hewan yang jinak dan mudah beradaptasi. Kambing gembrong juga tahan terhadap penyakit dan hama. Kambing ini diberi nama kambing gembrong oleh masyarakat setempat karena bulunya yang panjang dan lebat , menyerupai rambut gimbal, terutama pada bagian kepala dan leher.

Kambing gembrong yang memiliki penampilan unik

Secara genetik, jenis kambing gembrong memiliki ciri pada bagian tubuhnya yang terbilang pendek dengan wajah cenderung cekung. Ukuran panjang jenis kambing ini biasanya dikisarkan antara 1,25 meter saat dilahirkan, sedangkan pada usia dewasanya jenis kambing ini memiliki ukuran berkisar antara 3,2 meter.

Baca juga : Kambing Etawa, Salah Satu Jenis Ternak Unggul yang Bisa Menghasilkan Keuntungan Besar

Selain itu, kambing gembrong ini juga memiliki bulu yang cukup lebat pada permukaan tubuhnya, biasanya bulu tersebut pun cukup panjang dengan ukuran berkisar antara 15 hingga 25 cm. Bulu ini menutupi sebagian, bahkan seluruh wajahnya.

Perawakan kambing kashmir mirip kambing gembrong

Bulu panjang ini umumnya lebih terlihat pada kambing jantan, sedangkan kambing betina cenderung lebih rapi. Bahkan pada yang kambing jantan, bulu ini sering menutupi matanya. Bulunya yang lebat dapat dimanfaatkan untuk membuat wol dan produk tekstil lainnya.

Pertumbuhan bulu setelah mengalami pencukuran dalam kurun waktu 20 minggu untuk yang jantan mampu mencapai kisaran 4,14–6,00 cm sedangkan untuk betina kisaran yang dicapai 2,10–2,70 cm kecuali pertumbuhan bulu pada bagian paha belakang yang mencapai 5,30 cm.

Sedangkan bobot bulu keseluruhan tubuh kambing jantan mampu menghasilkan 0,54 kg/ekor jantan dewasa. Bobot bulu inilah yang disinyalir sebagai nilai tambah secara ekonomi dari kambing gembrong selain dagingnya dimanfaatkan untuk konsumsi. Namun belakangan nilai ekonomis dari bulu ini sudah tidak menggairahkan bagi petani sehingga semangat untuk mempertahankan keberadaan kambing gembrong juga menurun.

Tubuh kambing gembrong ini memiliki warna yang didominasi warna putih, namun ada juga yang memiliki warna tubuh hitam cenderung putih dan cokelat muda cenderung hitam. Tanduk kambing jantan lebih panjang dan melengkung, sedangkan betina pendek dan lurus.

Kambing Turki diyakini merupakan moyang kambing gembrong

Kambing gembrong ini memiliki ukuran sedang. Tinggi badan kambing jantan sekitar 60-70 cm, sedang yang betina 50-60 cm. Bobot jantan 40-50 kg, betina 30-40 kg. Hal ini tentunya menjadi salah satu keunggulan dari jenis kambing gembrong.

Baca juga : Domba Garut, Domba Petarung Asli Indonesia Berkualitas Dunia

Kambing gembrong ini dipelihara cenderung untuk diambil daging dan susunya. Dagingnya dikenal berkualitas tinggi, lebih empuk,dan rendah kolesterol dibandingkan kambing lokal lainnya. Susunya kaya akan protein dan lemak, diolah menjadi yoghurt, keju, dan produk olahan susu lainnya.

Keberadaan kambing gembrong menarik perhatian akademisi Pulau Bali


Kambing gembrong dikategorikan sebagai satwa langka oleh Balai Penelitian Ternak (BPT) Denpasar. Populasinya diperkirakan hanya sekitar 200 ekor, dengan tren yang terus menurun. Salah satu faktor penyebab menurunnya populasi gembrong dengan drastis adalah karena kambing ini memiliki nilai jual yang tidak begitu tinggi.

Banyak peternak yang kurang antusias memelihara jenis gembrong karena dinilai kurang menguntungkan. Selain itu, kemampuan reproduksi gembrong juga dinilai rendah dan sering menghadapi kematian. Dari kemungkinan 3 kali kehamilan, hanya satu anak yang memiliki kemampuan dan bertahan hidup dengan baik.

Salah satu tantangan pengembangan kambing gembrong adalah cara perawatan. Kambing gembrong membutuhkan perawatan yang agak berbeda dengan kambing pada umumnya. Kambing ini perlu dimandikan dua minggu sekali. Bulu-bulu yang menjuntai ke bawah perlu dikeramasi dan dirapikan agar tidak mengganggu pergerakannya. Kuku kambing juga perlu rutin dipotong agar tidak semakin panjang.

Pakan kambing berambut panjang ini masih sama seperti kambing umumnya, yaitu tanaman hijau seperti rumput. Pakan tersebut diberikan dua kali sehari. Kambing ini juga memerlukan pakan tambahan berupa dua butir telur bebek yang diberikan seminggu sekali untuk menjaga vitalitas kambing. Sedang untuk menjaga kondisi kesehatannya, kambing gembrong juga bisa diberikan jamu herbal khusus hewan ternak.

Pengambilan sperma kambing gembrong untuk kepentingan penelitian dan inseminasi buatan

Upaya pelestarian dilakukan oleh berbagai pihak, termasuk BPT Denpasar, komunitas pecinta kambing Gembrong, dan pemerintah daerah. Upaya tersebut meliputi pendataan dan pemantauan populasi, pembibitan dan inseminasi buatan untuk meningkatkan reproduksi.

Baca juga : Kambing Hutan, Satwa Endemik Sumatera yang Suka Menyendiri dan Bermain di Atas Tebing

Selain itu juga diperlukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang nilai dan kelestarian kambing ini. Kambing gembrong adalah aset berharga bagi Bali, bukan hanya sebagai ternak, tetapi juga sebagai bagian dari budaya dan tradisi.

Perlu upaya keras untuk mempertahankan keberadaan kambing gembrong

Kambing ini memiliki nilai budaya dan spiritual bagi masyarakat Bali. Kambing gembrong sering digunakan dalam upacara adat dan keagamaan. Keunikannya menjadikannya daya tarik wisata di Bali. Upaya pelestarian perlu terus dilakukan agar kambing unik ini tidak punah dan generasi mendatang dapat terus menikmatinya. (Ramlee)


Sumber : remen.id

Kambing Gembrong, Plasma Nutfah Asli Indonesia yang Terancam Punah


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ayam Hutan Merah, Nenek Moyang Ayam Peliharaan Ternyata sangat Pemalu

Ayam Hutan Merah (Gallus gallus) merupakan sejenis burung berukuran sedang, dengan panjang sekitar 78 cm, dari suku Phasianidae. Suku Phasi...