Hobi derkuku di Solo Raya kembali diramaikan dengan kegiatan berupa Latbernil Bird Farm Solo Raya 6. Kegiatan kali ini dilaksanakan oleh PPDSI Surakarta bekerjasama dengan WA-1 Bird Farm yang digelar pada Minggu, 3 Nopember 2024. Kegiatan yang sudah menjadi agenda rutin di Lapangan Gawanan Colomadu – Karanganyar tersebut demi menyalurkan hobi dekoe mania.
Kegiatan latbernil burung derkuku ini dimaksudkan untuk lebih memberikan semangat serta memberikan ruang kepada dekoe mania agar bisa lebih eksis menekuni hobinya. Jatmiko selaku motor penggerak mengaku bahwa kegiatan ini telah rutin digelar.
Team Juri foto bersama Ketua PPDSI Surakarta |
“Kami upayakan untuk mengadakan acara setiap bulan dengan tujuan buat memberikan semangat kepada para dekoe mania agar bisa terus menekuni hobinya,” jelas Jatmiko. Dengan kegiatan ini kami berharap hobi derkuku di Solo Raya bisa tetap eksis,” tambahnya.
Lebih lanjut disampaikan bahwa even ini memang ditujukan untuk menggerakkan serta menampilkan bird-bird farm yang ada di Solo Raya agar aktif dalam setiap gelaran DMS. Sekaligus mengenalkan kepada para dekoe mania di Solo Raya akan keberadaan bird farm tersebut.
Dekoe mania Solo Raya terus memberikan support dengan hadir ke lapangan |
Seperti halnya kegiatan ini yang mendapat support dari WA-1 BF. “Selepas kegiatan kita bulan kemarin, pihak WA-1 BF juga berkeinginan memberikan kontribusi terhadap kemajuan hobi derkuku di Solo Raya. Jadi dengan segera kita rencanakan,” ungkap pemilik Jat BF Solo.
Senada dengan apa yang disampaikan oleh Wawan Soba pemilik WA-1 BF saat dihubungi di lain kesempatan. “Biar makin ramai dunia perdekukuan tanah air dan meningkatkan semangat para penggemar derkuku khususnya di Solo dan sekitarnya,” tutur Wawan.
Agung Cahyanto serahkan piagam penghargaan pada Wawan Soba pemilik WA-1 BF atas partisipasinya |
“Juga agar para dekoe mania Solo Raya juga mampu untuk bersaing menciptakan derkuku-derkuku terbaik nantinya. Dengan kegiatan rutin seperti ini para dekoe mania akan dengan gampang menakar kemampuan burung-burung yang ada di kandang mereka,” ujar Wawan.
“Sudah waktunya semua mau gotong royong agar kegiatan seperti ini dapat terus berlangsung. Toh, kita-kita selaku penghobi juga diuntungkan karena bisa lebih sering bersilaturrahmi sekaligus menguji kemampuan derkuku orbitan.”
Suasana penjurian Latbernil WA-1 BF |
Lebih lanjut disampaikan bahwa agenda PPDSI Surakarta tersebut dapat dijadikan sarana untuk mengumpulkan dekoe mania yang ada. Serta melatih burung-burung calon jawara secara terukur karena juga melibatkan juri. “Setidaknya dengan adanya juri, maka kami lebih tahu sampai dimana kemampuan burung-burung kami.” imbuh Wawan.
Beberapa penggila lomba pun mengakui jika dengan adanya kegiatan latbernil sangat membantu para pemain untuk bisa mendeteksi perkembangan sang orbitan, apakah bisa lanjut pada kegiatan yang lebih tinggi atau hanya sampai di level latbernil saja. Hal ini sangat penting untuk mengetahui secara pasti dan benar.
Bandi dan Wawan Soba menikmati jalannya acara |
Latbernil Bird Farm Solo Raya 6 WA-1BF membuka tiga kelas, yakni kelas Senior, Junior, dan kelas Pemula. Khusus untuk kelas Pemula, panitia sengaja membuat dua daftar kejuaraan. Yaitu juara kelas Pemula A dan Pemula B. “Kita berikan kesempatan kepada para pemain yang hadir di kelas Pemula ini untuk ikut baris di deretan para juara,” terang Jatmiko.
Jumlah peserta masih tetap berada di level dukungan yang luar biasa. “Kegiatan PPDSI Surakarta sampai saat ini masih tetap dapat tergelar secara rutin dengan dukungan tetap dari peserta. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada WA-1 BF, peserta, panitia, dan juga pihak-pihak yang telah memberikan dukungan dan perhatian,” ucap Agung Cahyanto selaku Ketua PPDSI Surakarta.
Dorrick serius mengamati burungnya bersama Irul Pak Tani |
“Kita usahakan Latbernil Solo Raya tergelar secara berkesinambungan. Tentunya selama masih ada yang mendukung, maka kegiatan ini akan tetap ada, karena tujuan kami adalah untuk memberikan wadah bagi dekoe mania yang ingin menyalurkan hobinya,” ungkap pemilik Sadewa Bird Farm.
Sementara itu sebelum acara dimulai, Siswo juri nasional yang selalu mengawal pelaksanaan Latbernil Solo Raya memberikan arahan kepada juri-juri yang bertugas. Agar mereka mau bekerja keras untuk mengasah kemampuannya dalam menentukan penilaian burung-burung yang ada di ujung tiang kerekan.
Dekoe mania pemula yang selalu hadir meramaikan gelaran DMS |
“Silahkan tentukan burung mana yang layak mendapatkan bendera 4 atau 5 warna tanpa tergantung dari koordinator,” tutur Siswo. “Latihan berani, inikan latbernilan jadi musti latihan berani juga dalam memberikan penilaian sesuai dengan kualitas anggungnya.”
Juri yang ditugaskan akan menjadi pengadil, buat menentukan burung milik siapa yang berhak mendapatkan nilai berdasarkan kualitas suara dan ditetapkan sebagai pemenang. “Kami berusaha untuk memenuhi seluruh prosedur penyelenggaraan lomba meski kegiatan kali ini hanya sebatas latbernil saja,” lanjut Siswo.
Dalip sibuk merekapitulasi hasil penjurian |
Meskipun acara ini hanya bertema latihan bersama dinilai atau latbernil, namun tidak sampai mengurangi serunya persaingan perebutan posisi juara di semua kelas yang dilombakan. Juri dengan sigap memberikan penilaiannya saat terdengar alunan anggung di ujung tiang.
Empat babak penjurian tetap menjadi standart penilaian yang diterapkan. Sementara di lapangan, saling susul perolehan nilai terjadi dengan ketat begitu babak pertama dimulai. Sampai akhirnya posisi juara diumumkan setelah melalui meja juri perekap.
Ilusi menjadi yang terbaik di kelas Senior |
Barisan juara kelas Senior |
Untuk kelas Senior podium pertama jadi milik Ilusi, amunisi KP Solo, ring LMS 368 yang dikerek pada nomor 29. Ilusi sukses mendapatkan bendera lima warna empat kali. Tempat kedua diduduki Setyaki andalan Sunaryanto, produk ternak Arya 55 yang berada di nomor kerekan 32.
Sukses yang didapat Setyaki berkat perolehan bendera empat warna di babak pertama dan bendera lima warna di tiga babak berikutnya. Posisi ketiga dimenangkan Rambo gaco Daud Toni, burung bergelang Sword yang dikerek pada nomor 41.
Kairos persembahkan juara kelas Junior |
Juara kelas Junior |
Untuk kelas Junior, Kairos orbitan Eko LMS bergelang LMS 782 yang dikerek pada nomor 16 berhak menjadi juara pertama, setelah berhasil mendapatkan penilaian bendera lima warna empat kali. Disusul Lembu Sora andalan Hafid Toretto Boyolali produk ternak Arya 88 yang menempati nomor kerekan 17 sebagai peraih juara kedua.
Lembu Sora sebenarnya mendapatkan nilai yang sama dengan Kairos namun hasil rekap yang menyatakan Kairos juaranya. Juara ketiga berhasil menjadi milik Sekar Taji besutan Nur Ali ring TKL 2508 yang dikerek pada nomor 174 dengan raihan bendera lima warna pada babak pertama dan kedua, sementara dua babak berikutnya mendapatkan empat warna.
Jito didampingi Agus menerima bendera koncer dari Wawan Soba di kelas Pemula |
Di kelas Pemula A, juara pertama berhasil dimenangkan oleh Galang debutan ARS 2772 ring PSG 260 yang dikerek pada nomor 75. Disusul kemudian oleh Strom rawatan Agus Sukoharjo ring PSG 577 yang menempati nomor kerekan 89. Dan tempat ketiga Adinda milik Jat BF Solo ring Dinda 17 yang dikerek pada nomor 76.
Untuk kelas Pemula B, di urutan satu ada Abia ring LMS 451 milik Hery. Urutan kedua ditempati oleh Jingga ring BGR 76 milik Bugar BF Boyolali. Sedangkan yang berhasil mengisi tempat di urutan ketiga adalah Lestari ring Sadewa 154 milik Sadewa BF.
Juara kelas Pemula A |
Juara kelas Pemula B |
Gelaran latbernil mendapat tanggapan yang menyenangkan dari para dekoe mania. Ada beberapa dekoe mania pemula yang tidak pernah kendor hadir. Mereka rutin terus ikut latberan, “Hari ini pas hokinya Mbah Sikam dapat burung, Agus Nirum juga dapat burung,” terang Jatmiko.
“Jito alias Edo si Mudin yang tukang njodohke dan perawat burung ciamik itu kini direkut sama ARS 2772 BF dan hasilnya sukses moncer tadi. Ini berkat tangan dinginnya Jito bisa menjadikan burung di gantangan 75 gacor door dalam 4 babak,” lanjut Jatmiko bersemangat.
Wagiman (kiri) selalu beruntung dengan ajimat minyak lintahnya mendapatkan doorprize burung |
Bahkan mereka seperti tidak sabar untuk menantikan gelaran latbernil selanjutnya. “Ra penak piye jal 10 ribu dapat burung trah bagus,” kata Agus pemerhati anggungan senior Solo Raya. “Opo wes ra jos, muleh wes gowo beras karo minyak goreng. Bojone tambah mendukung,sok lomba ne kapan meneh Pak?”
Wawan Soba yang mensupport gelaran latbernil kali ini tidak kalah bersemangat dengan menjanjikan tahun depan siap mensupport lagi. “Tahun depan, trah Narasoma, Ababil, Kamajaya, dan Dewaruci siap buat doorprizenya. Biar semakin ramai dan sama-sama kuat Solo Raya, pokoknya doakan biar cepat beranak pinak di WA-1 BF.” (Ramlee/Jat)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar