Jingjing Batu (Hemipus hirundinaceus) merupakan jenis burung pemakan serangga kecil, ulat, kupu, laba-laba, dan tempayak. Burung jingjing batu hanya terdapat di Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Bali ini termasuk anggota keluarga Campephagidae dari genus Hemipus.
Jingjing batu masih memiliki hubungan kekerabatan dengan burung kapasan, sepah, dan kepudangsungu. Sekilas, penampilannya mirip dengan burung cendet, tetapi sifat dan karakternya seperti kelompok burung sikatan.
Burung ini mempunyai warna bulu putih pada bagian tenggorokan, dada, dan perutnya. Sayapnya berwarna hitam. Separo bagian atas kepalanya juga berwarna hitam. Karena warna bulu sayapnya hitam, spesies ini dijuluki black-winged flycatcher-shrike, atau burung bersayap hitam perpaduan antara cendet dan sikatan.
Jinjing Batu biasa hidup berkelompok |
Ada tiga spesies burung jingjing yang memiliki wilayah persebaran di sebagian wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia, yaitu jinjing batu/black-winged flycatcher-shrike (Hemipus hirundinaceus), jinjing bukit/bar winged flycatcher-shrike (Hemipus picatus), dan jingjing petulak/large woodshrike (Tephrodornis virgatus). Tetapi jingjing petulak berasal dari genus yang berbeda.
Baca juga : Cendet, Burung Predator yang Pandai Berkicau Favorit Para Penghobi
Jingjing batu dan jingjing bukit memiliki karakteristik fisik yang hampir sama. Perbedaan hanya terletak pada bulu sayap, di mana sayap burung jingjing bukit memiliki goresan warna putih. Burung jingjing batu bukan jenis burung yang terkenal di kalangan pecinta burung, suaranya memiliki karakter alunan suara yang serak dengan suara kicauan yang cukup keras.
Jinjing Batu betina |
Burung jingjing batu memiliki postur tubuh kecil Dengan panjang tubuh sekitar 15 cm. Burung jinjing batu jantan memiliki bagian tubuh atas berwarna hitam, dengan tunggir dan sisi bulu ekor (bagian luar) berwarna putih. Tubuh bagian bawahnya berwarna putih.
Sementara burung jingjing betina memiliki penampilan yang mirip dengan burung jantan, hanya saja tubuh bagian atas berwarna cokelat. Di Indonesia, wilayah persebaran burung jingjing batu meliputi Pulau Sumatera (termasuk Nias dan Simeulue), Kepulauan Riau, Lingga, Bangka, Belitung.
Jinjing Bukit (Hemipus picatus) |
Burung jinjing batu terdapat juga di Pulau Kalimantan termasuk Pulau Banggi, Jawa, dan Bali. Adapun persebaran global meliputi wilayah selatan Myanmar (Tenasserim), wilayah selatan Thailand, dan Semenanjung Malaysia.
Baca juga : Burung Kepodang, Kemerduan dan Keindahan Warna Bulunya Membuat si Pesolek Banyak Diburu
Burung jinjing batu yang dalam bahasa melayu disebut rembah sayap hitam ini cukup umum terlihat di daerah hutan tropis dan subtropis di dataran rendah atau perbukitan hingga ketinggian 1.100 – 1.500 meter. Burung ini hidup berkoloni/kelompok kecil, berpasangan, atau terkadang terlihat bersama-sama dengan burung jenis lainnya di berbagai habitat, termasuk pada hutan mangrove.
Jingjing Petulak (Tephrodornis virgatus) |
Musim berkembang biak burung jinjing batu pada bulan Mei hingga September. Pada musim berkembang biak ini, burung jingjing batu akan menjadi lebih aktif dan mulai rajin berkicau dengan lantangnya. Suara kicauannya mirip burung sikatan, namun terdiri atas beberapa irama yang monoton.
Beberapa penggemar dan pedagang burung menyebutkan suara kicauan jingjing batu bisa bervariasi, bahkan mampu meniru suara kicauan burung lainnya. Meski begitu, jingjing batu bukanlah jenis burung sikatan atau cendet yang rata-rata memiliki kemampuan meniru suara burung lain dengan lebih baik.
Sarang jinjing batu berbentuk cawan |
Secara umum, suara kicauannya cukup keras, tetapi dialunkan dengan suara serak. Karakter suaranya mirip burung-burung kecil dari keluarga sikatan, namun cenderung kurang banyak bervariasi. Jinjing batu kerap mengeluarkan nyanyian berdengung yang berulang: “bee-jee-jee-jee, bee-jee-jee-jee”.
Baca juga : Sepah Raja, Salah Satu Jenis Burung Kolibri yang Memiliki Suara Kicauan yang Sangat Khas
Pada saat akan berkembang biak, jinjing batu akan membuat sarang yang berbentuk seperti cawan kecil, terbuat dari serabut halus yang dihiasi lumut kering, dan direkatkan dengan jaring laba-laba pada cabang-cabang pohon berdaun rindang. Burung betina bertelur sebanyak 2 butir berwarna hijau berbintik cokelat.
Gaya jingjing batu berburu mangsa di udara, mirip dengan cendet |
Sebagaimana cendet dan sikatan, pakan utama burung jingjing batu adalah serangga. Jingjing batu mencari makan di lapisan atas dan tengah hutan dataran rendah dan perbukitan. Burung ini menangkap buruannya di udara. Menyambar dari tenggeran terbuka. (Ramlee)
Sumber : remen.id
Jinjing Batu, Burung Bersayap Hitam Pemakan Serangga Kerabat Burung Kapasan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar