Blog Hobi dan Informasi

Senin, 04 November 2024

Gambir, Tanaman Khas Sumatera dan Kalimantan yang Menjadi Komoditas Ekspor Unggulan Provinsi Sumbar



Gambir (Uncaria gambir) merupakan tanaman perdu yang membelit dan memiliki batang keras. Tanaman gambir saat ini memang tidak sepopuler dulu dan sudah jarang dijumpai. Dulu, gambir biasa digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk bahan menyirih. Kegunaan utamanya adalah sebagai bahan penyamak kulit dan pewarna.

Bagi sebagian orang, gambir identik sebagai pelengkap kunyahan campuran sirih dan kapur hasil pembakaran cangkang kerang. Namun bagi kalangan industri farmasi, tekstil, pangan, kosmetik, dan sebagainya tanaman gambir adalah sebuah permata.

Indonesia merupakan pemasok 80 persen komoditas gambir di pasar dunia. Karena itu pemerintah terus mendorong ekspor komoditas potensial unggulan daerah yang diminati mancanegara, salah satunya gambir. Permintaan dari India sebagai negara tujuan utama ekspor gambir terus mengalami pengingkatan hingga 13-14 ribu ton per tahun. Selain India, pasar ekspor gambir Indonesia meliputi Jepang, Pakistan, Filipina, Bangladesh, serta Malaysia.

Kebun berusia satu tahun

Sumatera Barat (Sumbar) mampu memasok 80-90 pesren dari total produksi gambir nasional. Sekitar 90 persen produksi gambir di Sumbar berasal dari Kabupaten Lima Puluh Kota. Tanaman gambir di Indonesia khususnya di Sumatera Barat, merupakan tanaman yang diusahakan secara turun-temurun, dan dianggap sebagai tabungan hidup serta sumber pendapatan bagi masyarakat setempat.

Baca juga : Kelor si Tanaman Superfood dengan Segudang Manfaat Untuk Kesehatan

Gambir sejak lama telah dibudidayakan di Semenanjung Malaya, Singapura, dan Indonesia. Asal usulnya diperkirakan dari Sumatra dan Kalimantan, di mana jenis-jenis liarnya didapati tumbuh di alam. Satu sumber menyebutkan tumbuhan ini telah ditanam orang di Maluku pada pertengahan abad ke-18. Sumber lain meyakini bahwa perdagangannya di kawasan Malaya telah berlangsung sejak abad ke-17.

Panen daun gambir untuk diolah lebih lanjut

Pada masa lampau, di Indonesia gambir dihasilkan dari Sumatra Barat, Riau, Bangka, Belitung dan Kalimantan Barat. Namun, kini utamanya diproduksi oleh Sumatra Barat, Riau, Sumatra Selatan, Jambi dan Bengkulu. Sekitar 90% produksi gambir Indonesia dihasilkan dari Provinsi Sumatra Barat dan Riau.

Gambir merupakan tumbuhan perdu setengah merambat atau memanjat dengan percabangan memanjang dan mendatar, batang menyegi empat (terutama ketika muda). Dan dipersenjatai dengan duri-duri yang melengkung seperti kait.

Daun-daunnya tunggal, berhadapan, bentuknya oval hingga jorong lebar, pangkalnya membundar atau bentuk jantung, ujungnya meruncing, permukaan tidak berbulu (licin), dengan tangkai daun pendek.

Bunganya tersusun majemuk dalam bongkol dengan mahkota berwarna merah muda atau hijau, kelopak bunga pendek, mahkota bunga berbentuk corong, benang sari lima. Buah berupa kapsula dengan dua ruang, panjang 14–18 mm, berbiji banyak, bersayap, dan bertangkai.

Pengolahan gambir

Gambir liar biasa tumbuh di hutan sekunder. Tanaman ini tidak tumbuh di wilayah yang kering, tetapi juga tidak tahan dengan penggenangan. Tumbuh baik hingga ketinggian 200 m, gambir bisa hidup hingga elevasi 1.000 m dpl. Gambir ditanam juga di dataran rendah.

Baca juga : Pohon Salam, Daunnya untuk Pengharum Masakan yang Punya Segudang Manfaat

Iklim yang cocok untuk budidaya gambir adalah iklim tipe B2 menurut klasifikasi Schmidt dan Ferguson. Gambir berproduksi dengan baik pada jenis tanah podsolik merah kuning sampai merah kecokelatan. Ketinggian tempat yang sesuai antara 100–500 m dpl dengan curah hujan sekitar 3.000 – 3.353 mm pertahun.

Proses penjemuran gambir

Produk gambir yang dijual di pasaran merupakan ekstrak air panas dari daun dan ranting tanaman gambir yang diendapkan dan kemudian dicetak dan dikeringkan, yang berfungsi sebagai astringen. Hampir 95% produksi dibuat menjadi produk ini, yang dinamakan betel bite atau plan masala dengan bentuk cetakan biasanya silinder.

Warnanya cokelat kehitaman atau kekuningan. Gambir (dalam perdagangan antarnegara dikenal sebagai gambier) biasanya dikirim dalam kemasan 50 kg. Bentuk lainnya adalah bubuk atau “biskuit”. Nama lainnya adalah catechu, gutta gambir, dan catechu pallidum (pale catechu).

Kandungan utama dalam gambir adalah flavonoid, katekin (sampai 51%), zat penyamak (22-50%), serta sejumlah alkaloid. Gambir juga mengandung katekin, digunakan sebagai anti-histamin yang bisa digunakan dengan anti-alergi. Kegunaan gambir sebagai bahan untuk menyirih sudah dikenal dan dimanfaatkan masyarakat kepulauan Nusantara, dari Sumatra hingga Papua sejak sekitar 2.500 tahun yang lalu.

Gambir bermanfaat bagi kesehatan manusia dan memiliki khasiat obat. Gambir merangsang keluarnya getah empedu sehingga membantu kelancaran proses pencernaan di perut dan usus. Fungsi lainnya adalah sebagai obat untuk luka bakar, obat sakit kepala, obat diare, obat disentri, obat kumur-kumur, obat sariawan, serta obat sakit kulit (dibalurkan). Bisa digunakan sebagai obat untuk hepatitis dan luka pada hati.

Getah gambir yang telah kering

Sejak dahulu tanaman gambir telah digunakan sebagai obat tradisional untuk mengobati berbagai jenis penyakit. Senyawa polifenol meliputi tanin, katenin, dan gambiriin yang terdapat dalam gambir bersifat sebagai antioksidan dan bermanfaat untuk mengobati penyakit atau menghalau radikal bebas yang terbentuk dalam tubuh.

Baca juga : Walikukun, Pohon Mistis yang Biasa Dijadikan Bonsai

Sebagaimana diketahui, antioksidan dapat menurunkan risiko penyakit jantung, kanker, dan proses degeneratif penuaan. Secara tradisional daun dan tangkai gambir yang masih muda jamak digunakan untuk mengobati luka, demam, diare, disentri, sakit kepala, dan sakit perut.

Kain Gambo Muba, produk UMKM dari limbah getah gambir

Juga jadi obat kumur untuk mengobati sakit tenggorokan, dan infeksi oleh jamur dan bakteri. Gambir juga umum menjadi teman mengunyah sirih. Menyirih yang dicampur pinang, kapur dan getah gambir dipercaya bisa memperkuat gigi.

Untuk mengatasi berbagai jenis gangguan mulut, seperti sariawan, bibir kering, dan luka gusi, orang zaman dahulu biasa mengunyah atau menempelkan tumbukan gambir pada bagian yang terluka. Begitu juga dalam proses penyembuhan luka bakar, daun gambir yang telah dihaluskan ditempelkan pada bagian luka. Efek dingin yang dihasilkan mampu membuat luka cepat sembuh dan meminimalisir bekas luka. (Ramlee)


Sumber : remen.id

Gambir, Tanaman Perdu Penghasil Getah yang Memiliki Banyak Kegunaan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ayam Hutan Merah, Nenek Moyang Ayam Peliharaan Ternyata sangat Pemalu

Ayam Hutan Merah (Gallus gallus) merupakan sejenis burung berukuran sedang, dengan panjang sekitar 78 cm, dari suku Phasianidae. Suku Phasi...