Lomba seni suara alam burung puter pelung Latber Tumbak Panemu Jilid 7 bertajuk Ojo Lali yang digelar pada Minggu, 12 Februari 2023 di Gantangan Mabes BC Bogorejo- Tuban berjalan meriah. Event yang mengajak para kwok mania untuk ojo lali (tidak lupa) akan hobinya itu berlangsung lancar, aman dan tertib.
Latber Tumbak Panemu Jilid 7 ini, digelar dalam rangka kepedulian komunitas Tumbak Panemu akan hobi yang ditekuninya bekerjasama dengan Pengcab PPPPSI Tuban seperti jilid-jilid sebelumnya. “Ini sebenarnya event yang tertunda, karena sudah sejak bulan Desember kemarin direncanakan,” jelas Rio Riyanto SE, Humas Pengcab Tuban.
“Sejak Desember selalu tertunda, bulan kemarin pun ternyata masih belum memungkinkan, jadi baru bulan ini kita selenggarakan. Kita juga mengajak untuk tidak melupakan dengan tekad yang sudah kita tetapkan sebelumnya.”
Antusias penggemar dari Kec. Widang |
“Kita terus berupaya konsisten untuk mengadakan latber latber secara rutin, agar para penghobi dan pemain lomba bisa mengasah, menganalisa, dan mengevaluasi baik itu hasil ternak ataupun treathment-treatment untuk persiapan lomba-lomba besar di luar Tuban,” tambah H. Arif Cahyo Saputro MM, Ketua Paguyuban Tumba Panemu.
“Semoga kita bisa terus memfasilitasi kegiatan-kegiatan seperti ini,” kata H. Arif Cahyo lagi. “Dengan tema latber “Ojo Lali” bisa menggugah kesadaran dan semangat dulur-dulur penghobi seni suara puter pelung agar tetap lestari.”
Peserta dari Tuban Kota |
Semangat kwok mania Tuban dan sekitarnya, untuk terus meramaikan dunia puter pelung, patut diapresiasi. Bahkan 60 lembar tiket yang dicetak habis diminati penghobi puter pelung Tuban. Bukan saja dibanjiri oleh kwok mania setempat, tapi beberapa peserta dari luar kota, juga ikut hadir meramaikan acara tersebut.
“Tidak disangka antusias penggemar sangat tinggi. Beberapa penggemar dari wilayah Tuban datang, seperti Widang, Rengel, Plumpang, Tuban Kota, Merakurak, dan ada yang dari Bojonegoro,” tutur Rio, pemilik RRI BF.
Briefing juri |
“Terus terang latber ini memang untuk menggugah semangat puter pelung mania di Tuban. Biar berani menampilkan puter pelungnya sehingga hobi bisa tetap ramai,” sahut H. Arif Cahyo. “Dan Alhamdulillah, respon dan dukungan bukan hanya dari wilayah Tuban saja, tapi teman-teman dari luar kota juga ikut hadir.
“Terima kasih atas kehadiran semunya di sini dan mudah-mudahan kedepan bisa tambah ramai lagi,” tutur H. Arif Cahyo selaku yang punya gawe. Dan yang sangat menggembirakan, wajah-wajah baru kwok mania pemula, benar-benar mendominasi di gelaran ini.
Mereka terlihat sangat antusias sekali, gantang jago dengan ringnya sendiri agar bisa bersaing dengan para seniornya. Cuaca mendung tipis menemani, hembusan angin yang datang begitu terasa, bahkan terkadang sampai menggoyang sangkar di cantolan gantangan.
Persaingan ketat antar jago, terjadi sejak peluit babak pertama dimulai di kelas Pemula. Angin yang datang silih membuat beberapa burung tampak jadi tidak seberapa aktif memamerkan keindahan alunan anggungnya.
Juri-juri yang bertugas |
Tampak hadir juga sesepuh puter pelung di Tuban. “Semangat, ayo lo, mumpung ada kesempatan. Murah meriah bisa kumpul bareng, jagong bareng, nglaras swara, nyawiji rasa” kata Ribut, sesepuh puter pelung Tuban memberikan semangat.
Juri dituntut untuk memilih siapa yang berhak menjadi pemenang di masing-masing kelas yang dilombakan. Sampai akhirnya penentuan kejuaraan dilakukan. Lomba tetap dalam suasana tanpa teriak. Suguhan kopi dan gorengan membuat lomba berjalan penuh keakraban.
Suasana penjurian |
Persaingan di kelas Pemula berlangsung seru, meskipun jarang terlihat tancapan bendera empat warna, nilai maksimal di kelas ini. Kejutan terjadi manakala secara cepat gantangan nomor 5 bisa mendapatkan empat warna ditambah usulan untuk naik ke lima warna. Hanya karena terhalang peluyit tanda babak pertama saja, usulan itu tidak berbuah kenaikan nilai.
Pada babak kedua sempat terlihat karakter yang sesungguhnya dari para kontestan, sehingga juri tanpa ragu memberikan empat warna untuk gantangan 5, 20, 23, dan 25. Bahkan gantangan 5 bablas dengan mendapatkan lima warna, tak pelak prestasi itu berbuah diskualifikasi.
H. Arif Cahyo berikan penghargaan juara pertama kelas Pemula kepada Tawon BF |
Tepuk tangan meriah mengiringi saat babak kedua berakhir dan secara pahit menyudahi perjuangan burung milik Arjuna BF untuk mendaki tempat teratas. “Wah, hebat jurinya, ternyata benar-benar profesional tidak memandang burung milik siapa,” puji Imam Syafi’i, salah seorang peserta. “Kinerja juri bagus,” tambah Ribut. “Saya secara pribadi sangat puas.”
Menyudahi empat babak penilaian, Kakek Merah debutan Tawon BF bergelang Tawon 46 di gantangan 25 yang berhasil memimpin dengan perolehan total nilai 86 ¾ dari empat babak penuh penilaian dan sekaligus menjadi yang terbaik pertama.
Menyusul kemudian Sumanto amunisi Ronggolawe Team Tuban bergelang Ronggolawe 07 yang digantang pada nomor 23 sebagai peraih podium kedua. Posisi ketiga ada Trunojoyo burung milik Ronggolawe Team yang lain hasil produk ternak Ronggolawe 21 yang menempati nomor gantangan 20.
“Jujur, ini semua diluar dugaan. Dan saya merasa punya kebanggaan tersendiri, karena ternyata ring Tawon 46 mampu bersaing di 2 kelas sekaligus,” ucap Tawon kegirangan. “Di sini saya baru sadar, bahwa penantian dan kesabaran membuahkan hasil yang menjanjikan. Saya akan lebih semangat lagi untuk otak atik materi yang ada.”
Juara 1 Madya. Nanggala BF |
Sementara sesi berikutnya yang menampilkan persaingan di kelas Madya mampu menyajikan tontonan dan pembelajaran, khususnya bagi kwok mania pemula. Adu kualitas anggung merdu, terdengar silih berganti yang dilepas oleh masing-masing jago.
Perebutan nilai dari babak ke babak, terlihat sangat seru dan ketat. Karena masing-masing jago sama-sama ngotot untuk bisa menjadi yang terbaik, seusai babak pertama tampak bendera lima warna ada di tiga tempat.
Semangat para pemula |
Angin yang hadir serasa ikut menghadang langkah jago-jago yang sedang berjuang. Angin ini terus menggoyang sangkar-sangkar yang ada di gantangan. Sangkar yang mempunyai bobot ringan seolah menari kian kemari tak tentu arah. Kondisi inilah yang sedikit membuat was-was panitia dan juga kwok mania.
Untuk di kelas Madya, juara pertama berhasil diraih Inazuma andalan Nanggala Tuban ring TKL 2231 yang digantang pada nomor 15. Urutan kedua Ronggo orbitan Samandiman BF Tuban produk ternak SP 063 yang digantang pada nomor 25 dan tempat ketiga diraih Gorga milik BSB BF Perbon ring Akiles 105 yang menempati nomor gantangan 21.
“Saya atas nama panitia serta mewakili tim juri yang bertugas, mengucapkan terima kasih atas dukungan serta kehadiran semua kwok mania. Dan apabila ada kekurangan, kami juga mohon ma’af yang sebesar-besarnya. Mudah-mudahan dengan suksesnya lomba ini, bisa memacu kami untuk meramaikan puter pelung di Tuban, sampai jumpa di lain kesempatan,” tutup Rio. (Ramlee/RR)