Dikala pandemi Covid-19, banyak kegiatan terpaksa harus dibatasi. Semua pembatasan memang dimaksudkan agar penyebaran virus Covid-19 bisa dikendalikan. Dengan terbatasnya ruang gerak, semakin banyak yang memilih menekuni hobi untuk keseimbangan diri. Salah satu hobi tersebut adalah merawat berbagai tanaman hias.
Sebutlah tanaman Calathea Cynthia, Sansaveira , Monstera, Begonia, atau Aglaonema, dan beberapa jenis yang lain tiba-tiba saja meroket harganya. Ini karena banyak yang mencari sementara ketersediaan tidak mencukupi, hargapun melambung. Dari pengakuan beberapa penjual tanaman hias, omset mereka memang naik signifikan.
Salah satu yang juga dicari adalah bonsai. Bahkan asal tanaman itu kerdil langsung disebutlah dengan bonsai. Perburuan dongkel atau bahan-bahan bonsai dari alam juga meningkat. Tanpa harus bersusah payah tanaman itu dikondisikan seolah-olah itu adalah bonsai.
Apa sih bonsai itu? Bonsai lekat dikenal sebagai tanaman kerdil yang diletakkan di dalam pot. Bonsai merupakan seni menanam pohon yang pertama kali muncul di Cina dengan sebutan Penzai atau Penjing. Dikenal sebagai seni menanam pohon yang di kerdilkan dalam sebuah pot kecil dengan cekungan yang dangkal (berbeda dengan pot-pot konvensional).
Dalam proses pembuatan bonsai, keharmonisan antara pot dan pohon merupakan salah satu unsur penting disamping unsur lainnya seperti besarnya sebuah batang, daun, bunga, tinggi dari pohon, sampai dengan penyebaran akar, cabang dan ranting. Semuanya terlihat seimbang.
Ficus Microcarpha |
Jika dilihat dari bentuknya secara keseluruhan, bonsai merupakan sebuah duplikasi miniatur dari pohon tua yang indah di alam bebas. Sebuah teknik me-manage pertumbuhan pohon. Secara tidak langsung bonsai itu merupakan representasi dari keindahan panorama alam.
Selain itu, keharmonisan dari sebuah pohon bonsai merupakan lambang dari beberapa unsur utama yang diantaranya terdiri dari langit, bumi, dan manusia. Hal tersebut dapat dilihat dari bentuk bonsai yang bila ditarik garis, biasanya membentuk segitiga simetris maupun asimetris.
Pohon bonsai bisa disebut sebagai sebuah karya seni, karena dalam pembuatannya memerlukan proses perawatan yang cukup lama serta membutuhkan teknik penanaman dan kesabaran yang cukup tinggi. Pada bonsai ada kaidah-kaidah estetika seni yang membuat tanaman itu disebut bonsai.
Baca juga : Alkesa, Buah Langka Mirip Sawo Rasa Mirip Ubi
Ada beberapa unsur yang harus dipenuhi untuk menciptakan harmoni. Meliputi beberapa unsur yang diantaranya merupakan gerak dasar, kematangan, keserasian serta penjiwaan dari pembuatnya. Dari semua unsur tersebut gerak dasar merupakan sebuah elemen utama yang harus diperhatikan dalam pembuatan bonsai.
Gerak dasar menjadi unsur pertama dalam penilaian sebuah keindahan dari bonsai. Karena pada proses pembentukan karakter asli dari bonsai gerak dasar adalah sebuah penggabungan antara bentuk daun, arah cabang, besarnya batang, hingga bagaimana penyebaran akarnya. Model dari bonsai ditentukan dari gerak dasar yang dibuat, sehingga bisa menciptakan sebuah keserasian.
Keserasian dari bentuk bonsai merupakan sebuah olah kreatif dari kreator bonsai ketika membentuk akar, batang, ranting dan daun. Kematangan sebuah bonsai dapat dilihat pada hasil akhir dari pembentukan anatomi pohon tersebut, melalui terciptanya keseimbangan anatomi dan diameter bonsai yang menunjukkan pohon yang sudah terlihat tua.
Penjiwaan dari sebuah bonsai berhasil diciptakan ketika sebuah bonsai terkesan indah saat pertama kali dilihat, selain itu bonsai juga harus bisa menggambarkan sebuah kondisi asalnya sehingga dapat menyampaikan sebuah kesan kepada orang yang melihatnya.
Sudah kelihatan karakternya |
Dari sekian banyaknya jenis bonsai yang ada, terdapat beberapa pembeda antara bonsai satu dengan lainya sehingga klasifikasi bonsai pun dibagi menjadi 3, yaitu berdasarkan ukuran, bentuk serta banyaknya tanaman dalam satu pot. Berikut merupakan paparan beberapa contoh dari klasifikasi bonsai:
A. Berdasarkan Ukuran
• Mame bonsai, berukuran sekitar 5 – 15 cm
• Ko bonsai, mempunyai tinggi sekitar 15 – 30 cm
• Chiu bonsai, berukuran sekitar 30 – 60 cm
• Dai bonsai, biasanya berukuran sekitar 60 cm atau lebih.
B. Berdasarkan Bentuknya
Berikut merupakan beberapa contoh tipe bonsai berdasarkan bentuk yang umumnya sering digunakan dalam pembuatannya, diantaranya yaitu :
• Chokkan, memiliki batang pohon yang tegak lurus
• Moyogi, memiliki batang yang tegak dan berkelok
• Han-kengai, batang pokok yang setengah menggantung
• Shakan, batang inti pohon yang agak miring
Baca juga : Budidaya Jahe Merah
C. Berdasarkan Banyaknya Tanaman
• Yose-ue, bila dalam satu pot bonsai dirangkai 3 – 4 batang pohon dengan 2 pohon tinggi dan 1 pohon rendah, atau sebaliknya.
• Ishi tsuki, memiliki batang pokok dari pohon yang tumbuh dengan akar melingkari batu
Indonesia sendiri memiliki aneka ragam jenis tanaman, baik itu yang merupakan jenis tanaman yang tumbuh pada dataran tinggi maupun dataran rendah. Oleh karena itu negara ini memiliki banyak sekali pilihan tanaman untuk dibuat bonsai.
Adapun jenis-jenis tanaman yang sering dijadikan bonsai di Indonesia karena dapat tumbuh dengan baik, yaitu :
• Asam Jawa (Tamarindus Indica)
• Asam Belanda (Pithecellobium dulce)
• Beringin (Ficus Benjamina)
• Cemara (Casuarina equisetifolia) juga Jeruk (Citrus)
Berbagai jenis tanaman yang ada di Indonesia tersebut juga memiliki berbagai keunikan serta ciri khas tersendiri. Tidak kalah dengan jenis-jenis tanaman di negara lain yang memiliki banyak musim seperti negara asalnya baik itu Cina maupun Jepang. (Ramlee)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar