Blog Hobi dan Informasi

Rabu, 16 Oktober 2024

Lidah Buaya, Tanaman Hias Berbentuk Unik dengan Segudang Manfaat



Lidah buaya (Aloe vera) merupakan salah satu jenis tanaman hias yang juga banyak digunakan sebagai bahan dasar obat-obatan tradisional dan kosmetika, baik secara langsung dalam keadaan segar atau diolah serta dipadukan dengan bahan-bahan yang lain. Dikenal dengan nama “Aloe vera,” tanaman ini berasal dari keluarga Liliaceae dan memiliki sejarah panjang penggunaan dalam berbagai budaya di seluruh dunia.

Tanaman lidah buaya termasuk semak rendah yag merupakan tanaman bersifat sukulen dan menyukai hidup ditempat yang kering. Mempunyai batang yang berserat atau berkayu. Pada umumnya batang ini sangat pendek dan hampir tidak terlihat karena tertutup oleh daun yang rapat serta sebagian terbenam dalam tanah.

Melalui batang ini akan muncul tunas-tunas yang selanjutnya menjadi anakan. Lidah buaya yang berbatang panjang juga muncul dari batang melalui celah-celah atau ketiak daun. Batang lidah buaya juga dapat di stek untuk memperbanyak tanaman.

Budidaya lidah buaya di lahan pertanian

Peremajaan tanaman ini dilakukan dengan memangkas habis daun dan batangnya, kemudian dari sisa tunggul batang ini muncul tunas- tunas baru atau anakan. Namun ada juga beberapa spesies lidah buaya yang berbentuk pohon dengan ketinggian 3-5 m. Spesies semacam ini dapat dijumpai di gurun-gurun di Afrika Utara dan Amerika.

Baca juga : Philodendron, Tanaman Hias Populer dengan Daunnya yang Ornamental

Seperti halya tanaman berkeping satu lainnya, daun lidah buaya berbentuk tombak dengan helaian yang memanjang. Daunnya mempunyai ciri-ciri yaitu, berdaging tebal, dan tidak bertulang, berwarna hijau keabu-abuan dan mempunyai lapisa lilin di permukaannya, bersifat sekulen (bayak mengadung air), getah, atau lendir yang mendominasi daun sebagai bahan baku obat. Rata di bagian atas dan membulat (cembung) di bagian bawah.

Daun lidah buaya

Tanaman lidah buaya tahan terhadap kekeringan karena di dalam daun banyak tersimpan cadangan air yang dapat dimanfaatkan pada waktu kekurangan air. Bentuk daunnya menyerupai pedang dengan ujung meruncing berbentuk taji, tebal, permukaan daun dilapisi lilin, dengan duri lemas atau berduri kecil di pinggirnya.

Panjang daun dapat mencapai 50-75 cm, lebar 2-6 cm dengan berat 0,5 kg dan daun melingkar rapat disekeliling batang bersaf-saf. Sementara bunganya berbentuk terompet atau tabung kecil sepanjang 2-3 cm. Bunga ini berwarna kuning sampai orange dan tersusun sedikit berjungtai melingkari tangkai yang menjulang ke atas sepanjang sekitar 50-100 cm.

Akar lidah buaya (Aloe vera) berupa akar serabut yang pendek dan berada dipermukaan tanah. Panjang berkisar antara 50-200 cm. Untuk pertumbuhannya tanaman menghendaki tanah yang subur dan gembur dibagian atas.

Biji dihasilkan dari bunga yang telah mengalami penyerbukan, penyerbukan biasanya dilakukan oleh burung atau serangga lainnya. Namun, jenis Aloe barbadensis dan Aloe chinensis tidak membentuk biji atau mengalami penyerbukan. Kegagalan ini diduga disebabkan serbuk sari steril (pollen sterility) dan ketidaksesuaian diri (self incompability). Karena itu, kedua jenis tanaman ini berekembang biak secara vegetative melalui anakan.

Bunga tanaman lidah buaya

Lidah buaya atau Lily of desert aloe vera sesungguhnya begitu istimewa. Berasal dari daerah beriklim kering dan panas di Afrika Utara, lidah buaya menyebar hingga Persia dan Mesir di Timur Tengah, Yunani dan Italia di Eropa, Florida dan Hawaii di Amerika, serta India, Jepang, Filipina, dan Cina di Asia.

Baca juga : Calathea, Tanaman Hias Daun yang Memiliki Karakteristik pada Corak Daun yang Unik dan Mencolok

Lidah buaya mirip kaktus. Daunnya tumbuh ke atas, kaku bagaikan lidah atau pedang yang tajam. Mungkin itu sebabnya tanaman ini di Indonesia disebut lidah buaya. Perkenalan umat manusia dengan lidah buaya dimulai berabad-abad sebelum masehi. Sebuah artefak dari tanah liat peninggalan bangsa Sumeria yang ditulis pada 2200 SM menjadi salah satu bukti.

Biji lidah buaya

Menurut dokumen yang ditemukan di Kota Nippur itu, masyarakat di delta Sungai Eufrat dan Tigris memanfaatkan sukulen tersebut sebagai obat pencahar. Bahkan, ada yang percaya interaksi manusia dan lidah buaya berlangsung sejak 4000 tahun Sebelum Masehi.

Buktinya, ada lukisan aloe di dinding makam dan kuil raja-raja bangsa Mesir. Ia pun menjadi salah satu hantaran yang disertakan dalam penguburan para firaun. Bagi bangsa Mesir kuno lidah buaya adalah tanaman keabadian. Mereka mewariskan 12 resep pengobatan menggunakan Aloe vera dalam papirus yang ditulis pada 1150 SM. Peninggalan bersejarah temuan George Ebers pada 1862 itu masih bisa disaksikan di Universitas Leipzig, Jerman.

Tanaman lidah buaya (Aloe vera) dapat tumbuh di daerah kering seperti Benua Afrika, Amerika dan Asia. Hal ini dikarenakan lidah buaya dapat menutup stomatanya sampai rapat pada musim kemarau untuk melindungi daunya agar tidak kehilangan air.

Lidah buaya juga dapat tumbuh didaerah yang beriklim dingin. Ia termasuk tanaman yang efisien dalam penggunaan air karena dari segi fisiologisnya termasuk jenis tanaman Crassulance Acid Metabolism (CAM) yang mampu bertahan dalam kekeringan.

Seorang petani sedang memanen daun lidah buaya

Lidah buaya umumnya ditanam dipekarangan sebagai tanaman hias atau tanaman obat. Tanaman yang sudah banyak dibudidayakan ini juga ditemukan tumbuh liar ditempat-tempat yang berudara panas. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, pemanfaatan tanaman lidah buaya berkembang sebagai bahan baku industri farmasi dan kosmetika.

Baca juga : Gelombang Cinta, Tanaman Hias yang Dulu Banyak Dicari Kini Tak Berarti

Serta sebagai bahan makanan dan minuman kesehatan. Secara umum, lidah buaya merupakan satu dari sepuluh jenis tanaman terlaris di dunia yang mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai tanaman obat dan bahan baku industri.

Industri pengolahan lidah buaya

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari 23 negara telah menggunakan lidah buaya sebagai bahan baku obat-obatan. Tanaman ini memang kaya dengan kandungan enzim, asam amino, mineral, vitamin, polisakarida dan komponen lain yang sangat bermanfaat untuk kesehatan.

Lidah buaya mempunyai efek farmakologis, yaitu sebagai pencahar (laxatc) dan parasiticide. Juga dapat digunakan sebagai antiseptik, antipuritik, anestetik, afridisisak, antipiretik, antijamur, antivirus, dan antibakteri yang berasal dari kandungan saponin. Selain itu juga sebagai anti-inflamasi.

Es lidah buaya yang menyegarkan

Selain itu, lidah buaya mengandung senyawa lignin dan polisakarida yang berguna untuk membawa zat-zat nutrisi yang diperlukan oleh kulit. Karakteristik lidah buaya yang memiliki tingkat keasaman (pH) yang normal hampir sama dengan pH kulit manusia sehingga memberikan efek untuk menembus kulit secara baik.

Lidah buaya juga memiliki kandungan asam amino dan enzim yang masing-masing berfungsi untuk membantu perkembangan sel-sel baru dengan kecepatan luar biasa dan menghilangkan sel-sel yang telah mati dari epidermis. Tanaman lidah buaya adalah aset yang berharga dalam dunia pertanian, kesehatan, dan kecantikan. (Ramlee)


Sumber : remen.id

Lidah Buaya, Aset Berharga dalam Dunia Pertanian, Kesehatan, dan Kecantikan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ayam Hutan Merah, Nenek Moyang Ayam Peliharaan Ternyata sangat Pemalu

Ayam Hutan Merah (Gallus gallus) merupakan sejenis burung berukuran sedang, dengan panjang sekitar 78 cm, dari suku Phasianidae. Suku Phasi...