Blog Hobi dan Informasi

Sabtu, 22 Juni 2024

Kura-kura, Reptil yang dapat Dipeliharaan Hidup Hingga Ratusan Tahun



Kura-kura merupakan salah satu hewan reptil bersisik dengan kaki empat. Hewan yang memiliki bentuk sangat khas dan mudah dikenali dengan adanya rumah atau tempurung (bony shell) yang keras dan kaku ini tergolong bangsa hewan yang disebut ordo Testudinata atau Chelonians.

Ada tiga kelompok hewan yang termasuk bangsa ini, yaitu penyu (sea turtles), labi-labi atau bulus (freshwater turtles), dan kura-kura (tortoises). Sementara kura-kura dibedakan lagi antara kura-kura darat (land tortoises) dan kura-kura air tawar (freshwater tortoises atau terrapins).

Kura-kura Ambon
 

Di Indonesia, kura-kura adalah salah satu hewan peliharaan unik yang cukup populer di kalangan pecinta hewan. Perawatannya yang relatif mudah dan tidak membutuhkan banyak tempat menjadi salah satu alasan mengapa kura-kura kerap dijadikan hewan peliharaan.

Baca juga : Kura-Kura Brasil, si Lucu yang Banyak Digemari

Kura-kura tergolong ke dalam jenis hewan reptil seperti buaya dan biawak itu ternyata memiliki sekitar 365 spesies di seluruh dunia. Meski dikenal sebagai hewan yang bergerak lambat, kura-kura diyakini memiliki usia lebih dari 100 tahun.

Kura-kura Brazil


Diberbagai budaya di dunia, kura-kura dianggap membawa keberuntungan karena usianya yang cukup panjang. Fakta menarik lainnya, banyak budaya yang menganggap tempurung kura-kura sebagai simbol ketenangan.

Kura-kura dengan ciri khas adanya tempurung yang melekat di punggungnya itu merupakan salah satu jenis hewan purba yang keberadaanya eksis sejak jutaan tahun lalu. Keberadaan kura-kura diyakini sudah ada sejak 200 juta tahun yang lalu.

Tempurung kura-kura ini terdiri dari dua bagian. Bagian atas yang menutupi punggung disebut karapas (carapace) dan bagian bawah (ventral, perut) disebut plastron. Karapas dan plastron ini biasanya bergabung satu sama lain di sepanjang sisi tubuh. Menciptakan kotak kerangka yang kaku.

Setiap bagiannya ini terdiri dari dua lapis. Lapis luar umumnya berupa sisik-sisik besar dan keras, dan tersusun seperti genting. Sementara lapis pada bagian dalam berupa lempeng-lempeng tulang yang tersusun rapat seperti tempurung.

Kura-kura 3 Cherry head


Perkecualian terdapat pada kelompok labi-labi (Trionychoidea) dan jenis penyu belimbing. Untuk kedua jenis satwa ini lapis luarnya tidak bersisik dan digantikan lapisan kulit di bagian luar tempurung tulangnya. Bagaimana tempurung kura-kura itu terbentuk dan berkembang dalam proses evolusinya, belum diperoleh keterangan yang jelas.

Baca juga : Tuatara, Reptil Tertua Sejak Era Dinosaurus

Fosil kura-kura tertua kedua yang berasal dari Masa Trias (sekitar 210 juta tahun silam), Proganochelys, telah berbentuk mirip dengan kura-kura masa kini. Perbedaannya, tulang belulang di bagian punggung belum begitu melebar dan belum semuanya menyatu membentuk tempurung yang sempurna.

Kura-kura Indian star

 

Kura-kura purba hidup dan berkembang kurang lebih sejaman dengan dinosaurus. Archelon, misalnya, merupakan kura-kura raksasa yang diameter tubuhnya dapat mencapai lebih dari 4 m. Fosil kura-kura tertua yang ditemukan saat ini adalah Odontochelys yang hidup sekitar 232 juta tahun silam.

Kura-kura dapat dijumpai di banyak negara baik Benua Asia maupun Afrika karena hampir seluruhnya merupakan tempat yang hangat sebagai habitat alaminya. Karena kura-kura ada yang dapat hidup dan berjalan di darat, maka kura-kura tersebut memiliki kuku tajam pada keempat kakinya.

Bentuk kakinya pun cenderung lebih kecil dan tertekuk ke bawah. Kura-kura yang dapat hidup di darat merupakan reptil omnivora. Dengan begitu, hewan yang satu ini dapat memakan sayuran, buah-buahan, hingga serangga. Kura-kura merupakan hewan ovipar, yaitu hewan yang berkembang biak dengan cara bertelur.

Umumnya, telur yang dihasilkan bisa mencapai ratusan butir. Sebelum bertelur, kura-kura akan menggali sarang di tanah dengan kedalaman hingga 10 cm. Setelah meletakkan telurnya dalam sarang, kura-kura akan menutupinya dengan campuran tanah, feses atau urin yang akan mengeras menjadi lapisan pelindung.

Kura-kura Leopard
 

Telur kura-kura menetas kurang lebih setelah dua bulan (50-70 hari) tersimpan di lubang sarangnya. Proses penetasan dibantu dengan kehangatan cahaya matahari. Kehangatan cahaya matahari ini berpengaruh pada jenis kelamin kura-kura yang akan menetas.

Baca juga : Bearded Dragon, si Kadal Gurun Australia

Apabila suhu tanah/pasir tempat penyimpanan telur itu di atas rata-rata kebiasaan, biasanya akan menghasilkan kura-kura berjenis kelamin betina. Sebaliknya, bila suhu pasir tempat telur disimpan itu di bawah rata-rata, maka kura-kura yang akan dihasilkan biasanya merupakan kura-kura berjenis kelamin jantan.

Kura-kura Sulcata
 

Di dunia ini terdapat beragam jenis spesies kura-kura. Terkadang, jenis kura-kura tertentu berkembang biak dengan cara yang berbeda dengan kebanyakan jenis lainnya. Ada beberapa jenis kura-kura yang bisa dipelihara di rumah.

Diantaranya kura-kura Brazil, kura-kura Ambon, kura-kura pipi putih, kura-kura Matahari, kura-kura Forsteni, kura-kura Cherry Head, kura-kura Sulcata, kura-kura Leopard, kura-kura Alligator, dan kura-kura Indian Star. Merawat kura-kura sebagai hewan peliharaan bisa menjadi hobi yang menyenangkan dan sedang banyak diminati banyak orang. Kura-kura juga hewan yang jinak dan tidak sulit untuk memeliharanya. (Ramlee)




Sumber : remen.id

Kura-kura, Reptil yang Bisa Hidup Ratusan Tahun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ayam Hutan Merah, Nenek Moyang Ayam Peliharaan Ternyata sangat Pemalu

Ayam Hutan Merah (Gallus gallus) merupakan sejenis burung berukuran sedang, dengan panjang sekitar 78 cm, dari suku Phasianidae. Suku Phasi...