Kepodang (Oriolus Chinensis) adalah burung berkicau (Passeriformes) yang memiliki bulu yang indah. Selain itu, burung kepodang juga terkenal sebagai burung pesolek yang selalu tampil cantik, rapi, dan bersih.
Kicauan atau siulan burung ini nyaring dan terdengar seperti suara alunan suling bambu yang memanjakan telinga, dalam bahasa Inggris disebut the black-naped oriole. Kepodang merupakan salah satu jenis burung yang sulit dibedakan antara jantan dan betinanya berdasarkan bentuk fisiknya.
Burung ini masuk dalam komoditas perdagangan yang membuat populasinya semakin kecil di alam liar. Meskipun terdapat penurunan populasi burung ini di alam, tetapi belum termasuk sebagai satwa yang dilindungi undang-undang.
Sepasang burung kepodang di ranting sebuah pohon |
Burung kepodang berasal dari daratan China dan penyebarannya mulai dari India, Asia Tenggara, kepulauan Filipina, termasuk Indonesia yang meliputi Sumatra, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara.
Baca juga : Murai Batu Rajanya Burung Ocehan, Favorit Kicau Mania
Burung kepodang menghuni hutan terbuka, hutan mangrove, dan hutan pantai. Di tempat-tempat tersebut, burung ini dapat dikenali dengan kepakan sayapnya yang kuat, perlahan, dan mencolok karena terbangnya menggelombang.
Di pulau Jawa dan Bali, burung ini sering disebut dengan kepodang emas. Burung kepodang dijadikan maskot Jawa Tengah. Ada mitos yang berkembang di kalangan masyarakat Jawa mengenai burung ini. Terlepas dari semua mitos yang ada tentang burung ini, burung kepodang memiliki harga jual yang lumayan tinggi.
Burung ini mempunyai bulu berwarna hitam dan kuning dengan strip hitam melewati mata dan tengkuk. Pada sayapnya hampir didominasi warna hitam dengan kaki yang berwarna hitam pula.
Burung kepodang tengah membangun sarangnya |
Tubuh bagian bawah keputih-putihan dengan burik hitam, iris merah, bentuk paruh meruncing dan sedikit melengkung ke bawah, ukuran panjang paruh kurang lebih 3 cm, dan iris matanya berwarna merah.
Baca juga : Trucukan, Gaya BerKicaunya Seperti Burung Garuda
Burung kepodang berukuran relatif sedang, panjang mulai ujung ekor hingga paruh sekitar 25 cm. Dengan memiliki bulu berwarna kuning, membuat burung kepodang dapat dengan mudah dikenali kehadirannya.
Burung kepodang merawat anak-anaknya bersama |
Burung kepodang umumnya hidup berpasangan dan merawat anak mereka bersama-sama. Burung betinanya pandai membangun sarang dengan teliti dan rapi. Makanan utama burung ini adalah buah-buahan seperti pepaya dan pisang.
Burung ini juga makan biji-bijian dan memangsa serangga-serangga kecil. Bila benar cara merawatnya, burung ini bisa berusia hingga 15 tahun. Kepodang memiliki suara yang bagus dan berkarakter.
Ada yang unik pada burung kepodang ini, yakni adanya fase perubahan warna bulu. Sebelum burung kepodang memasuki usia dewasa, terjadi tiga fase perubahan warna bulu, hingga akhirnya memiliki warna kuning terang.
Fase Kepodang Batu
Pada fase ini, usia burung kepodang kurang dari 6 bulan (banyak juga yang menyebut trotolan) dan berwarna lebih gelap. Ciri-ciri lebih detail burung kepodang batu antara lain:
• Bulu berwarna kuning pucat
• Bunyinya baru sebatas “pyek-pyek-pyek”
• Di bagian dada ada bulu garis-garis hitam
• Paruh berwarna hitam kelam
• Kelopak mata berwarna hitam total
Anakan burung kepodang |
Fase Kepodang Kapur
Fase berikutnya, saat usianya menginjak 1 tahun. Bulu-bulu gelap yang dipunyainya akan rontok dan berganti menjadi bulu berwarna kuning yang semakin jelas dan terang saat dewasa.
Baca juga : Menjaga Kenari Tetap Sehat saat Cuaca Tidak Menentu
Karena warnanya kuning sedikit kusam menyerupai kapur, maka fase ini dinamakan kepodang kapur. Ciri-ciri fisik fase Kepodang Kapur terlihat berbeda, antara lain:
• Bulu sudah mulai beranjak ke warna kuning lebih terang
• Bunyinya juga sudah mulai mriwik dengan aneka suara
• Warna paruh pun mengalami perubahan menjadi hitam abu-abu dengan selingan warna pink. Ini menandakan sebuah proses menuju ke warna merah total (tanda dewasa).
• Kelopak mata pun mulai terlihat ada lingkaran merahnya
Induk kepodang bersama anaknya |
Fase Kepodang Emas
Setelah fase kapur, burung kepodang seiring bertambah usianya, maka warna bulunya akan kembali mengalami perubahan mendekati warna keemasan pada saat usianya lebih dari 1,5 tahun. Dan berubah menjadi burung kepodang dewasa yang cantik dengan warna kuning keemasan.
Paruhnya berwarna merah muda, dengan bulu berwarna keemasan dengan hiasan hitam tegas di kepala, sayap, dan ekor. Tak lupa, tanda kedewasaannya juga bisa dilihat dari warna kelopak matanya yang merah. (Ramlee)
Sumber : remen.id
Mengenal Burung Kepodang si Pesolek yang Bersuara Merdu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar