Minggu, 31 Agustus 2025

Cabe Gendot, Cabe Pegunungan yang Berasa Sangat Pedas



Cabe Gendot (Capsicum chinense) merupakan merupakan salah satu spesies cabai dari Capsicum. Cabai ini diperkirakan berasal dari semenanjung Yucatan dan menyebar ke seluruh dunia melalui perdagangan dan perpindahan manusia. Cabai ini populer di daerah Jawa Barat dan Dieng Wonosobo.

Cabai Gendot yang juga dikenal sebagai cabai gendol atau cabai Dieng memiliki ukuran lebih besar dibandingkan dengan cabe rawit biasa. Cabai ini berukuran mini dan gendut-gendut, dengan permukaan kulit yang agak meliuk dan teksturnya halus. Mirip paprika namun berukuran lebih kecil.

Namun, meskipun tampilannya tidak terlalu menakutkan, cabe ini memiliki tingkat kepedasan yang cukup tinggi. Sebagai salah satu jenis cabe yang memiliki rasa pedas yang tajam dan langsung terasa, cabe gendot menarik perhatian banyak pecinta kuliner yang selalu mencari tantangan baru dalam makanan pedas.

Tanaman cabe Gendot


Warnanya yang cerah menyala mengingatkan akan cabai paprika yang rasanya tak pedas. Berbeda dengan paprika yang tidak pedas dan cenderung manis, cabe Gendot memiliki rasa pedas dan hangat yang lama di mulut. Jangan coba-coba memegang cabe Gendot dengan tangan telanjang.

Baca juga : Cabai Rawit, Komoditas Pangan Berharga Mahal juga Bermanfaat untuk Kesehatan

Karena cabai ini bisa menimbulkan rasa hangat yang bisa bertahan hingga 12 jam, meskipun hanya memegangnya saja. Cabai Gendot punya rasa yang benar-benar pedas. Rasa pedasnya bahkan bisa mencapai tingkat super pedas dengan skala Scoville Heat Unit (SHU) antara 100.000 hingga 350.000.

Cabe Gendot hidup di dataran tinggi


Cabai Gendot banyak ditemui di dataran tinggi, di kawasan Dieng, Wonosobo. Di kawasan Dieng Plateau di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, cabai gendot banyak terlihat ditanam. Tidak hanya tampak pada area perkebunan di sisi kanan dan kiri obyek wisata, cabai ini juga banyak dijual secara eceran di warung ataupun toko oleh-oleh.

Meski cabai Gendot dikenal di Indonesia terutama dari Bandung dan Dieng, namun cabai ini ternyata bukan asli dari Indonesia. Cabai ini sebenarnya berasal dari wilayah Amazon, yang kemudian menyebar ke wilayah Meksiko. Jenis cabai ini banyak dibudidayakan di Semenanjung Yucatan, Meksiko.

Wilayah tersebut merupakan penghasil cabai gendot atau habanero terbesar di dunia. Cabai Gendot kemudian dibudidayakan di Dieng dan Bandung dengan ketinggian lahan relatif sama dengan daerah asal usul cabai Gendot ini. Inilah yang mendasari pemilihan wilayah Dieng sebagai budidaya cabai Gendot, sebab lahan pertanian di sana tidak tertutup pohon besar.

Sehingga intensitas cahaya matahari tinggi dan kadar keasaman tanah (pH) 5-6 cocok untuk pertumbuhannya. Ada pendapat yang menyebutkan jika cabai Gendot juga bisa tumbuh di wilayah panas lainnya. Seperti wilayah Amerika Serikat, Panama, Kosta Rika dan Belize.

Biji cabe Gendot


Penyebaran yang meluas ini membuat cabai Gendot atau habanero semakin terkenal di dunia. Pada abad ke 18, banyak yang mengira bahwa cabai Gendot berasal dari Cina, akibatnya cabai Gendot atau habanero memiliki nama ilmiah Capsicum chinense.

Baca juga : Paprika, Cabai Besar Asal Amerika dengan Khasiat Tak Terduga

Cabai Gendot ada yang berwarna hijau, oranye hingga kemerahan. Warna hijau biasanya saat cabai belum matang, sedangkan akan berubah warna menjadi merah selama proses pematangan. Rasa pedas yang ada pada cabai Gendot tidak terlepas dari kandungan senyawa capsaicin.

Cabe Gendot penampilannya mirip dengan cabe Paprika


Selain itu, senyawa capsaicin ini memberikan manfaat lain sebagai pengawet alami karena sifatnya sebagai antimikroba. Capsaicin juga digunakan sebagai bahan obat-obatan karena mempunyai sifat anti-inflamasi dan anti-iritasi.

Meskipun memiliki cita rasa yang sangat pedas, namun cabai ini banyak peminatnya. Apalagi pecinta rasa pedas pasti menyukainya. Cabai Gendot dapat dijadikan bahan tambahan hingga menjadi bahan utama olahan makanan. Cabai Gendot biasanya diolah dengan aneka sayuran, baik sayuran berkuah seperti lodeh atau tumisan. Atau bisa juga diolah menjadi saus hingga manisan.

Cabai Gendot juga dapat dipadukan dengan olahan ikan maupun seafood, seperti tongkol cabai Gendot hingga sambal cumi cabai gendot. Bagi pecinta pedas bisa mengolah cabai gendot sebagai bahan utama seperti oseng cabai Gendot. Selain itu, di Indonesia tepatnya di Dieng juga terkenal produk manisan dari cabai ini.

Cabe Gendot umumnya berbiji kehitaman dengan ukuran sama dengan biji cabai pada umumnya. Biasanya, masyarakat sekitar membuang biji-biji hitam ini agar rasa makanannya tidak begitu pedas menusuk. Cabe ini dapat bertahan 10 hari di suhu ruang dan dapat lebih dari sebulan jika berada di lemari pendingin.

Cabe Gendot mudah dijumpai di daerah wisata Dieng


Meskipun cabai disebut sebagai bahan pelengkap atau bumbu, namun kandungan nutrisinya tidak kalah penting untuk tubuh. Begitu pula dengan cabai Gendot, terdapat kandungan nutrisi seperti vitamin hingga senyawa fenol sebagai antioksidan. Secara umum cabai mengandung gizi berupa vitamin A, vitamin C, kalori, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, zat besi dan fosfor.

Baca juga : Okra, Sayuran Berserat Kaya Nutrisi dengan Segudang Manfaat

Kandungan antioksidan terutama vitamin C pada cabai Gendot juga tinggi dan terdapat senyawa fenolik berupa flavonoid, karotenoid. Dimana antioksidan ini dapat melindungi sel tubuh akibat radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan dan memicu penyakit.

Manisan cabe Gendot dari Dieng


Terdapat pula vitamin A, vitamin B6, B9, vitamin K, kalium, zat besi, kalsium, magnesium dan fosfor yang hampir sama dengan kandungan cabai pada umumnya. Begitu pula dengan senyawa capsaicin yang banyak terdapat pada biji cabai. Senyawa ini mampu melepaskan endorfin yaitu hormon bahagia pada tubuh, maka akan meningkatkan mood. Capsaicin juga meningkatkan serotonin, sehingga mampu mengurangi stress.

Rasa pedas yang dihasilkan ketika mengkonsumsi cabai Gendot akan memberikan efek tersendiri baik bagi lidah hingga ke tubuh. Efek tersebut disebabkan senyawa capsaicin yang sebelumnya telah dibahas. Efek yang ditimbulkan disebut termogenik. Dalam sel tubuh efek tersebut membuat cadangan energi kimia yang kemudian akan diubah menjadi energi panas.

Oseng cabe Gendot


Proses mekanisme itu akan memberikan efek bagi tubuh seperti berkeringat, detak jantung semakin cepat, dan terkadang menyebabkan hidung berair. Hal ini disebabkan metabolisme tubuh meningkat oleh hormon epinefrin dan norepinefrin.

Karena efek yang ditimbulkan oleh capsaicin tersebut yaitu dapat merangsang pengeluaran energi berlebih. Sehingga senyawa capsaicin dapat digunakan sebagai terapi anti-obesitas atau kelebihan berat badan. Dimana obesitas sendiri dapat terjadi karena tidak seimbangnya energi ketika asupan energi melebihi pengeluaran energi. Dengan berbagai macam olahan masakan dan bumbu instan, diperkirakan pamor cabe Gendot akan semakin dikenal masyarakat luas. (Ramlee)


Sumber : remen.id

Cabe Gendot, si Gemoy yang Pedasnya Luar Biasa


Jumat, 29 Agustus 2025

Bupati Blitar Cup III LDI Putaran 3, Persaingan Ketat Antar Jawara, Podium Juara Terbaik Jadi Milik Kamajaya Malioboro dan Soleh



PPDSI Blitar sukses menggelar Lomba Seni Suara Alam Burung Derkuku bertajuk Bupati Blitar Cup III. Lomba yang digelar pada Minggu 24 Agustus 2025, merupakan salah satu rangkaian peringatan Hari Jadi Kab. Blitar ke-701 dan HUT Republik Indonesia ke-80.

Tidak heran jika kegiatan ini dikemas begitu meriah dengan berbagai hadiah menarik diberikan panitia untuk peserta yang beruntung dengan jalan diundi. Menempati lokasi di Lapangan Desa Temenggungan, Kecamatan Udanawu, acara berlangsung seru dan lancar.

Bupati Blitar Drs. H. Rijanto, MM berfoto bersama para dekoe mania dari berbagai daerah


Tiga kelas yang dibuka yakni kelas Senior 1 blok, kelas Yunior 1 blok, dan kelas Pemula 2 blok penuh sesak oleh peserta. Luar biasa animo dekoe mania, event yang merupakan agenda Liga Derkuku Indonesia LDI Putaran ke-3 tahun 2025, berhasil terselenggara dengan tertib dan lancar tanpa hambatan.

Bupati Blitar Drs. H. Rijanto, MM sempat meninjau pelaksanaan Lomba Seni Suara Alam Burung Derkuku Bupati Cup III, sebelum bergegas berangkat ke Surabaya. Kegiatan ini turut dihadiri oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Blitar, Kepala Dinas Perhubungan, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan, Muspika Gandusari, serta Kepala Desa Temenggungan.

Bupati Rijanto meninjau Pasar Wisata Ds. Temenggungan


Drs. H. Rijanto, MM menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan lomba burung derkuku tersebut, sekaligus menegaskan pentingnya event ini sebagai ajang silaturahmi dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.

“Lomba seperti ini bukan hanya sebagai ajang kompetisi bagi para pecinta burung derkuku, tetapi juga diharapkan para peserta menjalin solidaritas dari berbagai daerah dan ekonomi masyarakat bisa meningkat,” tutur Bupati Rijanto.

Embun masih tebal saat peserta menyiapkan burungnya berlomba


Di sekitar Lapangan Desa Temenggungan sendiri juga menjadi pusat kegiatan masyarakat sekitar. Disana ada Pasar Wisata dan Jogging Track Desa Temenggungan. Fasilitas ini diharapkan dapat menjadi alternatif rekreasi gratis bagi masyarakat sekaligus mendukung pengembangan desa sebagai destinasi wisata lokal.

Dengan adanya kegiatan semcam lomba derkuku dan berbagai fasilitas penunjang yang ada di tempat tersebut, akan mendorong terciptanya masyarakat yang sejahtera. Melalui pembangunan ekonomi kreatif dan pariwisata berbasis potensi lokal.

Rombongan dari Yogyakarta


Bupati Rijanto ingin kegiatan seperti lomba derkuku ini terus berjalan berkelanjutan, seperti yang disampaikan oleh M. Makrus Ketua PPDSI Pusat yang mendampingi kunjungan Bupati. “Bapak Bupati berharap lomba derkuku bisa dilaksanakan setiap tahun, bila perlu dengan bantuan dari APBD ,” ungkap M. Makrus.

“Alhamdulillah hari ini kegiatan lomba Bupati Blitar Cup III 2025 berhasil kami selenggarakan sesuai harapan,” ungkap M. Hanafi selaku Ketua Pelaksana. Lebih lanjut disampaikan bahwa acara ini sukses ini berkat dukungan dan kerjasamanya yang baik dari semua pihak.

Sukarja


M. Hanafi juga mengapresiasi peserta yang telah hadir. “Saya mengucapkan terima kasih atas dukungan, perhatian, dan kerjasama yang telah diberikan rekan-rekan peserta. Mudah-mudahan dukungan ini menjadikan hobi derkuku bisa lebih semarak lagi,” tutur pemilik MH BF ini.

“Saya mengucapkan banyak terima kasih atas dukungan, kerjasama, dan perhatian terutama dari Pemerintah Kabupaten Blitar serta seluruh pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu, sehingga acara ini terselenggara dengan baik” sambung M. Hanafi.

Briefing juri oleh Cak Hari sekaligus doa bersama


Permintaan ma’af juga disampaikan, jika selama acara, ada hal-hal yang kurang berkenan. “Kami dari panitia telah melakukan upaya terbaik untuk bisa memberikan suguhan yang baik pula. Apabila ada yang kurang berkenan, maka kami menyampaikan permintaan ma’af,” tutur M. Hanafi lagi.

Dari data panitia, peserta yang memberikan dukungan berasal dari Jogjakarta, Solo, Kediri, Bogor, Tulungagung, Nganjuk, Jember, Situbondo, Sidoarjo, Gresik, dan Blitar sendiri selaku tuan rumah. “Alhamdulillah kelas Pemula full 2 blok, sedang kelas Yunior dan Senior ada yang kosong beberapa saja,” jelas Dhimas Nugroho yang handle pendaftaran peserta.

Bupati Blitar Cup III berjalan seru


Seperti pada kegiatan-kegiatan sebelumnya, briefing juri menjadi aktifitas rutin yang dilakukan. Hadir dalam pertemuan itu Hari Imawan selaku Ketua III Bidang Lomba. Dalam breefing Cak Hari, panggilan akrab Hari Imawan meminta kepada semua juri yang bertugas untuk bekerja dengan baik.

“Dalam menilai burung, juri tidak boleh melihat siapa pemiliknya karena peserta biasanya juga ikut ngawasinya, sehingga akan tahu kinerja juri baik atau tidak,” tegas Cak Hari. “Tolong nilai burung sesuai bunyinya pada saat itu. Karena bunyi burung berbeda dari waktu ke waktu,” pesannya.

Heru New RJJ, Joko SJ, dan Jarmiko Solo


Perebutan posisi kejuaraan di LDI Putaran ke-3 benar-benar berlangsung seru dan sengit. Babak demi babak perubahan posisi kejuaraan sempat terjadi. Perolehan nilai bendera yang bergerak naik turun untuk penetapan posisi kejuaraan, menjadi pemandangan yang sangat menarik untuk disimak.

Sampai akhirnya, penentuan posisi kejuaraan benar-benar bisa dipastikan pada babak keempat. Untuk podium pertama di kelas Utama, berhasil menjadi milik Kamajaya, jawara milik B2W BF, ring B2W 3688. Keberhasilan derkuku yang dikerek pada nomor 29 berkat raihan bendera empat warna pada babak pertama, bendera lima warna pada babak kedua dan babak tiga dan keempat meraih bendera enam warna.

Kamajaya sukses juarai kelas Senior



Posisi kedua direbut Bimokurdo Shorea BF ring GTA 380, kemenangan derkuku yang dikerek pada nomoe 27 berkat raihan bendera lima warna pada babak pertama, kedua, dan ketiga, serta bendera enam warna pada babak keempat. Ditempat ketiga ada Sentiaki milik N3 BF Tulungagung.

Sukses derkuku ternakan N3 BF yang berada di nomor kerekan 9 berkat raihan bendera lima warna empat kali, bersaing ketat dengan Pinanyungan yang ada di tempat ketiga milik Joko SJ di tiang nomor 23, setelah keduanya mendapatkan nilai yang sama, penentuan juara harus dilakukan di meja perekap.

Malioboro rebut juara pertama di kelas Yunior



Di kelas Yunior, podium pertama berhasil menjadi milik Malioboro, amunisi Koh Rudi Yogyakarta burung ternakan DB 20. Kemenangan derkuku yang menempati nomor kerekan 64 berkat raihan bendera 5 warna pada babak pertama, pada babak kedua tampil ciamik dengan raihan bendera enam warna. Pada posisi kedua Kaisar Muda debutan Mbah Demang Kediri.

Sukses burung MKS 1332 yang dikerek pada nomor 38 berkat raihan bendera lima warna rata dari babak pertama sampai akhir. Urutan ketiga diraih Garuda, orbitan N3 BF Tulungagung. Persaingan pada kelas Yunior terasa sangat ketat dan menegangkan. Hingga penjurian berakhir perebutan juara kedua harus diselesaikan di meja juri perekap setelah ada empat burung yang berhasil mendapatkan nilai yang sama.

Mbah Demang bersama Soleh sukses rebut podium juara di kelas Pemula


Untuk kelas Pemula, podium pertama menjadi milik Soleh ring Rajawali 391 yang ada di tiang 101, amunisi baru Mbah Demang dari Kediri. Menyusul pada posisi kedua ada Joyo, debutan Pramono dari Blitar, produk ternak MKS yang dikerek pada nomor 81. Ditempat ketiga, ada Njawani orbitan Joko SJ Tulungagung, dengan ring SJ 88 yang dikerek pada nomor 141.

Di akhir acara segenap panitia mengucapkan terima kasih kepada Pemkab Blitar utamanya Dinas Peternakan dan Perikanan atas dukungannya dan terima kasih juga atas partisipasi dari seluruh peserta dan juga pihak-pihak yang turut mendukung kegiatan tersebut. Permintaan maaf juga disampaikan jika selama acara ada hal-hal yang kurang berkenan. (Ramlee/Jat/Alip)




Minggu, 24 Agustus 2025

Madi Injap, Burung Berhelm Bersuara Ajib



Madi Injap (Psarisomus dalhousiae) merupakan jenis burung yang termasuk dalam famili Eurylaimidae. Burung yang dalam bahasa Inggris dikenal sebagai long-tailed broadbill ini mempunyai penampilannya yang unik, habitatnya bervariasi, dan perilakunya yang menarik.

Burung Madi Injap tampil sangat mencolok, sepintas seperti burung yang sedang mengenakan helm. Banyak fotografer kawakan dari kalangan bird watcher dibuat bingung dengan hasil jepretan kameranya, karena hasilnya seperti gambar kartun, seolah bukan foto asli.

Sepasang burung Madi Injap, seolah sedang mengenakan helm


Tampak seperti burung di gambar kartun pada kaki bukit tropis dan hutan pegunungan. Benar-benar mudah dikenali, dengan tampilan warna hijau dengan kepala hitam-kuning dan ekor biru cerah. Bergerak melalui lapisan tengah dan atas hutan.

Baca juga : Burung Kacamata, Burung Mungil Berkicau Lantang dan Merdu

Madi Injap merupakan spesies burung yang tersebar di Asia Selatan dan Asia Tenggara. Sebaran habitat Madi Injap dijelaskan mencakup wilayah Himalaya dan membentang ke arah timur melewati India Timur Laut hingga kawasan Asia Tenggara, termasuk Semenanjung Malaya hingga Sumatera serta pulau-pulau kecil di sekitarnya, dan Kalimantan.

Madi Injap lebih sering bersembunyi di balik lebatnya dedaunan pohon hutan


Spesies burung ini cenderung menyukai habitat hutan dataran rendah yang memiliki pepohonan tinggi sebagai tempat mencari makan dan bersarang. Dengan ketinggian antara 150 hingga 2.500 mdpl. Animalia menginformasikan bahwa habitat yang dihuninya berupa hutan, sungai, hutan dataran rendah lembap baik tropis dan subtropis, serta hutan pegunungan.

Madi Injap lebih suka hidup di dekat perairan kecil seperti sungai, air tawar, dan lahan basah. Madi Injap menetap di wilayah jelajahnya dan tidak bermigrasi. Tapi, populasi di Himalaya sering berpindah ke dataran rendah selama musim dingin, Madi Injap akan berpindah dan mencari tempat yang lebih rendah untuk berlindung dari udara yang terlalu dingin.

Penampilan Madi Injap begitu cantik dan imut, ciri khasnya berupa ekor panjang yang berwarna biru. Warna bulunya yang indah, membuat madi injap tampak begitu eksotis di habitat alaminya. Madi Injap memiliki bulu berwarna hijau cerah yang menutupi punggung dan sayapnya.

Kekontrasan warna bulu tubuhnya mengingatkan pada Gould Amadine. Antara warna yang satu dan warna lainnya seperti memiliki batas yang tegas, alias tanpa gradasi. Bagian kepala berwarna hitam legam (dilihat dari kejauhan menyerupai helm), dengan noktah putih di dekat cuping telinga.

Madi Injap sangat menyukai serangga sebagai makanannya


Tetapi bagian pipi dan dagunya berwarna kuning, dengan warna hijau pupus di daerah yang berbatasan dengan pangkal paruh. Paruhnya sendiri berwarna krem. Bagian atas (punggung) dan bawah (dada – perut – kloaka) berwarna hijau menyala.

Baca juga : Anis Merah Burung Bersuara Merdu Bergaya Teler

Sementara sayapnya berwarna hijau tua, memberikan paduan warna yang sensasional. Antara punggung atas yang berwarna hijau menyala dan kepala yang berwarna hitam, terdapat garis putih yang melingkar, menambah kecantikan burung Madi Injap.

Madi Injap sangat berisik ketika musim kawin tiba


Burung Madi Injap bersifat sosial dan biasanya terlihat mencari makan dalam kelompok kecil. Burung Madi Injap juga kerap bergabung dalam kawanan spesies campuran saat mencari makan. Burung ini sering terlihat mencari makan dalam kelompok kecil yang terdiri dari 15 individu selama di luar musim kawin.

Burung ini biasa mencari makanannya berupa belalang, jangkrik, uir-uir belalang, kumbang, kutu, lalat, ngengat, dan laba-laba. Terkadang, burung Madi Injap ini juga memangsa katak-katak kecil. Juga doyan memakan buah jenis beri-berian serta buah lainnya.

Madi Injap di alam liar kerap bersembunyi di antara rimbunnya daun pepohonan. Hanya bisa terdengar vokalisasinya terlebih dahulu daripada wujudnya. Burung ini juga memiliki suara yang enak didengar, suaranya bernada tinggi. Nyanyian berupa serangkaian siulan menurun yang sedikit mendesah.

Vokalisasi bunyi burung madi Injap terdengar beragam. Seruannya berupa rangkaian seperti bunyi peluit yang keras dan tajam ‘pseeu-pseeu-pseeu’ dan ‘tseeay-tseeay’ yang nadanya menurun. Ada juga vokalisasi pendek, serak dan tajam seperti seruan ‘pseeup’.

Madi Injap di sarangnya


Burung ini akan menjadi sangat berisik selama musim kawin berlangsung sebagai bagian dari perilaku alamiahnya. Musim kawin Madi Injap bervariasi, tergantung pada lokasi yang dihuninya. Biasanya burung ini berkembang biak pada bulan Maret hingga April. Madi injap biasanya membangun sarang di dahan pohon tinggi.

Baca juga : Robin, Burung dengan Bulu Warna Warni Bersuara Merdu yang Kian Sulit Ditemui

Sarang Madi Injap berbentuk seperti buah pir yang berekor panjang, tersusun dari kulit kayu, akar, seresah, serat palem, lumut, dan material lainnya. Sarangnya menggantung pada percabangan sampai setinggi 30 m dari tanah, tetapi biasanya lebih rendah.

Anakan burung Madi Injap


Burung betina menempatkan 5-6 telur berukuran putih dan bentuknya oval. Kedua induknya berpartisipasi untuk mengerami telur dan memberi makan anaknya setelah menetas. Bahkan diperkirakan bahwa Madi Injap terlibat dalam perkembang biakan kooperatif.

Artinya, burung Madi Injap memiliki burung pembantu yang ikut merawat anak-anaknya. Dugaan tersebut muncul setelah diamati terdapat lebih dari dua burung berada di sekitar sarang. Ketika tiba waktunya, anak yang sudah dewasa akan berpisah dan membangun wilayah kekuasaannya sendiri. (Ramlee)


Sumber : remen.id

Madi Injap, Spesies Burung Unik yang Berhelm Bersuara Nyaring


Senin, 18 Agustus 2025

Waromo, Kelapa Hutan Papua yang Kaya Nutrisi



Woromo (Pandanus yilunea) merupakan sebutan buah yang berasal dari tanaman endemik Papua yang berasal dari wilayah pegunungan tengah. Buah ini dikenal juga dengan nama kari, hekali, helak, owadak, atau kelapa hutan. Woromo termasuk dalam keluarga pandan (Pandaneceae).

Karena masih masuk dalam jenis pandan, tanaman ini mempunyai bentuk daun yang mirip seperti pandan berduri. Buah Woromo biasa dikonsumsi sebagai makanan tambahan. Bentuk dari buah woromo mirip dengan buah nangka atau durian.

Dr Been Kagoya, peneliti Woromo


Seorang peneliti, bernama Dr Been Kogoya, mengatakan jika ada tiga varietas woromo yang ditemukan, yakni yakni woromo/helai lirungga, kopena, dan endogenep. Setiap varietas ini memiliki ciri penampakan dan cita rasa berbeda.

Baca juga : Buah Merah, Tanaman Prasejarah Endemik Tanah Papua yang Menakjubkan

Buah ini memiliki tampilan fisik sedikit berduri dan berwarna hijau. Jika dilihat dari kulitnya, Woromo hampir mirip dengan beberapa buah yang sudah akrab bagi kita seperti buah nangka, sukun, dan durian. Yang menjadi pembeda antara Woromo adalah daging buah Woromo lebih keras dan juga bijinya.

Woromo, sejenis tanaman pandan yang hanya ada di papua


Biji buah Woromo memiliki cangkang yang keras dan memiliki aroma yang kuat, mengandung air dalam buah segar dan rasa gurih. Biji Woromo ini dapat dikonsumsi dalam bentuk fisik segar maupun dibakar. Jika dibakar, buah ini akan mengeluarkan aroma yang sangat khas.

Daging buah Woromo yang keras, mirip dengan kelapa. Daging buah Woromo bermanfaat sebagai bahan pangan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat asli pegunungan tengah Papua. Daging ini berwarna putih, putih kekuningan sampai orange dengan aroma yang khas.

Dengan tekstur yang halus sampai agak keras, daging Woromo mempunyai rasa yang gurih. Daging buah ini kabarnya sampai sekarang tidak pernah dipasarkan hanya dikonsumsi oleh petani ketika musim panen tiba. Untuk mendapatkan daging buah ini pun biasanya petani masuk ke hutan selama 2-3 bulan.

Untuk mendapatkan buah ini tidak mudah. Karena orang harus melewati dedaunan penuh duri yang tumbuh rimbun. Kelapa hutan ini diketahui tumbuh di kawasan yang terpapar sinar matahari terik dan pada ketinggian 2500-3000 meter mdpl.

Buah Woromo yang unik


Buah ini diketahui hanya menghasilkan buah satu kali dalam setahun. Periode panen kelapa hutan ini berkisar antara bulan Juni dan Juli atau saat memasuki musim penghujan. Tanaman buah ini juga membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk menghasilkan buah.

Baca juga :  Matoa, Buah Khas Papua yang Bermanfaat sebagai Antioksidan 

Ketika tiba masa panen Woromo, di pasar-pasar tradisional akan banyak yang menjajakan buah ini. Satu pohon buah kelapa hutan menghasilkan buah yang tidak banyak. Setidaknya dalam setahun hanya ada 15 buah kelapa hutan yang bisa dipanen.

Seorang penduduk lokal yang akan memanen Woromo


Para pedagang di pasar tradisional di Papua biasa menjadikan kelapa hutan ini sebagai komoditi dagangan. Ketika memasuki musim panen, di pasar – pasar tradisional di pegunungan tengah Papua, buah woromo ini mudah sekali ditemui.

Mama-mama asal Papua ini akan menggelar lapak sejak pagi hari. Mereka menjualnya per tumpuk, atau bisa juga dibeli per karung dengan harga yang terjangkau. Woromo rasanya enak, mirip kuaci, bisa dimakan langsung atau bisa juga diolah. Biasanya diolah dengan cara barapen atau pengasapan.

Kelapa hutan ini memang tidak hanya unik, tetapi juga kaya dengan nutrisi. Dr Been Kogoya, peneliti asal Papua yang telah mengamati sejak 2013 mengatakan ada banyak kandungan nutrisi yang ada dalam kelapa hutan.

Buah Woromo mengandung asam lemak tidak jenuh terdiri dari asam oleat, asam linoleat, palmitat, total omega -9, total omega -6, total omega -3, lemak tak jenuh tunggal (MUFA), lemak tak jenuh ganda (PUFA), DHA dan EPA.

Buah Woromo sekilas seperti nangka


Buah Woromo memiliki kandungan karbohidrat, sama halnya dengan beras. Menurut Dr Been Kogoya, kandungan bioaktif dari buah woromo untuk meningkatkan potensi ekonominya. Ternyata, buah woromo ini bisa diolah menjadi minyak woromo, kapsul dan sabun.

Baca juga : Sali, Buah Langka Asli Indonesia Kaya Nutrisi

Minyak kelapa hutan bisa diekstrak menjadi obat yang berkhasiat mengobati berbagai penyakit. Mulai dari penyakit jantung, kolesterol, asam urat, osteoporosis, kanker, tumor, meningkatkan stamina pria, hipertensi, maag, dll.

Suasana di pasar tradisional Papua ketika masa panen Woromo tiba


Dr Been juga telah mempersiapkan produk massal yang diolah menggunakan kelapa hutan. Buah woromo yang diekstrak menjadi minyak. Minyak dari buah yang satu ini bisa digunakan untuk minyak urut, dan bisa juga kapsulnya diminum secara rutin seperti obat biasa dan bermanfaat menyembuhkan penyakit lumpuh secara berkala. (Ramlee)


Sumber : remen.id

Waromo, Kelapa Hutan Khas Papua dengan Segudang Manfaat


Minggu, 17 Agustus 2025

Nuri Raja Maluku, Burung Khas Maluku yang Memiliki Bulu Indah



Nuri Raja Maluku (Alisterus amboinensis) merupakan burung paruh bengkok yang sangat eksotis endemik yang ada di Pulau Paleng, Maluku dan Papua Barat di Indonesia. Sesuai namanya, burung ini banyak ditemukan di Maluku dan ditetapkan sebagai burung identitas Provinsi Maluku.

Dalam literatur perburungan internasional, nuri raja maluku disebut moluccan king-parrot. Sesuai dengan nama spesiesnya, nuri raja maluku termasuk dalam genus Alisterus. Genus ini memiliki tiga spesies. Selain Nuri Raja Maluku, dua spesies lainnya adalah Nuri Raja Papua (Alisterus chloropterus) dan Nuri Raja Australia (Alisterus scapularis).

Nuri Raja Maluku terdiri atas tiga subspesies atau ras, dengan wilayah persebaran masing-masing, yaitu Alisterus amboinensis hypophonius di Halmahera, Maluku Utara, Alisterus amboinensis sulaensis di Kepulauan Sula, juga Alisterus amboinensis versicolor di Pulau Peleng Kepulauan Banggai. Kemudian ada Alisterus amboinensis buruensis di Pulau Buru Maluku Selatan, Alisterus amboinensis amboinensis di Ambon dan Seram di Maluku Selatan. Serta Alisterus amboinensis dorsalis di Papua Barat dan pulau-pulau satelitnya.

Nuri Raja Maluku semakin susah dijumpai di alam liar


Nuri Raja Maluku, atau sering juga disebut Nuri Raja Ambon, termasuk salah satu burung populer di kalangan pecinta burung paruh bengkok (parrots) selain Nuri Bayan dan Nuri Kepala Hitam dari Papua. Namun, berbeda dari dua kerabatnya yang termasuk burung dilindungi, status burung nuri raja maluku berdasarkan IUCN Red List belum terlalu mengkhawatirkan.

Baca juga : Nuri Talaud, Legenda Sang Biduan dari Bumi Porodisa

Burung cantik ini, memiliki tubuh berukuran cukup panjang sekitar 35 – 40 cm pada saat sudah dewasa. Bobotnya bisa mencapai 145 hingga 165 gram. Bagian kepala hingga leher burung ini didominasi warna merah. Kemudian paruhnya berwarna hitam. Bagian sayapnya berwarna hijau, dan bagian punggung serta ekor warna biru terang dan biru dongker.

Sepasang Nuri Raja Maluku di habitatnya


Burung Nuri Raja Ambon mendiami hutan-hutan hujan dataran rendah dan perkebunan hingga ketinggian 1.400 meter dpl. Seringkali burung ini ditemukan di hutan sekunder atau dipinggir-pinggir hutan dan di perkebunan. Di Kepulauan Maluku, burung Nuri Raja Ambon seringkali ditemukan di pulau-pulau seperti Ambon, Seram, dan Buru. Sedangkan di Papua, mereka sering terlihat di daerah pegunungan seperti Jayapura, Wamena, dan sekitar Taman Nasional Lorentz.

Burung Nuri Raja Ambon termasuk dalam keluarga burung pemakan biji-bijian. Burung Nuri Raja Ambon biasanya mencari makanan di pohon-pohon tinggi, dan menggunakan paruhnya yang kuat untuk menghancurkan biji-bijian. Dengan paruhnya yang kokoh dan melengkung memungkinkan burung ini untuk menghancurkan biji-bijian yang keras, seperti biji kelapa atau biji pinang.

Selain itu, burung Nuri Raja Ambon juga memiliki lidah yang panjang dan bercabang. Lidah ini berguna untuk mengeluarkan biji-bijian dari mulut setelah dihancurkan. Nuri Raja Ambon dapat dengan mudah memanen dan mengonsumsi berbagai jenis biji-bijian yang tersedia di lingkungan sekitarnya. Burung ini juga menyukai beberapa jenis buah-buahan yang lezat.

Buah-buahan seperti mangga, pepaya, dan pisang menjadi favoritnya. Ketika musim buah tiba, burung Nuri Raja Ambon akan menyambangi pohon-pohon buah tersebut dan dengan cerdik memakan buah-buahan yang matang dengan cara mengupas kulitnya atau merobeknya dengan paruhnya yang kuat.

Alisterus amboinensis hypophonius


Nuri Raja Ambon selain mendapatkan nutrisi dari biji-bijian juga berbagai vitamin dan mineral yang terkandung dalam buah-buahan yang dikonsumsinya. Ternyata burung Nuri Raja Ambon ini juga menyukai nektar bunga.

Baca juga : Nuri Bayan, Burung Paruh Bengkok Cantik Berperilaku Unik

Di alam liar, burung Nuri Raja Ambon biasanya kawin pada bulan Februari hingga bulan April. Burung ini berkembang biak dengan cara bertelur (ovipar). Burung Nuri Raja Ambon mencapai kematangan seksual pada umur 1 tahun. Ritual kawin burung Nuri Raja Ambon adalah sebuah tarian yang indah dan penuh warna.

Alisterus amboinensis versicolor


Burung jantan akan menari-nari dengan gerakan yang mengagumkan, sambil mengeluarkan suara kicauan yang khas. Gerakan tariannya mencerminkan kekuatan dan keindahan burung ini, serta menjadi cara untuk menarik perhatian betina. Selama ritual kawin, jantan juga akan menampilkan keindahan bulu dan warna kepalanya.

Warna merah atau biru yang mencolok pada kepala burung Nuri Raja Ambon akan menjadi daya tarik tersendiri bagi betina. Si Betina akan memilih jantan yang memiliki penampilan yang paling menarik dan memenuhi kriteria-kriteria tertentu.

Setelah kawin, betina burung nuri raja Ambon akan membuat sarang di dalam lubang pohon atau batang kayu yang sudah lapuk. Sarang ini dibuat dengan menggunakan bahan-bahan seperti serat kayu, rumput, dan daun-daun kering. Betina akan membentuk sarang yang nyaman dan aman untuk menetaskan telur-telurnya.

Pemilihan lubang pohon atau batang kayu sebagai tempat sarang memberikan perlindungan dan keamanan bagi telur-telurnya. Lubang pohon dan batang kayu yang sudah lapuk memiliki tekstur yang lembut dan melindungi telur-telur dari gangguan dan predator.

Nuri Raja Papua (Alisterus chloropterus)


Dalam sekali kawin, Nuri Raja Ambon menghasilkan menghasilkan 2 butir telur dan biasanya dierami selama kurang lebih 26-28 hari. Setelah menetas, anak Nuri Raja Ambon akan dewasa pada usia 9 minggu. Anak Nuri Raja Ambon biasanya akan dijaga dan diberikan makan oleh induknya selama kurang lebih enam minggu.

Baca juga : Nuri Kabare, Drakula Asli Tanah Papua yang Bernasib Malang

Burung Nuri Raja Ambon ini hidup secara berpasangan atau dalam kelompok-kelompok kecil dengan suara kicauan yang agak ricuh. Burung Nuri Raja Ambon mengkonsumsi buah, biji, madu, dan pucuk tanaman. Burung ini tinggal di lubang-lubang pada pohon.

Nuri Raja Australi (Alisterus scapularis)


Meskipun burung nuri raja ambon tidak termasuk dalam kategori burung yang terancam punah, namun populasi Nuri Raja Ambon terus mengalami penurunan. Ancaman utama terhadap populasi burung maskot Maluku ini adalah berkurangnya habitat akibat menyempitnya luas hutan dan kerusakan hutan. Selain itu juga diakibatkan oleh perburuan liar untuk diperdagangkan.

Upaya penangkaran nuri raja maluku harus dimulai dari sekarang. Apalagi saat ini transaksi jual-beli nuri raja maluku mengalami peningkatan. Burung ini memang sangat disukai karena warna bulunya yang ekstotik, berwarna-warni, serta memiliki penampilan sangat tenang. Ini jauh berbeda dari perangai spesies nuri lainnya yang cenderung berisik dan agresif. (Ramlee)


Sumber : remen.id

Nuri Raja Maluku, Burung Paruh Bengkok dengan Warna Bulunya Ekstotik dan Berpenampilan Tenang


Sabtu, 16 Agustus 2025

Pengcab Sukoharjo Gelar Latbernil Seri III, Kusumastuti dan Adinda Rebut Podium Juara



Setelah sempat tidak lagi mengadakan kegiatan, akhirnya Lapangan Sukoharjo, Kelurahan Kwarasan, kembali dipakai untuk kegiatan dekoe mania. Lapangan milik Pengcab PPDSI Sukoharjo, didatangi para penggila lomba pada Minggu, 10 Agustus 2025.

Mereka hadir dalam rangka memenuhi undangan dari Penggemar Derkuku Sukoharjo (Pedes) yang menggelar Latbernil Suara Alam Burung Derkuku seri III. “Hari ini lapangan Pengcab Sukoharjo kembali kita pakai untuk kegiatan Latbernill, karena banyak permintaan dari teman-teman yang masih semangat untuk ngerek burung,” terang Dorrick, Ketua Panitia.

Dorick jenderal lapangan PEDES penuh semangat membangun kembali Latberan di Sukoharjo


Meski kegiatan ini hanya Latbernil, namun dukungan yang diberikan dekoe mania begitu besar. Hadir dalam kegiatan ini, tokoh-tokoh DMS. Mereka memberikan dukungan penuh, bahkan mereka yang ikut mendorong agar Pengcab Sukoharjo kembali aktif membuat kegiatan.

“Hari ini kami mengundang dekoe mania untuk hadir dalam rangka acara Latbernil Suara Alam Burung Derkuku seri III,” terang Dorrick penuh semangat. Lebih lanjut disampaikan bahwa kegiatan ini dilakukan untuk mengisi waktu kosong dan agar dekoe mania bisa tetap menyalurkan hobi derkukunya.

Pendaftaran peserta


Gelaran kali ini merupakan yang ketiga kalinya yang digelar oleh Pengcab PPDSI Sukoharjo. “Agenda ini memang atas usulan rekan-rekan agar Sukoharjo segera aktif membuat kegiatan, mengingat lapangan sudah ada, meskipun harus dilakukan perbaikan terlebih dahulu,” sambung Dorrick.

Kegiatan ini membuka dua kelas yakni kelas Bebas dan Pemula, masing-masing berjumlah 1 blok, dengan total ada 51 tiang kerekan. “Syukurlah, meski kegiatan ini disiapkan secara mendadak, namun respon yang diberikan peserta luar biasa,” kata Dorrick lagi.

Suasana penjurian


“Untuk awal kami hanya membuka dua kelas dulu sambil mengevaluasi kegiatan lanjutan,” sambung Dorrick. Lapangan milik Pengcab Sukoharjo tersebut masih bisa dikembangkan lagi, memang untuk sementara hanya tersedia 51 tiang, namun nantinya akan segera ditambah kapasitasnya.

Disampaikan oleh panitia jika bahwa kegiatan ini terbilang dadakan, karena perlunya perbaikan terhadap kondisi tiang-tiang yang ada sebelumnya, hingga bisa dikatakan layak untuk lomba. Perbaikan dan penambahan tiang dilakukan mepet dengan acara.

Kapolsek Eko penuh semangat memantau gacoannya


Dari data yang masuk peserta yang masuk daftar peserta, masing-masing kelas terisi penuh. “Syukurlah, meski acaranya disiapkan secara singkat, namun ternyata peserta penuh di masing-masing kelas,” kata Dorrick lagi.

“Peserta hari ini semakin bertambah banyak, mudah-mudahan ini bisa terus dipertahankan dan kalau bisa lebih ramai lagi,” harap Dorrick. Membludaknya peserta disebabkan oleh peserta yang hadir membawa derkuku lebih banyak, acara pun berlangsung meriah.

Wawan Soba meraih prestasi tertinggi di kelas Bebas


Tiket yang dibandrol juga sangat terjangkau. Hanya dengan membayar Rp 35 ribu, dekoe mania bisa mendapatkan kesempatan untuk menurunkan derkuku orbitannya untuk dinilai oleh juri. “Tiket yang kami buka, langsung diserbu peserta,” terang Eko LMS yang melayani pemesanan tiket.

Meski tidak ada dekoe mania yang sampai kehabisan tiket, namun setidaknya respon yang diberikan mereka besar sekali. Yang pasti panitia merasa bahwa kegiatan tersebut sudah sesuai harapan. Dekoe mania Sukoharjo berharap Pengcab Sukoharjo bisa terus eksis menyemarakkan hobi derkuku di Sukoharjo dan sekitarnya.

Baris para juara di kelas Bebas


Apalagi saat ini lokasi lapangan bisa dipakai setiap saat tanpa harus bingung untuk menentukan dimana kegiatan hobi derkuku di Sukoharjo akan digelar. “Saya bersyukur karena Pak Kades Kwarasan memberikan lahan milik desa untuk dimanfaatkan sebagai kegiatan derkuku. Jadi kami tidak terlalu bingung dalam menentukan lokasi even yang akan kami gelar,” lanjut Dorrick.

Sementara itu dari dalam arena diinformasikan bahwa terjadi perang perebutan posisi kejuaraan. Empat babak penjurian berlangsung tanpa ada hambatan. Sampai akhirnya ditetapkan posisi sang juara di masing-masing kelas.

Jat dengan bangga mengantarkan gacoannya “Adinda” juara di kelas Pemula


Untuk kelas Bebas, podium juara pertama dimenangkan Kusumastuti amunisi Wawan Soba yang merupakan produk ternak B2W yang ada di tiang 56. Kusumastuti tampil moncer pada babak kedua setelah berhasil mendapatkan bendera lima warna dengan nilai 43 ¾. Sayang pada babak lainnya hanya mampu mendapatkan bendera empat warna saja.

Berikutnya ada Casanova debutan Eko LMS bergelang LMS 500 yang ada di tiang 48 sebagai peraih podium kedua. Sedangkan Pioner ring WA 1 besutan Wawan Soba berikutnya yang berada di tiang kerekan nomor 54 sebagai peraih juara ketiga.

Juara-juara di kelas Pemula


Casanova dan Pioner bersaing ketat hingga babak akhir untuk memperebutkan podium dua dan tiga. Keduanya berhasil meraih bendera empat warna empat kali berturut. Hingga penentuan juara ditentukan di meja juri perekap setelah nilai keduanya sama.

Untuk kelas Pemula, juara pertama menjadi milik Adinda amunisi Jat BF Solo dengan ring Adinda 17 yang menempati nomor gantangan 23. Kemudian di posisi kedua diisi oleh Gajah Mada milik Bambang HW, produk ternak PSG 158 yang menempati nomor gantangan 03. Dan tempat ketiga dimenangkan oleh Lambada orbitan NSK BF, ternakan LMS 542 yang berada di nomor gantangan 15.

Meski burungnya kurang moncer, Agung masih ada hoky dapat doorprize burung


Diakhir acara panitia mengucapkan banyak terima kasih kepda semua yang telah mendunkung suksesnya gelaran Pengcab PPDSI Sukoharjo. Permintaan ma’af juga tidak lupa disampaikan jika ada hal-hal yang kurang berkenan selama acara berlangsung. (Ramlee/Jat)






Katuk, Tanaman yang Daunnya Kaya Manfaat

Daun Katuk (Sauropus androgynus) merupakan jenis sayuran hijau yang dikenal luas di Asia Tenggara. Tanaman ini dikenal karena daunnya yang ...