Burung Kacamata atau burung pleci merupakan burung berkicau berukuran kecil dengan ciri adanya tanda lingkaran di sekitar matanya. Meskipun memiliki tubuh yang kecil, suara burung ini ternyata cukup nyaring dan juga merdu. Burung pleci termasuk salah satu spesies burung yang berasal dari genus Zosterops, famili Zosteropidae.
Burung suku Zosteropidae (burung kacamata dan opior) adalah burung suku besar yang terdapat di Afrika, Asia, dan Australia. Total anggota inti sekitar 75 jenis. Sebagian spesiesnya juga terbagi atas beberapa subspesies. Nama marganya berasal dari bahasa Yunani zosterops, yang berarti ”sabuk mata”.
![]() |
Sepasang burung kacamata |
Burung ini dinamakan burung kacamata karena kebanyakan anggotanya memiliki lingkar bulu keperakan di sekitar mata (terlihat seperti kacamata). Nama “Pleci” sendiri berasal dari bahasa Jawa yang berarti kacamata. Nama tersebut disematkan karena terinspirasi dari cincin mata hitam dan putih di sekitar matanya, memberikan kesan seolah-olah burung ini memakai kacamata mungil.
Baca juga : Ciblek, Jenis Burung Pengicau Bersuara Nyaring
Umumnya burung kacamata berukuran kecil. Panjang tubuhnya (dari ujung paruh hingga ujung ekor) antara 8 cm sampai yang terbesar 15 cm. Dengan bulu zaitun kehijauan atau kekuningan, paruh kecil, ramping, dan sedikit melengkung, sayap pendek, dan kaki kecil kuat.
![]() |
Anakan burung kacamata di sarangnya |
Ciri yang paling jelas adalah adanya lingkaran (garis) putih yang mengelilingi mata, meskipun ada beberapa jenisnya yang tidak memilikinya. Burung ini sangat gesit, bergerak tidak kenal lelah. Sering membentuk kelompok campuran, beterbangan di antara puncak pepohonan.
Burung kacamata pada umumnya hidup berkelompok, setiap kelompok bisa terdiri dari lebih 4 burung kacamata. Untuk membedakan antara burung jantan dan betina biasanya dengan melihat bentuk ekor dan juga tebal/tipisnya kacamata yang terdapat di sekitar mata burung tersebut.
![]() |
Kacamata Salvadori (Zosterops salvadorii) |
Burung kacamata termasuk hewan pemakan serangga. Meski begitu burung ini sesekali mengonsumsi nektar dan buah-buahan, untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan vitaminnya. Di alam liar, spesies burung ini berburu dengan cara berkelompok.
Burung kacamata akan terbang dari satu dahan ke dahan lainnnya sambil berkicau keras, untuk berkomunikasi dengan kelompoknya. Di Pulau Jawa, burung kacamata berkembang biak mulai dari Januari hingga Oktober. Betina mampu menghasilkan telur antara 2–5 butir, yang diletakkan pada sarang berbentuk cawan/mangkuk yang bersih dan rapi, ditempatkan pada percabangan pohon.
![]() |
Kacamata Belukar (Zosterops everetti) |
Burung kecil ini dengan teliti mengumpulkan serat-serat tumbuhan sebagai bahan utama untuk membuat sarang. Yang menarik, mereka menggunakan jaring laba-laba sebagai benang untuk menganyam sarangnya. Burung betina bertugas menganyam sarang.
Baca juga : Robin, Burung dengan Bulu Warna Warni Bersuara Merdu yang Kian Sulit Ditemui
Sementara burung jantan mengawasi kondisi sekitar, siap memberi peringatan jika ada bahaya yang mengancam. Jika situasi bahaya, burung jantan akan memberi tanda kepada si betina untuk segera meninggalkan sarang. Sarang tersebut juga dihiasi oleh lumut, diletakkan pada cabang pohon atau rumpun bambu.
![]() |
Kacamata Gunung (Zosterops montanus) |
Ketika burung ini dipelihara di dalam sangkar, maka burung kacamata ini akan membutuhkan air bersih yang lebih banyak daripada yang sudah sediakan dalam cepuk minumnya. Pleci yang sering digantung dalam ruangan yang minim ventilasi/aliran udara, atau ketika suhu udara cenderung panas, mudah sekali merasa haus.
Dalam kondisi tersebut, burung akan sering mengambil air minum dalam wadah yang disediakan. Akibat mengkonsumsi air minum secara berlebihan, kotorannya pun akan terlihat encer. Secara umum, hal ini masih dianggap wajar, mengingat burung tidak bisa membuang air secara berlebihan melalui pori-pori kulitnya.
![]() |
Kacamata Jawa (Zosterops flaus) |
Yang bisa dilakukan adalah membuang air bersama kotoran (feces) melalui kloaka. Pada unggas, termasuk burung, kloaka merupakan tempat pertemuan antara muara saluran pencernaan, muara saluran reproduksi, dan muara saluran kencing (uretra). Itu sebabnya, kotoran burung termasuk pleci sering terlihat bercampur dengan air.
Ada sepuluh jenis burung kacamata yang ada di kawasan Sunda Besar (Kalimantan, Jawa-Bali dan Sumatera). Burung kacamata yang hanya endemik di wilayah Sumatera adalah burung kacamata Enggano (Zosterops salvadorii), sementara burung yang khusus endemik di Jawa adalah burung Opior Jawa (Lophozosterops javanikus) yang terdiri dari L. j. javanica (Jawa Tengah) dan L. j. frontalis (Jawa Barat).
![]() |
Pleci Topi Hitam (Zosterops atricapilla) |
Burung kacamata dan opior endemik Kalimantan adalah burung kacamata belukar (Zosterops everetti), burung opior kalimantan (Oculocincta squamifrons), burung opior mata hitam (Chlorocharis emiliae). Burung kacamata topi-hitam atau topi-hitam (Zosterops atricapilla) hanya endemik di Kalimantan dan Sumatera sementara burung kacamata jawa (Zosterops flaus) endemik di Jawa dan Kalimantan.
Baca juga : Cerecet Jawa, Burung Endemik Pegunungan Jawa yang Bertubuh Mungil
Burung opior yang khusus endemik di Jawa dan Bali adalah burung opior jawa (Lophozosterops javanikus). Sementara burung kacamata gunung atau Zosterops montanus hanya ada di Sumatera, Jawa dan Bali. Burung kacamata yang merupakan endemik di Sumatera, Jawa-Bali dan Kalimantan adalah burung kacamata laut (Zosterops chloris).
![]() |
Kacamata Wallacea (Heleia wallacei) |
Dari beberapa jenis pleci yang sering dilombakan, kacamata jawa kini dimasukkan dalam daftar burung dilindungi berdasarkan peraturan terbaru, Permen LHK No P.92 / Tahun 2018. Ada dua spesies pleci lainnya yang menghuni list merah, yakni kacamata sangihe/sangihe white-eye (Zosterops nehrkorni) dan kacamata wallacea/yellow-ringed white-eye (Heleia wallacei). (Ramlee)
Sumber : remen.id
Burung Kacamata, si Mungil Bersuara Merdu yang Kian Terancam keberadaannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar