(Menolak lupa) Semangat pantang kendor ditunjukkan komunitas penghobi derkuku DMS Solo. Kegiatan rutin lomba seni suara alam burung derkuku seakan menjadi agenda yang tidak akan pernah mereka lewatkan. Seperti dalam even Latber DMS 6 yang dihelat pada Minggu, 18 Desember 2022.
Menempati lokasi di Lapangan P3SI dan PPDSI Gawanan, Jl. Adi Sumarmo No.149, Krobyongan, Gawanan, Kec. Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Acara berjalan dalam nuansa penuh kekeluargaan.
Sambil mendengarkan suara merdu derkuku yang dikerek hingga ke ujung tertinggi masing-masing tiang, sesekali canda tawa terlihat jelas oleh peserta yang berada di lokasi acara. Cuaca cerah mengawal gelaran lomba dari awal hingga usai.
Sigit Irianto (topi putih) memperhatikan penampilan burungnya di gantangan |
Agung Cahyanto, Ketua PPDSI Solo mengakui bahwa kegiatan ini bertujuan untuk terus mengeksiskan penghobi dan peternak derkuku, agar bisa terus menyalurkan hobinya. Karena dengan cara demikian, mereka menilai bahwa hobi derkuku tidak akan pernah lenyap.
“Agenda ini rutin kami lakukan setiap bulan. Kami berharap agar eksistensi hobi derkuku bisa tetap terjaga dengan baik,” tegas Agung Cahyanto. Sementara itu Jatmiko, salah satu anggota panitia mengapresiasi peserta yang hadir di lokasi acara. “Gelaran kali ini cukup bagus dan kami ingin lebih ramai lagi,” harap Jatmiko.
Siswo (kiri) memberikan arahan kepada juri-juri mudanya |
Dikatakan olehnya bahwa tujuan kegiatan ini adalah agar penghobi derkuku di Solo dan daerah-daerah di sekitarnya bisa tetap semangat dan guyub, sehingga acara Latber DMS ini bisa menjadi pilihan. Setidaknya dengan kegiatan ini hobi derkuku di Solo ada greget. Dengan latihan tersebut diharapkan kedepan mereka bisa berpartisipasi dalam lomba yang lebih besar.
Karena hanya dengan kegiatan rutin seperti yang mereka lakukan, maka semangat penghobi bisa tetap muncul. “Kalau tidak ada kegiatan, mana mungkin hobi bisa terus ada dan bertahan,” jelas Jatmiko. Sekalian diharapkan bisa menambah wawasan dan pengetahuan penghobi terhadap derkuku kualitas lomba, utamanya para pendatang baru.
Siswo tengah berbicang santai denagn pemilik B2W BF |
Dekoe mania Jogja tanpa diduga nggluruk ke Solo. Terlihat ada Sigit pemilik B2W BF yang juga Ketua Bidang Kejurian PPDSI, Sukarjo GTA BF, Arief Jhenong Kota Gede, Arief Atasa BF Bantul, dan juga dekoemania Semarang, Agus Sadut BF.
“Terus terang kita berterima kasih sekali akan kedatangan para senior derkuku dari Jogja dan Semarang,” ucap Jatmiko. “Ada Pak Sigit B2W BF, Pak Karjo GTA BF, Pak Arief Jhenong dari Kota Gede, juga hadir Arief Atasa BF serta Pak Agus Sadut BF Semarang.”
Cuaca cerah sepanjang gelaran latber DMS 6 |
“Pak Karjo pemilik GTA BF saat ditemui bilang, Mas Jat, aku seneng banget ikut latberan ini,” cerita pemilik Jat Solo ini. “Karena semenjak Piala Raja, Jogja sepi gak ada latberan. Kan yo manuk-manukku mlungker di rumah saja. Semua pada pengin plesiran,” lanjut Jatmiko menirukan ucapan Sukarjo.
“Ternyata di Solo sudah rutin bikin kegiatan lomba derkuku ya. Kalau ndak salah hampir tiap bulan ada kegiatan, kalo gak latber ya latbernil.” ucap Sukarjo. Para dekoe mania memang menginginkan adanya kegiatan yang rutin, sehingga bisa sekalian melatih mental gaco-gaco yang ada.
Dalip (kiri) sedang memeriksa penilaian dari para juri |
Memang rasanya ada yang kelupaan. Karena tidak tampak kehadiran YNT BF di lapangan pagi itu. “Yang kelupaan diundang memang cuman Pak Yanto pemilik YNT BF,” aku Jatmiko. “Mungkin lain waktu, karena biasanya selalu siap hadir meski hanya kelas latberan kecil-kecilan kalau diundang oleh panitia.”
“Beliau ini nggak pernah mbedak-mbedakke, gelaran lomba yang diikutinya. Asal diundang dan beliaunya pas tidak ada kegiatan lain, pasti akan datang. Dan yang menyenangkan adalah burung-burung beliau ini kualitasnya bagus-bagus jadi sekalian bisa jadi tolak ukur kualitas derkuku yang ada di Solo.”
Dekoe mania santai menikmati jalannya acara |
Tujuan lain yang tidak kalah penting juga adalah wadah pembelajaran bagi juri-juri muda atau yunuor untuk mengasah kemampuannya, sebelum benar-benar diturunkan dan ditugaskan pada even yang lebih besar lagi. Mengingat tidak banyak event lomba derkuku yang terselenggara setiap bulannya.
“Saya berharap juri-juri muda atau yunior bisa belajar banyak dari kegiatan seperti ini sebelum mereka turun ke lomba yang lebih besar,” harap Siswo yang selalu bersemangat memberikan bimbingannya kepada juri-juri muda Solo. “Hanya dengan memberikan jam terbang yang cukup yang bisa membuat mereka bertugas dengan baik.”
Eko LMS (kiri) dan Agung Cahyanto (kanan) di meja rekapitulasi |
Para penghobi derkuku dari luar daerah Solo tersebut mengaku bahwa kehadiran mereka sebagai bentuk dukungan agar kegiatan tersebut semarak dan sukses. Ikatan emosional mereka yang kuat itulah menuntunnya untuk turut berada di lokasi acara. Latber DMS 6 kali ini membuka 2 kelas, yakni kelas Pemula dan kelas Bebas.
Sementara itu, dari dalam lapangan diinformasikan bahwa meski agenda lomba tersebut hanyalah latber yang merupakan wadah bagi pemula dan pendatang baru, namun tidak sampai mengurangi greget dan gengsi. Perebutan posisi kejuaraan di masing-masing kelas berlangsung seru dan menegangkan.
Sigit belum sempat berikan nama terbaik untuk burungnya yang juara di kelas Bebas |
Tidak sedikit para peserta berada di atas kerekan dan gantangan berusaha memperlihatkan kualitas performa terbaiknya. Juri dituntut jeli dan cepat dalam memberikan penilaiannya, agar burung-burung yang tengah menampilkan performa apiknya dapat mendapatkan nilai terbaik.
Empat babak penjurian juga tidak mendapatkan hambatan berarti. Sampai akhirnya diumumkan siapa sajakah yang berhasil mengisi daftar juara. Untuk kelas Bebas, juara pertama berhasil menjadi milik burung derkuku orbitan Sigit B2W Godean Jogjakarta, menggunakan ring B2W 3467 yang dikerek pada nomor 12.
Para juara di kelas Bebas |
Dilanjutkan kemudian oleh burung yang ada di tiang kerekan nomor 2. Sedang tempat ketiga direbut oleh burung derkuku debutan dari B2W yang lainnya, bergelang B2W 3544 yang dikerek pada nomor 26. Ketiga burung di peringkat teratas tersebut mempunyai nilai yang sama.
Tancapan bendera lima warna sepanjang empat babak penjurian mewarnai ketiga tiang tempat burung-burung tersebut berada. Saling susul perolehan nilai terus terjadi hingga babak keempat berakhir. Perebutan titel juara di kelas Bebas menjadi pertunjukkan yang menyenangkan bagi para penghobi yang pagi itu hadir.
Mata Hati banggakan Atasa BF saat juara di kelas Pemula |
“Mohon maaf Mas Jat, belum kepikiran ngasih nama,” ujar Sigit soal burungnya yang menempati podium pertama, ketiga, dan keenam di kelas Bebas tersebut. “Besok yen sudah dapat nama baik, ada syukuran dulu monggo tak undang sekalian silaturohmi,” tutur Sigit.
Di kelas Pemula, podium pertama berhasil menjadi milik Mata Hati besutan Atasa BF dari Bantul, ternakan Sabel 32 yang digantung pada tiang nomor 50. Menyusul kemudian di tempat kedua diraih burung yang ada di nomor gantungan 44. Dan di tempat ketiga dimenangkan Pasopati milik Sukarja dari Sleman, ternakan Dragon 96 yang berada di tiang nomor 56.
Para juara di kelas Pemula |
Arief pemilik Atasa BF sebenarnya tidak banyak berharap Mata Hati menorehkan prestasi, karena yang disiapkan justru yang ada di tiang gantangan nomor 8 di kelas Bebas. Tetapi yang disiapkan justru tampil di luar ekspetasi pemiliknya.
“Bersyukur sekali di kelas Pemula Mata Hati mau tampil prima,” ujar Arief. “Karena jane yg disiapke benar-benar adalah burung yang ada di gantangan nomor 8 itu. Eh kok malah dides-dides dan gk mau kerja,” kata Arief sambil geleng-geleng kepala.
Diakhir acara, Agung Cahyanto mewakili segenap panitia yang ada, mengucapkan banyak terima kasih atas dukungan peserta dan meminta ma’af jika ada yang kurang berkenan. Agung juga berharap derkuku bisa semakin ramai seperti sebelum pandemi melanda negeri. (Ramlee/Jat Solo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar