Blog Hobi dan Informasi

Selasa, 17 Oktober 2023

Hadapi Serangan Lawan dan Angin Sandur Yunior Sabdo Guru dan Perwira 77 Finish Terdepan di Latber Sidoarjo



Undangan Punggawa Delta Force Sidoarjo untuk mengikuti Ngopi Bareng dan Lomba Puter Pelung pada Minggu, 8 Oktober 2023, ternyata mendapatkan respon yang sangat baik. Antusias kwok mania untuk mengikuti kegiatan tersebut sungguh menggembirakan.

Untuk yang kesekian kalinya, Gantangan PPKL JC Jln. Raden Patah 48-50 Pucang Anom Sidoarjo dimeriahkan oleh anggungan puter pelung. Hariyono, Ketua Panitia mengaku bahwa acara ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengisi waktu kosong.

“Yang namanya penghobi itu selalu ingin ada kegiatan, salah satunya adalah lomba. Makanya ketika ada waktu kosong, kami langsung adakan acara,” terang Hariyono yang selalu dibantu oleh Agus Susilo. Dengan adanya lomba atau kontes hobi akan terus berjalan.

Cuaca cerah dan panas mewarnai jalannya lomba di Sidoarjo
 

Lebih dari separoh tempat di Gantangan PPKL JC yang disediakan, ditempati oleh para kontestan. Gantangan PPKL JC memang menjadi pilihan utama Pengcab Sidoarjo untuk menyelenggarakan lomba seni suara alam burung puter pelung tersebut.

“Alhamdulillah, gelaran kami mendapatkan dukungan penuh dari peserta. Saya mengucapkan banyak terima kasih atas apa yang sudah diberikan peserta,” terang Hariyono selaku Ketua Pelaksana. Meskipun kesannya undangan yang dilayangkan tidak mendapatkan respon.

(kika) Rio, Mardian, Agus, dan Nadif
 

Banyak dari mereka tidak menyatakan kehadirannya dengan mengisi list pendaftaran yang diedarkan di media sosial, namun mereka memilih untuk langsung saja hadir di lokasi. Ini mengingat banyaknya kegiatan yang ada di lingkungan para kwok mania.

Seperti yang diutarakan oleh H. Alif dari Bangkalan, yang selama ini memang selalu hadir. “Ini hari saya ada undangan acara di Gresik, makanya kemarin saya tidak ngelist pendaftaran,” ujar H. Alif. “Untunglah ternyata jadwal acara diundurkan dari waktu yang sudah direncanakan, jadi bisa kesini dulu.”

Panitia dibantu juri menyiapkan perangkat lomba
 

“Habis ini saya langsung ke Gresik. Bahkan istri saya sudah langsung ke Gresik,” tambah H. Alif. “Jadi dari Bangkalan ada rombongan lagi yang langsung menuju Gresik. Saya tak kesini dulu, buat ikut lomba,” kata H. Alif sambil tertawa kecil.

Acara yang diselenggarakan oleh Pengcab Sidoarjo itu hanya membuka satu kelas yakni kelas Madya saja. “Peserta Latber Sidoarjo kali ini terbilang lebih banyak dari pelaksanaan sebelumnya. Memang tidak sampai penuh seperti kapan hari, Namun apa yang terjadi sudah cukup baik,” terang Yoyon, begitu pria ini biasa disapa.

Para mania mulai menaikkan burungnya
 

Lebih lanjut dikatakan bahwa selain sebagai ajang menyalurkan hobi, acara tersebut bertujuan untuk mengukur kemampuan puter pelung mereka sehingga bisa lebih siap dalam menghadapi gelaran-gelaran di luar Sidoarjo dengan skala yang lebih besar. Setidaknya ini menjadi bagian dari pembelajaran khususnya pada pemula.

Agus Susilo juga menuturkan bahwa kegiatan ini dilakukan untuk terus mengasah kemampuan para jawara orbitan kwok mania, sehingga mereka bisa mengevaluasi dan mengetahui perkembangannya. Tujuan lain adalah untuk tetap menyalurkan hobi dengan melombakan burung kesayangannya bersama kwok mania lainnya.

Para pengadil
 

“Mumpung ada moment yang bisa kami pakai untuk menggelar kegiatan, biar bisa tetap nggantang bareng bersama yang lain, hitung-hitung tetap mengasah kemampuan sang orbitan agar bisa tetap terkontrol kondisinya,” jelas Agus. Lebih lanjut disampaikan bahwa kegiatan ini juga atas permintaan dari rekan-rekan sesama mania.

Banyak burung-burung muda memulai debutnya di gantangan JJC ini. Meskipun cuaca akhir-akhir ini begitu panasnya, namun yang terasa di lokasi lomba tidak begitu mengganggu performa para jawara. Mereka dapat dengan leluasa memperdengarkan suara anggung terbaiknya.

Jalannya penjurian lomba puter pelung di Sidoarjo
 

Seperti gelaran latber sebelum-sebelumnya, para peserta datang dari beberapa kota, seperti dari Bangkalan, Surabaya, Tuban, dan Malang. Serta tentunya dari Sidoarjo sendiri. Empat babak menjadi waktu beraudisi untuk mendapatkan penilaian terbaik dari para juri.

Sementara dilaporkan dari lokasi lomba bahwa cuaca cerah dan cenderung panas, tidak mengurangi sengitnya perebutan posisi kejuaraan. Satu sama lain berusaha menampilkan performa terbaiknya agar bisa mendapatkan penilaian terbaik dari juri yang ditugaskan sebagai juru vonis.

Kwok mania dari Porong santai mengamati kinerja gacoannya
 

Pagi itu, tidak seperti biasanya, angin berhembus sedikit lebih kencang dari hari-hari sebelumnya. Di pertengahan babak pertama, para kontestan dikejutkan datangnya angin yang cukup kuat menerjang sangkar-sangkar yang ada di gantangan. Sontak ini membuat burung jadi terdiam.

Baru pada babak kedua, persaingan menjadi yang terbaik terlihat seru. Hampir semua mampu mendapatkan nilai. Bendera-bendera yang tertancap pun berkibar-kibar, menandakan nilai yang sudah didapat. Gantangan 12 terus melaju, meskipun belum terlalu stabil namun sudah mampu mendapatkan bendera lima warna.

Moch Ainin (kiri) sesepuh anggungan Sidoarjo tampak ikut hadir
 

Hingga waktu babak kedua berakhir hanya terlihat satu bendera biru saja. Lainnya berebutan bendera empat babak. Dan semakin siang, angina pun semakin kencang. Beberapa sangkar terguncang cukup keras. Dalam kondisi seperti itu, burung bermental juara akan dapat melaluinya dengan baik.

Perebutan posisi kejuaraan memang sangat menentukan hasil akhir dari kegiatan kali ini. Hanya mereka yang memiliki kualitas terbaik, ditunjang oleh mental lapangan yang mumpuni, akan ditetapkan sebagai juara. Juara pertama berhasil menjadi milik Sandur Yunior, amunisi AG BF Bangkalan, ring AG 58N yang digantang pada nomor 12, dengan raihan dua kali bendera lima warna dan dua kali empat warna.

Abd. Latif (bersepatu) berharap ada sesi kedua karena terlambat datang
 

Dilanjutkan kemudian Sabdo Guru andalan Imam Syafii Tuban produk ternak PKJ 915 yang berada di nomor gantangan 30 di posisi kedua. Lalu Perwira 77 orbitan Nadif PM77 Malang bergelang Ardi 75 yang menempati nomor gantangan 43 sebagai peraih juara ketiga.

“Ini merupakan untuk pertama kalinya ajak jalan-jalan Kayangan Api,” ungkap Mardian yang beberapa kali terlihat bersemangat mengikuti lomba di Sidoarjo. “Kayangan Api merupakan burung muda, masih juga berumur 5,5 bulan,” tambahnya bangga. (Ramlee)

 


 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ayam Hutan Merah, Nenek Moyang Ayam Peliharaan Ternyata sangat Pemalu

Ayam Hutan Merah (Gallus gallus) merupakan sejenis burung berukuran sedang, dengan panjang sekitar 78 cm, dari suku Phasianidae. Suku Phasi...