Blog tentang hobi dan kreasi jadi rejeki

Kamis, 05 Oktober 2023

Gelaran Latber Pasuruan Raya Usung Semangat Pahlawan, Bendera 5 Warna Pastikan Telogo Sewu Juara, Ki Wiro Terbaik di Kelas Pemula



(Menolak lupa) Lomba seni suara alam burung puter pelung bertajuk Latber Pasuruan Raya digelar oleh Pengcab PPPPSI Pasuruan pada Minggu, 6 November 2022 di Gantangan D’Pecatton BC Ds Warung Dowo, Kec. Pohjentrek, Pasuruan. Event yang mengusung semangat pahlawan berlangsung lancar, aman, dan tertib.

Gantangan D’Pecatton BC merupakan gantangan milik Bumdes Ds. Warung Dowo. Sebuah arena lomba yang nyaman serta jauh dari kebisingan jalan. Di lokasi yang sama juga terdapat kolam pancing. Perpaduan kedua sarana ini membuat peserta semakin betah berada di lokasi.

Kegiatan ini diakui oleh Brury selaku Humas Pengcab Pasuruan sebagai bentuk kepedulian untuk memberikan penyemangat bagi puter pelung mania. “Ini cara kami agar kwok mania bisa tetap semangat menekuni hobinya,” tegas Brury.

Peserta dari Malang tengah menyiapkan burung andalannya
 

Lokasi lomba yang nyaman tersebut mendapatkan apresiasi dari peserta luar kota. Tim Libas Probolinggo terlihat menikmati betul suasana yang tersaji. Begitu juga dengan Nardhi yang datang dari Sidoarjo.

“Gantanganne enak, nyaman, dan ndak bising oleh suara selain dari anggungan puter pelung,” ujar Nardhi. “Para peserta dapat menikmati dengan jelas suara burung yang ada di gantangan. Juri juga tampak maksimal memberikan penilaiannya, enaklah.”

Hendra Teguh (kaos merah) di ruang sekretariat
 

“Even Latber se Pasuruan Raya ini, kami gelar dalam rangka ikut memperingati Hari Pahlawan,” terang Hendra Teguh Afriyanto Ketua Panitia. “Tentunya harapan kami hobi puter pelung ini tidak pudar ditengah hembusan lesunya pasar dewasa ini.”

Acara dibuka pada pukul 09.00 WIB, yang diawali dengan bacaan ummul kitab. “Do’a selalu kita panjatkan sebelum memulai aktivitas lomba ini, karena kita berharap ada keberkahan yang kita dapatkan,” jelas Hendra.

Juri-juri yang bertugas di Latber se Pasuruan Raya
 

“Juga berharap diberikan kelancaran, tertib, dan tentunya tidak turun hujan karena suasana mendung syahdu sejak pagi.” Cuaca pagi itu terasa begitu sejuk, bahkan sempat ada kekuatiran bakal turun hujan.


“Semoga tidak turun hujan pagi ini, biar latber berjalan penuh empat babak dengan dua sesi,” ucap peserta yang ada di lokasi. “Semoga burung-burung mau kerja, tidak malah tidur, maklum cuacanya enak banget pagi ini.”

Juri tengah fokus menilai
 

Panitia Latber se Pasuruan Raya ini menyediakan 60 lembar tiket untuk masing-masing kelas, yang menandingkan kelas Pemula dan Madya. Penjurian berjalan dalam empat babak berdurasi 20 menit per babaknya.

Kelas Pemula dilangsungkan terlebih dahulu yang dimulai tepat pkl 09.15 WIB. Ada 51 burung yang mengadu keindahan anggungannya masing-masing. Persaingan di kelas ini pun berjalan seru. Dengan dibatasinya perolehan nilai hanya sampai bendera empat warna menjadikan kelas ini tersaji begitu ketat.

Penonton menikmati jalannya lomba dari kejauhan
 

Kehadiran peserta dari luar kota Pasuruan membuat persaingan perebutan posisi kejuaraan berlangsung sengit dan menegangkan. Para penghobi tuan rumah juga bisa memanfaatkan agar bisa mengukur sejauh mana kualitas gaco-gaco yang dipunyainya dibandingkan gaco luar kota.

Setelah melalui empat babak, juara harus ditentukan di meja juri perumus. Ini karena para kontestan mempunyai kualitas yang berimbang. Dan akhirnya juara di kelas Pemula di raih oleh Ki Wiro ring Fauzy 1326 besutan 12 BF Surabaya yang ada di gantangan nomor 24.

Sajian makan siang yang menyenangkan
 

Tempat kedua direbut Pitulungan bergelang Tujuh 384 milik Radian P2T dari Sidoarjo di gantangan 16. Sedang juara ketiga adalah Winongan debutan Nyak BF Pasuruan, burung hasil ternakan Tujuh 775 yang ada di gantangan 47.

Ketiga burung ini sebenarnya mempunyai nilai yang sama. Sehingga posisi kejuaraan harus ditentukan dengan melihat nilai terbaik pada masing-masing kriteria penilaian. Ada lima kriteria penilaian yakni suara depan, tengah, ujung, dasar suara, dan gaya irama.

Nardhi berikan guyuran selamat kepada sang juara di kelas Pemula
 

Selepas kelas Pemula, para peserta disuguhi hidangan buat makan siang bersama. Suasana terasa sangat guyub. Tidak terlihat sama sekali aura persaingan diantara mereka. Tawa canda tidak pernah putus terdengar. Menyenangkan sekali.

Sementara itu proses penjurian di kelas Madya yang diikuti 40an burung itu berlangsung dalam suasana cuaca yang cukup tenang karena pemandangan di langit terlihat agak gelap. Setelah melalui pertarungan sengit selama empat babak penuh. Akhirnya beberapa jago yang memang punya kualitas oke dan kerjanya lebih ngotot, mampu merebut podium tertinggi.

Guyuran yang sama untuk juara di kelas Madya
 

Untuk podium pertama di kelas Madya, berhasil direbut Telogo Sewu. Puter pelung amunisi Tujuh BF Pasuruan itu tampil menawan di sejak babak pertama dengan raihan bendera 4 warna. Memasuki babak kedua, performa burung ternakan Tujuh 750 masih konsisten dengan raihan bendera empat warna.

Usai turun minum, babak ketiga dan keempat Telogo Sewu diganjar oleh juri dengan bendera lima warna. Dengan hasil tersebut memastikan podium pertama untuk puter pelung yang digantang pada nomor 16. Telogo Sewu adalah satu-satunya peserta yang berhasil menembus nilai paling tinggi.

Kebersamaan di akhir acara
 

Urutan kedua, sukses diraih Pitulungan andalan Radian P2T Sidoarjo. Keberhasilan puter pelung ternakan Tujuh 384 yang menempati nomor gantangan 40 berkat raihan bendera empat warna rata pada setiap babaknya.

Sedang peraih tempat ketiga yaitu Sapu Jagad orbitan Agus Prasaja ring Casper 45 yang menempati nomor gantangan 17 meraih bendera tiga warna pada babak pertama. Setelah itu performanya membaik dengan berhasil mendapatkan bendera empat warna pada tiga babak berikutnya.


 

“Alhamdulillah untaian kata yang wajib kita ucapkan karena dengan rahmatNya gelaran Latber se Pasuruan Raya ini dapat terlaksana dengan lancar sesuai harapan semua. Terima kasih juga kita sampaikan kepada pihak-pihak yang telah mensupport gelaran,” ucap Hendra.

“Permohonan maaf juga kami sampaikan apabila ada tutur kata, sambutan, dan tempat serta hidangan yang kurang berkenan. Semoga menjadikan ikhlas dalam hati sanak saudara semua. Sampai ketemu di event berikutnya.” (Ramlee/Zean)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Latber Malam Road to Margo Trophy, Jaladri dan Maha Raja Raih Bendera Enam Warna, Bimo Juara

Setelah sukses pada penyelenggaraan latber sebelumnya, Latber Road to Margo Trophy kembali digelar pada Sabtu, 14 September 2024 di Gantanga...