Blog tentang hobi dan kreasi jadi rejeki

Senin, 16 Oktober 2023

Icik Iwir dan Tombo Gesang Juara di Latber Gajah Wong Gayeng, Bukti Eksistensi Jogja di Dunia Puter Pelung



(Menolak lupa) Sabtu, 3 Desember 2022, Gantangan Gajah Wong, Kotagede-Yogyakarta, diramaikan oleh kehadiran puter pelung mania. Mereka hadir dengan membawa serta burung puter pelung orbitannya masing-masing, baik yang berusia dewasa ataupun yang masih muda. Hari itu Pengda PPPPSI DIY menggelar acara latber seni suara alam burung puter.

Setelah beberapa lama Yogyakarta sepi dari hingar bingar gelaran lomba puter pelung, malam itu gantangan legendaris Gajah Wong kembali terang benderang. Gelaran lomba seni suara burung puter kali ini mengambil tema Gajah Wong Gayeng.

Kegiatan itu diakui oleh Erwan Yuni, selaku ketua panitia sebagai bentuk kepedulian untuk memberikan penyemangat bagi penghobi puter pelung. “Ini cara kami agar puter pelung mania bisa tetap semangat menekuni hobinya,” tegas Erwan.

Peserta telah siap berkompetisi di Gajah Wong Gayeng
 

Ditambahkan olehnya bahwa latber yang menempati gantangan Gajah Wong mendapatkan taanggapan yang baik dari para penghobi. “Memang kegiatan lomba disini sempat vakum untuk beberapa waktu lamanya, makanya kami gelar kembali agar rekan-rekan puter pelung mania bisa kembali ke gantangan,” imbuh pemilik Tresno Bird Farm tersebut.

“Alhamdulillah, teman-teman puter pelung mania Jogja sangat antusias dalam mengikuti gelaran latber kali ini. Kita juga sepakat untuk kembali bersama-sama memajukan dan meramaikan dunia puter di Jogja.”

Antusias peserta dan penghobi masih ramai seperti dulu
 

Adanya latber inipun secara tidak langsung memberikan ruang dan kesempatan kepada puter pelung mania pemula yang mungkin ingin melihat sejauh mana kualitas burung kesayangannya. Hanya lewat lomba kualitas anggungan seekor burung dapat diukur.

“Kami akan terus berbenah agar hobi puter pelung di Yogyakarta mengalami peningkatan yang lebih baik lagi dan penghobi semakin bersemangat,” tambah Erwan. “Salah satunya ya harus lebih sering menggelar kegiatan seperti ini.”

Para pengadil
 

Latber Gajah Wong Gayeng membuka dua kelas, yakni kelas Pemula dan kelas Bebas. Masih menurut Erwan, kegiatan malam itu menggunakan sistem tiga babak. “Kita pakai sistem lomba exhebisi 3 babak karena latber diadakan malam hari sehingga waktunya terbatas,” ujar Erwan.

“Tujuan dari latber ini memang untuk mewadai semangat para puter mania yang ada di wilayah Jogjakarta. Dan Alhamdulillah, dari total peserta yang hadir juga terlihat wajah-wajah baru, ada juga beberapa peserta dari luar kota yang ikut hadir. Ya mudah-mudahan, gelaran ini bisa kembali meramaikan dunia puter pelung,” tutur Heri Gendut pemilik Gantangan Gajah Wong.

Gantangan ramai terisi
 

Dari meja panitia, diperoleh informasi bahwa peserta datang dari jogja dan sekitarnya. Ternyata lomba malam itu turut dihadiri peserta dari Nganjuk dan Kediri, Jawa Timur. Ini membuat atmosfir persaingan memperebutkan titel yang terbaik jadi menarik.

Sementara jalannya latber terlihat cukup ketat dan seru. Dan meskipun jago-jago yang turun didominasi oleh burung-burung baru, bukan berarti kualitas dari jago-jago tersebut biasa-biasa saja. Namun jago-jago yang mereka usung, ternyata punya kualitas mumpuni.

Para senior puter pelung berkumpul kembali
 

Dukungan cuaca cerah yang berlangsung sampai berakhirnya acara. Tiga babak penjurian yang dilakukan, akhirnya memutuskan posisi kejuaraan di masing-masing kelas. Untuk kelas Pemula, juara pertama berhasil diraih Tombo Gesang orbitan Agung Dhito ternakan Eton 281 yang menempati nomor gantangan 24.

Disusul kemudian oleh Nur amunisi Naja BF Kediri produk ternak Leo 245 yang digantang pada nomor 58 dan Semox besutan Agus Petir Nganjuk memakai ring Petir Wrj 021 pada gantangan nomor 47 mengikuti di urutan ketiga.

Dzaky juarai kelas Bebas berkat prestasi Icik Iwir
 

Di kelas Bebas, persaingan seru terjadi, di babak pertama burung di gantangan 15 dan 33, langsung melesat dengan perolehan bendera lima warnanya. Namun setelah itu malah mengalami penurunan. Tidak ada lagi yang dapat tampil secara maksimal.

Malam itu cuaca tidak seberapa dingin, jadi seharusnya burung bisa kerja maksimal. Memang tidak mudah mengkondisikan burung berkompetisi pada saat malam. Butuh persiapan dan paham akan karakter burung.

Agung Dhito juara di kelas Pemula
 

“Mungkin karena disini lama tidak ada lomba, sehingga setelan burung jadi kurang pas,” ujar Lek Sodiq yang malam itu bertugas memberikan penilaian. “Sebenarnya burung yang tampil performa cukup apik, tapi sayang di babak berikutnya merosot.”

Di kelas Bebas, Icik Iwir bergelang Tresno orbitan seorang pendatang baru Dzaky dari Kotagede yang digantang pada nomor 15, mampu rebut juara pertama. Dilanjutkan oleh Jenderal andalan Boss Boy Jogja mengenakan ring Boss 10, menempati nomor gantangan 33 sebagai peraih juara kedua.

Andri, seorang pendatang baru yang burung langsung berprestasi
 

Dan juara ketiga didapat Genting Gati milik Akson BF Sleman ternakan Akson yang digantang pada nomor 40. “Sudah lama vakum di gantangan, Alhamdulillah masih ingat caranya bunyi,” ujar Wahyu Akson merendah mengomentari prestasi gacoannya.

Diakhir acara panitia mengucapkan banyak terima kasih atas dukungan dan partisipasi puter pelung mania dalam menyemarakkan latber Gajah Wong Gayeng ini. Sehingga gelaran benar-benar berjalan meriah.

 

“Bisa diinfokan bahwa pada hari Minggu, 18 Desember 2022, jam 08.00 WIB bertempat di Gantangan Modalan Banguntapan, Bantul, akan kita adakan latber puter kembali,” pesan Erwan menutup obrolan. (Ramlee/L86)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Latber Malam Road to Margo Trophy, Jaladri dan Maha Raja Raih Bendera Enam Warna, Bimo Juara

Setelah sukses pada penyelenggaraan latber sebelumnya, Latber Road to Margo Trophy kembali digelar pada Sabtu, 14 September 2024 di Gantanga...