Blog tentang hobi dan kreasi jadi rejeki

Sabtu, 18 November 2023

Anis Kembang, Burung Berkicau yang Pernah Mencapai Puncak Kejayaan jauh di Atas Semua Burung Kicauan



Anis kembang atau punglor kembang (Zoothera interpres), merupakan salah satu jenis burung berkicau yang pernah menjadi favorit para penghobi burung. Anis kembang pernah mencapai puncak kejayaannya dan jauh melambung di atas semua burung kicauan pada sekitar akhir tahun 1990 atau awal tahun 2000an.

Anis kembang tersebar di daerah Nusa Tenggara, Sunda Besar, Malaysia dan Filipina. Jumlahnya di alam pada daerah-daerah tersebut sudah menyusut. Menurut catatan BirdLife Indonesia, anis kembang masih mudah dijumpai di daerah Flores dan Kalimantan.

Di Indonesia, ada 12 jenis anis yang dapat ditemui di alam. Angka tadi sudah termasuk anis kembang ini. Di wilayah Nusa Tenggara, perburuan anis kembang sudah dimulai dari awal 1995. Saat Pulau Sumbawa telah kehabisan ”stok”, para pemburu itu melebarkan sayap ke Flores.

Anis kembang pernah jadi favorit para penghobi burung berkicau
 

Anis kembang hidup pada hutan primer, hutan sekunder yang tinggi dan lahan-lahan yang banyak terdapat pohonnya, juga petak-petak hutan yang terisolasi. Burung ini ditemukan pada ketinggian, 200-1300 m (Lombok), 200-1000 m (Sumbawa).

Baca juga : Anis Merah Burung Bersuara Merdu Bergaya Teler

Sedang di Flores dijumpai pada dataran rendah sampai ketinggian sekitar 1000 m. Selain itu, BirdLife Indonesia juga mencatat sebaran burung ini di Sumba dan Timor. Pastinya, anis kembang merupakan burung yang sebaran berbiaknya terbatas hanya di Nusa Tenggara saja.

Anis kembang suka turun ke tanah untuk mencari makan
 

Secara umum, tidak ada ciri yang signifikan untuk membedakan anis kembang berdasar daerah asal. Tidak ada perbedaan volume, mental, dan gaya tarung yang didasarkan oleh asal daerah/habitat, semuanya sama. Burung anis kembang dari semua wilayah di Indonesia ada yang bermental bagus volume dahsyat, ada yang bersuara tipis, ada yang ngerol mendongak ada yang cuma ngeriwik-ngeriwik.

Meskipun tidak ada ciri-ciri khas anis kembang berdasar daerah asal, ada sedikit referensi yang mungkin berguna yang pernah ditulis di sebuah tabloid. Disebutkan misalnya, anis kembang Tasikmalaya (Jawa Barat) memiliki warna trotol pada bagian dada yang tidak ngeblok atau cenderung beraturan (bercorak), sementara bulu putih pada sayapnya terputus-putus seperti sisir. Biasanya anis kembang asal Jawa Barat cenderung doyan betina.

Anis kembang di Sumbawa (Nusa Tenggara) warna trotol pada bagian dadanya terlihat ngeblok dan cenderung tidak beraturan, sementara bulu putih pada sayap tertata rapi membentuk bulatan-bulatan seperti mega. Bodi anis kembang Sumba lebih bongsor dibanding dengan Jawa Barat dan Borneo.

Sementara itu ciri anis kembang Kalimantan (Borneo) adalah warna trotol pada bagian dada terlihat ngeblok atau cenderung tidak beraturan, terdapat warna bulu kuning kecoklatan berbaur warna trotol hitam pada bulu dada hingga sisi kiri dan kanan di bawah bulu sayap mirip spt anis kembang remaja.

Anis kembang biasa hidup soliter
 

Sementara warna putih pada sayap memebentuk bulatan-bulatan sepert mega dan terputus oleh bulu hitam di bagian bawah. Bodi anis kembang Kalimantan relatif lebih kecil dari dan ramping ketimbang Jawa Barat dan Nusa Tenggara. Burung anis kembang sebenarnya termasuk burung monomorfik, yakni jantan dan betina berpanampilan sama.

Baca juga : Cendet, Burung Predator yang Pandai Berkicau Favorit Para Penghobi

Anis kembang termasuk jenis burung berukuran kecil dengan panjang tubuh anis kembang sekitar 16 sampai 18 cm dan merupakan jenis anis paling kecil yang dikenal oleh penggemar dan hobiis burung. Berwarna hitam, putih, dan coklat berangan.

Variasi kicaunya yang merdu membuat banyak orang suka
 

Mahkota dan tengkuk berwarna coklat kemerah-merahan, mantel dan punggung berwarna abu-abu kehitam-hitaman. Dada juga berwarna kehitaman, sayap dan ekor kehitaman, dengan dua garis putih di sayap yang mencolok; pipi abu-abu dengan tanda putih; perut berwarna putih dengan bintik hitam di sisi tubuh.

Burung anis kembang tampak menarik dengan ekornya yang juga pendek. Kicauannya sangat merdu, yakni choo-ee-chew, choo-ee-chu-choo, mirip dengan anis merah. Apabila ada bahaya, anis kembang akan membuat suara keras berdering “tirrr-tirrrrr”. Anis kembang jantan memiliki suara yang lebih jelas dan lantang daripada betinanya.

Anis kembang tersebar di Pulau Sumatera, burung ini umum dtemui di Pulau Enggano. Sedang di Kalimantan dan Jawa kadang-kadang terdapat di hutan dataran rendah. Sementara di Bali kadang kala ditemukan di hutan perbukitan.

Anis kembang yang ada di Lombok biaa ditemui di ketinggian 200 – 1300 mdpl, sedang di Sumbawa pada 200 – 1000 mdpl, dan Flores di dataran rendah sampai 1000 mdpl. Burung ini dikenal pemalu, sehingga sulit untuk dilihat. Tetapi, pada saat berkicau, ia juga jarang kelihatan karena bersembunyi.

Penangkaran anis kembang
 

Burung ini hidupnya soliter, walau terkadang berpasangan. Namun, apabila di musim kawin, ia ganas terhadap sesama jenisnya. Burung ini memakan serangga kecil, siput air, cacing, dan buah. Anis kembang menyukai buah-buahan seperti pir, apel, tomat, dan pepaya.

Baca juga : Jalak Suren, Salah Satu Jenis Burung Peliharaan Favorit Penghobi Kini Semakin Susah Ditemui di Habitat Alaminya

Anis kembang juga dinamakan anis cacing oleh sebab perilaku hidupnya yang suka memakan cacing. Dalam mencari makan, biasa mengendap-endap di antara tumpukan daun di lantai hutan dan pohon-pohon yang berbuah.

Anakan anis kembang hasil penangkaran
 

Anis kembang berkembang biak pada bulan April sampai Mei. Dalam satu musim kawin, betinanya akan bertelur sebanyak 3-4 butir. Telurnya bercangkang putih dengan bercak abu-abu dan coklat. Kini anis kembang sudah sangat susah ditemui di habitat aslinya, selain karena rusaknya habitat asli juga perburuan. Upaya penagkaran akan menyelamatkannya dari kepunahan. (Ramlee)



Sumber : remen.id



Anis Kembang, Burung Berkicau yang Pernah Jadi Favorit Penghobi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Latber Malam Road to Margo Trophy, Jaladri dan Maha Raja Raih Bendera Enam Warna, Bimo Juara

Setelah sukses pada penyelenggaraan latber sebelumnya, Latber Road to Margo Trophy kembali digelar pada Sabtu, 14 September 2024 di Gantanga...