Blog Hobi dan Informasi

Minggu, 05 November 2023

Bekicot, Siput Darat yang Dianggap Hama Tanaman Kaya akan Sumber Protein



Bekicot (Achatina fulica) adalah salah satu binatang dari kelompok moluska atau bertubuh lunak dan tidak mempunyai tulang belakang. Bagian tubuhnya yang lunak terlindung oleh cangkang dan pada waktu tertentu dapat bersembunyi di dalamnya. Tubuh lunak ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian kepala yang disebut caput dan bagian perut atau badan.

Hewan berlendir ini umumnya ditemukan di area persawahan dan bebatuan dengan kondisi lembab. Bekicot mempunyai kemiripan dengan keong dan siput, sehingga bagi beberapa orang sulit membedakannya. Padahal ketiganya memiliki perbedaan baik dari segi fisik ataupun perilaku, misalnya bekicot memiliki cangkang dan hidup di darat.

Meskipun bekicot sering dijumpai di area pemukiman khususnya pedesaan di Indonesia, ternyata satwa ini bukanlah spesies asli Indonesia. Bekicot merupakan binatang yang diyakini berasal dari kawasan Afrika Timur yang kemudian menyebar ke berbagai negara melalui kegiatan perdagangan di masa lalu. Di Indonesia sendiri satwa ini diduga mulai menyebar pada kisaran tahun 1922 dan spesies lainnya tiba pada tahun 1942 ketika Jepang melakukan penjajahan di Indonesia.

Bekicot raksasa dari Afrika
 

Menurut penelitian, bekicot disebut sebagai binatang yang bisa menyebabkan penyakit pada manusia karena mengandung parasit di dalam tubuhnya. Maka dari itu tidak heran jika Amerika Serikat secara tegas melarang warganya untuk memelihara dan mengonsumsi hewan bercangkang ini.

Bekicot biasa ditemui di pepohonan, tanaman, serta berbagai tempat lembap lainnya. Binatang ini berbeda dari kelompok gastropoda lainnya, karena memiliki sistem pernapasan dengan menggunakan pillium tipis yang dilengkapi pembuluh kapiler. Sementara gastropoda lainnya menggunakan ctenidia atau sejenis insang.

Bekicot menyukai tempat yang lembab
 

Tidak hanya itu, perbedaan bekicot dengan gastropoda lain adalah adanya sistem nervosium pada tubuhnya. Bekicot memiliki ganglia yang berkumpul menjadi satu dan membentuk bagian menyerupai cincin di sekeliling esophagus. Ganglia tersebut tidak mempunyai jaringan pengikat.

Bekicot merupakan kelompok mollusca yang memiliki ukuran tubuh paling besar di antara yang lainnya. Secara umum berat bekicot berkisar antara 150 sampai 200 gram dan panjang tubuhnya mulai dari 90 sampai dengan 130 mm.

Baca juga : Musang Luwak, Mamalia Liar Penghasil Kopi Termahal di Dunia

Cangkang bekicot umumnya berbentuk menyerupai tabung kerucut yang jika dilihat sekilas mirip seperti konde. Cangkang ini terdiri atas tiga bagian di mana puncaknya yang berbentuk kerucut adalah apex atau bagian paling tua dari cangkang, bagian sumbu kerucut atau columella, serta gelung paling besar atau body whorl.

Di antara gelung besar terdapat gelung berukuran kecil-kecil yang disebut sebagai spire. Pada bagian dalam di antara bibir body whorl terdapat umbilicus. Bagian ini merupakan ujung dari culumella yang secara fisik berbentuk celah sempit atau lebar dan dalam. Sedangkan cangkang yang umilicusnya tertutup disebut imperforate.

Bekicot dianggap hama bagi sebagian orang karena memakan semua bagian tanaman
 

Apabila dihitung, terdapat tujuh putaran pada cangkang bekicot yang berbentuk spiral dengan warna cokelat serta memiliki bercak berwarna gelap. Bagian dalam cangkang bekicot terdiri dari beberapa unsur penyusun yang bersifat sangat kuat, karena terbuat dari bahan kapur.

Susunan cangkangnya terdiri dari tiga lapisan, yaitu lapisan periostrakum yang merupakan bahan tanduk atau konkiolin, lapisan prismatik yang terdiri atas arragonit atau kalsit, serta lapisan mutiara yang terdiri atas zat CaCO3 yang mengkilap dan jernih. Lapisan periostrakum dan prisatik terbentuk dari tepi pallium yang menebal, sementara lapisan mutiara seluruhnya adalah pallium.

Bekicot tengah melakukan perkawinan
 

Kepala bekicot terbagi dua, yakni tentakel dan mulut dimana bagian tentakel juga terdiri atas dua bagian yang berukuran panjang dan berukuran pendek. Sementara bagian mulutnya meski tidak terlalu kelihatan, namun dapat diraba untuk mengetahuinya secara jelas. Disana terdapat Photoreseptor. Khemoreseptor, Rima Oris, dan Radula.

Photoreseptor atau tentakel panjang dan berdiri tegak, bagian ini terdiri atas sepasang dan berfungsi sebagai penerima rangsangan cahaya. Pada bagian ini terdapat stigma atau mata yang terletak di ujung tentakel dan berbentuk bulat serta ada juga stylus atau tungkai tentakel yang bisa memanjang dan memendek.

Khemoreseptor atau tentakel pendek dan mengarah ke bagian bawah, bagian yang terdiri atas sepasang ini berfungsi sebagai alat peraba sekaligus untuk menerima sensor kimiawi. Rima Oris atau celah mulut dan memiliki gigi-gigi halus yang disebut radula. Radula berfungsi sebagai bagian tubuh untuk memakan daun. Cara untuk mendeteksi bagian ini adalah dengan meraba mulut bekicot menggunakan ujung jari.

Selain kepala, tubuh lunak bekicot juga terdiri atas bagian badan yang dapat dibagi menjadi beberapa area. Pertama di bawah bagian kepala terdapat leher yang memiliki lubang genital di sisi kanannya. Lubang ini juga disebut sebagai porus genitalis atau muara organ genitalia yang berdekatan dengan photoreseptor sebagai tempat keluarnya penis.

Bekicot meletakkan begitu saja telurnya di tanah yang lembab
 

Kedua adalah bagian Gastropodus atau kaki perut yang berbentuk lebar, pipih, dan sangat rapat karena mempunyai otot yang kuat. Bagian ini berfungsi sebagai alat gerak dan mengandung mucus atau kelenjar yang menghasilkan lendir. Selain itu bagian tubuh lunak bekicot juga memiliki anus atau muara dari saluran pencernaannya.

Walaupun berasal dari kawasan Afrika Timur, pada dasarnya bekicot adalah spesies yang mempunyai kemampuan beradaptasi yang sangat baik pada berbagai kondisi lingkungan. Hal ini bisa dilihat dari persebaran bekicot yang sangat luas, bahkan nyaris semua negara di dunia terdapat binatang berlendir ini.

Bayi bekicot sudah mempunyai bakal cangkang dan hidup mandiri begitu menetas
 

Bekicot menyukai lingkungan lembab dan tidak menyukai paparan sinar matahari langsung, sehingga wilayah paling optimal untuk hidup adalah kawasan tropis yang basah atau lembab. Suhu letal minimal yang disukai adalah sekitar 7,22 derajat Celcius dengan pH lingkungan antara 7 sampai 8.

Dengan kondisi lingkungan yang optimal untuk menunjang kehidupannya, bekicot umumnya dapat dijumpai di kawasan hutan yang memiliki kondisi lembab. Satwa ini biasanya menempel di tanah, bebatuan, batang pohon, ataupun dedaunan. Selain itu area tersebut juga memudahkan bekicot memperoleh makanan.

Baca juga : Labi-labi Moncong Babi, Hewan Sejenis Kura-kura Langka Endemik Papua yang Banyak Diburu

Hewan ini sebenarnya dianggap sebagai hama tanaman oleh para petani, hampir semua jenis dan bagian tanaman dimakan oleh bekicot. Bahkan seperti telah disebutkan bahwa satwa bercangkang ini mengandung parasit yang menyebabkan penyakit, sehingga tidak baik untuk dipelihara (parasit di dalam tubuh bekicot sangat bergantung pada makanan yang dikonsumsinya). Sebagian masyarakat di beberapa negara yang justru mengkonsumsi daging bekicot.

Binatang ini juga dikenal sebagai satwa yang beraktivitas pada malam hari atau nokturnal. Hal tersebut disebabkan oleh kebiasaan bekicot yang menyukai lingkungan lembab. Jadi bukan karena saat waktu malam kondisi lingkungan gelap, sedangkan saat siang hari terang dan ada sinar matahari.

Bekicot merupakan hewan nokturnal
 

Perilaku tersebut semata-mata disebabkan oleh suhu pada malam hari yang lebih rendah dan lingkungan cenderung lebih lembab dibanding pada siang hari. Bahkan pada waktu siang hari apabila turun hujan dan matahari tidak terik, bekicot biasanya dapat dijumpai di berbagai tempat setelah hujan reda.

Pada saat malam hari bekicot mulai beraktivitas sekitar pukul 10 malam dan berhenti pada pukul 3 atau 4 dini hari. Selama beraktivitas bekicot menghabiskan lebih banyak waktu berjalan dibanding melakukan aktivitas yang lain. Hal itu dikarenakan pergerakannya yang lambat.

Kini telah banyak yang membudidayakan bekicot
 

Secara umum dalam sehari bekicot mampu melakukan beberapa aktivitas seperti berjalan, memanjat, makan, mengeluarkan zat sisa metabolisme, kawin, dan berdiam diri. Bekicot akan menghabiskan siang hari dengan berdiam diri di dalam cangkangnya, karena pada saat itu kondisi lingkungan lebih kering dan panas.

Jarak tempuh yang dapat dicapai oleh setiap bekicot berbeda-beda dan dipengaruhi beberapa faktor, seperti umur dan ukuran tubuh. Bekicot yang berumur muda mampu menempuh jarak lebih jauh dibanding yang sudah tua, begitupun bekicot dengan ukuran tubuh besar.

Bekicot dikenal sebagai binatang rakus meski pergerakannya lambat, karena dapat makan dalam jumlah banyak. Maka dari itu bekicot sangat menyukai tinggal di wilayah yang memiliki pepohonan atau dekat dengan tempat sampah. Dalam kondisi normal satwa ini bisa bertahan hidup sampai usia tiga tahun.

Usia dewasa bekicot ditandai dengan ukuran cangkang yang dimiliki. Pada saat ukuran cangkang bekicot sudah mencapai 60 mm, maka kondisinya sudah mampu untuk melakukan perkawinan. Akan tetapi untuk memiliki kondisi seksual yang benar-benar matang harus menunggu hingga ukuran cangkangnya mencapai 80 mm.

Daging bekicot setelah dikeluarkan dari cangkangnya
 

Binatang ini masuk kedalam kelompok Hermaphodite. Artinya kelamin jantan berupa sperma dan kelamin betina berupa ovarium terdapat sekaligus pada satu tubuh. Hal ini mengakibatkan bekicot tidak bisa dibedakan antara betina dan jantan.

Namun perlu diketahui jika sperma yang dihasilkan seekor bekicot tidak bisa membuahi ovariumnya sendiri. Oleh sebab itu, binatang ini juga membutuhkan perkawinan dengan bekicot lain untuk berkembangbiak agar terjadi pertukaran sperma dan sel telur pada kegiatan yang disebut sebagai tahap kopulasi.

Limbah cangkang bekicot telah bisa dimanfaatkan
 

Apabila proses perkawinan berhasil, maka bekicot yang berperan sebagai betina akan bertelur. Biasanya bekicot mengeluarkan telurnya di tanah, tidak jarang telur-telur tersebut menempel pada cacing tanah. Telur-telur tersebut akan menetas setelah beberapa pekan dan menghasilkan bekicot kecil yang sudah memiliki bakal cangkang.

Bekicot yang baru lahir tersebut juga sudah memiliki kemampuan untuk merayap atau berjalan. Bayi bekicot yang menetas di tanah biasanya akan merayap naik ke batang pohon ataupun dedaunan. Sebab bayi bekicot harus hidup sendiri tanpa bantuan induknya.

Baca juga :  Wader, Si Mungil yang Gurih dan Bergizi Tinggi Berpotensi Terancam Punah

Dalam sekali reproduksi bekicot dapat menghasilkan jumlah telur antara antara 100 sampai 300 butir. Ukuran telur ini pun berbeda-beda dengan kisaran rata-rata panjang 6,3 mm, lebar 5,6 mm, dan diameternya mulai dari 4,5 hingga 5,5 mm. Jumlah telur yang dihasilkan oleh binatang ini sangat dipengaruhi oleh lingkungannya.

Meski begitu tidak semua telur tersebut akan menetas, sebagian memiliki kemungkinan untuk gagal menetas. Sebagian telur yang dilepaskan kemungkinan akan gagal menetas apabila kondisi lingkungannya tidak mendukung. Dalam satu tahun bekicot dapat bertelur sebanyak empat sampai tiga kali.

Sate bekicot khas Kediri
 

Salah satu faktor penting yang berpengaruh terhadap perkembangbiakan bekicot adalah curah hujan. Bahkan beberapa peneliti menyatakan bahwa musim hujan menjadi penanda masa perkawinan bekicot. Sebab ketika musim hujan jumlah perkawinan akan meningkat, sedangkan pada musim kemarau jumlahnya hanya sedikit bahkan nyaris tidak ada.

Bagian tubuh bekicot yang mempunyai manfaat untuk manusia adalah lendirnya. Pada lendir tersebut terdapat zat peptidak yang bersifat anti-mikroba, sehingga dapat mempengaruhi bakteri baik berupa bakteri gram positif ataupun bakteri gram negatif dengan cara mengubah ultrastruktur sel bakteri.

Escargot, kuliner dari Perancis berbahan bekicot
 

Pemanfaatan lendir bekicot dalam bidang pengobatan sebenarnya belum terverivikasi secara ilmiah meski telah dilakukan penelitian. Penelitian tersebut dilakukan dengan memisahkan lendir bekicot untuk mengamati kemampuan anti-bakteri terhadap Eschericia coli, Salmonell typhosa, Streptococcus haemoloticus, Candida albicans, dan Pesudomonas aeruginosa.

Lendir bekicot yang dimanfaatkan untuk mengobati penyakit berasal dari kebiasaan yang dilakukan oleh nenek moyang dan memang terbukti cukup ampuh. Lendir bekicot sebagai pereda nyeri bekerja dengan cara menghambat aktivitas mediator nyeri. Akibatnya, mediator tidak bisa melakukan rangsangan terhadap reseptor nyeri, sehingga rasa nyeri tidak bisa sampai di pusat nyeri. Inilah alasan mengapa lendir bekicot bisa dijadikan obat sakit gigi.

Terapi lendir bekicot
 

Selain itu, lendir bekicot juga berfungsi sebagai anti-inflamasi yang diketahui mempunyai sifat sama seperti asetosal. Asetosal merupakan salah satu zat yang berfungsi menghambat proses inflamasi. Manfaat ini diperoleh dengan mencampur lendir, air, dan ekstrak daging bekicot yang mengandung etanol.

Sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Journal of Fisherish Sciences, menjabarkan bahwa daging hewan ini dinilai memiliki nilai gizi yang tinggi karena kaya kandungan asam amino esensial, protein, vitamin dan mineral. Mineral yang terkandung dalam bekicot antara lain kalsium, kalium, fosfor, natrium, zat besi, dan magnesium.

Sementara kandungan vitamin pada bekicot meliputi vitamin A, vitamin B1 (tiamin), vitamin B2 (riboflavin), vitamin B3 (niacin), vitamin B6 (piridoksin), vitamin C, dan vitamin E. Bekicot bisa juga dijadikan panganan diet karena tergolong rendah lemak, tetapi tinggi protein. Itu sebabnya makan escargot dipercaya bisa membantumu merasa kenyang lebih lama. (Ramlee)



Sumber : remen.id

Bekicot, Hewan Bertubuh Lunak yang Kaya akan Protein

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ayam Hutan Merah, Nenek Moyang Ayam Peliharaan Ternyata sangat Pemalu

Ayam Hutan Merah (Gallus gallus) merupakan sejenis burung berukuran sedang, dengan panjang sekitar 78 cm, dari suku Phasianidae. Suku Phasi...