Jalak suren (Gracupica jalla) merupakan burung yang dulunya umum ditemukan di habitatnya di Pulau Jawa. Sekarang, mulai menghilang dari alam liar, yang sebagian besar akibat diperdagangkan. Sebuah studi baru mencatat, penurunan populasi jalak suren dikarenakan penangkapan dari alam liar untuk dijadikan peliharaan, yang secara historis tidak berkelanjutan.
Jalak suren kini menjadi tawanan di rumahnya sendiri. Burung ini pernah hidup dan kumpul di pepohonan yang aman, setelah berburu larva serangga. Namun, kini burung jalak suren sudah tidak ada di alam liar, mereka dikurung di pasar dan rumah-rumah, terutama di wilayah Pulau Jawa.
Jawa, pulau terpadat di Indonesia, dikenal memiliki keanekaragaman hayati luar biasa dan spesies endemik yang tinggi. Namun, eksploitasi sumber daya alam berlebihan telah mengubah lanskapnya dan mengancam flora dan fauna asli. Lima puluh hingga seratus tahun yang lalu jalak suren adalah jenis paling umum di lahan pertanian Jawa.
Sepasang jalak suren di alam liar |
Sekarang, tidak ada burung liar yang diketahui bertahan hidup di alam liar. Hanya beberapa (terlepas dari sangkarnya) sesekali yang bisa dilihat. Penurunan drastis populasi burung berkicau asli di seluruh Asia, didorong oleh penangkapan yang tidak berkelanjutan untuk diperdagangkan sebagai hewan peliharaan, dan telah menyebabkan para ahli menyatakan krisis burung berkicau di Asia.
Baca juga : Cendet, Burung Predator yang Pandai Berkicau Favorit Para Penghobi
Burung jalak suren memiliki karakter suara yang khas. Tidak heran jika jalak suren lebih banyak dicari dibandingkan spesies yang lain. Burung yang memiliki perawakan sedang ini umumnya berwarna hitam dan putih dengan sentuhan sedikit warna kuning pada matanya.
Seekor jalak suren tengah mencari makan |
Jalak suren jantan memiliki badan yang lurus dan lebih besar daripada betina. Bulu kepala dan punggungnya berwarna hitam legam dengan ekor sedikit lebih panjang dan menyatu. Warna merah pada kulit di atas matanya terlihat lebih cerah dan jelas.
Biasanya pejantan memiliki bulu warna putih di bagian bawah tubuh dan tampak lebih bersih. Ekornya sedikit lebih panjang dan menyatu. Jari-jari kakinya lebih panjang dan lebih kokoh. Semetara, jambul kepalanya lebih panjang dan lebih lebar saat mengembang.
Sedangkan, burung betina bertubuh bulat dan pendek dengan warna hitam maupun putih yang agak suram. Karakter jalak suren betina kurang lincah dan agresif dibanding jantan. Paruh, jari kaki, dan ekornya juga lebih pendek dan halus. Kepalanya agak ramping dengan muka berwarna merah dan lebih pucat daripada burung jantan. Ocehannya lebih cerewet dan bervariasi.
Jalak suren termasuk ke dalam genus Sturnus dan Sturnopastor. Namun hasil studi terbaru tidak mendukung penggolongannya ke genus tersebut. Akhirnya spesies ini dikembalikan ke dalam genus yang lebih tua, yakni Gracupica. Spesies jalak suren banyak ditemukan di anak benua India dan Asia Tenggara. Burung-burung ini biasa ditemukan dalam kelompok kecil di kaki lembah dan dataran rendah.
Jalak suren tengah turun di sumber air |
Persebaran spesies jalak suren acapkali dijumpai di kota atau perdesaan. Hewan ini juga memiliki beberapa variasi bulu di populasinya. Burung jalak suren seringkali dijumpai di beberapa wilayah di Nusantara. Mulai dari Pulau Sumatera, Jawa, hingga Bali.
Baca juga : Cililin, Burung yang Memiliki Suara Berdencing Tajam dengan Speed Sangat Rapat
Burung satu ini biasa tinggal di berbagai pepohonan besar yang berlubang di hutan tropis. Dimana lubang pada pepohonan tersebut kerap dimanfaatkan sebagai tempat berlindung diri serta tempat untuk menetaskan anak anaknya. Biasanya mereka bersarang di dekat air, lubang pohon, dan biasa mencari makan di tanah.
Sepasang jalak suren di depan sarang mereka |
Tidak jarang burung ini ditemukan turun ke air untuk mencari makan. Dalam sebuah sarang, biasanya diisi empat sampai enam telur biru mengilap yang polos. Sampai saat ini sudah teridentifikasi lima subspesiesnya.
Burung jalak suren menjadi salah satu jenis burung yang diklaim memiliki tingkat kecerdasan yang sangat mengagumkan. Dimana burung ini diketahui memiliki keahlian layaknya burung beo yang mampu menirukan suara dari manusia maupun suara lainnya yang ada di sekitarnya.
Meskipun keahliannya tersebut tidak sehandal burung beo, akan tetapi kelebihan suara inilah yang dinilai lebih mencolok dan menjadi daya tarik tersendiri bagi para pecintanya. Bahkan tidak sedikit orang memanfaatkannya sebagai burung penjaga rumah. Jalak suren akan memunculkan suara kicauan yang sangat berisik jika melihat orang asing.
Baca juga : Burung Kenari, Burung Berbulu Cantik Bersuara Sangat Merdu
Seperti jenis jalak lainnya, jalak suren sudah sangat langka di alam bebas karena keberadaan di habitatnya terus diburu. Saat ini, jalak suren sudah berhasil ditangkarkan dan menjadi salah satu burung favorit yang memiliki nilai jual cukup tinggi, meskipun fungsinya sebagai burung pemaster suara dan bukan sebagai burung kontes.
Induk jalak suren yang tengah meloloh anak-anaknya |
Penangkaran dan pengenalan kembali pada alam adalah upaya yang berharga untuk menyelamatkan spesies. Penangkaran dan pelepasan kembali ke alam mungkin tidak hanya menyelamatkan jalak suren dari kepunahan, tetapi juga dapat memulihkan fungsi ekologis yang berharga bagi ekosistem lokal. Berdasarkan catatan, jalak suren termasuk pengendali hama yang efektif. (Ramlee)
Sumber : remen.id
Jalak Suren, Burung Penjaga Rumah yang Kini Mulai Menghilang dari Alam Liar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar