Kuau Raja (Argusianus argus), merupakan burung yang tergolong ke dalam suku Phasianidae. Nama ilmiah tersebut diberikan oleh seorang ilmuwan Swedia dan peletak dasar tatanama biologi bernama Carolus Linnaeus (1707-1778). Burung kuau raja berukuran sangat besar.
Selain itu Kuau raja memiliki bulu bermotif bundaran-bundaran menyerupai mata berwarna cerah dan berbintik-bintik keabu-abuan. Apalagi ketika bulu ekornya dikembangkan. Karena itulah Carolus Linnaeus kemudian memberikan nama ilmiah Argusianus argus kepada burung kuau raja.
Argus sendiri merupakan sosok raksasa bermata seratus dalam mitologi Yunani. Kuau raja dalam Bahasa Inggris disebut Great Argus. Burung kuau besar (kuau raja) ditetapkan menjadi fauna identitas provinsi Sumatera Barat (Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 48 Tahun 1989).
Kuau raja lebih sering tampak di lantai hutan |
Sayangnya burung berukuran besar dan berbulu indah ini termasuk salah satu burung langka di Indonesia meskipun IUCN Redlist ‘hanya’ memasukkannya dalam kategori Near Threatened (hampir terancam punah). Burung yang di Indonesia mendiami pulau Sumatera dan Kalimantan ini selain dikenal sebagai kuau juga kerap dipanggil ‘kuang’.
Baca juga : Ciblek, Jenis Burung Pengicau Bersuara Nyaring
Burung kuau raja berukuran sangat besar, burung jantan dewasa mempunyai panjang tubuh hingga 2 meter (kepala sampai ekor), sedangkan burung kuau besar betina hanya sekitar 75-an cm dengan ekor dan bulu sayap lebih pendek.
Sepasang kuau raja |
Berat badannya mampu mencapai 10 kg lebih. Selain bulatan-bulan menyerupai mata pada bulunya, ciri khas lainnya burung ini adalah terdapatnya dua helai bulu ekor yang panjangnya bisa mencapai hingga 1 meter.
Bulu tubuh kuau raja berwarna dasar kecoklatan dengan bundaran-bundaran berwarna cerah serta berbintik-bintik keabu-abuan. Kulit di sekitar kepala dan leher pada burung jantan biasanya tidak ditumbuhi bulu dan berwarna kebiruan. Pada bagian belakang kepala burung betina terdapat bulu jambul yang lembut.
Paruh kuau raja berwarna kuning pucat dan sekitar lobang hidung berwarna kehitaman. Iris mata berwarna merah. Warna kaki kemerahan dan tidak mempunyai taji. Suara burung kuau raja sangat keras sehingga dapat terdengar dari jarak lebih dari satu mil.
Kuau raja jantan mengeluarkan suara khas “ku-wau” berulang-ulang setiap 15-30 detik. Mungkin lantaran itu kemudian burung ini mendapatkan nama ‘kuau’. Suaranya nyaring dan bisa terdengar hingga jarak ratusan meter.
Kuau raja akan memperlihatkan bulunya yang indah untuk memikat sang betina |
Kuau raja memang tidak bisa terbang jauh, tetapi kekurangan ini diimbangi dengan kemampuan berlari yang sangat baik. Mereka juga dapat berpindah tempat dengan melompat ke dahan-dahan pohon. Selain itu, burung besar ini memiliki kemampuan penciuman dan pendengaran yang sangat tajam tajam ini menjadikannya sukar ditangkap.
Baca juga : Sogok Ontong, Burung yang Suka Manis-manis yang Kerap Dijadikan Masteran
Burung ini membuat sarang di permukaan tanah. Dan makanannya terdiri dari buah-buahan yang jatuh, biji-bijian, siput, semut, dan berbagai jenis serangga. Burung kuau raja juga suka mencari sumber air untuk minum sekitar pukul sebelas siang.
Induk kuaua raja bersama anak-anaknya |
Salah satu yang unik adalah saat menjelang kawin. Kuau jantan akan memamerkan tarian di depan kuau betina dengan mengembangkan bulu sayap dan ekor. Biasanya, aksi kepak sayap dan memamerkan bulu ini dilakukan pada saat musim kawin untuk memikat pasangannya.
Jika dilihat sekilas, aksi pamer kipas raksasa ini mirip dengan kebiasaan burung merak. Namun, pada kuau raja, penampakan kipas ini berada di bagian tengah tubuh dan ketika ia mempertontonkannya, bagian kepala si jantan akan nyaris tertutup.
Bulu ekor akan mengembang seperti kipas dengan dua bulu ekor terpanjang tegak menjulang di tengah-tengah ‘kipas raksasa’ dengan tinggi hingga 140 cm tersebut. Perlahan-lahan ‘kipas raksasa’ tersebut ditarik ke depan sehingga tubuh, kepala dan kakinya tersembunyi di balik bulu. Kemudian kipas itu digetarkan sehingga menimbulkan suara gemerisik.
Burung kuau raja atau kuau besar hidup tersebar di Indonesia (Sumatera dan Kalimantan), Thailand, Myanmar, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Habitat yang disukainya adalah hutan primer di dataran rendah hingga ketinggian 1.500 meter dpl. Habitatnya di hutan primer juga berhubungan dengan ketersediaan dan kelimpahan pakan di tempat tinggal tersebut.
Suara kuau raja sangat keras hinga bisa terdengar hingga jarak 100 meter jauhnya |
Di Indonesia burung raksasa ini mulai jarang dijumpai. Burung kuau raja juga terdaftar sebagai CITES Apendiks II. Burung ini pernah diabadikan dalam seri prangko yang dikeluarkan oleh PT Pos Indonesia. Burung kuau raja pun termasuk burung yang dilindungi berdasarkan PP No. 7 Tahun 1999.
Baca juga : Wambi, Burung Berkicau yang Menawan dan Sangat Gacor Saat Berkicau
Ancaman terhadap kelestarian burung ini terutama disebabkan oleh rusaknya habitat akibat kerusakan hutan, kebakaran hutan, dan alih fungsi hutan. Kuau raja juga tidak terbebas dari perburuan liar untuk mengambil daging dan bulunya yang dikenal eksotis.
Penyerahan burung kuau raja oleh masyarakat ke Polsek Kaur Utara – Bengkulu |
Saat ini, populasi kuau raja di alam liar, terutama di kawasan Bukit Barisan, belum diketahui jumlahnya. Pihak BKSDA masih terus melakukan pendataan jumlah burung tersebut. Organisasi para zoologi yang mendalami ilmu burung internasional (International Ornithologists Union) pun telah memasukkan nama kuau raja ke dalam daftar burung yang harus dilindungi. (Ramlee)
Sumber : remen.id
Burung Kuau Raja, si Raksasa Bermata Seratus yang Terancam Punah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar