Blog tentang hobi dan kreasi jadi rejeki

Jumat, 24 November 2023

Bunga Lawang, Rempah Eksotis Penyedap Masakan juga Bermanfaat untuk Pengobatan



Bunga Lawang atau Kembang Lawang (Illicium verum) bukan seperti jenis bunga pada umumnya. Tumbuhan ini dikenal sebagai salah satu jenis rempah-rempah yang menghasilkan aroma khas. Bentuknya yang unik menjadi karakteristik bunga ini sehingga mudah dikenali. Bentuk unik tersebut juga membuat bunga lawang sering dimanfaatkan sebagai hiasan dekoratif.

Banyak orang Indonesia yang telah mengonsumsi bunga yang satu ini tanpa disadari. Sebab, bunga lawang merupakan bumbu rempah yang umum dipakai untuk masakan rendang Padang. Rasa bunga ini mirip dengan adas manis. Bunga ini berwarna cokelat gelap dan terdiri atas delapan sisi dengan rasa manis.

Bunga lawang memiliki bau khas yang kuat dan banyak digunakan di dalam masakan negara-negara di Asia. Dari asalnya di Tiongkok, tanaman rempah ini mulai diperkenalkan ke benua Eropa pada awal abad ke-17 dan terkenal dengan nama Star Anise. Sejak saat itu mulai meraih popularitas.

Tanaman bunga lawang tumbuh dengan baik di dataran tinggi
 

Nama bunga ini dalam Bahasa Tionghoa adalah ba jiao atau bat gok yang memiliki arti “delapan tanduk”, sesuai dengan bentuknya yang memiliki delapan kelopak. Saat ini, sudah menyebar ke Indonesia, Laos, Korea, Jepang, Taiwan, Hainan, hingga Filipina.

Baca juga : Kluwak, Rempah Khas Kuliner Rawon yang Mengandung Asam Sianida

Pada umumnya bunga lawang ditemukan tumbuh secara liar di kawasan hutan, namun saat ini pertumbuhan tanaman bunga lawang banyak dilakukan secara budidaya. Selama kadar air lingkungan tumbuhnya maksimal, bunga lawang dapat tumbuh dengan baik. Oleh sebab itu tanaman ini cocok ditanam di daerah dataran tinggi.

Tanaman bunga lawang yang tengah berbunga
 

Bunga lawang tumbuh di daerah tropik serta subtropik pada ketinggian 2000 mdpl, dengan curah hujan 1500–2200 mm, suhu 12-18 derajat celcius, dan pH 4 – 5. Tanaman rempah ini termasuk dalam golongan pohon-pohonan atau perdu. Tingginya mencapai 4–6 m dan memiliki warna cokelat sedikit kemerah-merahan.

Tanaman ini memiliki daun tunggal, berbintik dengan ujung runcing. Bunganya berwarna kuning kehijau-hijauan. Bunga lawang berkembang-biak melalui biji. Buahnya dipetik sebelum ranum dan dikeringkan dengan bantuan cahaya matahari.

Musim berbunga biasanya pada Maret hingga Mei. Bunga ini nantinya akan berbentuk bintang. Buahnya berdaging, namun saat dikeringkan menjadi berkayu dan keriput. Buahnya terdiri atas 6-8 folikel, masing-masing folikel berisi 1 biji. Minyak yang dihasilkan dijadikan bahan perasa dalam minuman. Ekstrak dari bunga lawang mempunyai efek farmokologi yang luas sehingga bisa menjadi antimikrobia, antioksidan, dan insektisida.

Bunga lawang dijadikan rempah untuk menjadi penyedap rasa untuk makanan, sama seperti kulit kayu manis dan bunga cengkih. Bunga ini adalah salah satu bumbu tradisional masakan China, yaitu ngo hiong. Bunga lawang juga banyak dipakai dalam masakan India yang kaya rempah misalnya untuk kari.

Buah kembang lawang
 

Bangsa Thailand, Vietnam, dan Indonesia juga banyak memakai bunga lawang untuk penyedap masakan. Di Indonesia, bumbu ini digunakan di beberapa daerah yang memiliki ciri khas masakan berbumbu tajam. Misalnya saja gulai Aceh, Rendang Minang, masakan Jawa, dan Bali.

Baca juga : Asam Jawa, Pohon Besar Penghasil Bumbu Masakan dan Jamu Asli dari Benua Afrika

Bunga ini juga sering dimanfaatkan untuk minuman tradisional seperti jamu dan campuran minum teh, diantaranya adalah minuman teh khas Thailand yang merupakan campuran teh hitam dan bubuk bunga lawang, juga “wedang pekak”, minuman tradisional khas Kabupaten Demak.

Kembang lawang yang baru saja dipanen
 

Bunga lawang memiliki kandungan gizi yang cukup banyak, yaitu lemak, karbohidrat, serat, zat besi, kalsium, magnesium, sodium, potasium, protein, vitamin A, vitamin B-6, vitamin B-12, dan vitamin C. Selain menyedapkan masakan, berdasarkan kandungannya tersebut, bunga lawang memiliki khasiat kesehatan.

Bunga ini baik untuk mengatasi gangguan pencernaan dan memiliki fungsi diuretik atau melancarkan saluran kencing. Selain itu, digunakan juga untuk pengobatan tradisional di Asia, contohnya untuk sakit persendian.

Teh dari bunga ini juga bisa dijadikan obat batuk. Minyaknya juga bisa mengurangi gejala mual-mual bagi ibu yang sedang mengandung. Kandungan asam shikimat dalam bunga lawang membuat rempah ini dimanfaatkan sebagai bahan utama pembuat obat anti flu burung dan influenza, tamiflu.

Bunga ini juga berguna untuk antibakteri dan antijamur yang mampu berguna untuk pengobatan penyakit asma, bronkitis, serta batuk kering. Aroma dari bunga ini juga bisa dijadikan sebagai aroma terapi agar tidur menjadi lebih nyenyak karena adanya kandungan aktioksidan dan magnesium yang melepaskan neotransmiter untuk relaksasi.

Wedang kembang lawang
 

Selain itu, minyak yang dihasilkan dari rempah ini bisa mengobati nyeri punggung pada bagian bawah serta rematik. Bunga ini juga bermanfaat untuk menangkal radikal bebas, meminimalisir keriput dan menjaga elastisitas kulit karena mengandung antioksidan.

Baca juga : Serai, Tanaman Obat dan Bumbu dari Negeri Tropis

Bunga ini bisa menjadi alternatif untuk melakukan diet karena dapat mengurangi penumpukan racun bisa mengatasi gangguan pada pencernaan. Tanaman ini mampu memperlancar buang air besar sehingga tidak membuat perut menjadi mudah buncit.

Minyak kembang lawang
 

Bunga ini juga digunakan sebagai bahan kosmetik. Sebab, mengandung senyawa linalool yang merupakan zat alkali yang bersifat stabil, senyawa minyak atsiri, mudah menguap. Oleh karena itu, zat ini dipergunakan untuk pewangi sabun dan minyak wangi.

Aroma ini juga tidak digemari oleh nyamuk. Selain itu, kandungan linalool juga dapat menyebabkan iritasi pada bagian tubuh nyamuk. Sehingga sistem sarafnya menjadi rusak. Oleh karena itu, bunga ini mampu memberi perlindungan dari gigitan nyamuk. (Ramlee)


Sumber : remen.id


Bunga Lawang, Tanaman Rempah asal Tiongkok yang Kaya Manfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Latber Malam Road to Margo Trophy, Jaladri dan Maha Raja Raih Bendera Enam Warna, Bimo Juara

Setelah sukses pada penyelenggaraan latber sebelumnya, Latber Road to Margo Trophy kembali digelar pada Sabtu, 14 September 2024 di Gantanga...