Blog Hobi dan Informasi

Rabu, 28 Agustus 2024

Latber Road To Margo Trophy Bantul Kembalikan Semangat Para Mania, Brama dan Pariwangi Raih Podium Terbaik



Masih dalam suasana HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke-79 tahun, Pengcab PPPPSI Bantul kembali menggelar kegiatan Lomba Seni Suara Alam Burung Puter Pelung. Gelaran ini masih bertajuk Road To Margo Trophy, dilaksanakan pada Sabtu malam, 24 Agustus 2024.

Menempati lokasi di Gantangan Jawara Arena di Jl. Pringgolayan, Plumbon, Banguntapan, Kec. Banguntapan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Acara yang mendapat dukungan penuh dari para penghobi di sekitaran Bantul itupun berlangsung sukses dan lancar.

Kabul, Ketua Pengcab Bantul sekaligus pemilik gantangan juga bertekad akan terus menghadirkan kegiatan serupa jika masih diinginkan. “Selagi para kwok mania menginginkan adanya kegiatan lomba, kita akan usahakan berjalan,” tutur Kabul, yang juga pemilik Margo Trophy.

Agung Dhito sedang menyiapkan burungnya

“Kita coba agendakan secara rutin sambil gantian dengan daerah yang lain,” tambah Lukek, Ketua panitia. “Hari ini juga banyak doorprize untuk para peserta, biar semakin seru.” Rencananya, setelah gelaran malam itu, Road To Margo Trophy akan hadir lagi pada 15 September 2024, bulan depan.

Ada dua kelas yang dibuka oleh panitia yakni kelas Bebas dan kelas Pemula. Kegiatan ini mendapat animo yang menyenangkan dari puter pelung mania. Dari data yang masuk, kwok mania yang ikut meramaikan gelaran tidak saja datang dari Bantul saja, tetapi juga dari luar, seperti Purworejo, Sleman, Yogyakarta, bahkan tercatat ada peserta dari Surabaya.

Gantangan nyaris penuh diserbu kwok mania

Kriya Yudha, salah satu peserta yang berasal dari Purworejo menuturkan bahwa kehadirannya sengaja ingin merasakan sensasi mengikuti lomba di Bantul. “Saya sengaja hadir untuk menjajal kualitas burung saya di Bantul, apakah sudah layak atau belum,” terang pemilik Arahiwang BF.

Sebenarnya selain untuk menjajal dan mengetahui kemampuan burung-burungnya, Yudha begitu pria ini biasa dipanggil juga ingin memberikan motivasi kepada penghobi puter pelung di Purworejo. Apalagi ternyata di Purworejo, banyak juga burung puter pelung yang sudah layak untuk dilombakan.

Para juri yang bertugas

Berangkat pada Sabtu sore, Yudha berangkat bersama keluarganya itui tentunya dengan persiapan matang. Hadirnya peserta dari luar kota ini menjadikan gelaran Road to Margo Trophy akan semakin menarik, terutama pertarungan perebutan posisi kejuaraan di masing-masing kelas yang dilombakan.

Yudha mengaku membawa burung-burung yang belum pernah dilombakan, apalagi di Purworejo belum pernah ada lomba. Hanya dengan mengikuti event-event seperti ini, kualitas burung yang dipunyainya bisa ketahuan. Jadi tidak asal beternak tanpa tujuan jelas.

Pertarungan seru terjadi di gelaran Latber Road to Margo Trophy

“Burung kalau di rumah dirasa bagus, belum tentu juga bagus saat ada di gantangan seperti ini,” ujar Yudha. “Apalagi para maestro puter pelung Yogyakarta juga hadir, secara tidak langsung bisa belajar menyiapkan jagoan kita untuk bertarung dengan burung-burung berkualitas lainnya.”

Puluhan burung yang berlaga malam itu menambah meriah suasana. Terlebih cuaca cerah semakin membuat panas suhu persaingan. Empat babak penjurian berlangsung seru. Kelas Pemula dilombakan terlebih dahulu, sebanyak 60 lembar tiket yang disediakan nyaris ludes.

Lukek serahkan trophy juara pertama di kelas Bebas kepada Eko SMD buah prestasi Brama

Di kelas Pemula, pertarungan berlangsung ketat. Hampir meratanya kualitas burung di kelas ini menjadi penyebabnya. Juri-juri yang bertugas dengan sigap segera memberikan penilaiannya. Saling susul perolehan nilai pun terjadi.

Namun diakhir penjurian, Pariwangi ternakan Sekar 99117 debutan Agung Dhito Bantul yang digantang pada nomor 34 ditetapkan sebagai peraih podium pertama. Disusul kemudian oleh Brotoseno amunisi Luki Bantul produk ternak Lucky yang digantang pada nomor 48 ada di urutan kedua. Dan tempat ketiga menjadi milik Slendang Biru ring Simon Perez milik Saka Sleman yang digantang pada nomor 15.

Juara-juara di kelas Bebas

Sementara di kelas Bebas, juga terjadi perebutan posisi kejuaraan sangat sengit antara gantangan 22.29, dan 40. Gantangan 29 sempat tampil memukau, sayang mengendur di babak ketiga. Sampai akhirnya penentuan kejuaraan diambil setelah empat babak, dan Brama bergelang SMD 780 andalan Eko SMD di gantangan 22 tampil sebagai juaranya.

Tempat kedua direbut Maha Dewi ring Boss 200 besutan Bos Boy Yogyakarta yang digantang pada nomor 40. Sedangkan tempat ketiga dimenangkan Jaladri milik Wisnu Godean ring Radi 77 yang menempati nomor gantangan 29.

Juara di kelas Pemula

“Alhamdulillah, Arahiwang BF masih bisa bawa piala lagi di Margo Tropy Bantul. Burung masih muda, belum juga satu tahun. Dua tiga bulan kedepan semoga suara tengahnya semakin molor dan semakin syahdu,” harap Yudha, seusai acara.

“Mencapai 5 warna itu ternyata gak mudah, apalagi 6 warna. Musti tetap otak atik materinya. Tetap disyukuri, dan masih banyak burung yang lebih bagus yang saat ini tidak ikut digantang, ataupun ikut tapi tidak kerja maksimal jadi tetap harus berusaha bagaimana meningkatkan prestasi burung,” ungkap Yudha mengakhiri pembicaraan.

Senangnya dapat doorprize sangkar

Diakhir acara, segenap panitia mengucapkan terima kasih atas dukungan dan kehadiran peserta. Permintaan ma’af disampaikan jika selama acara, ada hal-hal yang kurang berkenan. “Terima kasih banyak kepada Pak Ukar, Pak Kowik, Zain BF, Tresno BF, SMD BF, Margo Tropy, SIA Sangkar, Lucky BF, Agung Dhito, dan B2W BF. Jumpa lagi pertengahan bulan depan,” ucap Lukek di akhir acara. (Ramlee)






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ayam Hutan Merah, Nenek Moyang Ayam Peliharaan Ternyata sangat Pemalu

Ayam Hutan Merah (Gallus gallus) merupakan sejenis burung berukuran sedang, dengan panjang sekitar 78 cm, dari suku Phasianidae. Suku Phasi...