Blog tentang hobi dan kreasi jadi rejeki

Kamis, 01 Agustus 2024

Bajing, Pengerat Gesit Penjaga Regenerasi Hutan



Bajing merupakan satwa pengerat yang termasuk dalam ordo Rhodentian (hewan pengerat) famili Sciuridae. Dikenal sebagai squirrel dalam bahasa Inggris, hewan ini memiliki moncong yang lebih pendek dan rata jika dibandingkan dengan moncong tupai

Satwa ini hidup berdampingan dengan manusia, terutama yang bermukim di dekat lahan perkebunan. Bajing, sangat mudah dijumpai apalagi jika di habitatnya terdapat sumber makanan yang melimpah, seperti kelapa, kakao, dan pepaya. Jenis tanaman yang mudah dijumpai diareal perkebunan bahkan pekarangan rumah. Pada umumnya, bajing dibagi dua kelompok besar.

Yaitu kelompok Sciuridae (kelompok yang hidup dipepohonan dan tanah) dan Pteromydae (kelompok yang mempunyai kemampuan meloncat dan terbang). Bajing yang memiliki kemampuan terbang (melayang dari atas ke bawah) ini mempunyai membran (selaput tipis) diantara kaki depan dan belakang. Selaput inilah memungkinkannya melayang jauh diantara pepohonan.

Bajing di dalam sarangnya

Di Indonesia, terdapat beberapa jenis bajing termasuk endemik, beberapa diantaranya adalah Bajing ekor kuda, Bajing ekor pendek dan yang paling sering kita jumpai serta yang paling sering diburu jenis Bajing kelapa.

Baca juga : Tupai, Mamalia Kecil Mirip dan Kerap Disamakan dengan Bajing Kini Semakin Jarang Terlihat

Habitatnya dapat ditemukan di tanah, dan beberapa di antaranya tinggal di pohon. Bajing memiliki ukuran sedang dengan bagian sisi atas tubuh dan ekor berwarna cokelat zaitun. Bagian bawahnya berwarna merah cokelat.

Bajing Kelapa

Bagian samping tubuh memiliki garis hitam sempit. Beberapa subspesies memiliki rambut merah di ujung ekornya. Betina memiliki dua atau tiga puting susu. Beratnya berkisar 160-259 Gram. Ukuran bervariasi, tetapi panjang berkisar dari kepala dan tubuh 152-224 mm, ekor 146-211 mm, dan kaki belakang 38-47 mm.

Giginya meliputi 2 gigi seri besar atas dan bawah seperti terlihat pada semua hewan pengerat. Ada 2 gigi premolar atas dan 1 gigi premolar bawah di setiap sisi rahang, dan 3 gigi molar atas dan bawah. Bajing tidak memiliki gigi taring.

Bajing terbang

Sebagai hewan pengerat, untuk mengontrol pertumbuhan gigi seri, bajing akan terus mengunyah makanan keras. Bajing cenderung memilih buah-buahan sebagai makanannya. Bajing adalah hewan yang sangat aktif dan sosial.

Baca juga : Jelarang, Bajing Pohon Terbesar yang Terancam Punah

Bajing dapat hidup maksimal 8 hingga 14 tahun di alam liar. Hewan ini bisa hidup secara sendiri ataupun berkelompok, tergantung dengan spesiesnya. Predator pemangsa bajing adalah musang, ular dan elang. Pada umumnya bajing aktif pada siang hari, namun untuk spesies bajing terbang aktif pada malam hari untuk mencari makan.

Bajing Merah

Di alam bebas, bajing berperan menjaga keseimbangan ekosistem. Bajing adalah sumber mangsa yang penting bagi beragam predator hutan yang membantu keseimbangan ekologis. Lebih dari itu, bajing juga punya peranan penting bagi regenerasi tumbuhan hutan.

Bajing dapat membantu merestorasi hutan dengan menyebarkan benih atau spora jamur yang mereka makan, termasuk jamur endorhyzal yang penting secara ekologis. Karena pada saat mengambil biji-bijian atau buah-buahan dari atas pohon seringnya tidak langsung memakan ditempat.

Bajing Hitam

Bajing terlebih dulu menyimpannya di batang pohon yang sudah dilubangi sendiri. Pada saat biji buah-buahan itu dimakan nantinya akan dikeluarkan bersama feses. Apabila jatuhnya ke tempat yang subur, biji-biji tersebut bisa menjadi pohon baru. Oleh sebab itu, adanya bajing di alam juga dibutuhkan untuk regenerasi hutan.

Baca juga : Sugar Glider, Marsupial yang Bisa Terbang

Satwa yang lincah bergerak ini, kerap dianggap hama bagi lahan pertanian, maka imbasnya perburuan bagi satwa ini sering dilakukan. Kemudahan masyarakat dalam menggunakan senjata jenis senapan angin, menyebabkan bajing jadi sasaran utama dalam perburuan.

Bajing Jelarang

Selain terancam perburuan, hewan yang dianggap lucu ini, sering dijadikan hewan peliharaan bahkan diperjualbelikan secara bebas baik di toko offline maupun online. Perburuan skala besar dan dilakukan secara masif oleh oknum masyarakat yang memiliki akses penggunaan senapan angin, sangat mengancam keberadaan bajing. Tidak hanya untuk membasmi, bahkan dalam skala besar dan perburuan berkelompok, bajing sering dijadikan hewan untuk di konsumsi.

Persatuan Internasional untuk Konservasi dan Sumber Daya Alam (IUCN) Bajing Kelapa (Callosciurus notatus) mencatat status konsevasi bajing berada dalam Least Concern yang berarti spesies ini masih kurang diperhatikan statusnya. Jika tidak dilakukan tindakan pencegahan dalam perburuan, dikhawatirkan dapat membahayakan kelestarian spesies ini. (Ramlee)


Sumber : remen.id

Bajing, Mamalia Pengerat Pemakan Buah


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Latber Malam Road to Margo Trophy, Jaladri dan Maha Raja Raih Bendera Enam Warna, Bimo Juara

Setelah sukses pada penyelenggaraan latber sebelumnya, Latber Road to Margo Trophy kembali digelar pada Sabtu, 14 September 2024 di Gantanga...