Blog Hobi dan Informasi

Selasa, 06 Agustus 2024

Pir, Salah Satu Buah Hasil Budidaya Tertua di Dunia dengan Berbagai Manfaat untuk Kesehatan



Pir merupakan tanaman penghasil buah dengan daging buah yang tampak seperti buah apel, namun dengan tekstur yang agak berbeda dan lebih berair. Beberapa spesies pohon pir menghasilkan buah yang rasanya manis, bahkan terkadang lebih manis dari buah apel. Dalam bahasa Inggris, buah ini disebut dengan istilah pear.

Pohon ini termasuk dalam genus Pyrus dalam famili Rosaceae, sama seperti apel, ceri, dan persik. Ada sekitar 3.000 varietas pir yang dibudidayakan di seluruh dunia. Tanaman pir sejak lama telah dibudidayakan di daerah daerah beriklim sedang di Eropa Barat, Asia, dan Afrika Utara.

Kebun buah pir

Ditemukan bukti bahwa buah pir sudah dimanfaatkan sebagai makanan sejak masa pra sejarah. Banyak bukti didapatkan dari penemuan masa pra sejarah di danau Zurich. Selain di Eropa, tanaman pir juga dibudidayakan di China sejak tahun 2.000 SM, serta bangsa Romawi juga membudidayakan buah ini di masa lampau.

Baca juga : Pepino, Buah dari Pegunungan Andes dengan Kandungan Nutrisi dan Manfaat Kesehatan yang Luar Biasa

Jenis tanaman pir yang memiliki bagian berwarna putih di bagian bawah daunnya merupakan jenis Pyrus nivalis. Buahnya banyak digunakan di Prancis untuk bahan makanan. Jenis pohon pir yang dikenal cepat berbuah dan bentuk buahnya seperti apel yaitu jenis Pyrus cordata. Buah ini banyak ditemukan di Prancis dan Inggris sebelah barat daya.

Bunga pir

Diperkirakan tanaman pir berasal dari China bagian barat, tepatnya berasal dari kaki gunung Tian Shan. Kemudian buah pir tersebar ke utara dan selatan di sepanjang pegunungan tersebut. Selanjutnya, pir pun berkembang menjadi 20 hingga 30 spesies yang saat ini dikenal sebagai spesies utama.

Di Eropa, buah pir terbagi menjadi banyak varietas yang berasal dari spesies Pyrus communis dan Pyrus caucasica. Jenis pir banyak dibudidayakan untuk mencukupi pasar Eropa. Ada puluhan spesies tanaman pir yang telah dibudidayakan dan tersebar di seluruh dunia.

Petani sedang memanen buah pir

Meski terdiri dari banyak spesies, namun secara umum pohon pir termasuk pohon berukuran sedang. Pertumbuhannya dapat mencapai 10 meter hingga 17 meter. Namun beberapa spesies hanya tumbuh sebagai pohon yang pendek dengan pertumbuhan daun yang rimbun.

Daun tanaman pir berbentuk lonjong dan berukuran lebar, akan tetapi pada beberapa jenis mempunyai daun membujur panjang dan langsing. Daunnya tumbuh secara berselang-seling. Panjangnya antara 2 cm hingga 12 cm. Warna daunnya hijau, namun sebagian spesies pir memiliki warna daun agak keperakan dan sedikit berbulu.

Buah pir Asia


Pohon buah pir akan merontokkan daunnya pada musim dingin. Terkecuali dua spesies yang tumbuh di Asia Tenggara. Kedua spesies ini merupakan jenis tanaman evergreen, yaitu daunnya akan selalu hijau sepanjang tahun.

Baca juga : Leci, Buah yang Belum Banyak Dikebunkan di Nusantara Mempunyai Manfaat dan Keajaiban Kesehatan di Dalamnya

Pohon pir dikenal kuat terhadap cuaca dingin hingga suhu -25 ⁰C sekalipun, bahkan beberapa jenis spesies pir tahan hingga suhu -40 ⁰C. Namun ada pula spesies berdaun hijau yang hanya tahan terhadap suhu -15 ⁰C.

Buah pir Anjou

Pohon pir akan berbunga dan mekar pada bulan April. Warna bunganya putih dengan aksen warna merah muda atau kuning. Diameter bunga pir sekitar 2 cm sampai 4 cm. Buah pir liar biasanya berukuran kecil dibanding pir hasil budidaya.

Pir liar hanya berukuran sekitar 4 cm. Sementara itu, pohon pir yang dibudidayakan menghasilkan buah berukuran besar, sekitar 18 x 8 cm. Beberapa kultivar buah pir sangat laku di pasaran sehingga menjadi komoditas perkebunan yang diandalkan.

Buah pir Bartlett

Bentuk buah pir bervariasi, ada yang bulat dan ada juga yang bagian bawahnya lebih besar dengan bagian pangkal buah lebih kecil. Biasanya jenis ini adalah pir yang berasal dari Eropa. Pada umumnya, pir siap dipanen pada awal musim gugur.

Meski sebagian besar pohon pir dibudidayakan untuk diambil buahnya, namun tanaman ini juga dapat digunakan sebagai tanaman hias. Tidak semua spesies bisa dimanfaatkan sebagai tanaman hias, namun jenis yang umum digunakan adalah tanaman Pir Siberia atau Pyrus ussuriensis.

Buah pir Forelle

Buah Pir Siberia memiliki rasa yang tidak enak. Oleh karena itu, kultivar ini disilangkan dengan Pir Eropa sehingga menjadi tanaman hias yang tahan terhadap serangan hama. Kebanyakan buah pir dapat langsung dimakan sebagai buah segar. Atau pun dapat dimasak terlebih dahulu, seperti cara orang Romawi kuno mengonsumsi buah apel. Sebuah buku resep dari zaman Romawi juga menjelaskan mengenai resep buah pir yang diolah menjadi sup pedas dan souffle.

Baca juga : Buah Kiwi, Buah Unik yang Kaya Manfaat untuk Kesehatan

Namun ada beberapa orang yang lebih suka mengonsumsinya setelah diolah menjadi jenis makanan maupun minuman. Contoh olahan pir adalah buah kalengan, sari buah dan buah kering. Jus pir juga digunakan sebagai bahan dasar pembuatan selai dan jeli. Ada pula olahan jus pir yang difermentasi dan dinamakan dengan perry.

Buah pir Seckel

Tidak hanya pir matang yang bisa dikonsumsi, sebab buah yang belum matang pun konon jika bisa dikonsumsi dan memberi khasiat melancarkan proses pencernaan. Buah pir yang belum matang mempunyai efek laksatif yang dapat melancarkan buang air besar. Sementara pir yang sudah matang memiliki efek diuretik, yaitu bermanfaat bagi urinasi.

Buah pir ternyata juga memiliki beberapa manfaat yang baik bagi tubuh. Buah ini mengandung berbagai nutrisi, diantaranya adalah vitamin C, B, K, tembaga, magnesium, dan kalium. Vitamin C dalam 1 buah pir mampu memenuhi 12% kebutuhan harian tubuh akan vitamin C. Vitamin C telah diketahui secara luas mampu melindungi DNA agar tetap sehat, memperbaiki jaringan yang rusak dan menjaga metabolisme.

Buah pir Packham

Buah pir kaya akan serat yang sangat baik bagi sistem pencernaan. Buah pir juga mengandung antioksidan yang mampu melindungi tubuh dari radikal bebas. Selain itu dengan mengonsumsi 1 buah pir berukuran sedang, maka otak akan mendapatkan asupan mineral minor harian sebesar 15%. Kandungan mineral minor yang tercukupi akan berpengaruh baik untuk memperbaiki kekuatan sistem saraf dan kinerja otak. (Ramlee)


Sumber : remen.id

Pir, Tanaman Buah yang Telah Dimanfaatkan sebagai Makanan Sejak Masa Pra Sejarah


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ayam Hutan Merah, Nenek Moyang Ayam Peliharaan Ternyata sangat Pemalu

Ayam Hutan Merah (Gallus gallus) merupakan sejenis burung berukuran sedang, dengan panjang sekitar 78 cm, dari suku Phasianidae. Suku Phasi...