Musang congkok (Prionodon linsang) merupakan salah satu salah satu dari dua spesies linsang Asia. Mamalia ini juga dikenal juga dengan nama linsang, linsang berpita atau banded linsang. Musang congkok merupakan hewan asli Indonesia. Musang Congkok terdapat di daerah pengunungan Aceh dan Sumatera Barat.
Banyak masyarakat menyebut musang congkok ini dengan berang-berang ataupun musang, namun jika dilihat dari tingkatan taksonominya fauna ini sudah terpisah pada tingkat family yang berbeda. Musang congkok atau banded linsang merupakan salah satu mamalia yang aktif di malam hari (nokturnal).
Meskipun linsang merupakan pemanjat yang baik dan arboreal, namun satwa ini kerap kali tertangkap kamera trap banyak menghabiskan aktivitasnya juga di atas tanah. Berasal dari famili Prionodontidae dan berkerabat dengan Spotted linsang (Prionodon pardicolor).
Musang congkok sering disalahartikan dengan berang-berang |
Selain itu, menurut para peneliti, musang congkok merupakan satwa yang sangat sulit ditemui secara langsung. Musang congkok, termasuk mamalia karnivora yang sebagian besar makanannya terdiri dari vertebrata kecil seperti tupai, tikus, burung dan kadal.
Baca juga : Musang Luwak, Mamalia Liar Penghasil Kopi Termahal di Dunia
Musang congkok mempunyai panjang sekitar 71 cm. Hewan ini memiliki tubuh langsing dan berukuran sedang dengan panjang antara 35-40 cm, ekornya sepanjang 30-35 cm dan berat tubuh hanya sekitar 700 gram saja.
Musang |
Kepalanya agak runcing, menyerupai kepala kucing. Sebenarnya warna rambutnya bervariatif, tapi kebanyakan tubuhnya ditumbuhi rambut berwarna kuning keputih-putihan. Selain itu, terdapat garis-garis lebar pada lehernya dengan bintik-bintik kecil memanjang dan garis-garis di sisi tubuhnya.
Ekornya juga ditumbuhi rambut dengan warna serupa, terdapat corak seperti pita gelap berjumlah 7-8. Musang Congkok memiliki gigi taring yang tajam juga cakar tajam yang dapat ditarik ke dalam (seperti pada kucing), serta memiliki gigi setajam silet untuk mencabik mangsanya.
Musang congkok lebih suka berada di atas pohon |
Selain itu, pada telapak kakinya juga terdapat rambut di antara bantalan dan jari-jari kakinya. Linsang berpita atau musang congkok ini merupakan mamalia yang sangat tertutup dan belum banyak peneliti ketahui secara rinci.
Baca juga : Musang Sulawesi, Mamalia Karnivora Pemalu Hidup Nokturnal Soliter di Hutan Sulawesi
Musang congkok sangat suka tidur diatas pohon bambu atau pohon-pohon rimbun lainnya. Musang congkok, merupakan hewan nokturnal, atau lebih aktif di malam hari daripada siang hari. Ketika malam hari, musang congkok ini mengeluarkan suara-suara yang dianggap ‘mistis’ pada malam hari yang gelap untuk berkomunikasi.
Musang congkok juga kerap turun ke tanah untuk mencari mangsanya |
Fauna yang satu ini juga bergerak dengan sangat gesit dan cekatan, baik saat di daratan maupun saat memanjat menggunakan kaki- kakinya di pepohonan. Sedangkan makanan utamanya adalah mamalia kecil, burung, katak, hewan-hewan pengerat (seperti tikus) dan serangga.
Dalam kegiatan perburuan, mereka akan melakukan pengamatan dari dasar hutan kemudian menyergap mangsanya yang ada di darat atau atas pohon dengan cepat. Terkadang, hewan ini juga memakan beberapa buah-buahan seperti, buah coklat/kakau, kopi dan pepaya.
Musang congkok aktif di malam hari |
Musang congkok hidup sendiri (tidak berkelompok), dengan anak betina yang tetap bersama induknya hingga dewasa. Namun, anak jantan akan langsung berpisah setelah induknya sapih. Jumlah anak yang mereka lahirkan biasanya berkisar antara 2-3 individu dan mampu bertahan hidup hingga berusia 10 tahun.
Baca juga : Ferret, Predator Kuat Mirip Musang yang Penampilannya Lucu
Musang congkok habitatnya di hutan hujan tropis yang lebat pepohonannya. Melansir berbagai sumber, satwa ini dapat ditemukan hingga di ketinggian 1.800 meter di atas permukaan laut. Musang congkok banyak dijumpai didaerah pegunungan-pegunungan di Aceh dan Sumatera Barat.
Musang congkok lebih suka hidup sendirian |
Kerusakan habitat, pembukaan lahan, serta perburuan satwa ini untuk hewan peliharaan menjadi faktor ancaman nyata bagi musang congkok di habitatnya. Di Indonesia, satwa ini termasuk yang dilindungi oleh Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.106 Tentang Jenis Tumbuhan Dan Satwa Yang Dilindungi.
Sedangkan menurut International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN), status konservasinya masih kurang diperhatikan (least concern). Sedangkan oleh CITES didaftar sebagai Appendix II sejak tahun 1975. Tidak banyak yang diketahui mengenai musang congkok. Jadi berbagai kebiasaan serta keunikannya belum banyak terungkap. (Ramlee)
Sumber : remen.id
Musang Congkok, Mamalia Langka Asal Sumatera Barat Bercorak Hitam dan Kuning
Tidak ada komentar:
Posting Komentar