Blog Hobi dan Informasi

Rabu, 09 Agustus 2023

Podium Juara Jadi Milik Gelaga Putih dan Adella di Latber Sidoarjo Gemilang, Peserta Membludak Gelaran Dibagi Menjadi Dua Sesi




Agenda rutin Pengcab PPPPSI Sidoarjo kembali hadir menyapa puter pelung mania lewat gelaran Latber Sidoarjo Gemilang yang dilaksanakan pada Minggu, 30 Juli 2023. Menempati lokasi di Gantangan PPKL JC Jl Raden Patah 48-50 Pucang Anom Sidoarjo, kegiatan ini menjadi bukti eksistensi puter pelung mania yang masih tetap terjaga.

Hariyono, Ketua Panitia Latber Sidoarjo Gemilang menuturkan bahwa ini merupakan agenda rutin yang diusahakan tidak akan pernah hilang dalam rutinitas puter pelung mania, utamanya di Sidoarjo. “Agenda rutin ini akan terus diusahakan ada, setiap dua minggu sekali,” terang Hariyono.

“Karena gelaran latber ini menjadi salah satu bukti eksistensi puter pelung mania di Sidoarjo dalam menekuni hobinya,” tambahnya. Menurut Hariyono selama kegiatan lomba tetap ada maka hobi itu akan terus ada. Jika tidak, maka secara perlahan akan hilang dengan sendirinya.

Hari masih juga gelap, namun 15 burung dari para petarung Tuban sudah siap menuju Sidoarjo
 

Lebih lanjut disampaikan bahwa dengan adanya kegiatan, akan mendukung semarak hobi dan semangat para puter pelung mania untuk menekuninya. “Kegiatan berupa lomba ini juga menjawab keinginanan dari puter pelung mania yang kerap mempertanyakan adanya lomba. Sebab akhir-akhir ini juga sudah semakin jarang ada lomba,” ungkap Hariyono.

“Gelaran lomba itu untuk memberikan semangat para mania untuk tetap eksis dalam menekuni hobinya. Lomba harus tetap ada agar hobi tidak sampai hilang.” sambung pria yang akrab disapa Yoyon tersebut. Terbukti gelaran latber yang diselenggarakan Pengcab Sidoarjo dihadiri oleh peserta jauh dari luar kota.

Burung harus dijemur dulu karena udara malam yang terasa sangat dingin
 

Agenda lomba kali ini hanya membuka satu kelas saja, yakni kelas Madya. Antusias peserta dalam mendukung kegiatan ini begitu luar biasa. Satu minggu sebelum acara, sebanyak 75 burung menginformasikan keikutsertaannya. Padahal panitia hanya menyediakan 63 slot gantangan sesuai kapasitas Gantangan PPKL JC.

Untuk tidak mengecewakan puter pelung mania yang begitu menggebu mengikuti lomba, maka panitia berinisiatif membaginya ke dalam dua sesi penjurian. Ini dengan maksud agar semua mania yang ingin melombakan burungnya bisa tetap ikut serta. Tidak ada satu pun yang ditolak oleh panitia.

Ruang sekretariat Delta Force Sidoarjo
 

“Minat peserta untuk mengikuti kegiatan ini besar sekali. Tiket yang kami sediakan sebenarnya hanya 63 lembar saja. Ternyata sejak hari Senin atau satu minggu sebelum acara sudah jauh terlampaui,” kata Yoyon. Dan sesuai koordinasi panitia, semuanya bisa ikut serta.

Kenyataan ini terjadi karena dukungan luar biasa yang diberikan peserta. Dari catatan yang masuk, peserta bukan saja berasal dari Sidoarjo, tetapi banyak yang datang dari luar kota. Rombongan terbesar datang dari Tuban, Imam Syafi’i MJM BF, Arif Sugianto Ronggolawe BF, dan si Gondrong. Tidak tanggung-tanggung ada 15 burung yang mereka bawa ke Sidoarjo. Semuanya diikutkan meskipun tidak begitu siap.

H. Feri dan Mas Badrus dari Poros Timur Team
 

Juga datang Tim Poros Timur Jember dan Lumajang yang dikomandani H. Feri. “Kita malam sudah nyampai Sidoarjo,” ucap Mas Badrus MBS BF dari Lumajang. “Menginap di rumahnya Mas Muhlis (salah satu anggota Delta Force yang kini menetap di Jember).

Lalu ada rombongan dari Probolinggo yang dipimpin oleh Agus Prasaja. Pasuruan diwakili Caxis Jaya BF dan Zean Affri. “Jam 1 dini hari sebenarnya baru nyampai rumah,” tutur Siswadi pemilik Caxis Jaya BF. “Pagi-pagi sama Pak Guru Hendra langsung meluncur ke Sidoarjo.”

Rombongan dari Probolinggo yang dipimpin Agus Prasaja (kiri)
 

“Kami atas nama panitia mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh peserta yang hadir dan memberikan dukungan. Antara lain Pak Agus Prasaja bersama Supriyanto, dan Cak Imam dari Probolinggo, H. Feri dan Mas Badrus dari Poros Timur, Juli Prasetyo, serta dholor-dholor dari Porong, Surabaya, Gresik, dan Bangkalan yang telah memberikan support luar biasa kepada kami,” kata Pak Dhe Nardi.

“Mohon maaf jika sambutan dan jamuan hanya ala kadarnya,” tambah Dhe Nardi. “Tetapi kita tetap berusaha memberikan yang terbaik kepada semua peserta yang hadir melalui penjurian yang fair play. Yang jelas kita akan terus berbenah untuk kemajuan hobi puter pelung ini,” janji Dhe Nardi yang tingkah polahnya selalu membuat geger arena gantangan.

Jelang sesi pertama dimulai
 

Sementara itu pelaksanaan acara berlangsung sukses dan lancar. Cuaca cerah dan cenderung panas, mengawal kegiatan dari awal hingga akhir. Empat babak penjurian juga berlangsung tanpa kendala, meskipun gantangan dipenuhi 63 burung yang berusaha menjadi yang terbaik.

Babak pertama berjalan sedikit lambat dari yang diharapkan. Tidak ada capaian sampai lima warna. Bahkan belum terlihat ada yang istimewa dari 63 burung di atas gantangan yang terbagi kedalam tiga blok penjurian. Dari sekian puluh burung, hanya menyisakan beberapa saja yang tidak mau memperlihatkan performanya di hadapan pengadil.

Memasuki babak kedua, persaingan terasa memanas, memaksa juri harus lebih cepat memberikan penilaiannya. Gantangan 49 membuka persaingan menuju tangga juara setelah berhasil mendapatkan lima warna nilai 43 ¾ sedangkan yang lainnya belum mampu membujuk para juri untuk memberikan penilaian yang sama.

Babak ketiga berjalan semakin ketat. Gantangan 49 yang seakan bakal melenggang mulus menuju tangga juara setelah mendapatkan bendera lima warnanya kembali. Tetapi sebelum waktu berakhir, gantangan 56 mampu menunjukkan kualitas anggungnya dengan raihan lima warnanya.

Sesi pertama gantangan penuh
 

Di babak penentuan, gantangan 49 seakan antiklimak. Anggung merdunya seperti kehilangan daya magisnya dengan hanya mendapatkan empat warna. Sedang lawan terdekatnya malah semakin menjadi dengan raihan lima warnanya. Di babak ini, gantangan 17 yang beberapa kali nyaris mendapatkan lima warna akhirnya bisa terwujud.

Dengan demikian, Gelaga Putih bergelang MJ 803 debutan H Harnadi Sidoarjo yang ada di gantangan 56 mendapatkan trophy juaranya setelah unggul di gaya irama atas Front yang ada di gantangan 49. Front hasil ternakan Sinar 177, merupakan amunisi baru Imam Syafi’I MJM BF Tuban dan harus puas di tempat kedua. Tempat ketiga jadi milik Prajurit Setia, gaco H. Feri Poros Timur Jember dengan ring Ranger 300.

Petarung dari Pasuruan tampil pantang mundur
 

Sesi kedua yang naik seusai kumandang adzan Dhuhur, diikuti lebih separuh kapasitas gantangan. Beberapa burung yang tampil kurang memuaskan kembali diikutkan berlaga. Babak pertama yang berdurasi sama persis dengan sesi pertama, langsung dibuka dengan anggungan para peserta. Juri-juri pun dengan sigap segera menancapkan bendera nilainya.

Peta perburuan gelar juara sejatinya baru dimulai di babak kedua, setelah gantangan 41 tampil memukau dengan raihan lima warnanya. Beberapa gacoan mencoba mendekati tetapi masih belum mampu menghadang performa Adella gaco milik Feri dari Sidoarjo.

Para juara di sesi pertama
 

Adella praktis mengunci gelar juara saat babak ketiga berakhir dengan raihan lima warnanya, ini karena tidak ada lagi pesaing yang mampu menyamai prestasinya. Dengan raihan tiga bendera lima warna dan sekali empat warna, mengukuhkan Adella dengan ring FR 99 di gantangan nomor 41 menjurai kelas Madya sesi kedua.

Dilanjutkan oleh Tonk Seng di gantangan 33 bergelang MJM 37 milik Ronggolawe BF Tuban, setelah di babak akhir mampu mendapatkan lima warna. Melengkapi tiga besar ada Sri Kandi gaco AG BF Bangkalan ring AG 20 di gantangan 19.

Santai sejenak sebelum sesi kedua dimulai

Sesi kedua berjalan bak kelas BOB. Tetapi sayangnya beberapa gaco yang turun kembali justru menurun penampilannya. Suara anggungnya sudah jauh merosot. Salah seorang peserta bahkan uring-uringan kala burung yang digadang-gadang bakal moncer malah enggan mengeluarkan nyanyian merdunya.

Tidak kalah menarik dengan pengakuan peserta yang lain. Burung yang seharusnya bisa tampil baik malah tidak mau bersuara. Selidik punya selidik ternyata yang dinaikkan adalah burung betina. “Pantes itu burung tidak mau bunyi sama sekali,” ujarnya sambil tersenyum kecut. (Ramlee)

 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ayam Hutan Merah, Nenek Moyang Ayam Peliharaan Ternyata sangat Pemalu

Ayam Hutan Merah (Gallus gallus) merupakan sejenis burung berukuran sedang, dengan panjang sekitar 78 cm, dari suku Phasianidae. Suku Phasi...