Blog Hobi dan Informasi

Sabtu, 30 September 2023

Pengcab PPPPSI Bondowoso Agendakan Gantang Plus Ngopi Bareng untuk Meramaikan Kembali Hobi Puter Pelung




Pengcab PPPPSI Bondowoso terus bergerak untuk meramaikan kembali hobi puter pelung di wilayahnya. Agenda yang mereka lakukan adalah dengan mengajak masyarakat yang ingin menekuni hobi buat berkumpul lagi. Salah satu adalah dengan mengadakan gantang plus ngopi bareng pada Selasa 26 September 2023.

Berawal dari obrolan Yoyon D’brata Mardiyanto bersama H. Ichwanto selaku Ketua Pengcab Bondowoso. Selama ini H. Ichwanto sendiri begitu antusias menekuni hobi yang menjadi pilihannya yakni puter pelung di kios burung miliknya.

“Memang awalnya, saya mengunjungi H. Ichwanto di kios burung milik beliau. H. Ichwanto sendirinya selama ini begitu antusias dan peduli dengan perkembangan hobi puter pelung. Dan beliau bercerita tentang pasang surutnya penghobi puter pelung yang belakangan ini terlihat lesu,” cerita Yoyon, Humas Pengcab Bondowoso.

Kegiatan Pengcab Bondowoso ini juga dihadiri oleh pemerhati dari luar kota
 

“Salah satu cara untuk meramaikan hobi puter pelung ini khususnya di Bondowoso harus ada kegiatan untuk mewadahi hobi itu sendiri, dalam hal ini satu bentuk kompetisi. Akhirnya untuk memacu semangat baik itu penghobi lama dan maupun baru, saya menggagas untuk sering-sering mengadakan latber-latber kecil/lokal di Bondowoso.”

Yoyon mengaku bahwa dengan kegiatan ini bisa menjaring masyarakat untuk menekuni kembali hobi puter pelung dan sekaligus majukan hobi puter pelung di wilayah ini. Yoyon bersama pengurus yang lain yakin bahwa kegiatan yang digagasnya itu adalah sebuah harapan baru menuju pada cita-cita dan keinginan untuk menjadikan puter pelung sebagai hobi masyarakat.

Tidak itu saja, agenda gantang plus ngopi bareng pada malam hari ditetapkan setiap Rabu malam. Bertempat di Cafe Sanmory Jln. Mastrib, Sukowiryo 909 Bondowoso. Kebetulan cafe tersebut juga milik Yoyon sendiri, sehingga memudahkan agenda yang sudah direncanakan bersama.

Ternyata agenda tersebut ini disambut positif oleh para kwok mania di Bondowoso. Bahkan beberapa kali juga dihadiri oleh para pemerhati puter pelung dari Jember dan Situbondo. “H. Feri dan beberapa orang juri dari Jember dan rekan-rekan dari Situbondo juga pernah hadir di acara gantang plus ngopi bareng kita,” ujar pemilik Ibatha BF tersebut.

Pertemuan rutin Pengcab Bondowoso juga mendapat dukungan dari Pemkab Bondowoso gengan hadirnya Ghozal Rawan, AP, Kadis Kominfo Kabupaten Bondowoso
 

“Saat ini kami masih harus benar-benar berjuang untuk meramaikan kembali hobi ini. Namun kami yakin bahwa pada suatu ketika, masyarakat Bondowoso akan ikut meramaikan kembali hobi puter pelung di wilayah Tapal Kuda ini, khususnya di Bondowoso,” harap Yoyon.

Pertemuan rutin Pengcab Bondowoso dengan tajuk gantang plus ngopi bareng pada malam hari yang ditetapkan setiap Rabu malam di Cafe Sanmory itupun berkembang dengan baik. Pembahasan perihal hobi di Tapal Kuda maupun gagasan segar lainnya sering tercetus di pertemuan rutin tersebut.

Banyak hal yang bisa mereka dibahas perihal hobi puter pelung setiap Rabu malam itu. Mulai dari perawatan puter pelung dan cara breeding yang baik serta efektif sehingga tidak asal breeding saja tanpa ada tujuan yang jelas. Bahkan pembahasan sistem penjurian ketika lomba berlangsung.

Dengan demikian para kwok mania yang hadir malam itu juga mendapatkan informasi yang baik. Para kwok mania ini akan segera bisa paham tata cara penilain pada saat burung-burung mereka dilombakan. Tidak itu saja, ternyata Pemerintah Kabupaten Bondowoso juga ikut peduli dan mendukung kegiatan puter pelung di Bondowoso dengan hadirnya Ghozal Rawan, AP, Kadis Kominfo Kabupaten Bondowoso.

Tim Gerbong Maut siap meramaikan gelaran lomba di luar daerah
 

“Salah satu gagasan yang telah dilaksanakan adalah gelaran event lomba puter pelung Liga Tapal Kuda. Diawali dengan gelaran yang telah diadakan di Situbondo pada Minggu kemarin,” jelas Yoyon. Banyak hal-hal menarik yang muncul dari pertemuan rutin yang mereka selenggarakan.

Semuanya ingin dunia hobi puter pelung tetap exis di kancah Nasional, khususnya di Bondowoso, yang tentunya bisa berimbas atau mendongkrak perputaran ekonomi, baik itu untuk pemain dan para breeding puter pelung. Selain itu mereka secara tidak langsung ikut melestarikan keberadaan puter pelung yang adanya hanya di Indonesia ini.

“Ya, jangan sampai puter pelung ini juga diakui oleh negara lain seperti burung anggungan lain,” tutur Yoyon lagi “Kami dari Team Gerbong Maut siap meramaikan gelaran-gelaran yang ada di Jatim. (Ramlee/Yon)



Sirkuit Lomba Puter Pelung Surabaya Wani Agenda Perdana Pasca Dua Bulan Vakum, YSR Adela dan Wali Songo Menempati Tiga Besar



(Menolak lupa) Latber Pengcab PPPPSI Suarabaya yang tergelar pada Jumat 28 Oktober 2022, di Gantangan Warjoyo NSCM1, Jl. Waringin No.4H, RT.008/RW.06, Sawunggaling, Kec. Wonokromo, Kota Surabaya berjalan lancar. Sirkuit Lomba Puter Pelung Surabaya Wani menjadi agenda perdana sejak beberapa bulan terakhir.

“Hari ini kami, Pengcab Surabaya kembali meramaikan kegiatan hobi puter pelung setelah kami sempat vakum selama 2 bulan,” terang Erwan, Wakil Ketua Pengcab Surabaya. Memang tidak seperti sebelumnya, kali ini gantangan di daerah Wonokromo dipilih menjadi lokasinya.

Hal senada dilontarkan Sylvia Yamis, Ketua III Pengcab Surabaya. “Dua bulan rasanya cukup lama bagi kami untuk tidak eksis lagi di lapangan. Makanya hari ini kami buka kembali agenda silaturrahmi antara puter pelung mania.”

Panitia sedang melayani pendaftaran peserta
 

“Mudah-mudahan agenda perdana ini menjadi pelepas rindu bagi teman-teman fighter, karena kami lama tidak ada kegiatan,” tegas Sylvia. Memang akhirnya Pengcab Surabaya bisa kembali menggelar kegiatan lomba seni suara alam burung puter pelung, selepas agenda lombanya beberapa bulan lalu.

Meskipun harus berpindah-pindah lokasi gantangan. Setelah sebelumnya memakai gantangan yang ada di pusat kota Surabaya, kali ini ada di sisi selatan kota. Juga jadi memudahkan bagi penghobi puter pelung dari luar kota jika ingin bergabung.

Duduk seadanya menunggu waktu lomba dimulai
 

Terlihat jelas bagaimana kwok mania merespon kegiatan tersebut. Mereka seakan tidak ingin melewatkan agenda lomba yang telah mereka nantikan. Imbasnya pada sesaknya peserta yang datang. “Alhamdulillah, meskipun tidak sampai penuh tetapi sangat menyenangkan sekali,” ungkap Erwan.

Rico yang didapuk sebagai ketua panitia sendiri menyadari kondisi demikian. “Yang namanya hobi memang tidak bisa dicegah, makanya ketika kami vakum, banyak rekan-rekan yang bingung harus menyalurkan hobinya lewat apa,” ujar Rico.

Barisan para pengadil
 

“Makanya hari ini mereka bisa kembali beraktifitas, berjumpa dengan sesama penghobi dan peternak puter pelung,” tambah Ketua Bidang Lomba Pengcab Surabaya. Acara malam itu pun berjalan seru.

Pelaksanaan penilaian sempat harus sedikit molor dari jadwal yang sudah ditetapkan karena menunggu peserta dari Probolinggo. Ada empat orang dari Tim Libas Probolinggo ikut hadir memeriahkan agenda Pengcab Surabaya tersebut.

Tim Libas dari Probolinggo
 

Panitia Sirkuit Lomba Puter Pelung Surabaya Wani sendiri juga terus berinovasi demi memberikan semangat kepada para penghobi puter pelung. Khususnya Surabaya serta daerah-daerah sekitar tentunya dengan memberikan sembako sebagai pengganti trophy kejuaraan.

Juga diusahakan memberikan uang pembinaan, dengan beberapa syarat tentunya. Aneka doorprize seperti pakan burung juara “PEDE” dan burung puter pelung dari farm-farm ternama (EA BF, Fauzi BF, Timmy BF, 12 BF, NP BF), turut dibagikan.

Burung-burung sudah mulai dinaikkan
 

Kemeriahan kegiatan ini didukung penuh oleh cuaca cerah malam itu. Sepanjang acara berlangsung, berjalan tanpa hambatan. Proses penjurian yang berlangsung selama empat babak berturut-turut, juga tidak terkendala.

Kru juri yang bertugas juga menjalankan misinya tanpa ada sesuatu yang mengganggu. Para peserta begitu menikmati jalannya penilaian atas gaco-gaco yang mereka usung malam itu. Sesekali canda terdengar, khas suasana lomba burung anggungan.

Penjurian sedang berlangsung
 

Hingga akhirnya sampai pada pengumuman peraih juara yang malam itu hanya menandingkan burung-burung puter pelung di kelas Madya. Hanya satu sesi, biar selesainya penjurian juga tidak terlalu malam, mengingat ada peserta yang datang dari luar kota.

YSR, andalan Gema Aura Team Surabaya ring Gema Aura 86 yang menempati nomor gantangan 04 ditetapkan sebagai peraih podium pertama. Penampilan apiknya sepanjang penjurian membuahkan hasil manis.

Gema Aura Tim Surabaya sukses juara pertama
 

Disusul kemudian oleh Adela amunisi Ferry dari Sidoarjo bergelang FR pada gantangan 36 sebagai juara kedua. Urutan ketiga jadi milik Wali Songo besutan Cak Met BF Gresik, burung ternakan Alvit 133 yang digantang pada nomor 06.

Gelaran Sirkuit Lomba Puter Pelung Surabaya Wani direncanakan akan digelar rutin setiap minggu sesuai permintaan para kwok mania. “Rencananya lomba akan kita gelar setiap hari Jum’at malam,” jelas Erwan. “Jadi setiap minggu untuk bulan ini, kita akan hadir di gantangan Warjoyo ini.”

 

Di akhir acara, segenap panitia mengucapkan rasa terimakasihnya atas dukungan dari peserta sehingga acara berlangsung sukses dan lancar. Permintaan ma’af juga disampaikan jika selama acara, ada hal-hal yang kurang berkenan. (Ramlee/EA)

Jumat, 29 September 2023

Event Spektakuler Duta Sumenep Cup Jadi Milik Naga Kecil, Tali Jagat, dan Kalingga, Mahkota Juara Kelas Executive Direbut Berlian



(Menolak lupa) Event Spektakuler Duta Sumenep Cup di Gantangan Arsyi BF Parsanga-Sumenep, pada Minggu 30 Oktober 2022 kemarin, berjalan lancar dan sukses. Event yang juga diperuntukkan buat ikut memeriahkan hari jadi Kabupaten Sumenep yang ke-753.

Ini bisa menjadi bukti bahwa ajang adu kualitas anggungan puter pelung masih tetap menarik, ramai, dan fenomenal. Para petarung mengikutsertakan gaco-gaco terbaik mereka, untuk membuktikan kualitas burung merekalah yang terbaik.

Lomba bergengsi seni suara alam burung puter pelung yang di kemas apik oleh Duta Sumenep Pengcab PPPPSI Sumenep itu mendapat atensi luar biasa dari kwok mania Umenep, serta dari seluruh penjuru Jawa Timur.

Tebukti dari tiga kelas, yakni kelas Pemula, kelas Madya, dan kelas Utama yang di buka oleh panitia, semua gantangan terisi penuh oleh para kontestan. Tiket yang dibandrol 150 ribu itu pun ludes di serbu peserta.

Juri-juri kumpul sebelum bertugas untuk menyamakan persepsi
 

Dan sesi executive, yakni menyuguhkan sajian lomba berbandrol satu juta rupiah yang diikuti 18 burung pun berlangsung sangat meriah. Burung-burung peserta dipaksa menempati sangkar-sangkar yang telah disediakan oleh panitia.

Menariknya, semua sangkar itu mempunyai warna dan corak yang senada. Biar anggapan adanya juri yang bermain ataupun memenangkan salah satu burung yang dikenalnya tidak terjadi, meskipun tudingan miring itu tidak juga tidak pernah ada buktinya.

Sukses, meriah, dan menarik, sambutan puter pelung mania untuk meramaikan hobi burung anggungan ini di pulau Madura, umumnya di Jawa Timur benar-benar tinggi. Banyak jawara-jawara puter pelung terbaik hadir, sehingga pertarungan sengit terjadi di setiap kelas.

Juri-juri Event Spektakuler Duta Sumenep
 

“Kesuksesan lomba Event Spektakuler Duta Sumenep Cup ini cukup menggembirakan, sebagai Ketua Pengcab Sumenep tentunya saya sangat bangga karena teman-teman puter pelung mania punya perhatian di event ini,” jelas Decky, Ketua Pengcab Sumenep.

Hadir pula dalam acara tersebut Letkol CPM (Purn) Didik Hariyadi Ketua Pengda PPPPSI Jawa Timur dan H. Harnadi Ketua Bidang Lomba Pengda Jawa Timur. Keduanya memantau secara langsung jalannya event. “Alhamdulillah, saya datang untuk silaturrahmi dengan sesama pecinta puter pelung. Serta memantau proses penjurian,” tegas Didik.

Begitu juga yang disampaikan oleh H. Harnadi. “Kebetulan ada waktu kosong, makanya saya sempatkan untuk hadir,” tutur H. Harnadi. Sementara itu acara berlangsung lancar tanpa masalah. Cuaca cerah dan cenderung panas mengawal acara dari awal hingga akhir.

Didik Hariyadi Ketua Pengda PPPPSI Jatim tengah menaikkan gacoannya
 

Para juri yang diturunkan untuk menjadi juru vonis bekerja dengan baik tanpa ada intervensi. Mereka begitu fokus dalam memberikan penilaiannya. Persaingan ketat antar gaco, terjadi sejak peluit tanda lomba dimulai.

Di kelas Pemula yang dimulai terlebih dahulu mampu menyajikan tontonan dan pembelajaran, khususnya bagi puter pelung mania pemula. Adu kualitas anggung merdu, terdengar silih berganti yang dilepas oleh masing-masing gaco.

Menyelesaikan babak pertama, tidak kurang ada 7 burung yang berhasil meraih bendera empat warna. Pada babak kedua persaingan semakin memanas bendera empat warna tampak bertebaran di banyak tempat. Kelas Pemula memang selalu menyajikan tertarungan seru karena kualitas gaco yang relatif sama.

Di kelas Pemula ini, Kalingga ring Nuy 75 andalan Agus Petir Nganjuk tampil menawan di kelasnya. Sejak babak awal mampu terus menunjukkan penampilan yang stabil. Burung yang ada di gantangan nomor 34 ini pun dinyatakan sebagai juara pertamanya.

Menyatukan semangat juri di lapangan
 

Diurutan kedua ada Patriot besutan Ian BF dari Pamolokan. Menempati nomor gantangan 09, puter pelung ternakan Ian 231 hanya kalah tipis dari sang juara. Tempat ketiga berhasil diraih Gendoruwo amunisi Dzuljanah BF Gresik, puter pelung bergelang Ori 473 itu ada di gantangan nomor 02.

Persaingan menarik juga terjadi di kelas Madya. Seperti halnya di kelas Pemula, penentuan juara kelas ini harus ditentukan di meja juri perumus. Karena ada lima burung terdepan yang mempunyai perolehan nilai yang sama.

(kika) H. Gufron, Decky, dan H. Harnadi
 

Tali Jagat gaco Akbar Sumenep ring Esto 77 yang digantang pada nomor 25 berhasil menumbangkan lawan-lawannya. Dengan keunggulan pada gaya irama yang didapatkannya pada babak ketiga.

Diikuti oleh Venom milik Nurul Hidayat Sumenep ring Nab 77pada gantangan 47 sebagai peraih juara kedua dan Kingkong andalan Didik Hariyadi ring CPM 201 yang digantang pada nomor 12 sebagai juara ketiga.

Juara di kelas Madya
 

Sementara itu, persaingan perebutan posisi kejuaraan di kelas Utama, berjalan seru dan menegangkan. Satu sama lain berebut perhatian juri dengan saling mendendangkan suara merdu yang dimiliki. Berusaha mendapatkan penilain terbaik dari para juri.

Dari empat babak penjurian yang dilakukan, untuk di Kelas Utama, Naga Kecil ring Sepet Madu 05 jawara milik Dzuljanah BF yang ada di gantangan 12 itu sukses menggulung lawan-lawannya. Membuka babak penjurian dengan langsung tampil menawan membawanya mendapatkan bendera lima warna.

Naga Kecil jadi yang terbaik di kelas Utama
 

Sayang di babak kedua sedikit mengendorkan tekanannya untuk merebut singgana juara dengan hanya mendapatkan bendera empat warna. Namun segera ditembusnya dengan kembali tampil ciamik dengan mendapatkan bendera lima warna kembali pada babak ketiga sekaligus menuntaskan perlawanan para pesaingnya.

Menyusul diurutan kedua diraih Fatamorgana andalan Feri dari Sidoarjo, burung hasil ternakan FR 088 yang menempati nomor gantangan 36 harus berjuang keras buat menorehkan prestasi apiknya. Total ada empat burung yang mempunyai nilai yang sama buat memperebutkan posisi kedua.

Dan tempat ketiga dimiliki Fino rawatan Wawan Polalo Sumenep, burung yang ada di gantangan 15 dan bergelang YKS 088 itu tampil cukup bagus. Raihan bendera lima warna pada babak pertama dan kedua serta empat warna pada dua babak terakhir sebagai buktinya.

Gelaran event Duta Sumenep Cup 2022 ditutup dengan lomba spektakuler dengan tiket berbandrol satu juta rupiah . Rasanya baru kali ini ada di Indonesia, lomba burung anggungan dengan harga tiket semahal itu. Dengan menggunakan sangkar yang sama pula.

Para juara kelas Utama
 

Ada 18 burung dari 24 yang diharapkan tampil. Sesi lomba yang paling ditunggu. Semua peserta di pinggir arena lomba tampak tegang mengikuti jalannya lomba selama empat babak tersebut. Tiba-tiba saja suasana berubah hening saat babak pertama dimulai, hanya terdengar alunan anggung burung di gantangannya masing-masing.

Dengan jumlah burung yang minim, bisa dipastikan jalannya penilain akan sangat maksimal. Tinggal para kontestan saja, apakah bisa tampil baik serta stabil apa tidak. Burung puter pelung memang terkadang susah dibaca karakternya. Seringkali tidak bisa tampil bagus sepanjang babak.

H. Ichwanto serta Suyono perwakilan dari Bondowoso dan Jember
 

Perebutan gelar terbaik di kelas paling bergengsi berlangsung sangat ketat. Dan akhirnya podium tertinggi Event Spektakuler Duta Sumenep Cup 2022 direbut Berlian bergelang Sepet Madu 05 amunisi H. Gufron Sumenep yang ada di gantangan 20.

Tempat kedua diduduki Dona Doni ring AG88 andalan Trisna Wijaya dari Jakarta di gantangan nomor 11. Dona Doni harus mengakui keunggulan sang juara dengan beda nilai sangat tipis. Sementara tempat ketiga jadi milik Untung bergelang Nab 66 gaco Agus Nab Sumenep di gantangan 14.

 


Di akhir lomba segenap panitia Event Spektakuler Duta Sumenep Cup 2022, mengucapkan terima kasih atas kehadiran kwok mania serta semua yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung pada gelaran akbar di Bumi Sumekar, Sumenep. Panitia juga menyampaikan permohonan maaf jika selama lomba ada pelayanan panitia yang kurang berkenan. (Ramlee/Est)

P3K Paguyuban Puter Pelung Kudus Aktif Ramaikan Hobi



(Menolak lupa) P3K (Paguyuban Puter Pelung Kudus) merupakan sebuah perkumpulan para penghobi anggungan burung puter pelung di Kabupaten Kudus-Jawa Tengah. Didirikan pada 20 Oktober 2021 silam. Bisa dikatakan itulah untuk pertama kalinya di Kudus terbentuk paguyuban penggemar burung puter pelung.

Adalah seorang Yulis Cleon yang mengawali terbentuknya P3K. Pria yang biasa dipanggil Cleon ini sebenarnya seorang penggemar burung kicauan. Sejak tahun 2002 Cleon telah merambah berbagai event lomba burung kicauan.

Hingga akhirnya pada tahun 2017, Cleon mengawali pertemuannya dengan Irul pemilik Pak Tani BF Solo ketika masih sama-sama menggemari dan hadir di gantangan burung kicauan. Hingga akhirnya atas perkenalannya dengan Irul pula Cleon mengenal burung puter pelung.

Yulis Cleon bersama Ketua MPR Bambang Susetyo
 

Suatu saat ketika berada di Solo, Irul mengajak Cleon menghadiri lomba burung puter pelung di Solo. “Dulu saya melihat orang-orang penghobi puter pelung pada kumpul di gantangan maupun kopdar itu terlihat rukun, begitu guyub,” tutur Yulis Cleon membuka pembicaraan.

“Mereka juga terlihat sangat dewasa saat berkumpul dan membahas sesuatu,” lanjut Cleon. “Sikap seperti itu identik dengan ketenangan. Dari situ timbul rasa untuk ikut menggemari burung anggungan ini.”

Pertemuan awal menyamakan persepsi
 

“Saya tergolong baru dalam merawat puter pelung waktu itu, mungkin baru berkecimpung dan memelihara puter masih sekitar 4 bulan lamanya. Karena baru senang-senangnya saat bisa memvideokan puter pelung di rumah dan sampai burungnya berhasil produk.”

“Mulailah saya sering posting di FB. Di dalam beranda FB saya sering tag FB Irul Arza dan FB Pak Kuncoro. Dan seiring waktu ada beberapa orang Kudus yang hobi puter puter pada japri aku, tanya-tanya,” kenang Cleon.

Irul (kiri) hadiri kegiatan pertama P3K
 

“Dalam waktu yang sesingkat itu juga saya saya sering harus bolak-balik Kudus – Solo. Ambil dagangan puter pelung dan saya pasarkan di rumah. Syukur Alhamdulillah, waktu itu cukup banyak yang berminat beli.”

“Tamu yang membeli burung juga saya kasih tahu kalau mau buat latihan bersama puter pelung,” lanjut Cleon lagi. Dengan cara seperti itu, sedikit banyak para penghobi di Kudus ini tahu akan ada kegiatan berkaitan dengan hobinya.

Acara pengukuhan Ketua dan Pengurus Paguyuban puter Pelung Kudus
 

Cleon akhirnya membuat undangan pertemuan untuk kumpul bareng dengan para penghobi puter pelung Kudus di caffe kecil miliknya. Bersama beberapa temannya, Cleon begitu aktif mengadakan pertemuan demi pertemuan.

“Saya ajak juga Pak Masturi dan Cak Dikin yang waktu itu masih kerap kontak. Semua teman di kicauan tak ajak ikut main ke caffe buat ngobrolin puter pelung, walaupun belum punya burung puter pelung.”

Potong tumpeng menandai terbentuknya P3K
 

Hasil dari pertemuan-pertemuan tersebut akhirnya timbul rencana membuat kegiatan latihan dinilai puter pelung. “Karena waktu itu Saya, Pak Masturi, dan Cak Dikin yang paling dekat jadi kita sering ketemu dan akhirnya kita sepakat membuat akun FB P3K.”

Nama Paguyuban Puter Pelung Kudus yang disarankan oleh Cleon akhirnya diputuskan dipakai, agar tidak terlihat hanya sebagai sebuah komunitas saja. Niatan ini digarap dengan serius, termasuk pembuatan logo beserta makna yang terkandung di dalamnya.

 

Seiring berjalannya waktu akhirnya bisa mendatangkan Irul yang hadir bersama Andri putra dari Kuncoro, untuk memberikan arahan atau sekedar menjelaskan bagaimana burung puter pelung yang bagus. Saat itu juga untuk pertama kalinya diadakan gantang bersama secara dadakan berlokasi Gantangan AngSya Kds, milik Cleon.

Cleon bersama Masturi mengkonsep P3K dan membentuk kepengurusan agar segala sesuatunya tertata dengan baik. P3K pun memiliki struktur organisasi yang lengkap, jadi memang bukan sekedar sebuah komunitas anggungan puter pelung belaka.

 

Malam itu dengan acara syukuran sederhana P3K resmi terbentuk di kediaman Yulis Cleon di Jl. Wisma Pura Ds. Tanjungkarang RT 01 RW 03 Kec. Jati Kab Kudus- Jawa Tengah kepengurusan P3K terbentuk. Cleon pun ditunjuk sebagai sekretaris dan menetapkan alamat kediamannya sebagai Sekretariat resmi dari P3K.

P3K bertujuan sebagai wadah bagi para penghobi burung puter pelung yang ada di Kudus. Bersama P3K, mereka menjalin silaturahmi, belajar bersama demi memajukan puter pelung di Kudus agar setaraf dengan kota-kota lainnya yang hobi anggung puter pelungnya sudah demikian semarak.

Guyub rukun menjaga silaturahmi
 

Salah satu tanda hobi puter pelung ini semarak adalah intens tergelar kegiatan kontesnya. Dalam hal ini lomba seni suara alam puter pelung. Secara tidak langsung semaraknya gelaran lomba puter pelung akan dapat menarik masyarakat untuk ikut menggemarinya.

Diketuai Supriyanto, P3K juga berusaha menjadi pemicu bagi masyarakat sekitar untuk ikut tertarik membudidayakan dan merawat puter pelung. “Ya, syukur-syukur bisa menjadi lahan penghasilan tambahan bagi para peternak, pengrajin sangkar, dan para pecinta kontes puter pelung,” kata Masturi menambahkan.

Kemeriahan setiap latihan yang diadakan P3K
 

P3K yang memiliki slogan “Nyedulur Tanpo Ukur” itu secara aktif mengadakan pertemuan secara rutin, sebulan 2 kali. Berbagai permasalahan dibicarakan dalam setiap pertemuan yang mereka adakan. Sekaligus sebagai ajang silaturahmi menjalin ikatan kekeluargaan.

Selain itu, dalam agenda pertemuan juga diselingi dengan mengadakan latihan atau gantang bareng burung-burung puter pelung yang dipunyai para anggotanya. Kini lebih dari 30 orang telah tercatat sebagai anggota.

Event resmi pertama P3K
 

Mimpi berikutnya adalah membentuk Pengcab PPPPSI Kudus. Keinginan untuk itu telah dilayangkan secara resmi ke Koorwil Pati yang membawahi wilayah Kudus, ke Pengda Jawa Tengah bahkan Ke PPPPSI Pusat. Agar kegiatan lomba yang kerap mereka gelar dapat menggunakan pakem penilaian yang jelas dan sah. (Ramlee)

Latber DMS 5 Hadirkan Terminator, Arzello One, dan Kumbokarno di Podium Juara



(Menolak lupa) Berlokasi di Lapangan Gawanan Jl. Adi Sumarmo No.149, Krobyongan, Gawanan, Kec. Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Latber DMS 5 sukses tergelar. Even yang diprakarsai oleh PPDSI Surakarta ini menghadirkan sebuah gelaran dengan nuansa kekeluargaan yang kental.

Latber DMS 5 dengan tema Seduluran Sak Lawase digelar pada Minggu, 23 Oktober 2022, merupakan kelanjutan dari DMS 4 dimasa kepengurusan lama. Ketika Pandemi Covid 19 melanda. Meskipun begitu kegiatan latberan yang lalu tetap berjalan dengan resiko berkurangnya peserta.

Semangat kebersamaan paseduluran sak lawase itu merupakan bagian utama yang harus dipupuk sesama penghobi derkuku dimanapun berada. Itu yang sangat terasa pada gelaran Latber DMS 5 kemarin.

Trophy kejuaraan
 

Meskipun kondisi cuaca akhir-akhir ini diwarnai dengan intensitas hujan yang sangat tinggi ternyata tidak mengurangi antusias dekoemania untuk tetap hadir mengikuti latberan ini. Seperti yang dikatakan oleh Arif pemilik Atasa BF dari Bantul, selama tidak ada kegiatan keluarga dipastikan siap datang.

“Saya akan usahakan datang saat ada kegiatan seperti ini. Dengan catatan tidak berbarengan dengan kegiatan keluarga, pasti akan datang,” ucap Arif. Karena selain untuk mencoba gaco-gaco muda yang ada juga yang penting bersilaturahmi dengan sesama penghobi.

Meja regristrasi peserta
 

Semangat yang sama ditunjukkan oleh Sukarja pemilik GTA BF dari Sleman yang selalu rutin menghadiri kegiatan latberan derkuku yang diadakan oleh DMS Solo. Antusias dekumania untuk menguji gacoannya terasa begitu luar biasa.

Pada malam sebelumnya di sekitar lokasi lapangan Gawanan sempat diguyur hujan dengan derasnya. Membuat kekuatiran menghinggapi benak panitia, akan jalannya latber keesokan harinya, jika hujan tidak kunjung berhenti.

Dalip dan Agung Cahyanto Ketua Panitia DMS 5
 

Namun paginya cuaca cerah sepanjang hari bahkan cenderung panas menyengat. Seakan menghapus jejak hujan semalam. Wagiman pemilik GSM BF sempat mengeluhkan cuaca panas tersebut. “Panase pool maaf aku gak kuat,” sambil berlalu menuju tenda yang telah disediakan.

Start lomba dimulai hampir pkl 09.00 WIB. Sedikit mundur dari jadwal semula yakni pada pkl. 08.30 WIB penilaian sudah harus dimulai. Hal ini karena beberapa peserta terganggu perjalanannya menuju lokasi dikarenakan ada beberapa jalan yang dilewatinya terhalang acara Car Free Day.

Suport tim TGR
 

Dari tiga kelas yang dibuka, yakni kelas Senior, Yunior, dan Pemula, ketiga kelas tersebut menyajikan persaingan ketat. Saling kejar poin terjadi sebelum akhirnya juri memutuskan siapa yang menjadi juara setelah mengikuti empat babak.

Di kelas Senior, Terminator bergelang sword 1770 milik Daud Toni yang digantang di nomor 54. Terminator berhasil menjadi juara pertama setelah langsung memperlihatkan performa apiknya di babak pertama dengan bendera lima warna dengan nilai 43 ¾.

Koordinasi juri
 

Prestasinya itu diulanginya lagi pada babak kedua dan ketiga. Namun pada babak keempat hanya mendapatkan bendera empat warna. Burung ini semula didaftarkan atas nama Eagle Eyes dari Bandung, hal ini memang sengaja disamarkan.

Menurut pemiliknya, dengan setengah berkelakar mengatakan bahwa biar peserta tidak takut ”Gondoruwo”. Dan lagi pengawal setianya Wiwid, yang sering memakai baju motif kotak-kotak juga tidak kelihatan hadir karena ada acara luar kota.

Mbah Bandi dan Agus Nirum


H. Nur Ali Nasa BF borong piala


Wirasmo “Cemo”
 

Disusul pada urutan kedua ada Moncer memakai ring MTJG 458 di gantangan nomor 36 besutan Lilik dari Solo Baru. Moncer harus menerima kekalahannya dengan beda yang sangat tipis dari sang juara. Sedang yang menduduki tempat ketiga adalah Brojogeni amunisi Agung Cahyanto di gantangan 62 dengan ring Sadewa 029.

Sementara di kelas Yunior ini jadi ajang pamer keindahan suara anggung burung yang ada di tiang gantangan nomor 81. Penampilannya yang menawan memberikannya bendera lima warna pada dua babak awal. Sekaligus membuatnya unggul jauh dari para pesaingnya.

Peserta dapat lelang burung ring Arya
 

Burung dengan nama Arzello One bergelang MTJG 441 anakan dari ring Tidar dan HDK milik Nanang dari Karanganyar, kembali mendapatkan lima warna pada babak keempat setelah selepas istirahat hanya mendapatkan bendera empat warna saja.

Arzello One berhasil mengunci gelar juara sesusai babak ketiga setelah para rival tidak ada yang dapat menyaingi perolehan nilainya. Arzello One sebenarnya masih adik langsung dari Moncer yang menduduki podium kedua di kelas Senior.

Para juara di kelas Senior
 

Posisi kedua diisi oleh Suara Hati ring Atasa 11 debutan Atasa BF dari Bantul. Atasa yang ada di tiang kerekan nomor 85 berhasil mendapatkan tancapan bendera empat warna sepanjang empat babak. Lalu diikuti oleh Fatamorgana ring LMS 355 milik Eko LMS Solo pada tiang nomor 72 melengkapi posisi tiga besar di kelas Yunior.

Fatamorgana tercatat selalu berhasil mendapatkan hasil yang tidak mengecewakan setiap mengikuti gelaran latber yang ada. Dengan hasil mendapatkan bendera empat warna pada tiga babak, sepertinya Fatamorgana masih belum menunjukkan performa terbaiknya.

Juara kelas Yunior
 

Persaingan ketat dan seru terjadi juga di kelas Pemula, seperti halnya di kelas Senior. Kali ini melibatkan tiga burung. Sayang burung yang ada di tiang nomor 26 pada babak ketiga penampilannya mengalami penurunan dan hanya mendapatkan bendera tiga warna. Sedang yang ada di tiang 18 dan 35 melanjutkan persaingannya hingga akhir.

Maka di kelas Pemula burung Kumbokarno dengan ring B2W 2684 tiang kerekan 18 andalan Sukarja dari Sleman menduduki urutan pertama, setelah bersaing sangat ketat dengan Berkat ring MJZ di tiang 35. 

Juara kelas Pemula
 

Berkat milik Cemo alias Wirasmo Solo, ini harus mengakui kekalahannya dengan beda sangat tipis. Melengkapi tiga besar ada Pengging Sepuh ring Sadewa 025 milik Pak Tani Colomadu.

Di akhir acara Panitia berterima kasih atas kehadiran para mania dan telah mensuport kegiatan latberan ini, sehingga acara bisa berjalan dengan lancar aman dan tertib. Serta meminta maaf atas segala kekurangan, saran dan kritik ditunggu untuk kebaikan kedepan.

 

“Alhamdulillah acara kami terselenggara dengan aman dan lancar. Tujuan kami dengan acara ini adalah untuk mempererat tali silaturrahmi sesama dekoemania, menjunjung tinggi asas kekeluargaan seduluran,” ungkap Jatmiko. (Ramlee/Jat)

Kamis, 28 September 2023

Latbernil Gita Lestari Nyanyian Alam Pengda Bali Dimenangkan Barata dan Bimaniyu



(Menolak lupa) Kembali Pengda PPPPSI Bali selenggarakan latbernil puter pelung di Gantangan Gunung Galunggung, Ubung Kaja, Denpasar Utara, pada Minggu, 16 Oktober 2022. Puluhan peserta, tampak antusias menghadiri undangan panitia.

Kegiatan kemarin menjadi pembuktian, bahwa hobi anggungan burung puter pelung di Pulau Bali masih tetap diminati dan kembali menunjukkan eksistensinya. Hanya dengan tetap menggelar acara seperti itulah geliat hobi ini akan tetap semarak.

“Hari ini gelaran kami mendapatkan dukungan penuh dari peserta. Saya mengucapkan banyak terima kasih atas apa yang sudah diberikan peserta,” terang Made Tendha selaku Ketua Pengda Bali. “Apa yang bisa kita saksikan hari ini adalah bentuk kekompakan dan kerjasama panitia dan peserta, sehingga mereka berkenan hadir dan ikut meramaikan kegiatan.”

Made Tendha (kiri) bersama panitia
 

Dan seperti kegiatan latbernil Pengda Bali yang sudah-sudah, selalu mengangkat tema menarik dalam setiap gelarannya. Kali ini bertema Latbernil Gita Lestari Nyanyian Alam. Sebuah tema yang sarat akan makna di dalamnya. Sebuah ajakan bersama untuk melestarikan keberadaan puter pelung di Nusantara.

Menurut I Gede Yudana, salah satu pengurus daerah Bali bahwasanya Gita Lestari Nyanyia Alam yang dimaksud adalah, dengan berkumandangnya suara puter pelung, alam semesta turut berbahagia. Sehingga Tuhan memberkati kita sebagai umat-Nya.” “Kita mengabdikan diri untuk melanjutkan tugas leluhur dalam melestarikan puter pelung.” tutur Yudana.

Trophy Latbernil Gita Lestari Nyanyian Alam siap diperebutkan
 

Sementara jalannya acara ini cukup lancar. Bahkan antar peserta baik itu puter pelung mania lama maupun pemain baru, terlihat cukup gayeng dengan suasana persaudaraan yang sangat akrab. Tali silahturahmi antar penghobi rupanya makin erat.

Tapi tidak demikian dengan jago-jago yang digantang. Lihat saja, sejak peluit babak pertama dimulai semua gaco saling pamer anggung suara emasnya. Demi mendapat perhatian dan mendapat nilai tertinggi dari tim juri yang bertugas.

Cuaca mendung mewarnai pelaksanaan latbernil
 

Secara keseluruhan, acara dan penjurian berlangsung tanpa kendala. Panitia dan para pemain juga sangat puas dengan lomba. Sementara itu, dari dalam arena dikabarnya bahwa persaingan perebutan posisi kejuaraan berlangsung seru dan sedikit menegangkan.

Cuaca mendung mewarnai acara dari awal hingga berakhir. Suasana yang syahdu tersebut ternyata justru semakin meningkatkan semangat peserta untuk larut dalam kegiatan tersebut. Panitia melombakan dua kelas pada kesempatan kali ini, yakni kelas Madya dan Utama.

Area gantangan dibagi menjadi dua blok, dengan masing-masing blok menandingkan kelas Madya dan Utama, ya kedua kelas ini dilangsungkan penilaian secara bersamaan. Persaingan ketat langsung ditunjukkan para kontestan di kelas Utama.

Tidak kurang ada sebelas burung sukses meraih bendera empat warna. Pada babak kedua pembuktian siapa yang jadi terbaik di kelas ini berjalan semakin sengit. Ini setelah tiga burung tampak mendapatkan bendera lima warna nilai 43 ¾, yakni burung-burung di gantangan 9, 10, dan 27.

Juri-juri sedang menyiapkan form penilaian 

 

Memasuki babak ketiga, perolehan lima warna menyisakan dua burung saja. Gantangan nomor 10 mengendor dengan hanya mendapatkan empat warna saja. Dengan kondisi seperti ini penentuan juara harus dituntaskan hingga akhir.
Dan setelah para jago-jago tersebut bersaing ketat selama empat babak penuh. Akhirnya di kelas Utama, Barata bergelang Barata 590 yang jadi andalan KBA BF Kong Black dari Jembrana berhasil menembus podium tertinggi, sebagai juara pertama.

Suasana penjurian
 

Barata yang dikawal langsung oleh Kong Black itu, sukses merebut posisi terdepan dengan torehan nilai 43½ dan 43 ¾ di tiga babak berikutnya. Barata di gantangan nomor 9 tampil begitu mempesona sejak babak kedua dan menutup babak keempat dengan kembali menorehkan capaian yang sama membuatnya tak terkejar para pesaing.

Sedangkan Ningrat besutan I Made Suta dari Padang Sambian di gantangan nomor 27, harus puas merebut posisi runner up. Burung puter pelung ternakan PDS 015 tersebut mendapatkan nilai 43 ½, 43 ¾, 43 ¾, dan 43 ½.

Nasi Jinggo khas Bali
 

Tiga besar ditutup oleh Petir ring KBA 009 di gantangan nomor 10 debutan KBA BF Kong Black Jembrana lainnya. Petir sebenarnya tidak tampil mengecewakan. Dengan memperoleh nilai yang sama dengan sang runner up tetapi kalah di nilai aduan. Kong Black jauh-jauh dari Jembrana berhasil menampilkan gaco-gaconya untuk tampil begitu ciamik dan berbuah prestasi baik.

Sementara itu pada saat yang sama, kelas Madya menyajikan pertarungan burung-burung yang hampir memenuhi separuh kapasitas gantangan, juga menyuguhkan pertarungan yang lumayan sengit. Tidak seketat di kelas Utama, memang.

Makan siang bersama dengan sajian nasi Jinggo
 

Di kelas ini, hanya ada tiga burung yang bersaing ketat sejak babak pertama dinyatakan dimulai. Ketiganya secara intens mampu meraih bendera empat warna dengan nilai 43 ½ tersebut. Burung-burung itu ada di gantangan 37, 50, dan 58. Terus menjaga asa menjadi yang terbaik seusai babak kedua.

Panitia memberikan waktu istirahat sejenak kepada juri yang bertugas selepas babak kedua. Sajian nasi Jinggo untuk santap siang, menambah keakraban diantara peserta. Beberapa harapan juga terlontar. Seperti yang diutarakan oleh AKBP (Purn) I Ketut Wijana SH, seorang pemula yang begitu bersemangat.

“Sudah mulai ada peningkatan. Pemula sudah berani tampil walaupun sifatnya sebagai penggembira. Tetapi tidak sedikit yang mendapatkan juara juga. Semoga bisa lebih maju lagi,” lanjut pemilik WPG BF. “Memang masih ada yang belum berani ikut turun bertanding karena takut kalah. Sebaiknya perasaan seperti itu dihilangkan, lebih baik ikut saja dahulu biar tahu sampai sejauh mana kualitas burung yang ada.”

Imam Hariadi pemilik Elha BF yang juga hadir mengamini apa yang diutarakan oleh Ketut Wijana. “Semoga gelaran lomba seni suara puter pelung yang ada di Bali ini bisa lebih semarak lagi. Yang penting ikut dahulu, agar bisa sekalian mengukur kemampuan jika ingin berprestasi.”

Peraih juara di kelas Utama

Acara makan siang bersama dengan sajian nasi Jinggo khas Bali. Para penghobi menikmati sajian sederhana tersebut. Canda tawa sering kali pecah. Tak ada kendala berarti selama acara berlangsung dan suasan terlihat guyub, rukun serta kondusif. Semua peserta menerima apa yang jadi keputusan tim juri yang bertugas.

Memasuki babak ketiga, tensi persaingan meningkat. Ini karena kini ada lima burung yang berhasil mendapatkan bendera empat warna, mencoba mengganggu kesempatan juara ketiga burung yang sebelumnya mendominasi.

Bimaniyu raih podium pertama di kelas Madya
 

Pada babak terakhir, ketegangan meningkat seiring adanya enam burung yang berhasil mendapatkan empat warna. Diantaranya ada terlihat terselip bendera usulan untuk disetujui oleh koordinator juri menjadi lima warna.

Setelah melewati empat babak penjurian, akhirnya perumus memutuskan posisi kejuaraan. Di kelas Madya ini, Bimaniyu orbitan I Ketut Wijana dari Denpasar bergelang Nero yang digantang pada nomor 54 sebagai juara pertama.

Para juara di kelas Madya
 

Sukses ini tidak lepas dari penampilan Bimaniyu yang menggila pada dua babak akhir sebelum akhirnya menutupnya dengan raih bendera lima warna. Keberhasilannya ini sekaligus menggagalkan persaingan sengit tiga burung sedari babak pertama.

Disusul kemudian Taksaka andalan Nesa Serangan ring KDR 527 yang menempati nomor gantangan 58 sebagai juara kedua. dan menutup urutan ketiga besar ada Wirasaba amunisi AA Wiranata, hasil ternakan Gita Bali BF pada gantangan nomor 50.

Imam Hariadi mendapatkan doorprize burung
 

Made Suka Ardhana Ketua IV Pengda Bali, yang ditemui awak media menuturkan bahwa kualitas burung yang dilombakan terlihat semakin baik, pun demikian dengan antusias pesertanya. Meskipun jika dihitung tidak kurang dari 30 peternak yang telah terdaftar dan memiliki plakat PPPPSI, namun yang hadir di gantangan masih minim.

“Semoga yang telah terdaftar di PPPPSI merasa tergerak untuk ikut memajukan hobi puter pelung di Bali. Hanya dengan mengikuti kegiatan semacam latbernil inilah kualitas burungnya dapat diukur sebaik apa,” ungkap Made Suka Ardhana.


 



“Ya, mudah-mudahan kegiatan lomba puter pelung di Bali semakin ramai. Biar bisa lebih greget lagi, sehingga nantinya bisa ikut bersaing dengan pemain-pemain dari Pulau Jawa,” harap Made Suka Ardhana. “Mungkin nanti di bulan Desember, bertepatan dengan hari jadi Pengda PPPPSI Bali bisa tergelar lomba besar puter pelung,” kata Made Suka Ardhana menutup obrolan. (Ramlee/Elh)


Ayam Hutan Merah, Nenek Moyang Ayam Peliharaan Ternyata sangat Pemalu

Ayam Hutan Merah (Gallus gallus) merupakan sejenis burung berukuran sedang, dengan panjang sekitar 78 cm, dari suku Phasianidae. Suku Phasi...