(Menolak lupa) Di akhir bulan November ini sebuah event besar akan berlangsung sebagai ajang pembuktian kualitas puter pelung jawara nusantara. Adalah Lomba Besar seni suara alam burung puter yang akan dilangsung pada Minggu, 28 November 2021 berlokasi di Puri Mataram, Dusun Ndrono, Tridadi, Sleman, DIY. Sekaligus untuk launching gantangan baru.
Puri Mataram merupakan destinasi wisata baru. Dibuka sejak bulan September 2018, yang dikelola oleh Bumdes (Badan Usaha Milik Desa) Tridadi Makmur, Sleman, yang mempunyai area seluas 5 hektar. Destinasi wisata ini mengusung konsep layaknya pada zaman Kerajaan Mataram dengan perpaduan antara wisata alam dengan budaya kental khas Jawa.
Fair Play Cup 2018 Trophy |
Gantangan ini berkapasitas 72 gantungan. Rencananya, area lomba ini dibagi menjadi 6 blok, sehingga setiap bloknya hanya akan ada 12 burung saja yang dinilai oleh seorang juri penilai dan seorang koordinator juri. Mungkin akan ada tambahan juri, agar penilaian dapat berjalan dengan baik.
Masih akan menggunakan sistem empat babak dengan durasi waktu perbabaknya 20 menit. Diharapkan dengan minimnya burung yang harus dinilai dalam satu bloknya dan dengan durasi waktunya yang lebih dari cukup, dapat memaksimalkan penilaian yang dilakukan oleh juri. Dan tidak ada burung yang terlewat mendapatkan penilaian, seperti permintaan peserta selama ini.
Jajaran pengadil Fair Play Cup 2018 |
Peserta dilarang berteriak, baik meneriaki juri agar burungnya diperhatikan. Atau sekedar berteriak agar burung gacoannya mau kerja di gantangan. Atau upaya apapun yang bisa mengganggu proses penjurian. Panitia tidak segan-segan akan menurunkan burung peserta yang dianggap melanggar aturan dari panitia.
“Gelaran event ini diharapkan bisa menjadi sebuah contoh gelaran lomba-lomba yang bisa memuaskan sebagian besar peserta yang ikut dalam gelaran lomba di PPPPSI. Paling tidak itu asa yang ingin dicapai dalam gelaran Piala Fair Play besok,” tutur Prashadi Wiwoho Ketua Panitia Pelaksana, saat ditanya tentang gelaran Fair Play Cup 2021.
Bisri (bertopi) pemilik pertama jawara puter pelung Picazo |
Juri-juri yang akan ditugaskan berasal dari semua Pengda PPPPSI yang ada di Jawa, yakni dari Pengda Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Pengda DIY. Selain itu akan ditempatkan beberapa korlap (koordinator lapangan) untuk membantu juri yang bertugas. Aneka doorprize juga telah disiapkan. Bahkan sebuah sepeda motor matic siap dibawa pulang oleh siapa saja yang beruntung mendapatkannya.
Panitia melombakan kelas Pemula, Madya, Utama, dan ring pendamping PPPPSI. Itu artinya akan ada empat sesi lomba. Dan lomba akan dimulai dari kelas Madya terlebih dahulu lalu kelas Utama, kelas Pemula, dan terakhir melombakan burung-burung yang memakai ring pendamping dari PPPPSI.
Arena terbuka gelaran Fair Play 2018 |
Fair Play Team sendiri didirikan pada 29 Juli 2016 di Yogyakarta oleh Prashadi Tejowiwoho, bersama Eko Prasetyo, Erwan Yuni Ristanto, dan Anggraito. Tim ini sebenarnya merupakan kumpulan penggemar derkuku irama yang kerap mengikuti lomba derkuku dan tentunya selalu berangkat bersama-sama.
Selain untuk menjaga kekompakan jika dalam satu tim juga dapat meringankan biaya transportasinya karena bisa ditanggung renteng biar tidak terlalu besar, maklum lomba derkuku bisa sampai Jakarta bahkan tidak jarang harus ke pulau Bali pula. “Biar ada rasa kebersamaan sesama penghobi dan kalau keluar kota biar ringan biaya transportasi karena ditanggung bersama,” ungkap Prashadi.
Para peserta menikmati jalannya pertarungan jawara-jawara puter pelung saat itu |
Ketika burung puter pelung ternyata juga semakin ramai dengan adanya lomba-lomba di berbagai daerah, maka Fair Play Team mengajak serta pecinta puter pelung di Yogyakarta untuk bergabung. Setelah itu keanggotaanya bertambah meliputi, Solo, Trenggalek, Jombang, Surabaya, Situbondo, dan Bojonegoro.
“Ada harapan besar dari para anggota Fair Play Team, yakni lomba-lomba yang dilaksanakan oleh PPDSI (derkuku) dan PPPPSI (puter pelung) dalam penilainnya berjalan dengan Fair Play karena “menang wes sering, kalah luwih sering (Menang sudah sering, kalah jauh lebih sering),” tutur Prashadi.
Lomba besar seni suara alam burung puter memperebutkan trophy Fair Play Cup 2021 ini merupakan event kedua yang digelar oleh Fair Play Team. Sebelumnya pernah digelar pada 7 Oktober 2018, berlokasi di Joglo Kediaman Bapak Sumali, Kotagede – Yogyakarta.
Dimana Kyai Teyeng burung puter andalan Prashadi menjawab keraguan akan kualitas suara yang dipunyai dengan menjuarai event Fair Play Cup 2018. Saat itu juga mulai tampil Rama, seekor burung jawara yang diorbitkan oleh Jamari dari Magetan. Kemudian menanjak namanya sepanjang tahun 2019 setelah diambil alih oleh Jokotole dari Madura dan berganti nama menjadi Sri Rama.
Fair Play Cup 2021 rencana awal digelar pada pada bulan Juli 2021, namun merebaknya Covid-19 yang begitu cepat dan mengkuatirkan, membuat rencana itu harus bergeser dan dijadwal ulang hingga situasi benar-benar aman. Yang menarik, ternyata Fair Play Team tidak menurunkan gacoannya sama sekali. Ini murni untuk memanjakan puter pelung mania yang ada.
Event lomba besar seni suara alam burung puter yang digelar oleh Fair Play Team ini bakal menyajikan pertarungan burung-burung jawara tanah air. Setelah Kyai Teyeng berjaya di tahun 2018, entah kini podium tertinggi akan ditempati siapa. Sebuah gelaran besar yang sangat layak diikuti.
“Mohon support dan partisipasinya untuk penggemar puter pelung, fighter alias petarung-petarung sejati, bakul, peternak, dan makelar,” ajak Prashadi. “Jangan ada alasan tidak punya gaco, karena gaconya bisa beli di Fla Akilesh BF Yogyakarta,” ujar Prashadi setengah berpromosi. (Ramlee)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar