(Menolak lupa) Pada hari Minggu, 23 Januari 2022, tiang-tiang kerekan di lapangan Desa/Kelurahan Togogan, Kec. Srengat, Kabupaten Blitar, ramai dengan sangkar-sangkar burung derkuku di ujung tiangnya. Lapangan yang kerap dipakai latihan oleh komunitas burung perkutut itu kini dipakai oleh derkuku.
Bersemangat untuk segera menaikkan burung andalannya masing-masing |
Mereka menjadikan lokasi tersebut sebagai salah satu pilihan untuk kumpul dan saling tukar pengalaman dan berbagi informasi seputar hobi derkuku. Lokasi ini dipenuhi oleh burung-burung yang sengaja dilatih untuk persiapan lomba yang sudah mulai aktif lagi.
Semuanya memaksimalkan waktu yang ada untuk melatih gaco-gaconya sebelum turun bertanding di akhir bulan nanti. Sebuah event lomba seni suara alam burung derkuku yang akan digelar di lapangan Samir-Ngunut- Kab Tulungagung, lapangan milik TGR Tulungagung.
Gantangan penuh terisi |
Sebuah event bergengsi bertajuk TGR Cup III diselenggarakan pada Minggu, 30 Januari 2022. Sudah sangat lama memang, lomba-lomba derkuku seperti ini tidak terselenggara. Hanya latihan-latihan rutin saja. Semua memang karena kondisi yang tidak memungkinkan.
Tidak kurang dari 54 tiang kerekan ada di lapangan Togogan tersebut. Tidak banyak memang, karena tempat ini memang difungsikan hanya untuk melatih mental bertanding burung-buurng perkutut. Sekali waktu di sela-sela saat lapangan tidak digunakan, komunitas penghobi derkuku memanfaatkannya juga.
Dekoemania Blitar dan Tulungagung berkumpul, jadi ajang silaturrahmi sesama penghobi derkuku |
“Hari ini kita latihan bersama untuk persiapan lomba di Ngunut nanti. Biar jago-jago kita mau bekerja maksimal. Ini memang khusus guna mempersiapkan burung-buurng buat turun di TGR Cup III nanti, biar mau bekerja maksimal,” ujar Nuryani, sang tuan rumah.
Cuaca cerah dengan sedikit angin berhembus nampaknya membantu burung derkuku yang berada di ujung tiang kerekan masing-masing, bersemangat tampil menunjukkan kemerduan anggunagnnya. Suaranya terdengar bersahut-sahutan seolah tidak ingin kalah dengan pesaingnya.
Semuanya gayeng mendengarkan suara burung di ujung tiang kerekan |
Semakin siang, suasana semakin gayeng oleh suara mereka yang berada di lokasi, saat beberapa burung mengeluarkan suara terbaiknya. Ekspresi berbeda ditunjukkan oleh mereka. Ada yang sekedar tersenyum, ada yang begitu bernafsu memberikan respon, sampai ada yang berjingkrak karena kegirangan.
Suasana tersebut mirip dengan even lomba dengan skala kecil. Pantau memantau yang dilakukan mereka menjadi sinyal kuat kekaguman. Diskusi-diskusi kecil spontan terjadi di pinggir lapangan. Sajian sederhana dari tuan rumah membuat suasana membuat waktu berjalan tanpa terasa.
Sajian khas penggemar anggungan |
“Syukur Alhamdulillah hari ini temen-teman dari Tulungagung senang bisa memenhi undangan dari temen-teman dekoemani Blitar. Kita bergantian, manakala longgar buat acara gantang bareng,” ujar Tinggil dekoemania dari tulungagung bersemangat.
“Tidak harus menunggu lomba besar kalau ingin gantang. Sementara Tulungagung, Blitar, Kediri, dan Trenggalek yang wilayahnya berdekatan bisa buat acara janjian latihan seperti ini. Buat mempererat seduluran, selawase guyub rukun,” tambah Tinggil.
Menikmati hidangan yang telah disediakan tuan rumah |
Kami dari Dekoemania Srengat Blitar, tujuan kami kedepan Dekoemania Blitar Raya ini lebih baik, lebih maju, dan tambah lebih rukun lagi. Dan harapan kami bisa sering mengadakan latihan bersama antara tim Blitar Raya dan tim TGR. Insya’Alloh Tulungagung-Blitar terus bisa gantian. Harapan kami dekoemania kedepan akan terus maju bersama,” harap Nuryani.
“Bagaimana acara tadi, ada saran/ucapan untuk kedepanya buat dekoemania khususnya Blitar Pak?” tanya Makrus Ketua PPDSI Pusat usai acara kepada semua yang hadir. Makrus berharap kegiatan tersebut bisa menjadi langkah nyata menyemarakkan hobi derkuku di Blitar Raya.
Foto bersama dekoemania Blitar dan Tulungagung |
“Khususnya temen-teman Blitar supaya tetap prokes, tetap taati aturan yang ada dan juga bisa lebih semangat buat kedepanya dan untuk latihan saget gentosan kalih lapangan Bendo. Sedang jika lomba tetap di lapangan Bendo,” tutur Makrus menutup acara. (Ramlee/TGL)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar