Blog tentang hobi dan kreasi jadi rejeki

Jumat, 01 September 2023

Hama dan Penyakit pada Tanaman Hias Aglaonema



Aglaonema atau Sri Rejeki merupakan salah satu jenis tanaman hias yang sering jadi buruan para pecinta tanaman karena memiliki berbagai warna yang cantik. Tanaman hias aglaonema juga terbilang mudah dirawat, sehingga cocok bagi penghobi pemula tanaman hias.

Aglaonema merupakan salah satu tanaman yang memiliki tingkat ketahanan hidup yang tinggi. Tanaman ini bisa tumbuh di dalam ruang yang kurang terpapar sinar matahari sekali pun. Seperti dilansir Home Guides dan Gardenologist, tanaman ini tumbuh paling baik di dalam ruangan atau di lokasi yang teduh.

Dikenal tidak rewel dan mudah beradaptasi dalam berbagai kondisi ruangan, meski begitu sebaiknya tetap tidak disimpan dalam ruangan dengan suhu terlalu dingin. Sebab, tanaman satu ini tidak menyukai ruangan yang memiliki suhu di bawah 16 derajat Celsius.

Memiliki tanaman hias yang sehat pasti yang diharapkan siapapun
 

Memiliki perawatan yang mudah membuat tanaman hias daun ini menjadi salah satu pilihan terbaik bagi pecinta tanaman hias. Namun, bukan berarti tanaman hias aglaonema ini tidak membutuhkan perawatan sama sekali.

Beberapa kolektor tanaman hias daun ini sering mengeluhkan akan hama dan penyakit yang sering kali menyerang tanaman hias mereka. Hama dan penyakit tersebut membuat tanaman hias mereka menjadi rusak bahkan hingga mati.

Baca juga : Bunga Wijaya Kusuma, Queen of The Night yang Anggun dan Eksotis

Biasanya, hanya ada satu masalah umum yang menimpa aglaonema, yaitu daun yang menggulung atau bergelombang. Masalah itu juga bisa diselesaikan dengan mudah, dan aglaonema akan kembali sehat setelah masalah teratasi.

Pada dasarnya tanaman tropis ini memiliki risiko kecil terhadap serangan hama. Namun, sesekali tanaman ini bisa saja terserang hama serupa tanaman rumahan lainnya. Hama yang menyerang aglaonema pada umumnya tidak mematikan. Hanya saja, hama itu bisa membuat rupa tanaman jadi berubah. Bahkan lama kelamaan kalau dibiarkan juga akan mengalami kematian.

Kutu kapas
 

Hama adalah salah satu hewan yang mengganggu tanaman yang secara fisik dapat dilihat tanpa bantuan alat. Hama pada tanaman ini memang tidak mematikan. Namun ketika diserang hama, rupanya bakal tidak secantik pada umumnya. Berikut adalah jenis-jenis hama dan penyakit yang sering merusak tanaman hias aglaonema serta cara pengendaliannya.

1. Kutu Kapas

Serangga kecil pengisap cairan tanaman ini disebut kutu daun atau kutu kapas karena berwarna putih seperti kapas. Seringkali tidak terpantau kehadiran hama yang satu ini, baru setelah banyak daun yang terserang baru menyadarinya.

Ditunjukkan dengan gejala pada daunnya yang menjadi rapat dan suasananya agak gelap. Muncul bintik-bintik berwarna putih di batang dan permukaan daun bagian bawah yang disebut meally bug.

Solusinya adalah dengan menempatkan tanaman dalam ruangan yang pencahayaannya baik. Hal ini dilakukan agar tanaman mendapatkan udara yang lebih segar dan mendapat cahaya yang cukup.

Kutu sisik
 

Pengendalian hama dapat dilakukan dengan menyeka daun yang terserang dengan air yang telah diberi deterjen atau sabun cuci piring. Atau semprot dengan menggunakan insektisida Malathion. Untuk dosis penggunaannya dapat dilihatnya pada kemasannya.

2. Kutu Sisik

Tidak hanya kutu daun yang dapat menyerang aglaonema. Tanaman ini juga dapat diserang oleh hama kutu sisik. Hama ini terlihat seperti benjolan kecil yang bergerak melintasi batang dan daun tanaman aglonema.

Baca juga : Bunga Desember, Tanaman Hias Unik yang Mekar pada Akhir Tahun

Hama ini memakan getah floem dan menyebabkan cabang mati, tanaman gundul dan penurunan vitalitas. Hama ini bisa dibasmi dengan minyak hortikultura atau sabun insektisida. Umumnya kutu sisik luput dari perhatian ketika menyerang tanaman.

Biasanya kehadiran hama ini tidak begitu diperhatikan, padahal jika dibiarkan dapat menyebabkan aglonema kurang sehat. Upaya yang dapat dilakukan untuk membasmi hama tanaman aglonema ini adalah dengan menggunakan minyak holtikultura atau sabun insektisida jika serangannya parah.

Spider Mite
 


3. Spider Mite

Serangga spider mite ini termasuk dalam keluarga laba-laba dan berukuran sangat kecil sehingga sulit untuk dilihat dengan mata. Merusak tanaman dengan cara mengisap cairan daun. Gejala serangan yang ditunjukkan dimulai dengan terlihatnya daun berwarna kuning dan kemudian muncul bercak-bercak di bagian yang termakan.

Hama ini biasanya menempel pada batang dan daun, lalu memakan isi sel tanaman, sehingga aglonema menjadi kurang sehat. Ciri-ciri daun yang terserang hama ini adalah terdapat bintik, berubah warna, dan akan layu jika diserang cukup parah.

Populasi spider mite yang meningkat bisa menyebabkan daun habis dan akibatnya tanaman pun mati. Spider Mite dewasa akan meletakkan telur-telurnya yang berwarna kuning kemerahan di permukaan daun bagian bawah. Spider mite agak tahan terhadap insektisida.

Sehingga disarankan untuk memberantasnya dengan menggunakan akarisida sesuai dosis yang tertera pada kemasan. Hama ini umumnya menyerang aglaonema yang kekurangan air. Tungau laba-laba menyukai daerah yang kering. Daun yang terlanjur layu dapat diobati dengan minyak holtikultura atau sabun insektisida.

Ulat daun
 


6. Ulat Daun

Ulat yang tampak seperti garis putih di permukaan daun. Garus putih itu merupakan terowongan di daun tempat persembunyiannya. Gejala serangannya ditunjukkan adanya lubang-lubang pada daun. Pada tingkat serangan berat, pertumbuhan tanaman bisa terhambat.

Hama ulat dapat menyerang daun, yaitu spodoptera sp., ditandai dengan daun muda atau setengah tua yang rombeng dari pinggir. Ada juga ulat yang menyerang batang, yaitu noctuidae. Untuk pengendaliannya dapat dilakukan secara manual yakni dengan cara manangkap dan memusnahkannya.

Baca juga : Gerbera, Komoditas Bunga Potong yang Semakin Banyak Peminatnya

Namun, bila jumlahnya sudah banyak, ulat dapat dibasmi dengan menyemprotkan insektisida 2 minggu sekali. Insektisida yang dapat digunakan adalah Decis 25 EC 0,5-1 ml/l, Atabron 1 ml/l, atau Buldok 25 EC dosis 0.5-2 ml/l.

7. Layu fusarium

Disebabkan cendawan fusarium yang merusak batang bagian bawah dan kadang menyerang tepi batang berwarna merah. Tanda serangan terlihat dengan batang menghitam dan membusuk, tapi tidak berbau.

Daun aglaonema terlihat layu busuk
 

Serangan ini dapat menghambat pertumbuhan dan tanaman mogok bertunas. “Cara mengatasinya dengan menyemprot fungisida seperti Manzate, Daconil, dan Orthocide. Dosis yang digunakan harus sesuai dengan anjuran pada label,” demikian saran Budiana di buku tersebut.

8. Bacterial stem rot

Disebabkan oleh bakteri Erwinia carotovora. Bakteri tersebut menyerang daun dan tangkai batang. Gejala serangan diawali keluarnya lendir, lalu lama-kelamaan berbau tidak sedap, dan berubah warna cokelat kehitaman.

Umumnya terjadi di musim penghujan dengan kondisi lingkungan lembab dan kurang cahaya. Cara mengatasinya dengan menyemprot Agrept 20 WP yang berisi Streptomycin yang mengandung Tetracylin.

Bila serangan parah, tanaman dicabut, batang sakit dipotong, dibakar, atau ditimbun. Sedangkan bagian batang yang masih sehat dapat ditanam kembali setelah diolesi penutup luka. Penyakit ini umumnya terjadi saat musim hujan saat kondisi lingkungan lembab dan kurang cahaya. (Ramlee)


Sumber  : remen.id


Hama dan Penyakit yang Biasa Menyerang Aglaonema

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Latber Malam Road to Margo Trophy, Jaladri dan Maha Raja Raih Bendera Enam Warna, Bimo Juara

Setelah sukses pada penyelenggaraan latber sebelumnya, Latber Road to Margo Trophy kembali digelar pada Sabtu, 14 September 2024 di Gantanga...