Secang (Caesalpinia sappan L.) merupakan salah satu tanaman perdu yang termasuk dalam anggota suku polong-polongan (Fabaceae). Secang tumbuh subur di Indonesia, Malaysia, dan India. Sejak abad ke-17, secang telah menjadi komoditi utama dimana saat itu banyak diekspor ke Jepang.
Tumbuhan yang diketahui berasal dari Brasil itu biasanya tumbuh liar di wilayah pegunungan, perbukitan, atau lereng berbatu yang tidak terlalu dingin. Secang terkadang ditanam sebagai pembatas kebun. Tanaman ini menyenangi tempat terbuka dan dapat ditemukan hingga ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut.
Pertumbuhan secang tersebar di India, Malaysia, dan Indonesia. Pada setiap daerah tanaman herbal ini mempunyai nama yang berbeda, antara lain seupeueng (Aceh), sepang (Gayo), sopang (Batak), cang (Bali), sepel (Timor), kayu sema (Manado), sapang (Makassar), roro (Tidore) (Dalimartha, 2009).
Pohon secang |
Secang dapat tumbuh hingga ketinggian lima sampai sepuluh meter. Batangnya bulat dan berwarna hijau kecokelatan, begitu pula pada bagian akarnya. Batang kayunya berwarna kuning muda saat baru dipotong, tetapi dengan cepat berubah menjadi merah. Terdapat duri-duri bengkok yang tersebar pada batang dan cabang pohon secang.
Baca juga : Lontar, Pohon yang Memberikan Berkah dan Manfaat bagi Sekitar
Daun pohon secang berjenis majemuk menyirip ganda dengan panjang sekitar 25 cm sampai 40 cm. Pada setiap daun terdapat anak daun yang berjumlah antara 10 hingga 20 pasang yang letaknya saling berhadapan.
Batang pohon secang |
Ukuran anak daun tersebut panjangnya 10 mm sampai 25 mm dan lebarnya tiga mm sampai sebelas mm. Anak daun tersebut tidak mempunyai tangkai, berbentuk lonjong, berujung bulat, dan mempunyai warna hijau.
Pohon secang juga mempunyai bunga yang masuk dalam kelompok majemuk. Bunga secang berbentuk malai dan tumbuh dari tangkai pohon yang panjangnya antara 10 cm sampai 20 cm. Setiap gagang bunga memiliki panjang sekitar 15 cm hingga 20 cm.
Pada kelopak bunganya terdapat rambut halus pada bagian pinggir. Panjang kelopak bunga yang berada di bagian paling bawah adalah 10 mm dan lebarnya 4 mm. Kelopak bunga secang berwarna kuning dan membentuk bundaran dengan diameter antara 4 mm hingga 6 mm. Setiap bunga tersusun atas empat kelopak serta memiliki benang sari dan putik.
Selain bunga, pohon secang juga mempunyai buah yang masuk ke dalam kategori buah polong. Buah tersebut berbentuk pipih dan lonjong. Panjangnya sekitar 8 cm sampai 10 cm dan lebarnya sekitar 3 cm sampai 4 cm.
Bentuk daun pohon secang |
Ujung buahnya ibarat paruh, setiap buah memiliki paling tidak 3 atau 4 biji. Warna buahnya hijau, apabila masak warna buahnya akan berubah menjadi hitam. Biji secang berwarna kuning kecokelatan dan berbentuk bulat memanjang.
Baca juga : Pohon Salam, Daunnya untuk Pengharum Masakan yang Punya Segudang Manfaat
Awalnya, secang ini banyak digunakan sebagai salah satu sumber zat warna merah dan pewarna tekstil di abad pertengahan hingga akhir abad kesembilan belas. Oleh karena itu, secang dikenal dengan sebutan “berapi api merah” atau “sinar yang membara”.
Bunga secang |
Bagian vegetatif tumbuhan secang dapat digunakan sebagai pewarna alami. Bagian batang, kulit batang, dan polong dapat menghasilkan warna merah cerah dan ungu muda serta akar dapat menghasilkan warna kuning.
Pemanfaatan secang umumnya diperoleh dari kayunya. Di dalamnya terdapat berbagai saripati yang bermanfaat, seperti senyawa brazilin, brasilein, alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, terpenoid, dan antrakinon.
Secang juga mengandung asam galat, delta-a phellandrene, oscimene, resin, resorsin, dan minyak atsiri. Selain itu, kandungan khusus yang terkandung dalam tanaman ini adalah sappanchalcone dan Caesalpin P. Dari berbagai kandungan tersebut, maka terciptalah berbagai manfaat bagi kesehatan.
Bagian pohon secang yang paling bernilai adalah batang atau kayunya. Masyarakat Sulawesi Selatan, terutama suku Bugis menjadikan air rebusan kayu secang sebagai minuman dan dikenal sebagai ale’ seppang yang artinya adalah “hutan secang”.
Buah polong secang yang telah tua |
Hal ini sudah berlangsung sejak dulu sebelum kandungan secang diketahui. Selain bermanfaat dalam bidang medis, zat warna yang dihasilkan pohon secang juga kerap dimanfaatkan untuk pewarna makanan, pakaian, anyam-anyaman, dan barang-barang lain.
Baca juga : Bidara, Tumbuhan Istimewa yang Penuh Khasiat Bagi Kesehatan
Jika dilarutkan atau direbus dalam air, kayu secang akan menghasilkan warna merah muda. Pigmen merah ini disebut antosianin dan bersifat mudah larut dalam air panas. Warna tersebut juga dapat digunakan untuk bahan pengecatan, pewarna pada bahan anyaman, kue, minuman, atau tinta.
Wedang uwu |
Sering juga digunakan sebagai obat untuk berbagai macam penyakit seperti luka, batuk berdarah (muntah darah), darah kotor, penawar racun, sipilis, penghenti pendarahan, pengobatan pasca bersalin, demam berdarah, dan katarak mata. Kayu secang mengandung komposisi yang memiliki kemampuan sebagai antioksidan dan antimikroba. (Ramlee)
Sumber : remen.id
Secang, Tumbuhan Herbal Berduri dengan Sejuta Manfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar