Burung hantu merupakan salah satu hewan pemangsa yang terkenal karena bentuknya yang indah, eksotis tetapi juga tampak gagah. Meski tidak berinteraksi secara langung, burung hantu merupakan salah satu binatang yang keberadaannya cukup dekat dengan kehidupan manusia.
Burung hantu termasuk hewan noktural, atau satwa yang menjalankan aktivitasnya di malam hari. Bagi para penggemar burung pemangsa atau birds of prey, popularitas burung ini mulai disejajarkan dengan burung falcon dan elang. Kelompok aves ini dikenal sebagai satwa buas yang tergolong dalam jenis karnivora atau pemakan daging.
Burung hantu memiliki jenis atau ragam yang cukup banyak. Jenis yang paling popular saat ini (termasuk dijadikan mitra petani dalam mengusir hama padi dan jagung) adalah barn owl (Tyto alba). Spesies inilah yang paling mudah dijinakkan, serta bisa dilatih untuk berbagai keperluan positif.
Burung hantu aktif di malam hari untuk mencari mangsa |
Akan tetapi tidak jarang penghobi yang menjinakkan satwa ini untuk dijadikan hewan peliharaan. Burung ini seringkali dijadikan simbol tertentu di beberapa wilayah karena sifat dan karakteristiknya yang khas. Sebaran burung ini cukup luas di dunia dan terbagi menjadi beberapa jenis.
Tidak ada sumber pasti yang menyebutkan mengapa satwa dengan nama lain owl ini diberi nama burung hantu. Hanya saja sudah menjadi rahasia umum di masyarakat Indonesia jika binatang yang aktif pada malam hari dianggap sebagai pertanda maut. Alasan inilah yang paling banyak diyakini oleh masyarakat luas.
Burung hantu bersarang di dalam lubang batang pohon |
Namun pada kenyataannya tidak semua wilayah di Indonesia menyebut satwa ini sebagai burung hantu. Contohnya, di Jawa burung pemakan daging ini dikenal sebagai dares dan manuk dares yang artinya tidak berkaitan sama sekali dengan maut. Bahkan di Indonesia wilayah barat justru dianggap sebagai simbol kebijaksanaan.
Satwa ini memiliki mata yang sangat unik dan berbeda dengan jenis burung lainnya. Jika kebanyakan kelompok aves memiliki mata menghadap ke samping, maka mata burung ini menghadap ke depan. Selain itu ukuran matanya juga sangat besar dengan warna kuning terang.
Baca juga : Burung-madu, Mempunyai Suara Panggilan Unik Itu Termasuk Burung Dilindungi
Induk burung hantu sedang mengerami telur-telurnya |
Sebagai jenis karnivora, burung hantu mempunyai bentuk paruh mirip dengan burung elang jawa. Paruh tersebut berbentuk bengkok dan tajam menyesuaikan dengan jenis makanannya, yaitu daging. Hal unik juga terletak pada bagian leher burung ini, yakni dapat berputar hingga 180 derajat. Oleh karena itu jangan heran jika saat tubuhnya menghadap ke depan, namun wajahnya menghadap ke belakang.
Area wajah burung ini dikelilingi oleh bulu-bulu dan karakter wajahnya berbentuk love. Hal tersebut menjadi daya tarik dan keunikan tersendiri bagi binatang malam ini, namun sekaligus membuatnya tampak menyeramkan. Umumnya warna bulu satwa ini adalah cokelat dan abu-abu yang dipadukan dengan bercak hitam putih.
Anak-anak burung hantu di dalam sarangnya |
Ekor burung hantu rata-rata berukuran pendek. Akan tetapi satwa dengan nama Latin Ketupa ketupu ini memiliki sayap yang luar biasa besar dan sangat lebar. Ketika burung ini merentangkan sayapnya, maka lebarnya bisa setara tiga kali dari panjang tubuhnya sendiri.
Selain itu kaki burung hantu juga dikenal sangat kuat dan cekatan, sehingga mampu mencengkeram sesuatu dengan begitu eratnya. Kekuatan cengkeraman dan paruh tajam inilah yang dimanfaatkan untuk berburu dan menangkap mangsa dengan cepat.
Burung hantu termasuk jenis satwa yang dapat hidup di berbagai kondisi lingkungan, kecuali gurun dan wilayah kutub. Akan tetapi binatang nokturnal ini sebenarnya lebih senang tinggal di habitat terbuka seperti tepi sungai, pekarangan, perkotaan, kebun, padang rumput, semak-semak, sawah, serta area atau pinggir hutan yang tidak begitu lebat.
Ketinggian habitat yang disukai oleh satwa ini adalah dataran rendah pada ketinggian 1.500 sampai 2.000 meter di atas permukaan laut. Meski berada di ketinggian tersebut, burung ini akan memilih wilayah yang tidak memiliki suhu rendah. Berdasarkan naluri, rata-rata burung hantu menghindari hutan karena tingkat perburuan di kawasan tersebut sangat tinggi.
Burung hantu merupakan pembasmi alami hama tikus |
Meski menyukai habitat terbuka, faktanya burung hantu membangun sarang di wilayah yang jauh dari pemukiman penduduk. Sarang tersebut berada di atas ranting pohon-pohon yang sangat tinggi, di mana terdapat lubang atau celah, salah satunya jenis pohon suntuk sarang burung ini adalah pohon palem.
Sebagian burung hantu juga membuat sarang di atap bangunan atau bagian-bagian rumah yang jarang terjamah oleh manusia. Lokasi ini akan memudahkan untuk keluar setelah hari gelap. Satwa ini akan meninggalkan sarangnya pada waktu malam hari untuk beraktivitas mencari mangsa.
Kini banyak petani yang sudah memanfaatkan burung hantu sebagai pembasmi hama tikus |
Area terbuka disenangi oleh burung ini karena memudahkan binatang malam ini untuk mencari mangsa, misalnya di sekitar sungai dan wilayah persawahan. Keberadaan burung hantu di persawahan memiliki manfaat besar bagi petani, sebab burung ini akan memangsa hama seperti tikus, kodok, dan serangga yang merusak tanaman. Oleh karena itu, burung ini juga disebut sahabat petani.
Burung hantu adalah pengintai yang sangat tajam dan cerdik. Satwa ini terkenal berperilaku diam dan tidak mengeluarkan bunyi bahkan pada saat terbang. Burung ini lebih sering dijumpai mematung serta tidak banyak melakukan gerakan. Hal tersebut menjadikan keberadaan satwa nokturnal ini sulit untuk dideteksi.
Baca juga : Ciblek, Jenis Burung Pengicau Bersuara Nyaring
Celepuk gunung |
Ada beberapa spesies burung hantu dengan kemampuan mengukur jarak buruan serta posisi mangsanya secara akurat dalam kondisi gelap total. Kemampuan ini diperoleh dari pendengarannya yang tajam dan bulu-bulu wajah yang berfungsi seperti radar untuk mengarahkan pada sumber suara.
Rata-rata fauna ini melakukan perburuan mangsa di waktu malam. Akan tetapi ada juga yang berburu menjelang subuh atau ketika kondisi hari sudah mulai remang-remang. Ada hal yang juga menarik, yaitu ada beberapa spesies yang justru berburu pada sore hari atau krepuskular dan juga siang hari.
Celepuk raja |
Pada siang hari burung hantu akan menghabiskan waktu dengan tidur di dalam sarangnya yang terlindungi oleh dedaunan. Kemudian pada saat malam tiba binatang ini akan mulai mengeluarkan suara dari dalam sarangnya dan hal ini terus berlangsung termasuk ketika satwa ini keluar dan mengelilingi sarangnya sambil terbang.
Binatang nokturnal ini juga memiliki kebiasaan untuk melindungi wilayah teritorialnya. Upaya menandai wilayah kekuasan ini jugalah yang membuat burung hantu akan mengeluarkan suara dan mengelilingi sarangnya pada waktu malam hari. Apabila ada musuh yang mendekat wilayah teritorinya, maka satwa ini akan bersiaga untuk melakukan perlawanan.
Ketupa ketupu atau burung hantu adalah kelompok ovipar, yaitu perkembangbiakannya dilakukan dengan cara bertelur. Jumlah telur yang dihasilkan pun tidak begitu banyak, yaitu hanya sekitar satu butir hingga empat butir saja. Namun jumlah telur tersebut bergantung pada spesies dari burung itu sendiri.
Kematangan reproduksi akan dimulai minimal setahun setelah menetas dari telurnya. Waktu yang cukup seimbang dengan jumlah telur yang dihasilkan. Umumnya setiap burung hantu yang memiliki telur akan merawat anaknya hingga usia dewasa dan baru melepaskan setelah dirasa mampu untuk mencari makan sendiri.
Celepuk |
Masa perkembangbiakan burung hantu bergantung pada jenis spesiesnya, seperti pada musim semi di kawasan beriklim sedang. Kegiatan ini juga dipengaruhi oleh kondisi cuaca di tempat tinggal, penyakit yang dimiliki, ketersediaan bahan makanan, tingkat persiangan dengan burung lain, serta kecocokan dengan pasangan.
Baca juga : Sogok Ontong, Burung yang Suka Manis-manis yang Kerap Dijadikan Masteran
Tidak jauh berbeda dengan binatang lainnya, burung hantu juga akan mengeluarkan suara tertentu ketika ingin kawin. Jantan akan melakukan usaha untuk menarik perhatian betina melalui beberapa cara tertentu. Selain bersuara, hewan ini akan mengubah perilaku seperti gaya terbang khusus dan memberi makanan. Usaha ini dianggap berhasil jika betina datang ke sarang jantan.
Burung hantu wowo wiwi |
Burung hantu atau owl terbagi menjadi beberapa spesies yang sangat variatif. Apabila dikonversi jumlah yang sudah terverifikasi mencapai kurang lebih 222 jenis. Semua spesies tersebut menyebar di berbagai penjuru dunia dan masing-masing memiliki keunikan tersendiri.
Secara umum burung hantu dibagi menjadi dua, yaitu Strigidae atau burung hantu sejati dan Tytonidae atau burung hantu serak. Berikut ini adalah beberapa jenis burung hantu dari berbagai jenis yang ada di dunia, antara lain serak jawa, celepuk reban, burung hantu salju putih, ketupa, kelabu besar, pere david, dan elang Andaman.
Celepuk merah |
Persebaran satwa ini nyaris terdapat di berbagai belahan bumi kecuali kutub dan gurun. Mulai dari Amerika Utara selain Kanada, Amerika Selatan, Amerika Tengah, sebagian besar Benua Eropa, kawasan sub-sahara di Benua Afrika, India, Timur Tengah, Asia Tenggara, dan Timor Leste.
Spesies ini tidak masuk dalam satwa kategori terancam atau hampir punah. Kondisi ini tidak lepas dari fakta ada begitu banyak spesies yang tersebar di berbagai belahan dunia. Hanya saja status kelangkaan tersebut mungkin berbeda untuk spesies burung lainnya. (Ramlee)
Sumbe r : remen.id
Burung Hantu, Sang Pemburu Malam yang Punya Tampilan Eksotis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar