Sesuai apa yang sudah direncanakan oleh Lucky sebagai motor terselenggaranya gelaran Latber Seni Suara Burung Puter bertajuk Road To Margo Trophy sukses digelar oleh Pengcab PPPPSI Bantul pada hari Sabtu, 23 Desember 2023 di Gantangan Jawara Arena Pringgolayan, Banguntapan, Bantul-Yogyakarta.
Bantul sepertinya ingin terus menunjukkan eksistensinya kembali di dunia hobi puter pelung. Sudah cukup lama, di wilayah Yogyakarta tidak lagi terdengar adanya kegiatan lomba puter pelung. Para penggemar puter pelung disana seolah kehilangan semangat menekuni hobinya.
Dan gelaran lomba ini juga menjadi jawaban atas keinginan para puter pelung mania yang menginginkan adanya kegiatan untuk menyalurkan hobi mereka. Seperti yang diutarakan oleh salah seorang peserta bernama Atha Farras.
Meja pendaftaran peserta Latber Road To Margo Trophy |
“Hari ini Pengcab Bantul kembali menggelar kegiatan Latber puter pelung. Saya senang dan bangga dengan kegiatan seperti ini. Karena dengan begitu kami sebagai penghobi bisa terus melakukan silaturahmi dengan sesama puter pelung mania yang ada di Bantul dan sekitarnya,” jelas Atha Farras.
“Terima kasih sudah memberikan wadah penggemar puter pelung di Yogyakarta pada umumnya untuk dapat bersilaturahmi serta menyalurkan hobinya,” ungkap Atha yang cukup peduli dengan hobi yang ditekuninya. Atha pun hadiri undangan Pengcab Bantul bersama burung gacoannya.
Pemain sedang menaikkan burungnya ke gantangan |
“Semoga dengan adanya gelaran lomba seperti kemarin dapat menambah minat masyarakat kembali untuk menggemari puter pelung,” harap pemilik Atasa BF ini. “Sekaligus biar tambah ramai kembali seperti dahulu, kalau tidak ada lomba-lomba seperti ini ya bakal sepi.”
Ajang latber tersebut yang memang bertujuan untuk merangkul kembali puter pelung mania Yogyakarta. Baik para senior maupun pemula (pemain baru). Rupanya kegiatan ini mendapat dukungan dan respon yang bagus dari para penghobi.
Meskipun belum seperti yang diinginkan namun perhatian beberapa senior anggungan di Yogyakarta untuk kembali meramaikan hobi puter pelung membuat Luckek begitu Lucky biasa dipanggil, bersama teman-temannya bersemangat hadirkan kembali lomba-lomba puter pelung.
Bahkan jika antusiasme ini terjaga dengan baik, bukan tidak mungkin gelaran yang jauh lebih besar akan dihadirkan. Sejatinya kegiatan Latber Pengcab Bantul ini diselenggarakan pada hari Kamis malam, 21 Desember 2023. Namun pada waktu yang sudah ditetapkan jauh-juah hari justru tidak bisa terlaksana karena arena gantangan dipakai oleh komunitas lain.
Penjurian berjalan lancar |
Agenda lomba yang sifatnya lokalan seperti latber ini misalnya, kini menjadi jalan awal bagi mereka untuk menyemarakkan hobi puter pelung dari tingkat yang paling bawah. Bagi para mania puter pelung kegiatan dengan skala kecil ini bisa direalisasikan merupakan hal yang baik.
“Latber ini adalah jalan awal bagi kami untuk kembali eksis di dunia hobi puter pelung,” terang Luckek. “Kegiatan ini adalah bentuk keinginan dari rekan-rekan untuk kembali menyibukkan diri dengan hobi puter pelung.”
Para mania sangat menikmati lomba di malam hari itu |
“Mereka kini ingin kembali melombakan burungnya lagi setelah sekian lama vakum,” jelas Luckek lagi. Terwujudnya kegiatan tersebut tidak lepas dari dukungan luar biasa yang diberikan oleh Kabul, pemilik dari Margo Trophy dan beberapa senior anggungan lainnya.
“Dulu hobi puter pelung di Yogyakarta benar-benar luar biasa, namun sempat vakum. Nah, kini saya bersama dukungan para senior ingin hobi ini kembali seperti dulu dengan lebih semarak lagi tentunya,” harap Luckek.
Bos Boy raih gelar di kelas Utama berkat penampilan apik Gong 2000 |
Ada tiga kelas yang dilombakan yakni kelas Pemula, kelas Madya, dan kelas Utama. Semuanya berlangsung tanpa ada masalah. Karena dilangsungkan pada malam hari, suasana lomba jadi begitu syahdu dengan alunan anggung puter pelung yang ada di gantangan.
“Penjurian sudah lumayan bagus,” ujar Suryanto, salah satu peserta yang ikut hadir meramaikan gelaran Pengcab Bantul tersebut. “Semoga penjuriannya dalam menilai burung tidak pandang yang punya siapa,” harap pemilik Barata BF itu.
“Jika penilaian yang dilaksanakan hanya berdasarkan kualitas burung yang terdengar di gantangan, maka kegiatan seperti ini akan terus ramai,” lanjut Suryanto. “Insya’Allah burung puter pelung yang ada di Yogyakarta ini khususnya akan ramai lagi, aamiin.”
Penjurian berjalan lancar. Suara burung terdengar dengan jelas. Para mania menikmati sajian Latber Road To Margo Trophy malam itu. “Lomba di malam hari menurut saya dalam pemantauan burung, juri bisa lebih jeli dan teliti dalam menilai burung dibandingkan di siang hari,” ujar seorang peserta dari pinggir lapangan.
Innova milik B2W BF juara di kelas Madya |
Sampai akhirnya lomba yang diikuti seorang peserta dari Surabaya itu ditetapkan posisi kejuaraan untuk masing-masing kelas yang dilombakan. Untuk kelas Utama, podium pertama berhasil diraih Gong 2000 amunisi Pak Boy, Puter pelung ternakan Boss 2000 di gantangan 33.
Setelah Boss 2000 tampil menawan dengan raihan bendera lima warna di babak pertama dan keempat serta bendera enam warna di babak kedua dan ketiga. Dilanjutkan oleh Everest andalan B2W BF, ternakan B2W 516 gantangan 45 jadi runner upnya. Dan Rembes orbitan Kardiman, ternakan Eton 343 gantangan 40 sebagai juara ketiga.
Kabul serahkan trophy untuk Atasa BF yang juara di kelas Pemula |
Di kelas Madya, juara diraih Innova amunisi B2W BF, puter pelung ternakan B2W 706 yang digantang pada nomor 20. Disusul kemudian di podium kedua Cataliya milik Barata BF dengan ring Barata 745 di gantangan 15. Juara ketiga direbut Messi ring Simon Peres besutan Gendut di gantangan 22.
Sedangkan di kelas Pemula, Keclek ring Atasa 189 andalan Atasa BF dinobatkan sebagai juara pertama. tempat kedua dihuni Janoko ring Simon Peres milik Gendut di gantangan 15. Melengkapi tiga besar ada Bintang ring SDN 680 debutan Rohmad G di gantangan 22.
Jono beruntung mendapatkan doorprize sepeda gunung |
“Cuma hoki Mas, kebetulan kemarin saya bawa burung dan mau bunyi di gantangan,” kata Atha mengkomentari kemenangan burungnya. “Persaingannya tadi seru, karena burung Jogja kualitasnya merata dan bagus-bagus. Biarkan burungnya yang bekerja di gantangan dan serahkan sepenuhnya pada juri yang menilai,’ tegas Atha. (Ramlee)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar