Bertempat di Lapangan Gawanan Colomadu-Karanganyar, DMS kembali menggelar kegiatan ngerek bareng, pada Minggu 5 Mei 2024. Agenda bertajuk Latihan Bersama Dinilai (Latbernil) digelar dalam rangka memeriahkan hobi derkuku di Solo Raya itu berlangsung seru dan lancar.
Padahal pelaksanaan latbernil tersebut hanya berjarak beberapa hari saja seusai gelaran Liga DMS. Agenda yang dihelat Pengcab PPDSI Surakarta ini tampaknya menjadi pilihan dekoe mania yang ingin terus menyalurkan hobi derkukunya.
Ada tiga kelas yang dibuka, yakni kelas Bebas, kelas Pemula, dan kelas Ring Peternak Solo Raya. Masing-masing kelas disediakan sebanyak 36 tiang kerekan itu penuh sesak oleh peserta. Tidak banyak persiapan yang dilakukan oleh panitia, bahkan hampir tanpa koordinasi, semua berjalan spontan.
Ari Sureksi saat hadir di pertemuan pengurus DMS |
“Wong hanya latbernil saja kok,” ucap Jatmiko datar, salah satu panitia sekaligus penggagas acara. “Lanjut gak pakai kendor, rem blong gass pool,” lanjut Jatmiko sambil tertawa kecil. Kenyataan tersebut tidak menyurutkan dekoe mania untuk tetap meramaikan gelaran Pengcab Surakarta.
“Alhamdulillah dukungan yang luar biasa diberikan para dekoe mania. Mereka datang dan meramaikan acara, sehingga seluruh kelas yang kami buka, penuh sesak oleh peserta,” tambah pemilik Jat BF Solo ini. Hal ini menjadi bukti bahwa lomba masih menjadi harapan banyak dekoe mania di Solo Raya.
Handoko dan Irwan seruput teh |
Panitia juga sengaja membuka kelas Ring Peternak Solo Raya. Kelas yang secara khusus diperuntukkan bagi burung-burung yang mengenakan ring peternak dari Solo Raya sendiri. Panitia menyadari jika sangat banyak burung dari kandang-kandang dekoe mania Solo yang berkualitas. Dan sudah saatnya diberikan panggung sendiri untuk membuktikan kualitas anggungnya.
Kesempatan seperti ini dapat menanamkan rasa percaya diri dan semangat yang tinggi dekoe mania. Burung mereka jika di lapangan dapat berprestasi sebagai bukti bahwa secara kualitas dan performa saat tampil di atas kerekan, bukanlah derkuku kelas terasan.
Sunaryanto, Irul, dan Agung menikmati sejuknya suasana lomba |
Kemeriahan gelaran latbernil menjadi sinyal bahwa hobi derkuku di Solo dan wilayah di sekitarnya kini berkembang semakin menggembirakan dan menjadi harapan banyak dekoe mania di Solo Raya. Tidak heran ketika pendaftaran resmi dibuka langsung diserbu oleh para penggila lomba.
Tidak butuh waktu lama, hampir seluruh tiket yang tersedia benar-benar musnah tanpa sisa. “Acara hari ini untuk meramaikan terus hobi derkuku, biar teman-teman tetap semangat menekuni hobi. Saya kira dengan adanya kegiatan ini maka hobi derkuku bisa tetap eksis,” terang Agung Cahyanto Ketua Pengcab Surakarta.
Cuaca cerah mengawal gelaran latbernil |
“Kami sengaja membuat kegiatan sesering mungkin dengan harapan agar hobi derkuku bisa lebih semarak lagi. Karena dengan cara seperti ini maka hobi bisa terus berkembang dan bertahan. Apalagi Solo Raya sebagai daerah yang ingin menjadikan hobi derkuku lebih semarak lagi,” ungkap pemilik Sadewa BF.
Beberapa dekoe mania memfaatkan kesempatan tersebut untuk mempersiapkan gaco-gaconya menghadapi event besar semacam Liga Derkuku Indonesia (LDI). “Apalagi sebentar lagi akan ada event besar Paku Alam Cup di Jogja. Jadi kita perlu melihat performa gaco-gaco yang rencananya akan dibawa kesana,” tambah Agung.
Koh Heri, Hafid, dan Wagiman |
Beberapa wajah baru juga hadir di lapangan. “Koh Heri baru pertama kali ikut acara DMS,” jelas Jatmiko. Koh Heri datang membawa serta gaconya. “Tadi tak bilang untuk segera dinaikkan saja burungnya biar ndak klabakan di sangkar.”
Cuaca cerah semakin menambah semangat para kontestan yang berada di atas kerekan untuk memamerkan kemerduan anggungnya masing-masing. Jatmiko secara telaten memberikan informasi tehnis penjurian kepada Koh Heri yang baru saja menikmati lomba pertamanya.
April, Sugeng, dan Agung menunggu giliran bakso |
Tidak seperti gelaran DMS sebelumnya, panitia mendatangkan tukang bakso untuk melayani yang hadir di Lapangan Gawanan. Sajian bakso yang panas dan pedes memanjakan para dekoe mania. Mereka seakan tak mau melewatkan sensasi makan bakso ala lesehan di bawah pohon sambil menikmati anggung derkuku begitu saja.
Empat babak penjurian berlangsung lancar dan sukses tanpa ada hambatan. Sampai akhirnya penentuan posisi kejuaraan diumumkan. Untuk kelas Bebas, podium pertama diraih oleh Ilusi amunisi Kanjeng Prabu (KP) Solo, produk LMS 368 yang dikerek menggunakan nomor 51 dengan raihan bendera lima warna empat kali.
Juara di kelas Bebas |
Disusul kemudian oleh Abiyoso andalan Wagiman, produk ternak GSM 1770 yang berada di nomor kerekan 43. Sukses melengkapi posisi tiga besar adalah Parikesit orbitan TNT BF dari Colomadu, burung derkuku ternakan Merdk 1154 yang berada di nomor kerekan 52.
Untuk kelas Pemula, juara pertama berhasil direbut Gembuk debutan Surawan dari Masaran. Derkuku hasil ternak Dago 20 yang digantang pada nomor 59. Posisi kedua diraih Kharisma besutan Hineni BF Karanganyar, produk ternak Hineni 261 yang menempati nomor gantangan 62. Tempat ketiga dimenangkan Wahyu orbitan Enso BF Solo, ternakan DM 219 yang berada di nomor gantangan 77.
Juara di kelas Ring Peternak |
Di kelas Ring Peternak Solo, juara pertama berhasil menjadi milik burung bernama Sumilir amunisi Sunaryanto, produk Arya 455 yang menempati nomor kerekan 18. Sumilir sebenarnya hanya tampil selama tiga babak saja.
Karena pada babak keempat Sumilir lebih asyik dengan dirinya sendiri, tidak ada tancapan bendera sama sekali. Namun raihan bendera empat warna di babak pertama serta lima warna di babak kedua dan ketiga tidak ada yang mampu melewatinya.
Para juara di kelas Pemula |
Tempat berikutnya direbut dua burung Eko Cahyo Santoso pemilik LMS BF. Posisi kedua ada Sakral bergelang LMS 393 di gantangan 35 dan tempat ketiga dimenangkan Keris Patih, ring LMS 775 yang dikerek pada nomor 33.
Pada Sabtu malam, rapat kecil panitia dan pengurus PPDSI Surakarta kedatangan Ari Sureksi pengurus PPDSI pada awal berdiri. Ari Sureksi sudah lama sekali meninggalkan hobinya untuk lebih menekuni bisnis itu kagum dengan kualitas anggung derkuku saat ini. “Sangat jauh berbeda dengan derkuku dulu,” kata Ari Sureksi singkat saat diperdengarkan suara derkuku. (Ramlee/Jat)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar