Blog Hobi dan Informasi

Senin, 20 Mei 2024

Untuk Tingkatkan Nilai Ekonomi Peternak Entok, KAMPAK Gelar Kontes Entok Nasional Gunung Kendeng



Komunitas Menthok Pegunungan Kendeng (KAMPAK) menggelar Kontes Entok Nasional Gunung Kendeng Blora bertajuk Maju dan Sukses Bersama Entok. Bertempat di Kampus Sekolah Tinggi Teknologi Ronggolawe (STTR) Cepu, Kabupaten Blora – Jawa Tengah, pada Minggu 12 Mei 2024.

Entok-entok dari berbagai kota di Pulau Jawa mengikuti kontes. Dari catatan panitia, peserta datang dari Lumajang, Pasuruan, Blitar, Tulungagung, Kediri, Nganjuk, Mojokerto, Gresik, Demak, Solo, Sragen, Purwodadi, Rembang, Purworejo, Indramayu, Tangerang, dan dari Blora sendiri.

Budi Wahono (berkaca mata) ngobrol santai dengan para pecinta entok
 

Unggas-unggas tersebut berkompetisi dalam 2 kategori yang dilombakan. Yaitu kategori Jumbo dan kategori Hias. Pada kategori Jumbo, entok yang didaftarkan dikelompokkan sesuai jenisnya lalu diukur panjang badan, lingkar badan serta ditimbang.

Untuk kriteria Jumbo, panitia melombakan beberapa kelas. Yakni kelas Basong all The Best, Betina all The Best, Jemoko all The Best, Dere all The Best, Basong Extreme (semua jenis Basong), dan Jemoko Extreme (semua jenis Jemoko).

Proses penilaian oleh para juri
 

Dalam kategori Hias, entok akan dinilai dari jenis serta bentuk dan bulunya. Diantaranya Bondol Motif (semua Bondol), Warna Dasar (semua Warna), Jali (semua Jali), Bondol Warna Dasar (semua Bondol Warna), Exotic (semua jenis yang belum ada kelasnya).

Panitia Kontes Entok Nasional Gunung Kendeng Blora, Purnomo mengatakan, acara yang digelar oleh Komunitas Menthok Pegunungan Kendeng yang disingkat KAMPAK tersebut merupakan kontes entok dengan skala nasional. Tujuan dilaksanakan kontes ini untuk mengangkat harga maupun popularitas dari entok agar tidak hanya dipandang sebelah mata.

Lebih lanjut dikatakan bahwa kontes ini bertujuan untuk menjalin tali silaturahmi antar penghobi dan peternak entok di seluruh Nusantara. Kontes ini juga bertujuan mengenalkan kepada masyarakat bahwa entok tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi yang biasa dijadikan olehan kuliner yang nikmat.

“Di sini kita perkenalkan dan edukasi bahwa dunia budidaya entok sudah berkembang ada jenis jumbo dan hias. Dari jenis-jenis entok tersebut memiliki keindahan dan nilai seni yang memiliki nilai jual dan juga bisa dijadikan hewan hias peliharaan,” jelas Purnomo.

Alat ukur juga digunakan dalam Kontes Entok Nasional


Saat ini entok juga bisa dijadikan hewan klangenan atau peliharaan yang bisa dibanggakan. Bahkan bisa memiliki nilai tambah yang cukup tinggi jika ditekuni. Event ini juga sekaligus menunjukkan eksistensi komunitas entok di Blora.

Karena meskipun KAMPAK belum juga berumur satu tahun tetapi sudah mampu menggelar acara berskala nasional. “Kami berharap kegiatan ini menjadi event tahunan yang bisa terus diadakan. Karena akan mempunyai dampak yang baik bagi penghobi dan peternak khususnya Blora dan umumnya di wilayah se-Nusantara,” ujar Purnomo.

Pengukuran dilakukan dengan cermat dan teliti
 

Pada kesempatan tersebut, turut hadir Budi Wahono Ketua Asosiasi Peternak Entok Nasional (ASPEN). Budi Wahono mengapresiasi upaya KAMPAK yang mengadakan Kontes Entok Nasional. Karena dengan adanya kontes seperti ini secara perlahan akan mengatrol harga jual entok atau menthok ini.

Budi Wahono menyebut, satu ekor menthok di pasar paling mahal hanya dihargai sekitar Rp 150 ribu hingga Rp 200 ribu. Namun jika menang kontes, harganya bisa melambung tinggi hingga jutaan rupiah. “Kalau di pasar paling cuma Rp 150 ribu sampai Rp 200 ribu paling mahal. Kalau yang buat kontes bisa sampai jutaan,” ungkapnya.

Dengan diadakannya kontes-kontes semacam ini, Budi Wahono berharap para peternak entok lebih semangat dalam beternak serta menjadi lebih sejahtera dan maju. Selain itu dapat menumbuhkan hobi ke masyarakat luas untuk ikut memelihara entok.

Berbeda dengan kontes burung berkicau yang dinilai dari suaranya, kontes entok ini lebih menilai ketajaman warna, motif bulu hingga tubuh yang proporsional. Untuk itu entok yang diikutsertakan dalam kontes bukanlah sembarang entok.

Sultan DYMM Surya Alam (tengah) tertarik untuk ikut mengadakan kontes entok di Demak
 

Karena entok-entok ini mendapatkan perawatan khusus sesuai dengan kelas yang akan diikutinya. Baik ikuti kriteria Jumbo yang mengedepankan postur tubuh dan kriteria Hias yang lebih menampilkan keindahan bulu-bulu entok tersebut. Para juara akan mendapatkan hadiah berupa tropi, piagam penghargaan serta uang pembinaan.

Panitia Kontes Entok Nasional Gunung Kendeng Blora merasa bangga, karena tidak mengira akan kedatangan Sultan DYMM Surya Alam, Keraton Glagah Wangi Demak. “Beliau tertarik dengan adanya kontes entok ini,” tutur Budi Wahono yang ikut menyambut. “Beliau akan mendukung kegiatan kontes entok di Demak.”

Sekawan Grup boyong trophy juara
 

Acara berjalan semarak. Semua peserta yang datang merasa puas dengan jamuan dari panitia. Mereka pun berusaha secara maksimal menampilkan entok-entok terbaik dari kandangnya masing-masing. Juri-juri yang memberikan penilaian pun bekerja dengan nyaman.

Purnomo mewakili seluruh panitia mengucapkan selamat kepada para peserta dan para pemenang Kontes Entok Nasional Gunung Kendeng Blora. Serta berharap, kian erat tali silaturahmi dan rasa persaudraan antar peternak menthok Nusantara. “Alhamdulillah, terima kasih semuanya, mohon maaf kalau ada salah tutur kata maupun tingkah laku selama berjalannya event,” ucap Purnomo di akhir acara. (Ramlee)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ayam Hutan Merah, Nenek Moyang Ayam Peliharaan Ternyata sangat Pemalu

Ayam Hutan Merah (Gallus gallus) merupakan sejenis burung berukuran sedang, dengan panjang sekitar 78 cm, dari suku Phasianidae. Suku Phasi...